Chapter 2 Golden Horde

Pagi yang cerah, burung-burung berkicau bersahutan. Menyambut sinar keemasan yang muncul di batas cakrawala. Hawa sejuk terasa segar saat Shanum membuka jendela kamarnya. Keindahan pagi tidak dapat lagi menutupi keresahan dalam batin Shanum. Rasa lelah karena tidur kurang nyenyak, menghantui wajahnya pagi ini.

Semua kekacauan ini di mulai pagi hari, saat usianya genap ketujuh belas tahun. Shanum terbangun dari mimpi yang luar biasa, dan merasa seolah-olah pita suaranya ditarik dari tempatnya, matanya terasa dicungkil dari rongganya, dan di dorong kembali ke tempatnya semula.

Rasa sakit itu menyebar, bagai gelombang yang terlalu cepat menyebar dalam pembuluh-pembuluh darahnya, dan meledak menembus kulitnya. Shanum menjerit, setiap jeritannya terasa bagai pecahan kaca yang menggores kerongkongannya. Air matanya mengalir deras, tak kuasa membendung ketakutan yang mendera.

Suara gaduh terdengar memasuki kamar Shanum. Raisa dan Dimas berlomba-lomba menghampiri Shanum. Pasangan itu terlihat khawatir mendengar jeritan putri semata wayangnya. "Shanum, ada apa? Kau baik-baik saja, Nak?" Raisa-ibunya mendekat, menarik Shanum ke dalam pelukannya, sambil mengusap-usap punggungnya. Sedang Dimas-ayahnya termenung, berdiri di belakang ibu sambil menatap bingung ke arah Shanum.

Ayah menghela napas, kemudian perlahan ikut duduk di samping ibu. "Princess, sayang." terdengar suara ayah, sangat lembut dan penuh perhatian. Ibu melepaskan pelukannya, mereka berdua menatapnya. Shanum menghapus sisa-sisa air matanya.

"Kau sudah bisa menceritakan apa yang terjadi padamu?" tanya ayah. Shanum berusaha bicara, "Aa-yah, aku...aku bermimpi, buruk sekali...mimpi itu seakan-akan mengejarku. Aku...takut A-yah!" Shanum menjelaskan terbata-bata, air mata kembali meleleh turun ke pipi mulus Shanum. "Shh, tenang sayang. Ada Ayah dan Ibu di sini. Itu cuma mimpi, Princess." Ayah memeluk erat Shanum.

Sejak hari itu mimpi datang silih berganti. Anehnya Shanum tidak menjadi gila karenanya. Seakan-akan ada tameng dalam pikiran yang menjaganya tetap waras. Namun jauh di lubuk hatinya, Shanum ingin menjadi normal. Menjalani hari-hari seperti gadis seusianya, bercengkrama dengan teman-teman, dan jatuh cinta. Tidak dihantui oleh mimpi yang tidak ia ketahui maksudnya.

Shanum menoleh, ada yang masuk ke dalam kamar. Ibu berdiri di depan pintu, tersenyum ke arahnya. "Shanum, sudah bangun? Kenapa belum mandi? Bukannya hari ini kamu mau ke perpustakaan. Semalam kan sudah bicara ke Ibu." Ibu menghampiri sambil mengusap kepalanya.

"Iya Bu, ini Shanum mau mandi" Dia tersenyum, tidak ingin ibu mengetahui keresahannya. "Selesai mandi langsung turun ke bawah ya. Ibu tunggu di ruang makan. Sarapan sudah siap di meja. Ayah malah sudah sarapan duluan," ujar Ibu. "Baik Bu, nanti Shanum langsung turun, setelah mandi."

Ibu tersenyum mendengar jawaban Shanum. Dia segera menuju kamar mandi, tidak mau sampai terlambat. Shanum sudah berjanji dengan kedua sahabatnya. Mereka akan menunggu di perpustakaan, dan berencana mencari bahan referensi untuk tugas kuliah.

