19

"Oh iya, sorry langsung nimbrung aja tanpa memperkenal kan diri terlebih dahulu. Nama saya Zivanya Wijaya dan kalian bisa panggil Zie" ujar Zie seraya menyambut uluran tangan Azura, setelah itu kepada Leon. Lalu Zie mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja sembari tersenyum.

"Hmm... tugasnya sebenarnya unik, saya hanya memintamu untuk menaklukkan hati adik saya yang beku seperti es di kutub Utara. Saya akan memberikan kamu uang muka 250 juta untuk modal dan bila kamu berhasil mendekati nya saya akan mentransfer lagi 750 juta, dan bila kamu benar-benar bisa meluluhkan nya sisa nya akan saya transfer" ujar Zie santai membuat Azura hampir menetes kan air liurnya saat mendengar nominal uang yang akan di berikan perempuan bernama Zie itu.

"Ini... serius? tanya Azura mencoba meyakinkan.

"Apakah saya terlihat seperti sedang bercanda?" tanya Zie dengan mata memicing membuat Azura tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuk nya.

"Maaf, bukannya tak mau percaya hanya ... ya aneh saja, Anda bahkan tidak mengenal saya sama sekali lalu dengan santai nya Anda memberikan tugas dengan uang sebesar itu sebagai imbalan nya. Begitu juga saya yang tidak mengenal Anda dan bagaimana saya bisa mempercayai Anda dan tugas ini menurut saya sangat lah aneh" tukas Azura mengeluarkan segala unek-uneknya.

Zie tersenyum manis sambil menatap lekat wajah cantik Azura yang menurut nya nyaris sempurna. Polos saja terlihat begitu cantik, apalagi bila di poles pasti kecantikan nya akan kian bersinar dan menjadi pusat perhatian para laki-laki.

"Itu hal wajar, tapi saya serius dengan perkataan saya. Ini kartu nama saya, bila Anda bersedia segera hubungi saya. Saya akan membuat surat perjanjian agar Anda lebih yakin kalau saya tidak sedang main-main" tegas Zie dengan senyum penuh arti. Setelah menyerahkan kartu nama nya Zie segera berdiri, hendak pergi dari meja Azura.

"Apa dia sudah memiliki istri atau kekasih? Begini, soal nya saya tidak mau menjadi pelakor" tanya Azura yang sontak saja membuat Zie terkekeh.

"Tenang saja, he's single" pungkas Zie tanpa memberitahukan hal lain nya yang bersangkutan dengan adiknya.

"Dan satu lagi, he's a doctor" setelah mengucapkan itu, Zie pun segera pergi dari hadapan Azura dan Leon.

"He's single, but he's... Hufth... entah itu nyata atau bualan semata, aku tak tahu. Kalaupun nyata semoga Alfi bisa kembali ke fitrah nya. Tapi tetap aku berharap he's normal" lirih Zie dalam hati.

Zie melakukan ini semua karena sangat khawatir mengenai ketidak normalan sang adik yang kini sudah menjadi gosip umum, yaitu gosip jika Alfi adalah seorang gay karena tidak pernah tertarik dengan perempuan mana pun. Zie yang menjodoh kan Alfi dengan sesama dokter hingga model papan atas sekali pun tidak ada yang berhasil, namun kini Zie lebih memilih menjodoh kan adik nya dengan seorang gadis sederhana nan lugu itu.

Brakkk ...

"Gue nggak mimpi kan, Yon? Yang barusan beneran kan ada yang nawarin kerjaan duit nya main M-M'an?" ucap Azura dengan mata berbinar.

Pletaakkkk...

Leon menjentik dahi Azura kesal karena reflek Azura yang menggebrak meja membuat semua pandangan tamu cafe jadi tertuju pada mereka.

"Sakit b*go!" desis Azura saat Leon menjentik dahi nya.

"Lagian lo kutil pake gebrak meja segala, tuh liat semua orang jadi liatin kita kan! Entar kita di kirain pasangan yang lagi bertengkar" desis Leon dengan mata melotot tajam.