Matahari mulai tenggelam menyembunyikan sinarnya pertanda tugasnya telah usai menerangi Dunia di siang hari dan kini waktunya Bulan bertugas menyinari Dunia di malam hari di temani berjuta Bintang Bintang nan indah kerlap kerlip di atas langit yang biru.
Axelle melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Membelah keramaian jalanan ibu kota bersama sang istri yang dari tadi duduk setia di sampingnya. Apalagi ini malam minggu maka jalanan terasa sedikit padat lebih dari malam biasanya. Tapi tak mengurungkan niatnya mengajak istri kecilnya untuk keluar malam mingguan.
Di tambah ini kali pertama bagi mereka setelah menikah merasakan pergi berdua layaknya pasangan pada umumnya. Sebelum nya memang bukan karena tidak ada waktu untuk melakukan ini cuman hubungan mereka yang kurang harmonis membuat tidak ada niat sedikit pun bagi keduanya melakukan hal hal yang tidak penting seperti ini. Menurut mereka?
"Kita mau kemana Ax? " Tanya Anin setelah beberapa saat tidak ada yang membuka suara.
"Rahasia! " Jawab Axelle dengan melirik Anin sekilas, ketika berhenti di lampu merah karena lampu sudah berubah hijau ia segera melajukan kembali mobilnya.
"Ck. Gak seru ah main rahasia-rahasiaan. " Anin melipat kedua tangannya di depan dada.
Axelle terkekeh tangannya terulur mengusap kepala Anin "Kalo di kasih tau namanya bukan kejutan dong Nin! " Anin tidak menyahut wajahnya sudah memberenggut karena tak puas mendengar jawaban Axelle.
Tidak butuh waktu lama mereka sampai di tempat yang di tuju. Axelle segera memarkirkan mobilnya.
Anin mendongak menatap keluar jendela "Pasar malam! " teriak Anin girang.
"Ayo turun! " Axelle tersenyum lebar kemudian keluar dari mobil setelah membukakan pintu buat Anin.
Axelle menyuruh Anin menunggu sebentar karena dia harus membeli tiket lebih dulu. Setelah selesai membeli tiket Axelle menggandeng tangan Anin yanh sudah tidak sabar ingin segera masuk.
"Kita mau naik apa dulu nih? " tanya Axelle sambil mengedarkan pandangannya.
"Biang lala, " Anin menunjuk wahana tersebut dengan mata berbinar.
"Yakin, " tanya Axelle lagi.
"Yakinlah ayo. " Ia menarik tangan Axelle.
"Tapi itu tinggi Nin? " Axelle sedikit ragu untuk menaiki wahana tersebut.
"Kamu takut ya? " Anin menghentikan langkahnya ia menatap Axelle dengan jahil.
Axelle tidak menjawab dia langsung menarik tangan Anin untuk segera naik wahana pavorit istrinya itu. Sebenarnya ia merasa takut melihat wahana yang tinggi nya sampe tiga puluh meter itu. Namun demi Anin ia akan mencoba menaikinya.
Setelah beberapa putaran dan mereka sudah merasa puas menaiki biang lala. Mereka turun, Axelle tak membuka suara sedikit pun dari mulai naik hingga turun. Anin menyadari itu.
"Kasihan yang takut ketinggian? " ia mengusap pipi Axelle. Axelle menoleh pada istrinya seketika senyum terbit di bibirnya usapan lembut Anin seakan mengobati rasa tegang akibat wahana itu.
"Udah enggak kok. " Sahutnya ia memegang tangan Anin yang masih menempel di pipinya.
Wajah Anin tiba tiba merona saat Axelle memegang tangannya dan mencium pergelangan tangannya. Ia gelagapan dan memalingkan wajahnya seandainya ini siang hari pasti semua orang dapat melihat dengan jelas wajah merona nya. Axelle terkekeh pelan melihat wajah merona Anin. Gemas rasanya melihat wajah itu.
Setelah dari situ mereka mencoba setiap wahana yang tersedia di pasar malam tersebut sampe puas.
Senyum Anin tak kunjung surut bahkan ia terus tertawa bahagia malam ini. Axelle menatap Anin yang sedang tertawa dengan ujung bibir yang juga ikut tertarik ke atas.
"Sesederhana ini Nin, bikin kamu bahagia. " gumam Axelle dalam hati.
Di rasa puas menaiki setiap wahana yang ada di pasar malam tersebut. Kini Axelle mengajak Anin untuk mencoba beberapa permainan salah satunya seperti lempar gelang dan banyak lagi. Axelle berhasil memenangkan boneka tedy bear yang sangat besar.
Dia memberikan boneka tersebut pada Anin, tentu Anin sangat senang menerimanya. Puas bermain Anin mengajak Axelle mencari makanan.
"Ax aku mau itu! " Anin menarik tangan Axelle dengan langkah cepat.
