Segala macam jenis ujian telah usai di laksankan. Hari ini Anin datang ke sekolah hanya untuk menghadiri class meeting yang akan di adakan seminggu ke depan. Saat ini ia bersama kedua sahabatnya tengah duduk di antara penonton yang sedari tadi bersorak riuh mendukung team basket pavorite mereka
Anin juga tak kalah bersorak heboh menyaksikan permainan Fero sang sahabat yang sebentar lagi akan menjadi alumni sama seperti dirinya
Permainan berakhir dengan di menangkan team Fero yang memang tidak pernah terkalahkan. Dia dan team nya memang selalu memenangkan piala dan medali di setiap perlombaan dan kejuaraan
Suara gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai penonton menggema di seluruh gedung lebih tepatnya di lapangan basket tersebut
Anin berdiri memberi tepuk tangan bangga pada sahabatnya itu. Namun tiba tiba arah pandangan mata nya tertuju pada seorang pemuda yang sangat dia kenal, pemuda itu sedang duduk santai di sebrang nya bersama guru olah raganya
Kaki Anin melangkah hendak menghampiri orang tersebut namun baru beberapa langkah ia berhenti saat mendengar suara keras seseorang yang berasal dari micropon yang tentu saja sangat terdengar jelas oleh semua orang
"Ekhemmm.. " pemuda tersebut berdehem sebelum memulai kata katanya "Sory nih ganggu waktunya sebentar. Kenalin nama gue Fero giovan, ya.. Mungkin sebagian orang udah kenal gue, meski gue gak terkenal sih! " Ucapnya sambil tertawa dan membuat semua orang yang mendengar ikut tertawa
"Jadi gini. Gue berdiri di sini memberanikan diri cuap cuap di depan kalian semua. Karena gue ingin menyatakan perasaan gue sama cewek yang selama tiga tahun ini gue suka, bahkan lebih dari itu. Namun gue gak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan secara langsung padanya. Nah jadi.. berhubung sebentar lagi kita akan berpisah. Jadi sebelum terlambat gue mau dia tahu kalo selama ini gue mencintai dia! " pandangan mata Fero tajam menatap ke depan lekat pada gadis yang saat ini ia suka
Terdengar kasak kusuk dari semua penonton yang sudah di buat heboh. Terlebih para cewek cewek yang sudah heboh menanyakan siapa gadis yang beruntung tersebut
"Wih gila si Fero jentel banget, " salut Salsa yang berdiri di samping Anin, ia menatap Fero dengan penuh kagum juga bangga pada sahabatnya itu
"Iya. Kalo gue jadi ceweknya bahagia banget pasti. " Anin menggeleng pelan membayangkan jika dirinya ada di posisi cewek itu. "Beruntung banget cewek itu bisa di tembak di depan semua murid kayak gini. " sahut Anin lagi
"Anindira, " suasana mendadak hening seketika saat Fero menyebutkan satu nama yang tidak asing di telinga mereka. Kini semua mata beralih pada gadis itu
"Selama tiga tahun ini, gue berusaha menyimpan rapat perasaan ini buat lo. Gue udah cukup seneng cuma bisa jadi sahabat lo. Tapi entah kenapa semakin gue pendam perasaan ini semakin besar pula rasa cinta gue ke lo Nin. " Fero tak mengalihkan sedikit pun tatapannya dari Anin yang kini berdiri mematung dengan wajah terkejut bercampur bingung
"Nin. Hari ini gue pengen lo dan semua orang tahu kalo gue beneran cinta sama lo! Gue gak perduli lo mau jawab iya atau tidak, yang pasti gue cuma pengen lo tau isi hati gue. "
Anin menghela nafas pelan dengan wajah masih kebingungan. Dia masih sangat terkejut dengan kejadian ini di tambah lagi bahwa perempuan yang di cintai Fero pemuda yang selama ini ia anggap sahabat adalah dirinya. Bagaimana bisa?