"Bu, Shanum pergi dulu ya." Shanum berpamitan sambil mencium tangan kanan ibunya. "Hati-hati ya, Nak." Shanum mengangguk, segera menyalakan mobil Brio kesayangannya dan melaju pergi menuju ke perpustakaan. Sampai di parkiran perpustakaan, Shanum mencari-cari keberadaan kedua sahabatnya. Matanya melihat ke kanan dan ke kiri, memperhatikan setiap sudut, tapi tetap tidak menemukan kedua gadis itu.

Tiba-tiba, "Dor..." Keduanya tertawa terbahak-bahak melihat wajah kaget Shanum. "Sial, bikin kaget saja. Bisa-bisa berkurang umurku gara-gara kalian," pelotot Shanum. "Ya dia marah, mohon ampun N**doro, tolong hamba jangan di Karate ya," ujar salah satu sahabat Shanum sambil memperlihatkan wajah memelasnya. Tentunya penampakan wajah itu hanya sandiwara belaka, mereka sudah sering usil, bawaan dari lahir. Shanum mencibir, sambil berkata, "Sudah ah, ayo sudah siang! Lanjut cari bahan." "Siap Bos!" Serempak kedua temannya menjawab.

Baru saja mereka ingin melangkah, tiba-tiba, "Eh, psst--psst..." Salah seorang sahabat Shanum yang bernama Adiva memberi tanda sambil melirikkan matanya ke satu arah. Mulutnya berkomat-kamit sambil memajukan dagunya. "Apaan sih Diva, bicara tuh yang jelas, jangan pakai bahasa isyarat," sahut Farah. "Arah jam satu, itu lihat! Kalian t**elmi sekali sih." Shanum dan Farah melihat ke arah yang ditunjuk Diva. Mereka saling berpandangan, dan tetap bingung. "Lah, malah jadi termenung begitu. Itu, pria yang pakai baju putih bikin gemas sekali. Rasanya jadi ingin gigit dia."

Shanum memutar bola matanya, dan Farah menghela napasnya. "Haduh, mulai kumat," bisik Farah. Mereka berdua paham seratus persen, sahabat mereka itu tidak bisa melihat pria licin, tampan, dan imut-imut. Matanya langsung bersinar-sinar, bagaikan ngengat yang tertarik dengan cahaya lampu.

"Ayo ladies, jadi tidak ini mau cari bahan referensinya?" tanya Shanum. "Iya...iya, ayo," jawab Farah. Sedang Diva masih mencuri-curi pandang ke arah pria yang bikin gemas tadi. "Diva, ayo!" Shanum menarik Diva. Mereka melangkah masuk ke dalam perpustakaan. Shanum mengerjapkan matanya. Perbedaan cahaya membuat matanya perlu menyesuaikannya. Suasana di dalam perpustakaan sangat berbeda dengan di luar. Suara musik lembut terdengar mengiringi dinginnya ruangan.

"Nanti duduknya di sini ya, kita mencari literaturnya masing-masing." Shanum mengatur pencarian mereka. Farah dan Diva menganggukkan kepalanya. Perpustakaan itu begitu besar, berisi rak-rak buku setinggi langit-langit, dan jendela tinggi yang pada siang hari dapat memancarkan sinar matahari ke sepanjang ruangan.

Perabotan jati dan mahoni terlihat formal dan kokoh mendominasi rak-rak buku. Terdapat juga meja besar dengan kaki berbentuk cakar, dan sofa kulit yang terlihat nyaman, serta kursi yang serasi. Shanum membaca satu persatu papan petunjuk arah yang berisi literatur yang ingin ia cari. Dia menuju rak sesuai materi. Kemudian menelusuri rak demi rak.

Shanum tiba-tiba berhenti di satu tempat. Matanya menatap ke arah salah satu rak. Pandangan tertarik memancar dari kedua bola matanya. Dia mengambil sebuah buku, membukanya, dan membaca baris demi baris dengan wajah kaget. Roman mukanya tidak percaya, dan matanya tiba-tiba berkaca-kaca. Buku di hadapannya membuatnya merasakan lebih banyak emosi daripada yang pernah dirasakannya selama ini.