"Pelan-pelan Nin, " Axelle mengikuti Anin yang setengah berlari.
"Bang permen kapas nya satu ya. " Ucap Anin pada penjual permen kapas.
Anin langsung pergi meninggalkan Axelle membiarkannya membayar terlebih dahulu. Axelle hanya tersenyum dengan kepala menggeleng pelan melihat tingkah Anin yang seperti anak kecil. Anin duduk di bangku sambil memeluk boneka tedy bearnya.
"Ax sini, pegangin" ucapnya sambil memberikan boneka pada Axelle karena ia kesusahan makan sambil memegang bonekanya.
"Nin minta donk? " Axelle mendekati Anin yang tengah asik dengan permen kapas di tangannya.
"Gak boleh! " jawab Anin sambil berbalik membelakangi Anin dan menjauhkan permen kapasnya.
Axelle tak menyerah dia merebut permen kapas di tangan Anin, membuat si empunya mencak mencak kesal, Anin mengelitik perut Axelle berkali yang dengan iseng mengangkat tinggi tinggi permen kapas itu membuat ia yang tinggi badannya jauh di bawah Axelle kesusahan menggapainya.
"Haha ampun Nin, ampun. " Axelle tertawa kegelian "Nih! Nih! aku balikin. "Anin tersenyum puas ia memeletkan lidahnya pada Axelle.
"Setelah ini kita ke rumah hantu yu! " ajak Axelle sambil mengusap sudut bibir Anin yang terkena permen kapas
"Gak mau, entar gak bisa tidur. " jawab Anin sambil memalingkan wajahnya.
"Kan ada aku Nin, aku peluk deh. " Axelle menaik turunkan alisnya.
"Yeee.. Itu mah maunya kamu. " Anin mendorong pelan tubuh Axelle.
"Hehe.. " Axelle menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Jadi mau yah ke rumah hantu."
"Tapi aku takut Axelle, "
"Aku jagain deh."
"Ya udah deh ayo. " Anin beranjak dari tempat duduknya.
Di dalam rumah hantu Anin terus memepet pada Axelle dia memeluk tangan Axelle erat. Setiap ada hantu Anin menjerit keras dia tak segan memeluk Axelle. Membuat Axelle tersenyum puas karena sedari tadi Anin tidak melepaskan pelukannya.
"Nin kita udah di luar loh, mau sampai kapan meluk aku."
Axelle mengedarkan pandangannya bukan karena ia tidak mau di peluk lama lama oleh istrinya itu namun ia sadar saat ini tengah berada di tempat umum. Mata Anin terbelalak ia baru menyadari posisinya. Sepontan Anin melepaskan pelukannya dia terlihat kikuk. Axelle merapatkan bibirnya menahan tawa.
"Ax.. " Anin mengalihkan perhatiannya.
"Hm. " jawab Axelle masih menahan tawa.
"Lapar.. " Rengeknya.
"Mau bakso gak? " Axelle menatap gadis cantik itu.
"Mau.. " jawabnya manja.
"Anin jangan pedes pedes entar kamu sakit perut. " Axelle menghentikan tangan Anin yang terus memasukan sambal ke dalam mangkok baksonya.
"Kalo gak pedes gak enak Ax,"
"Iya tapi jangan kebanyakan juga Nin."Bibir Anin mengerucut tapi tetap menurut.
Malam ini mereka sangat puas bisa menghabiskan waktu berdua di sertai tawa bahagia dari keduanya. Masalah yang kemaren kemaren mereka alami pun malam ini seperti lenyap begitu saja.
Waktu sudah menunjukan tengah malam saat Axelle mamarkirkan mobilnya di basemen apartemennya, dia melihat Anin yang duduk di sebelahnya sudah tertidur pulas. Axelle menyingkap anak rambut Anin yang menutupi sebagian wajahnya.
Bibirnya tersenyum perlahan ia mendekati wajah Anin. Axelle mencium pipi Anin dengan cepat karena takut membangunkan tidur gadisnya.
"Terimakasih buat malam ini Nin. Ternyata sebahagia ini melihat orang yang kita sayang bisa tertawa lepas tanpa beban. Aku janji akan berusaha mencintai mu dan menjadi yang terbaik untuk mu. " ucap Axelle pelan sambil menatap lekat wajah Anin.
Axelle turun dari mobil kemudian beralih membuka pintu di samping Anin karena ia tidak tega jika harus membangunkan Anin maka Axelle lebih memilih menggendong Anin ke dalam apartemen mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Alya Alghazalie
ayyy axelle menang banyak di peluk ama anindira🤭🤭🤭
2021-02-22
0
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
So Sweet Suami Idaman.... 😍😍😍😍
2020-12-18
2
Iwan Lam Rantoe
suka aku author
2020-07-31
0