"Anin mau kah kamu menjadi pacar aku? " tanya Fero dengan tatapan lebih serius dari pada sebelumnya
Seseorang menatap pemandangan tersebut dengan wajah yang sudah memerah dan rahang mengeras dan kedua tangan yang mengepal kuat
"Woi Nin, di tanya tuh. " Lusi menyenggol lengan Anin yang masih bengong
Perlahan Anin bergerak menghampiri Fero yang kini sedang berdiri di tengah lapangan, dan menatap dirinya dengan tajam
Anin berdiri tepat di hadapan Fero hanya menyisakan jarak sekitar dua langkah diantara mereka
"Fer. Lo itu sahabat baik gue. Gue tau lo cowok yang baik dan gue ngerasa tersanjung banget ketika tahu bahwa gue adalah cewek beruntung yang mendapat pernyataan cinta seromantis ini, " Anin menjeda kalimatnya "Gue beneran gak nyangka selama ini lo cinta sama gue. Padahal di luar sana msih banyak cewek cantik dan baik lebih dari gue. Tuh lo lihat mata iri setiap perempuan yang menyaksikan momen ini, " Anin menunjuk sekelilingnya. Fero mengikuti arah telunjuk Anin yang memang benar apa yang di katakan Anin barusan banyak banget cewek yang berharap ada di posisi nya saat ini
"Fer lo itu ganteng, populer, pinter, dan lo termasuk cowok romantis yang di idolakan setiap perempuan, " Anin tersenyum sejenak
"Jadi.. Mana ada sih perempuan yang berani nolak lo. " Lanjut Anin
"Jadi lo ma.. " Sela Fero namun dengan cepat Anin memotong ucapan Fero
"Tapi sepopuler apapun lo, setampan apapun lo, atau sepintar dan seromantis apapun lo, gue gak bisa jadi pacar lo, sory.. " Sesal Anin yang kemudian menundukan kepalanya
"Ke_ Kenapa Nin,? Apa lo gak percaya sama keseriusan gue? Apa selama ini lo gak ngerasa kalo gue beneran tulus sama lo?" tanya Fero dengan nada tidak percaya bahwa gadis cantik di hadapannya itu menolak dirinya. Anin menggeleng lemah
"Karena Anin sudah menjadi milikku. Dia istri aku. " Ucap seseorang di belakang mereka yang sedari tadi diam menyaksikan dengan tatapan kesal juga marah melihat ada berani menyatakan cinta pada gadisnya
Sontak semua orang terkejut. Mendengar kalimat yang keluar dari bibir pemuda tersebut. Mata mereka membulat dengan mulut menganga lebar. Yang membuat mereka sangat terkejut saat ia mengakui bahwa Anin adalah istrinya
"Axelle.. " Ucap Anin dan Fero bersamaan
Axelle berjalan menghampiri Anin kemudian meraih tangan gadisnya dan menggenggamnya erat
"Dia istriku. " Axelle mengangkat tangannya yang masih menggenggam tangan Anin
Fero tak menjawab wajahnya nampak syok.
Oke ia tau bahwa Axelle pernah bilang kalo Anin adalah pacarnya. Namun ia tak percaya begitu saja mengingat perlakuan Anin pada Axelle yang tidak seperti pada kekasihnya
"Bener Nin? " tanya Fero seakan masih enggan buat percaya
"Im sory Fero.. " ucap Anin lirih. Walau Anin tak mengiyakan namun itu sudah cukup menjadi jawaban pasti buat Fero
"Sejak kapan? " tanya Fero lagi dengan mata menatap lekat pada kedua insan tersebut
"Setengah tahun yang lalu. " Jawab Axelle dengan ujung bibir sebelah tertarik ke atas
"Selama itu kah? " Fero menggeleng tidak percaya bahwa gadis itu begitu pintar menyembunyikan setatus nya. Axelle menaikan sebelah alisnya. Anin masih enggan menatap sahabatnya rasa bersalah menyeruak di dalam hatinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kan Fero udah tau kalo Anin itu punya Axelle, kenapa masih berani berharap..
2024-01-03
0
Qaisaa Nazarudin
Noh Nin..Tadi kamu bilang beruntung jadi cewek yg di sukai Faro,,😁
2024-01-03
0
Qaisaa Nazarudin
Waahh jangan bilang kalo Faro mau nembak Anin..😳😳🤭🤭
2024-01-03
0