episode 03

Hari memeluk Nadira dari belakang, ia mengecup pundak Nadira lama dan meninggalkan tanda kepemilikan disana, Nadira hanya diam tak bergerak.

Sebenarnya ia sudah tak ingin melanjutkan hubungan kotornya dengan Hari namun jika ia mengakhirinya karirnya akan jatuh karena Hari tak akan mendukungnya lagi.

"Sayang, aku rindu padamu, sudah sebulan lebih aku tak melihatmu dan dimanja olehmu," ucap Hari masih memeluk Nadira erat.

"Aku baru pulang dari rumah sakit tak bisa memanjakanmu." Nadira merasa jengah dengan tingkah Hari.

Hari terbilang masih muda walau sudah menikah dan menjabat sebagai direktur diperusahaannya, umurnya baru saja manginjak tiga puluh tahun, ia menikah dengan istrinya sekitar lima tahun lalu namun belum juga memiliki keturunan.

Istri Hari tahu jika suaminya selingkuh namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia berasal dari keluarga tak mampu dan ia nikahkan oleh orang tuanya pada Hari untuk melunasi hutangnya.

"Kamu sakit sayang?" Hari memutar tubuh Nadira, ia tak tahu jika Nadira hamil dan keguguran karena selama hampir sebulan Nadira meminta cuti untuk beristirahat.

"Aku keguguran," ucap Nadira singkat membuat Hari terkejut.

"Kapan kamu hamil, mengapa tak memberitahuku jika kamu hamil, jika aku tahu kamu hamil aku tak akan memberikan kerjaan yang padat untukmu." Hari memberi pertanyaan bertubi tubi pada Nadira.

"Dua bulan yang lalu aku mengetahui jika aku mengandung namun padatnya jadwal membuatku tak memperhatikannya dan akhirnya keguguran," jelas Nadira sedikit menutupi kenyataan karena ia sengaja terus menjalankan kegiatannya sesuai jadwal yang memang padat.

"Gak apa-apa sayang kita masih bisa membuatnya lagi, kamu jangan sedih yah." Haris menenangkan Nadira mengira Nadira sedih atas kehilangan calon bayinya.

Hari menangkup wajah Nadira dan menautkan bibirnya kebibir milik Nadira, meskipun Nadira ingin mengakhiri hubungannya namun jika Hari sudah mulai memanjakan dirinya seperti ini Nadira tak bisa menolaknya, Nadira tipe wanita yang tak bisa jauh dari sentuhan lelaki semenjak Hari menyentuhnya pertama kali.

Siang itu terjadilah olah raga panas antara Nadira dan Hari, selama sebulan lebih mereka tak melakukannya dan kini saat mereka bertemu Hari tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk bermain sepuasnya bersama Nadira.

Untung aku sudah mengonsumsi pil kontrasepsi untuk jaga-jaga kalau aku pulang dia datang, gumam Nadira yang tengah dibuat terbang melayang oleh Hari.

Sore menjelang Nadira dan Hari baru saja menyelesaikan permainannya yang kedua, mereka memutuskan untuk mandi bersama.

***

Sore hari sebelum pulang Agam melewati kamar rawat ibunya Veronica.

Ny.Nilawati, gumam Agam membaca nama pasien yang tertera dipintu masuk.

Agam mengintip lewat kaca kecil dipintu masuk tersebut, ia melihat Veronica sedang duduk dikursi samping brangkar ibunya.

Agam membuka sedikit pintu kamar tersebut, ia mendengar Veronica sedang berbicara sendirian, Veronica tengah bercerita pada ibunya jika hari ini ia diterima untuk bekerja dicafe sebagai pelayan.

Saat sedang asik mendengarkan cerita Veronica pada ibunya tiba-tiba ponselnya bergetar, Agam meraih ponselnya disaku celananya dan melihat siapa yang mengganggunya.

Ada perlu apa Haris menelfonku, gumam Agam lalu mengangkat panggilan tersebut seraya berjalan meninggalkan lorong depan kamar ibunya Veronica dirawat.

"Hallo Ris, ada apa?" tanya Agam setelah mengangkat telfon dari Haris.

"Kerumah utama sekarang yah Gam, emergency." Haris menyuruh Agam untuk segera kerumah Fatma.

"Baiklah gua otw sekarang." Agam mematikan sambungan telfonnya setelah menjawab ucapan Haris.

Agam langsung bergegas keparkiran mobil menuju mobilnya, saat sudah berada didalam mobil ia langsung menginjak gas melajukan mobilnya menuju jalan raya.

Sesampainya dirumah utama Agam disambut oleh Asisten rumah tangga yang bernama Santi.

"Mari saya antar kekamar nona Aberlie dokter Agam." Santi berjalan mengantar Agam kekamar Aberlie.

Agam melihat wanita yang wajahnya bengkak sedang berbaring diatas tempat tidur, Agam terkejut saat Haris mengatakan padanya bahwa wanita tersebut adalah calon istri dari Bram.

Pikiran Agam langsung teringat pada ucapan Aliva yang mengatakan padanya bahwa Bram pria yang dicintainya akan menikah dengan kakak tirinya.

