Bab 9

Meski sudah ada larangan untuk Kai dan Reinz berteman lagi. Namun keduanya tidak perduli, diam diam mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan rumor tentang kedekatan mereka di kampus semakin ramai di perbincangkan.

Kai dan Reinz bukan tak tahu. Mereka memilih diam dan masa bodoh tentang pandangan buruk tentang persahabatan mereka.

"Kai..."

Kai menoleh ke arah Reinz yang duduk di sampingnya dibangku taman.

"Ya? Kau butuh sesuatu?" Tanya Kai menatap kedua bola mata Reinz terlihat khawatir.

Reinz menggeleng pelan seraya menundukkan kepala.

"Ada apa?" Tanya Kai. Meraih tangan Reinz mencoba untuk menenangkannya.

"Kau tahu? Sejak ibuku meninggalkanku dan ayahku. Aku tidak memiliki siapa siapa selain kakakku Arkanza. Dia lah matahariku selama ini." Ungkap Reinz.

Kai mengangguk pelan dengan terus menatap kedua bola mata Reinz.

"Aku tidak percayai siapapun selain kakakku. Tapi, sejak aku bersahabat denganmu, aku menjadi takut."

Kai mengangguk, ia mengerti ucapan Reinz.

"Aku akan tetap ada bersamamu, jadi sahabatmu, menyayangimu mungkin adik?" Ucap Kai.

"Selamanya!" Sahut Reinz matanya berbinar, puas dengan jawaban Kai.

"Aku lupa, tadi aku bawakan roti kesukaanmu." Kata Kai lalu membuka tasnya dan mengeluarkan roti yang ia bawa dari rumahnya kemudian di berikan pada Reinz.

Reinz menerima sebungkus roti dari Kai.

"Terima kasih."

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka dari jauh. Melihat Reinz berbagi roti bersama Kai, membuat orang tersebut memiliki penilaian lain dengan kedekatan mereka berdua. Setelah puas memperhatikan, orang tersebut meninggalkan taman.

***

Setelah puas bermain dengan Reinz. Kai kembali pulang, swsampainya di rumah ia mendapati kakek dan ayahnya sudah menunggunya, begitu juga Jimi dan Jeni.

Kai bermaksus menyapa sang ayah yang sudah lama tidak bertemu, namun apa yang ia dapatkan adalh sebuah tampara keras dark sang kakek.

"Plakk!"

" Memalukan!"

Kai menatap sang kakek seraya memegang pipinya. Jimi dan Jeni terkejut menyaksikannya.

"Kakek apa yang kau lakukan?" Protes Jimi.

"Dia sudah mempermalukan keluarganya sendiri! tunjuk agtha ke arah Kai.

"Apa salahku kek? Aku dan Reinz hanya bersahabat. Dia yang telah membuatku memiliki semangat hidup lagi. Selama ini kalian tidak punya waktu untukku." Kai menjawab dengan kepala tertunduk.

"Diam!" Bentak sang papa.

"Sahabat kau bilang?" Kata Agatha. "Tinggalkan dia, sebelum kau menyesal akhirnya."

"Tidak!" Seru Kai balas menatap tajam Agatha dan papanya.

"Mulai sekarang kau tidak boleh pergi kemana mana tanpa jeni karna kami akan menjodohkan mu dengan nya." Jelas Agatha.

"Apa?" Kai terkejut, begitupula Jeni dan Jimi menoleh ke arah Agatha.

"Jangan coba coba membantah, paham." Agatha berlalu begitu saja di ikuti papanya Kai, setelah bicara seperti itu.

Kai menggeleng pelan menatap ke arah Jimi dan Jeni. Lalu balik badan dan berlari keluar menuju taman rumahnya di ikuti Jeni.

"Kau menyayangi Reinz?" Tanya Jeni berdiri di samping Kai yang duduk di bangku taman.

Kai mengangguk pelan.

"Kau bisa cerita padaku." Kata Jeni.

Kai hanya diam menatap wajah Jeni.

"Kalau kau tidak mau cerita tidak apa apa. Kau tidak perlu menceritakan apa yang menjadi privacy mu." Jeni memahami tatapan mata Kai.

"Terima kasih." Kai berdiri lalu memeluk Jeni.

"Kau tidak perlu berterima kasih, aku temanmu dan aku akan membantumu sebisaku." Jeni membalas pelukan Kai dan mengelus punggungnya untuk menenangkan.

Terpopuler

Comments

nurfadilahajah

nurfadilahajah

Jeni baik banget

2022-04-10

1

Melati Kim@snackvideo

Melati Kim@snackvideo

lanjut

2022-04-10

1

Papa Bear

Papa Bear

lanjut

2022-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!