Axelle melajukan mobilnya menuju sekolah Anin, sejak mereka mulai damai dengan rumah tangga yang mereka jalani, kini Axelle pun tak segan untuk mengantar jemput Anindira sekolah.
Anin melirik Axelle sekilas, dia masih kesal karena kemarin Axelle mengerjai dirinya dengan mengajaknya mandi walaupun tidak beneran mandi Axelle hanya mengurung Anin dikamar dan meski dia hanya iseng tapi Anin masih merasa kesal atas perbuatan Axelle yang sering menggodanya.
"Kucel banget tuh muka, gak disetrika dulu apa tadi pagi? " Ucap Axelle melirik Anin sekilas.
Anin diam saja tak berniat menjawab, dia malah memalingkan wajahnya melihat keluar jendela.
"Nin, kamu masih marah? " Axelle meraih tangan Anin tapi di tepis dengan cepat oleh Anin.
"Udah tahu masih aja nanya. " jawab Anin ketus
"Anindira maafin Axelle mu ini okeh. " Ucap Axelle lagi sambil tersenyum manis dengan wajah seimut mungkin.
"Axelle siapa?" tanya Anin berbalik menatap Axelle
"Axelle mu, kan aku suami kamu Anin sayang. " Axelle menaik turunkan sebelah alisnya.
"Dih ogah sayank sayank, " Anin bergidik geli mendengar panggilan sayang Axelle padanya "Suami juga karena terpaksa. " Lanjut Anin.
"Iya deh, Axelle ngalah. Kalo kamu gak mau jadi istri aku gimana kalo kita pacaran aja. " Axelle kembali meraih tangan Anin.
"Ogah.." Anin menepis tangan Axelle.
"Ayolah Nin, mau ya jadi pacar Axelle. " Bujuk Axelle dengan wajah se memelas mungkin.
"Aku pikir-pikir dulu, " jawab Anin sambil membuka pintu mobil karena mereka sudah berada di gerbang sekolah.
"Anindira.. " Teriak Axelle mengikuti Anin keluar dari mobil kemudian melayangkan cium jauh setelah Anin berbalik melihatnya.
Anin bergidig geli sendiri dengan cepat ia melanjutkan langkah menuju kelasnya.
****
"Nin siapa tadi, pacar lo ya?" tanya lusi salah satu sahabat Anin. Sementara hanya Anin mengangkat kedua bahunya.
"Iya Nin, ganteng banget tahu gak. " Sahut Salsa.
"Nin jawab donk? " Lusi menggoyangkan badan Anin yang terlihat ogah ogahan di kursinya.
"Ilah Lus, rese banget sih lo. Mood gue lagi jelek banget nih. " Anin merebahkan kepalanya di atas meja berbantalkan kedua tangannya.
"Ya makanya jawab donk! " Rengek Lusi lagi dan di angguki oleh Salsa. Mereka sama sama penasaran pada pemuda tampan yang tadi mengantar sahabatnya itu.
"Bukan Lusiiiii, Salsaaaa dia bukan pacar gue. " jawan Anin dengan malas.
"Beneran? boleh buat gue donk? " ucap Salsa dengan cepat setelah mendengar jawaban Anin.
"Iih kok lo sih, ya buat gue lah. " sahut Lusi tak terima
"Buat gue.." ucap Salsa.
"Buat gue.. " kedua sahabat Anin malah sibuk berdebat tanpa tau perasaan sahabatnya yang lagi buruk banget hari ini.
"Udah deh,kalian tuh ngapain sih memperebutkan cowok rese kayak dia! " kesal Anin menghentikan perdebatan keduanya.
"Tapi Nin dia itu ganteng banget.." Jawab Salsa dengan mata berbinar.
"Huum Nin, gue langsung jatuh cinta saat melihat dia. " imbuh Lusi.
Anin memutar bola matanya jengah melihat kedua sahabatnya itu. Ah andai ia tau siapa sebenarnya pemuda itu? Tapi biarlah Anin akan diam untuk sementara waktu karena lebih sedikit yang tau lebih aman untuk nya.
"Nin, pulang sekolah main dulu yu! " Ajak Fero tiba tiba menghampiri Anin di bangkunya bersama sahabatnya.
"Hem lihat nanti aja deh, " jawab Anin singkat ia hanya melirik sekilas pada pemuda jangkung itu.