Agam yakin bahwa wanita tersebut adalah wanita yang dimaksud oleh Aliva, namun Agam bingung mengapa wanita bernama Aberlie tersebut wajahnya bengkak.

Bram meninggalkan Aberlie setelah meminta ijin padanya, setelah Bram pergi Agam mulai mengobati Aberlie, ia merasa ngilu tatkala harus menjahit ujung bibir bagian dalam Aberlie, pikiran Agam melayang kemana-mana melihat kondisi Aberlie.

Bram datang setelah Agam selesai mengobatinya, Agam memberikan obat dan salep pada Bram dan mengatakan kemungkinan malam Aberlie akan mengalami demam efek dari rasa nyeri pada luka jahitannya.

Setelah selesai memberikan obat dan salep serta menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Bram Agam pamit undur diri.

Agam memutuskan pulang keapartemennya untuk beristirahat, ia masuk keapartemen mewahnya, ia melihat sekeliling begitu hampa dan sepi.

"Mungkin jika aku menikah dan memiliki anak apartemen ini akan ramai." Agam berucap pada diri sendiri.

Agam memasuki kamarnya dan mendesah, ia membaringkan tububnya diatas tempat tidur dan tak lama ia terlelap.

***

Veronica Leanna adalah gadis cantik dan pendiam dari keluarga sederhana, ia hidup bahagia bersama ayah dan ibunya sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah terjadi dan ibunya jatuh sakit dan mengalami koma.

Dalam sehari kehidupan Veronica berubah menjadi suram tanpa warna, musibah datang beruntun dihari itu pula tanpa mambuat Veronica bernapas terlebih dahulu.

Sang ayah meninggal akibat kecelakaan lalulintas dan meninggal ditempat, mobil yang menabraknya kabur tanpa mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan jantung sang ibu kumat mengakibatkan koma setelah mendengar tentang kematian ayahnya.

Sebulan setelah kematian ayahnya Veronica dihadapkan oleh biaya rumah sakit yang tak sedikit jumlahnya, ia bingung harus membayarnya dengan apa.

Veronica berinisiatif menjual seluruh perabotan yang ada dikontrakannya, ia juga menjual motor kesayangannya dan laptopnya dari hasil jerih payahnya bekerja sebagai spg disebuah mall.

Setelah uang terkumpul ia melunasi pembayaran untuk bulan tersebut dan sisa uangnya ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari sambil ia mencari pekerjaan baru.

Veronica dikeluarkan dari pekerjaannya karena lama tak masuk kerja akibat musibah yang menimpanya, saat ini ia tengan luntang lantung pulang pergi kerumah sakit untuk menjaga ibunya sambil mencari pekerjaan.

Pagi ini ia diberitahukan oleh dokter yang menangani ibunya untuk membayar pengobatan untuk bulan ini, jika tidak dibayar setidaknya setengah saja dokter Iwan tak bisa melanjutkan pengobatan ibunya.

Veronica bingung ia hendak mencari duit sebanyak itu kemana, namun bersukur dokter Iwan memberi keringanan untuknya.

Beberapa hari kemudian setelah dokter Iwan memberitahukan mengenai biaya sang ibu yang harus ia bayarkan sebagian, hari ini Veronica berencana untuk mencari pekerjaan kembali siapa tahu ajah ini hari keberuntungannya fikir Veronica seperti itu.

Sudah setenga hari Veronica berkeliling melamar pekerjaan namun belum ada yang membutuhkannya, dipanas yang terik saat ia sedang mencari pekerjaan Veronica memutuskan untuk mampir kesebuah cafe yang ia lewati untuk sekedar melepas dahaganya.

Ia memasuki cafe tersebut dan menuju meja kasir untuk memesan minuman.

"Silahkan mba, mau pesan apa?" tanya sang penjaga kasir yang bernama Rean.

"Saya mau pesan lemonadenya satu yah kak," jawab Veronica.

"Baik, total lima belas ribu mba, ada lagi?" tanya Rean kembali.

"Kak, maaf mau tanya, kira-kira disini nerima karyawan baru tidah yah, saya sedang mencari pekerjaan." Veronica menanyakan pekerjaan dengan sedikit canggung.

"Mba bawa surat lamarannya tidak, jika bawa tinggalin saja surat lamaran dan no whatsapp mba nanti saya sampaikan pada bos saya siapa tahu membutuhkan karyawan tambahan," jawab Rean.

"Bawa ko ini surat lamaran beserta cv saya dan didalamnya sudah ada no whatsapp saya, makasih yah kak semoga saja ada kerjaan buat saya." Veronica menyerahkan amplop besar berwarna coklat pada Rean dengan semangat.

"Iya mba, ini pesanannya silahkan." Rean mengambil amplob besar berwarna coklat tersebut dan menyerahkan pesanan Veronica.

*****

Selamat membaca jangan lupa tinggalin like kalian yah🙏😊

Salam hangatku untyk kalian semua🙏😊🤗🥰

Terpopuler

Comments

mama' roy

mama' roy

belum bnyk yg nemuin x ya

2022-05-12

1

mama' roy

mama' roy

ceritanya enak

2022-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!