Buku itu berjudul Golden Horde. Isinya tentang dinasti yang terbesar dan terlama keberadaannya di zaman berkuasanya Chengis Khan. Sejarah dinasti ini diawali oleh salah satu putra Chengis Khan, yaitu Jochi. Yang berhasil menjadi penguasa di Siberia Barat dan Stepa Kipcak. Daerah padang rumput di salah satu aliran sungai Volga dan daerah Siberia yang gersang, terdapat kota pertama untuk dinasti ini.

Shanum mengusap lembar demi lembar buku di hadapannya. Saat sedang serius membaca, Shanum berdiri tegak, menoleh ke sekelilingnya. Rambut halus di lehernya berdiri, meremang seperti tersengat listrik. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, dan ia merasa dirinya sedang diawasi. Seperti mangsa yang sedang diintai.

Sekejap Shanum memejamkan mata. Bulu kuduknya masih berdiri, hawa sedingin es berdesir di punggungnya. Desir yang menyergap leher, dan membuat nadi di telapak tangannya berdenyut kencang. Dengan mata terbuka lebar ia kembali memandang sekeliling ruangan.

Tidak ada yang berubah, rak buku di sekelilingnya tetap sama seperti sebelumnya. "Shanum, kau sudah melantur," bisiknya. Tidak ada apa pun atau siapa pun bersamanya di sini, kecuali khayalannya yang berlebihan.

Shanum menggeleng, mencoba menghapus imajinasi itu. "Aneh sekali," gumam Shanum, tubuhnya masih menggigil. "Astaga, aku benar-benar mulai gila."

Dia menutup buku dan kembali ke meja tempat berkumpul tadi. Di sana sudah ada Farah yang sedang membaca. Terdapat tumpukan buku di hadapannya. Shanum mendekati Farah dan Diva, mereka terlihat sedang asyik membaca. Shanum menepuk pundak Farah, memberitahukan kehadirannya. "Oh hai Shanum, bagaimana? Sudah dapat buku referensinya?" tanya Farah sambil menatap ke arahnya. Shanum menggelengkan kepala dan tersenyum sedih. Karena kejadian tadi, Shanum tidak tertarik lagi mencari buku referensi.

"Aku tadi menemukan buku yang tidak ada sangkutannya dengan tugas kita. Hmm...terus aku keasyikan membaca itu. Jadi, belum mendapatkan buku referensinya." Shanum menunjukkan buku tentang Golden Horde tadi. "Oh ya sudah, kalau begitu kamu bantu saja memilah buku-buku ini. Tadi aku dan Farah sudah dapat banyak, itu ada di meja" Diva menunjuk buku-buku yang tersusun rapi di atas meja. "Oke, aku bantu pilih ya." Farah dan Diva mengangguk, kemudian tersenyum. Mereka melanjutkan mengerjakan tugas, dan berada sampai siang di perpustakaan itu.

Selanjutnya saat sudah berada di parkiran perpustakaan. "Makan siang dulu yuk," ajak Diva. "Boleh, mau makan di mana?" Farah menatap kedua sahabatnya. "Ke cafe seberang itu saja yuk." Shanum menunjuk letak cafe yang berada di seberang perpustakaan. "Mobil tetap parkir di sini saja apa di bawa pindah ke sana?" tanya Diva. "Taruh di sini saja, repot kalau harus dipindah lagi mobilnya," sahut Shanum. Mereka beranjak menuju ke cafe seberang.

Cafe itu sungguh ramai, banyak yang menghabiskan waktu makan siangnya di sana. Mungkin karena lokasinya dekat dengan kampus jadi cafe ini banyak didatangi para mahasiswa atau mahasiswi. Ketiga gadis itu mendapatkan meja di pojok ruangan, dengan pemandangan menghadap taman belakang yang sungguh indah.

"Diva, Farah, maaf ya tadi aku tidak bisa fokus membantu kalian mencari bahan referensi." Shanum meminta maaf sambil menyeruput minuman pesanannya. "Iya nih, tadi kamu malah serius baca buku tentang konde." Farah menyahut sambil mengunyah makanannya. Shanum terlihat bingung, namun kemudian ia mengerti maksud Farah. Apalagi setelah melihat wajah isengnya itu.

