Permintaan Oma

Sesampainya dirumah Rama. Sila langsung menuju kamar oma Melinda. Disana terlihat oma sedang berbaring. Kaki, tangan dan keningnya diperban.

"Oma, bagaimana keadaan Oma? kenapa bisa seperti ini?" wajah Sila tampak khawatir.

"Tidak apa apa sayang, Oma hanya kurang hati hati" kata oma pelan.

Rama masuk ke kamar oma. Dia melihat sila sedang mengobrol ringan dengan oma.

"Semua ini karena Rama" kata oma saat melihat Rama masuk.

Sila dan Rama sama sama terkejut.

"Apa? Tapi Rama salah apa oma?" tanya Rama bingung.

"Oma sudah bilang padamu untuk lekas meresmikan pertunanganmu dengan Sila tapi kamu terus menolak dengan berbagai alasan" oma menatap tajam Rama. Rama tertunduk diam.

Wah ini si raja arogan ternyata ciut didepan omanya. Walau dia arogan tapi hatinya sangat lembut ya. Eh tunggu? Gue mikir apa barusan? ah gue pasti udah gila gara gara ketularan si bos. Dan pertunangan? pertunangan siapa?

"Oma, Rama bukannya mau menunda tapi...."

"Sudah lah, kamu memang tidak sayang sama oma, mungkin ini sudah nasib oma punya cucu yang tidak mau menuruti omanya. Apa kamu menunggu oma tiada baru kamu mau menikah?" kata oma lirih.

Rama langsung bersimpuh disamping oma.

"Oma, bukan begitu. Bagaimana Rama bisa menikah jika Sila belum menjawab lamaran Rama?"

Sila mengangguk dan tersenyum. Namun dia langsung tersadar.

Apa? Gila lo ya ngarang cerita lamaran dasar bos gilak. Abis lo nanti lo liat aja ya.

Sila tidak mampu berkata kata lagi.

Pandangan oma tertuju pada Sila.

"Apa benar Sila, kamu menolak lamaran Rama?"

Rama menatap Sila. Matanya memberikan isyarat agar Sila menjawab dengan benar.

"A...anu oma Sila bukannya menolak tapi Sila masih punya tanggungan adik yang harus Sila biayai pendidikannya. Sila takut kalau Sila menikah, Sila tidak bisa bekerja dan membiayai kuliahnya. Sila tidak mau memakai uang suami untuk kebutuhan adik Sila" Sila terpaksa jujur. Memang ini adalah alasan utamanya tidak mau berpacaran dengan siapapun.

Keskipun hampir seisi kantor mendekatinya namun dia tidak pernah merespon.

Gue pasti udah gilak ngomong barusan.

"Rama, apakah kamu akan melarang istrimu bekerja?" tanya oma.

Apa? Kenapa jadi begini. Gumam Rama.

"Rama akan mengijinkan oma" kata Rama.

"Dengar kan Sila, Rama akan mengijinkan kamu bekerja meskipun kalian sudah menikah" kata oma.

"Ah...y..ya oma ka..kalau be...gitu Sila te..terima" jantung Sila hampir copot mendengar kata katanya sendiri.

Gue perlu ke rumah sakit buat periksa isi kepala gue. Gue pasti udah gak waras.

"h syukurlah kalau begitu kalian bisa langsung mempercepat pernikahan kalian. tidak perlu bertunangan" kata oma membuat Sila hampir pingsan mendengarnya.

"Tapi oma kita harus tanya keluarga Sila dulu" kata Rama.

"Maksudmu ibunya dan adiknya Dimas?" tanya oma. Sila terbelalak.

Bagaimana oma bisa tau

"Sila, sejak bertemu denganmu oma langsung menyukaimu jadi sejak saat itu oma mencari informasi tentangmu. Oma juga pernah menemui ibumu dan beliau setuju jika kamu menikah sekarang" kata oma.

.....jdeeeerrrrrr.....

Bagai disambar petir Sila dan Rama mendengar itu semua. Mereka saling bertatap muka dengan ekspresi bingung.

"Kalian tidak punya alasan lagi, segera lah menikah jangan tolak permintaan oma atau kalian akan melihat oma bersedih setiap hari" kata oma.

"Baiklah oma, tapi didalam kontrak kerja Sila tidak boleh menikah dalam waktu 2 tahun. Sebaiknya pernikahan ini kita lakukan diam diam saja oma agar bawahan rama tidak menganggap Rama mengingkari peraturan perusahaan" kata Rama berbohong.

Padahal tidak ada larangan menikah

hanya saja Rama tidak mau pernikahannya diketahui siapapun

"Baiklah, bulan depan kalian akan menikah" kata oma

Sila dan Rama hanya diam dan mengangguk

lalu mereka ijin keluar.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***