"Ada apa Kai?" Tanya Reinz menatap lekat wajah Kai.
Kai mencoba tenang dan tidak memperlihatkan raut wajah kesedihan. Kai tidak mau kalau sahabatnya mengetahui apa yang baru saja terjadi di rumahnya. Kai sangat menyayangi Reinz, ia tidak ingin membuatnya sedih.
"Tidak ada apa apa, aku hanya merindukanmu."
"Bukankah tadi kita sudah ketemu?" Tanya reinz.
"Ahh apa salahnya kalau aku ingin selalu dekat denganmu, sahabatku satu satunya yang mengerti tentang aku." Jawab Kai.
Reinz tersenyum lebar mendengar jawaban Kai. Ia berdiri lalu menarik tangan Kai supaya berdiri dan membawanya keluar dari rumah.
"Pulanglah, kau harus beristirahat."
"T,tapi..?"
"Tidak ada tapi tapi-an. Kau harus pulang sekarang." Reinz mendorong bahu Kai pelan lalu membukakan pintu mobil untuknya.
"Baiklah." Kai tersenyum tipis, lalu masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya. Ia melambaikan tangan ke arah Reinz.
Reinz membalas lambaian tangan Kai.
"Hati hati!" Seru Reinz saat mobil milik Kai melaju meninggalkan halaman rumah Reinz.
Baru saja Reinz hendak melangkahkan kakinya masuk kembali ke dalam rumah. Sebuah mobil berwarna putih masuk ke dalam halaman rumahnya. Reinz mengerutkan dahi menatap mobil itu. Tak lama sosok wanita keluar dari dalam mobil.
"Bukankah dia yang tadi bersama Kai?" Gumam Reinz.
"Reinz?" Sapa Jeni.
"Ya?" Sahut Reinz.
"Aku, Jeni." Jeni mengulurkan tangan.
"Kau sudah tahu namaku." Reinz enggan membalas uluran tangan Jeni.
Sesaat Jeni terpaku menatap tangannya sebelum ia tarik kembali lalu tersenyum ke arah Reinz.
"Aku temannya Kai." Kata Jeni membuka pembicaraan.
Reinz hanya diam dan membuang muka.
"Aku di sini, kenapa kau tidak menatapku?" Tanya Jeni.
Reinz tetap di posisinya membuang muka.
"Apa maumu, katakan saja." Reinz membuka suara.
"Tidak ada apa apa, aku hanya ingin berteman denganmu." Ungkap Jeni.
Namun Reinz tidak menjawab lagi. Ia balik badan dan melangkahkan kakinya.
"Lupakan!"
Jeni menghela napas panjang, menatap punggung Reinz hingga hilang dari pandangannya.
"Apa yang terjadi dengan kalian?" Gumam Jeni.
***
Hari demi hari, Kai dan Reinz semakin dekat. Mereka saling menyayangi lebih dari seorang sahabat. Bahkan Reinz rela melakukan apa saja demi Kai. Dalam pikiran Reinz saat ini, Kai lah satu satunya yang menumbuhkan rasa percaya lagi. Tidak hanya itu, rasa sayang yang di miliki Reinz membuat hidupnya lebih warna. Rasa sayang kepada seorang kakak melebihi sayangnya terhadap Arkanza.
Arkanza mulai risih, dan merasa adik kecilnya mulai sedikit melupakannya. Bahkan Reinz sering melewatkan hari hari yang sengaja Arkanza sempatkan libur hanya untuk Reinz.
Arkana meminta anak buahnya mencari tahu latar belakang keluarga Kai. Setelah berjam jam menunggu informasi dari anak buahnya. Akhirnya Arkanza mendapatkan informasi tentang Kai.
"Tuan, informasi yang tuan minta." Kata salah satu anak buahnya.
Arkanza mengambil dokumen di tangan anak buahnya. Lalu membuka dan membaca dokumen itu dengan teliti. Raut wajah Arkanza berubah masam dan matanya menerah. Ia menutup dokumen itu dengan kasar.
"Agatha." Gumamnya menyebut nama kakeknya Kai.
Arkanza menarik napas panjang. Dadanya naik turun seperti menahan amarah yang mau meledak.
"Tuan, ada lagi yang kau perlukan?" Tanya anak buahnya.
Arkanza mengangkat tangannya dan memetintahkan anak buahnya untuk meninggalkan ruangan.
"Agatha, tidak akan kubiarkan kau menyakiti Reinz." Gumamnya lagi, lalu tersenyum sinis dan melemparkan dokumen tersebut ke lantai.
"Brengsek!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Olivia _
ada masalah apa arkanza sama Agatha??
2023-10-03
0
Riskah ndut
lanjut
2022-04-13
1
🔵⏤͟͟͞𝐑𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ❤
musuh bebuyutan
hdhh
2022-03-29
1