"Ish, Horde, bukan konde, memangnya aku mau kondangan pakai konde," koreksi Shanum. Farah tersenyum lebar. "Namanya memang agak susah disebut ya." Diva ikut tertawa mendengarnya. "Ah, Itu sih Farah saja yang senang melesetin kata," jawab Shanum sambil memutar bola matanya.

Kemudian Shanum menceritakan kejadian menyeramkan saat dia menemukan buku itu. Mereka kaget. "Serius, kok jadi merinding ya. Jangan-jangan perpustakaan tadi berhantu. Aku tidak mau lagi kesana, seram!" Diva bicara sambil mengusap-usap tangannya, menunjukkan bulu romanya yang berdiri.

"Kalau aku sih tambah penasaran, kok bisa ya kamu merasa kenal dengan isi buku itu. Memangnya kamu pernah ke sana?" tanya Farah. "Aku juga tidak tahu, yang kurasakan di sana tadi membuatku bingung. Aku merasa seolah-olah melihat wujud asli gambaran kota tersebut, bentuk bangunannya, orang-orangnya, bahkan suasana pasar di saat itu terbayang-bayang di pelupuk mataku."

Diva dan Farah mendengarkan sambil terpana, mulut mereka menganga. Pandangan mereka takjub. Tidak ada suara sedikit pun keluar dari mulut mereka. Mereka masih terkesima. "Wow, aku-aku tidak bisa berkata-kata." Farah menggeleng-gelengkan kepalanya. "Betul, aku juga jadi Speechless," sahut Diva.

"Tapi, aku punya ide gila nih, bagaimana kalau kita pergi ke sana saja? Aku yakin, warisan sejarah harusnya sih masih dilestarikan. Setidaknya kalau seperti di sini kan, masih ada reruntuhannya. Mungkin Shanum bisa mendapatkan petunjuk di mulai dari sana. Lagipula sebentar lagi kita libur semester. Sekalian liburan kan," usul Farah.

Diva mengacungkan jempolnya tanda setuju. Shanum tersenyum cerah, usul Farah tadi bagaikan air penyejuk yang dapat mengurangi kegundahan hatinya. Ketiganya saling melempar senyum. Mereka sepakat untuk izin kepada orang tua masing-masing terlebih dahulu, dan akan saling mengabari lebih lanjut.