"Lo berubah Nin seminggu belakangan, lo ada masalah ya?"Anin menatap Fero dengan malas bibirnya masih saja cemberut.
"Udah gak pernah ngumpul sama kita-kita, sekali diajak main selalu aja ada alasannya? " sambung Fero lagi.
"Gue udah gak bisa nongkrong kayak dulu lagi Fer. Soalnya kita kan udah mau ujian jadi gue harus fokus belajar. " Jawab Anin ia tidak sepenuhnya berbohong kan toh memang benar sebentar lagi mereka akan menghadapi UN.
"Iya juga sih, tapi gak perlu segitunya juga kali Nin. Kita masih banyak waktu buat belajar. Mungkin belajar kelompok juga bagus."
"Bener tuh Nin, kita belajar kelompok sekali sekali biar gak mumet. " sahut Andre membenarkan ucapan Fero.
"Gue usahain deh, tapi gak janji gue harus ijin dulu. Kalo misalnya gue bisa entar gue kabarin."
"Ya udah hari minggu aja belajar di apartemen lo. Pasti orang tua lo ijinin juga kan dari pada kelayapan gak jelas. " sambar Salsa.
"Hah.." jawab Anin terkejut.
"Iya kita ke apart lo kayak biasa. " sambung Lusi.
"Ya_ Gimana nanti deh! " jawab Anin dengan gugup.
"Bisa mati berdiri gue e kalo sampe mereka tau gue udah nikah. " Batin Anin.
*****
"Nin pulang bareng yu, " pekik Fero ia ngos ngosan karena dari tadi berlari mengejar Anin yang sudah berada di parkiran bersama kedua sahabatnya.
"Gue_ " belum sempat Anin menjawab tiba tiba sebuah klakson mobil mengejutkannya.
"Hai pacar, " teriak Axelle "Mau pulang kan ayo!" Axelle keluar dari mobil dan melambaikan tangan pada Anin.
Anin membulatkan matanya begitu juga semua temannya yang kebetulan sedang bersamanya.
Lusi menyenggol Anin yang masih mematung di tempatnya dengan mulut menganga.
"Kan bener Nin, dia pacar lo."
"Tau Nin, kenapa gak jujur aja sih sama kita. " Bisik Salsa pula tepat di telinga Anin.
Fero menatap lekat pada pemuda tampan yang memanggil Anin dengan sebutan pacar itu. Dari caranya memandang Axelle ia nampak tak suka pada pemuda tersebut.
"Hai!" Sapa Axelle pada semua sahabat Anin.
"Hai juga." Salsa dan Lusi menjawab dengan malu-malu.
Axelle tersenyum ramah pada mereka kemudian ia beralih pada gadis cantik yang sedari tadi diam tak menjawab atau pun merespon sapaannya.
"Ayo Nin, kita pulang." Axelle menghampiri Anin kemudian menggenggam tangan Anin.
Mau tidak mau Anin mengikuti Axelle yang sudah menarik tangannya.
"Gue dulua ya." Anin melambaikan tangannya pada teman temannya yang masih berdiri mematung menatap kepergian Anin dan juga Axelle dengan penuh tanya dalam pikiran masing-masing.
"Kenapa bilang aku pacar kamu sih? " Entah Anin bertanya atau menggerutu tapi nada bicaranya hampir tak terdengar oleh Axelle.
"Kenapa Nin? " Tanya Axelle mengalihkan pandangannya yang sedari tadi fokus pada jalanan di depannya.
"Kenapa harus manggil aku pacar? " Tanya balik Anin dengan suara lantang.
"Terus aku harus manggil kamu istri gitu? Ya kalo itu mau kamu sih aku oke oke aja. " Goda Axelle dengan bibir terkatup rapat menahan senyum.
"Ya gak gitu juga maksud aku," Anin memalingkan wajahnya.
"Kan tadi kita udah sepakat buat pacaran Nin." Jawab Axelle.
"Eh siapa yang sepakat? Aku gak jawab iya loh tadi. " kesalnya.
"Masa sih kok aku tadi dengernya kamu jawab iya loh. " Jawab Axelle yang masih kekeh menggoda istri kecilnya itu.
"Dasar halu." sahut Anin ketus membuat tawa Axelle pecah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Diihh Udah mulai bucin nih paksu..😅😅
2024-01-02
0
Aminuddin Marpaung
seneng dech bacanya.....
2021-01-31
0
V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷
Lanjuttttttttttttt thor
2020-12-18
1