"Kau habis bermain dengan anak laki laki itu lagi?"
Reinz menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah sumber suara. Sesaat ia terkejut, tapi detik berikutnya kembali normal.
"Kakak, kau sudah pulang?" tanya Reinz , tersenyum lebar lalu menghampiri Arkanza yang tengah duduk di sofa.
"Kau belum menjawab pertanyaanku." Kata Arkanza menatap tajam wajah adiknya.
"Kakak sudah tahu?"
Reinz duduk di kursi lain berhadapan dengan kakaknya.
"Dia sahabat baruku, dia sangat baik padaku."
Arkanza terdiam menatap wajah Reinz cukup lama.
"Aku tidak suka, kau berteman terlalu dekat dengan anak laki laki itu."
Deg!
"T,tapi kak?" Reinz tidak mengerti mengapa kakaknya melarang berteman dengan Kai.
"Aku tidak melarangmu berteman dengan siapapun, tapi aku tidak suka kau berlebihan seperti itu."
Reinz menganggukkan kepalanya, "aku mengerti."
"Pergilah istirahat." Perintah Arkanza.
Reinz mengangguk pelan. Lalu berdiri dan melangkahkan kakinya meninggalkan Arkanza sendirian.
"Maaf, aku hanya tidak ingin ada orang yang menyakitimu lagi." Gumam Arkanza.
"Besok hari ulang tahunmu yang ke 21 tahun." Arkanza tersenyum tipis, di kepalanya sudah ada ide untuk memberikan kejutan pada adiknya.
Sementara Reinz yang berada di kamarnya. Ia sedang sibuk dengan ponselnya, membicarakan tentang hari esok dengan Kai. Rencananya, Kai hendak mengajak Reinz jalan jalan ke satu tempat untuk merayakan hari ulang tahun Reinz.
Waktu terus berlalu, Reinz sampai lupa waktu bahkan ia melewatkan makan malamnya bersama Arkanza. Saat ini, Reinz memiliki dunianya sendiri dan sedikit melupakan kesedihannya. Reinz yang tertutup dan pendiam berubah ceria sejak bersahabat dengan Kai.
Saat Arkanza masuk ke kamarnya. Ia mendapati Reinz sudah tertidur pulas. Terukir senyum di sudut bibirnya, tangannya terulur mengusap lembut rambut Reinz.
"Dulu kau sangat penurut apapun yang ku minta. Sekarang kau sudah tumbuh dewasa. Baru saja kemarin rasanya aku menguncir rambutmu." Gumam Arkanza dalam hati.
Malam berganti pagi, Reinz sudah bangun dan melihat ponselnya. Senyumnya mengembang saat membaca pesan singkat yang di kirim Kai untuknya.
"Happy birthday."
Reinz beranjak dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi dan bersiap siap untuk menemui Kai sesuai rencana semalam.
Satu jam berlalu, Reinz telah selesai dengan dirinya. Ia bergegas meninggalkan kamar pribadinya, lalu mencari keberadaan Arkanza. Tetapi rupanya kakaknya sudah tidak ada di rumah. Namun seperti biasa, Arkanza menyempatkan membuat sarapan untuk Reinz sebelum meninggalkan rumah. Reinz menatap sarapan di atas meja sesaat lalu beranjak pergi.
***
"Kau sudah siap?" tanya Kai tersenyum lebar merangkul erat bahu Reinz.
"Ayo!" Sahut Reinz antusias.
Kai mengangguk lalu mereka berdua masuk ke dalam mobil menuju pantai Sai kung junk boat.
Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di pantai. Reinz menyiapkan makanan yang sudah ia bawa dari rumah. Setelah itu mereka berdua menaiki perahu boat. Setiap momen, Kai selalu mengabadikan kebersamaan mereka.
Reinz selalu menampilkan mimik wajah lucu saat kai memotretnya, membuat Kai selalu tertawa lebar. Setelah puas bermain di pantai. Mereka menyantap makanan yang Reinz bawa.
"Bagaimana kalau kita menginap di sini?" usul Kai.
Reinz terkejut mendengar usulan Kai.
"Bagaimana dengan keluargamu?" tanya Reinz khawatir, sedikit banyaknya Kai sudah banyak cerita tentang anggota keluarganya.
"Mereka tidak ada di rumah," jawab Kai singkat.
"Baiklah.." Reinz menyetujui usul Kai.
"Kai!!"
Kai dan Reinz menoleh ke arah sumber suara. Nampak seorang wanita melambaikan tangannya ke arah Kai. Melempar senyum dan berlari menghampiri mereka.
"Ruri?" Sapa Kai terkejut melihat kedatangan Ruri, putri sahabat ayahnya.
"Kau sedang apa disini?" tanya Ruri melirik sekilas ke arah Reinz.
Kai menoleh ke arah Reinzi. Kedua alisnya bertaut melihat raut wajah masam Reinz.
"Bisakah kau tinggalkan kami?" Ucap Kai mengalihkan pandangannya kepada Ruri.
"Kau mengusirku?" Ruri menatap kecewa pada Kai. "Sudah lama kita tidak bertemu, apa kau tak merindukanku?" Ruri mengalungkan satu lengannya ke leher Kai.
Kai melirik Reinz yang membuang muka. Kemudian menurunkan tangan Ruri.
"Pergilah.."
Kai menepis tangan Ruri, lalu merangkul bahu Reinz menjauh dari Ruri.
"Ayo kita pergi dan cari tempat penginapan." Kata Kai.
"Tidak perlu, kita pulang saja." Tiba tiba Reinz menolak usulan Kai.
Kai terdiam sesaat memperhatikan punggung Reinz. Lalu ia berlari mengejar Reinz dan mensejajarkan langkahnya.
"Hey kau jangan marah. Kau satu satunya sahabatku, Ruri bukan siapa siapa aku." Bujuk Kai.
Namun Reinz sudah terlanjur cemburu. Reinz berpikir kalau dirinya bukanlah satu satunya sahabat Kai.
"Aku mau pulang." Kata Reinz
Kai menganggukkan kepalanya, "oke."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Shinta Teja
kok aku jadi neting ya baca novel ini?! apa jangan-jangan hanya perasaan ku saja?!
masak cowok cemburu Ama cowok?!,,🤔🤔🤔🤔
2022-10-21
0
🔵⏤͟͟͞𝐑𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ❤
cemburu
😂
2022-03-27
2
Ela Rusmiati
mungkin reinz takut kehilangan sahabat
2022-03-24
4