Episodes
1 Chapter 1 Mimpi
2 Chapter 2 Golden Horde
3 Chapter 3 Pengakuan Ibu
4 Chapter 4 Pertemuan
5 Chapter 5 Kota Kuno
6 Chapter 6 Dalam Pelukanmu
7 Chapter 7 Kenangan
8 Chapter 8 Seribu Pertanyaan
9 Chapter 9 Kalung Cahaya
10 Chapter 10 Yang Tersembunyi
11 Chapter 11 Klan Altan
12 Chapter 12 Kota Para Penyihir
13 Chapter 13 Dalam Pelarian
14 Chapter 14 Musuh Dalam Selimut
15 Chapter 15 Masa Lalu
16 Chapter 16 Penebusan
17 Chapter 17 Klan Batbayar
18 Chapter 18 Hanya Padamu
19 Chapter 19 Pilihan Shanum
20 Chapter 20 Kejujuran
21 Chapter 21 Sang Pelacak
22 Chapter 22 Pilihan Yang Sulit
23 Chapter 23 Penganiayaan
24 Chapter 24 Garis Darah
25 Chapter 25 Melihat Masa Depan
26 Chapter 26 Kekuatan Elemental
27 Chapter 27 Pukulan Telak
28 Chapter 28 Perlawanan
29 Chapter 29 Kebenaran
30 Chapter 30 Mengakui Kekalahan
31 Chapter 31 Jatuh Cinta Padamu
32 Chapter 32 Tetua Klan
33 Chapter 33 Kebohongan
34 Chapter 34 Ingin Melupakan
35 Chapter 35 Cemburu
36 Chapter 36 Pulang
37 Chapter 37 Rencana Terselubung
38 Chapter 38 Nasihat Ayah
39 Chapter 39 Kembali ke Kampus
40 Chapter 40 Menolak Terlibat
41 Chapter 41 Arti Persahabatan
42 Chapter 42 Hari Tanpamu
43 Chapter 43 Pengagum Rahasia
44 Chapter 44 Gelisah Tak Terkira
45 Chapter 45 Bersandiwara
46 Chapter 46 Berita Mengejutkan
47 Chapter 47 Tidak Bisa Lari Dari Cinta
48 Chapter 48 Rasa Yang Terpendam
49 Chapter 49 Penyesalan
50 Chapter 50 Kembali ke Titik Awal
51 Chapter 51 Menjauh
52 Chapter 52 Kehilangan
53 Chapter 53 Kejutan Tak Terduga
54 Chapter 54 Tambatan Hati
55 Chapter 55 Mantra Kuno
56 Chapter 56 Mengendalikan Koneksi
57 Chapter 57 Saat Bersamamu
58 Chapter 58 Khan Versus Reno
59 Chapter 59 Pendatang Baru
60 Chapter 60 Serangan Bola Api
61 Chapter 61 Menguasai Keadaan
62 Chapter 62 Rasa Posesif
63 Chapter 63 Merancang Strategi
64 Chapter 64 Keinginan Khan
65 Chapter 65 Penyamaran
66 Chapter 66 Menjebak Menjadi Terjebak
67 Chapter 67 Kekuatan Alam
68 Chapter 68 Jenderal Klan Bataar
69 Chapter 69 Pertarungan Sengit
70 Chapter 70 Gadis Dalam Ramalan
71 Chapter 71 Klan Bataar
72 Chapter 72 Orang Yang Dirindukan
73 Chapter 73 Kekuatan Ayah
74 Chapter 74 Pandangan Ibu
75 Chapter 75 Perpisahan
76 Chapter 76 Merasa Hampa
77 Chapter 77 Pembawa Berita
78 Chapter 78 Luruh Lunglai
79 Chapter 79 Terluka Melihatmu
80 Chapter 80 Tersiksa Karenamu
81 Chapter 81 Kegagalan Sihir Penyembuh
82 Chapter 82 Siapakah Dirimu?
83 Chapter 83 Dinding Penghalang
84 Chapter 84 Penyangkalan
85 Chapter 85 Mengamuk
86 Chapter 86 Menyingkir
87 Chapter 87 Mengenal Kembali
88 Chapter 88 Tamu Tak Diundang
89 Chapter 89 Kecurigaan
90 Chapter 90 Kemarahan Eej
91 Chapter 91 Tertarik Selalu Kepadamu
92 Chapter 92 Racun Helm Iblis
93 Chapter 93 Kekuatan Poison Absorber
94 Chapter 94 Pernikahan Sementara
95 Chapter 95 Realitas Yang Tersirat
96 Chapter 96 Terkejut
97 Chapter 97 Penjelasan Khan
98 Chapter 98 Panggilan Ikatan Jiwa
99 Chapter 99 Persetujuan Yang Diharapkan
100 Chapter 100 Pernikahan Impian
101 Chapter 101 Penyempurnaan Ikatan
102 Chapter 102 Status Baru
103 Chapter 103 Pria Cantik
104 Chapter 104 Kota di Tepi Laut
105 Chapter 105 Bercak Hitam
106 Chapter 106 Pertukaran
107 Chapter 107 Klan Erebos
108 Chapter 108 Kota Yang Tersembunyi
109 Chapter 109 Mencari Kelemahan
110 Chapter 110 Nyaris Ketahuan
111 Chapter 111 Misteri Sihir Kegelapan
112 Chapter 112 Jejak Mencurigakan
113 Chapter 113 Kiriman Mengejutkan
114 Chapter 114 Kepercayaan
115 Chapter 115 Senyum Kebohongan
116 Chapter 116 Misi
117 Chapter 117 Pedang Bersarung Emas
118 Chapter 118 Menemukanmu
119 Chapter 119 Yang Agung Klan Batzorig
120 Chapter 120 Keluarga
121 Chapter 121 Keterbukaan
122 Chapter 122 Pasangan Terbaik
123 Chapter 123 Perang Pertama
124 Chapter 124 Perang Kedua
125 Chapter 125 Menyatukan Kekuatan
126 Chapter 126 Kebangkitan Kembali
127 Chapter 127 Silsilah Rumit
128 Chapter 128 Tak Bisa Berpaling
129 Chapter 129 Duongan Sakhai
130 Chapter 130 Terkuak
131 Chapter 131 Ramalan Yang Terwujud
132 Chapter 132 Keputusan Shanum
133 Chapter 133 Rumah yang Sebenarnya
134 Chapter 134 Dalam Mimpi
135 Chapter 135 Tanah Air
136 Chapter 136 Keajaiban Kecil
137 Chapter 137 Sahabat Sejati
138 Chapter 138 Menuju Akhir
139 Chapter 139 Tentang Mereka
140 Chapter 140 Melanjutkan Kisah
141 Chapter 141 Akhir Kisah
142 Extra Chapter 1
143 Extra Chapter 2
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Chapter 1 Mimpi
2
Chapter 2 Golden Horde
3
Chapter 3 Pengakuan Ibu
4
Chapter 4 Pertemuan
5
Chapter 5 Kota Kuno
6
Chapter 6 Dalam Pelukanmu
7
Chapter 7 Kenangan
8
Chapter 8 Seribu Pertanyaan
9
Chapter 9 Kalung Cahaya
10
Chapter 10 Yang Tersembunyi
11
Chapter 11 Klan Altan
12
Chapter 12 Kota Para Penyihir
13
Chapter 13 Dalam Pelarian
14
Chapter 14 Musuh Dalam Selimut
15
Chapter 15 Masa Lalu
16
Chapter 16 Penebusan
17
Chapter 17 Klan Batbayar
18
Chapter 18 Hanya Padamu
19
Chapter 19 Pilihan Shanum
20
Chapter 20 Kejujuran
21
Chapter 21 Sang Pelacak
22
Chapter 22 Pilihan Yang Sulit
23
Chapter 23 Penganiayaan
24
Chapter 24 Garis Darah
25
Chapter 25 Melihat Masa Depan
26
Chapter 26 Kekuatan Elemental
27
Chapter 27 Pukulan Telak
28
Chapter 28 Perlawanan
29
Chapter 29 Kebenaran
30
Chapter 30 Mengakui Kekalahan
31
Chapter 31 Jatuh Cinta Padamu
32
Chapter 32 Tetua Klan
33
Chapter 33 Kebohongan
34
Chapter 34 Ingin Melupakan
35
Chapter 35 Cemburu
36
Chapter 36 Pulang
37
Chapter 37 Rencana Terselubung
38
Chapter 38 Nasihat Ayah
39
Chapter 39 Kembali ke Kampus
40
Chapter 40 Menolak Terlibat
41
Chapter 41 Arti Persahabatan
42
Chapter 42 Hari Tanpamu
43
Chapter 43 Pengagum Rahasia
44
Chapter 44 Gelisah Tak Terkira
45
Chapter 45 Bersandiwara
46
Chapter 46 Berita Mengejutkan
47
Chapter 47 Tidak Bisa Lari Dari Cinta
48
Chapter 48 Rasa Yang Terpendam
49
Chapter 49 Penyesalan
50
Chapter 50 Kembali ke Titik Awal
51
Chapter 51 Menjauh
52
Chapter 52 Kehilangan
53
Chapter 53 Kejutan Tak Terduga
54
Chapter 54 Tambatan Hati
55
Chapter 55 Mantra Kuno
56
Chapter 56 Mengendalikan Koneksi
57
Chapter 57 Saat Bersamamu
58
Chapter 58 Khan Versus Reno
59
Chapter 59 Pendatang Baru
60
Chapter 60 Serangan Bola Api
61
Chapter 61 Menguasai Keadaan
62
Chapter 62 Rasa Posesif
63
Chapter 63 Merancang Strategi
64
Chapter 64 Keinginan Khan
65
Chapter 65 Penyamaran
66
Chapter 66 Menjebak Menjadi Terjebak
67
Chapter 67 Kekuatan Alam
68
Chapter 68 Jenderal Klan Bataar
69
Chapter 69 Pertarungan Sengit
70
Chapter 70 Gadis Dalam Ramalan
71
Chapter 71 Klan Bataar
72
Chapter 72 Orang Yang Dirindukan
73
Chapter 73 Kekuatan Ayah
74
Chapter 74 Pandangan Ibu
75
Chapter 75 Perpisahan
76
Chapter 76 Merasa Hampa
77
Chapter 77 Pembawa Berita
78
Chapter 78 Luruh Lunglai
79
Chapter 79 Terluka Melihatmu
80
Chapter 80 Tersiksa Karenamu
81
Chapter 81 Kegagalan Sihir Penyembuh
82
Chapter 82 Siapakah Dirimu?
83
Chapter 83 Dinding Penghalang
84
Chapter 84 Penyangkalan
85
Chapter 85 Mengamuk
86
Chapter 86 Menyingkir
87
Chapter 87 Mengenal Kembali
88
Chapter 88 Tamu Tak Diundang
89
Chapter 89 Kecurigaan
90
Chapter 90 Kemarahan Eej
91
Chapter 91 Tertarik Selalu Kepadamu
92
Chapter 92 Racun Helm Iblis
93
Chapter 93 Kekuatan Poison Absorber
94
Chapter 94 Pernikahan Sementara
95
Chapter 95 Realitas Yang Tersirat
96
Chapter 96 Terkejut
97
Chapter 97 Penjelasan Khan
98
Chapter 98 Panggilan Ikatan Jiwa
99
Chapter 99 Persetujuan Yang Diharapkan
100
Chapter 100 Pernikahan Impian
101
Chapter 101 Penyempurnaan Ikatan
102
Chapter 102 Status Baru
103
Chapter 103 Pria Cantik
104
Chapter 104 Kota di Tepi Laut
105
Chapter 105 Bercak Hitam
106
Chapter 106 Pertukaran
107
Chapter 107 Klan Erebos
108
Chapter 108 Kota Yang Tersembunyi
109
Chapter 109 Mencari Kelemahan
110
Chapter 110 Nyaris Ketahuan
111
Chapter 111 Misteri Sihir Kegelapan
112
Chapter 112 Jejak Mencurigakan
113
Chapter 113 Kiriman Mengejutkan
114
Chapter 114 Kepercayaan
115
Chapter 115 Senyum Kebohongan
116
Chapter 116 Misi
117
Chapter 117 Pedang Bersarung Emas
118
Chapter 118 Menemukanmu
119
Chapter 119 Yang Agung Klan Batzorig
120
Chapter 120 Keluarga
121
Chapter 121 Keterbukaan
122
Chapter 122 Pasangan Terbaik
123
Chapter 123 Perang Pertama
124
Chapter 124 Perang Kedua
125
Chapter 125 Menyatukan Kekuatan
126
Chapter 126 Kebangkitan Kembali
127
Chapter 127 Silsilah Rumit
128
Chapter 128 Tak Bisa Berpaling
129
Chapter 129 Duongan Sakhai
130
Chapter 130 Terkuak
131
Chapter 131 Ramalan Yang Terwujud
132
Chapter 132 Keputusan Shanum
133
Chapter 133 Rumah yang Sebenarnya
134
Chapter 134 Dalam Mimpi
135
Chapter 135 Tanah Air
136
Chapter 136 Keajaiban Kecil
137
Chapter 137 Sahabat Sejati
138
Chapter 138 Menuju Akhir
139
Chapter 139 Tentang Mereka
140
Chapter 140 Melanjutkan Kisah
141
Chapter 141 Akhir Kisah
142
Extra Chapter 1
143
Extra Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!