Mau Jadi Kucing, ya?

Subuh baru saja berlalu. Mentari masih malu-malu menampakkan dirinya.

Naya melajukan mobilnya perlahan menyusuri jalanan kota Jakarta yang sudah ramai.

Mulai hari ini sampai dengan tiga hari ke depan ia harus menyediakan energi ekstra. Ups!

Tidak hanya energi yàng harus ekstra namun juga stock pertahanan mental.

Semalam Arnold Hendrata, Marketing Manager dari Noghoghi Holding telah memberitahunya bahwa acara pembukaan hari ini akan dihadiri langsung oleh Kei Hasan, sang CEO.

Padahal baru beberapa hari yang lalu Naya merasakan sedikit kelegaannya saat mendapat kabar dari Bundo Nilam bahwa pak Kei minta maaf berhalangan hadir karena sedang melakukan perjalanan bisnis di Timur Tengah.

Namun ternyata leganya hanya sementara, kabar dari pak Arnold semalam agak menyesakan baginya.

Pertemuan kembali dengan Kei, memang sesuatu yang sudah diperkirakannya saat ia memutuskan untuk tinggal di Jakarta. Namun jika secepat ini, jujur ia belum siap.

Selama enam bulan terakhir sebelum kepulangannya ke tanah air, Naya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi skenario terburuk dalam mahligai rumah tangganya.

Bila perceraian adalah penyelesaian yang dianggap terbaik, maka ia akan menempuh jalan terjal itu.

Hanya satu hal yang hingga saat ini masih menganggu pikirannya, bagaimana cara mengutarakan niatnya kepada sang mama mertua, Puan Sri Latifah. Perempuan paruh baya yang selama puluhan tahun ini begitu menyayanginya.

Ia belum menemukan waktu dan cara yang tepat untuk membicarakan hal tersebut. Apalagi istikharah-nya selama ini belum memberikan sinyal kuat untuk membuat keputusan.

Menjalani hidup terpisah dengan Kei selama beberapa tahun ini, mendidiknya semakin dewasa dalam berpikir dan bertindak.

Ia bukan lagi Kanaya Khairunnisa, gadis yatim piatu berumur 18 tahun yang terpaksa rela mengikatkan diri dalam pernikahan dengan seseorang yang sama sekali tidak peduli padanya.

Tok...tok...tok...

Naya masih tenggelam pikirannya saat seseorang mengetuk kaca depan mobilnya.

Bundo Nilam dengan wajah cemasnya, terlihat tidak sabaran menunggu Naya menurunkan kaca hitam tersebut, hingga kembali mengulangi ketokannya.

"Naya..? Naya..? Kamu baik-baik saja, kan?"

Naya menurunkan kaca jendela di sampingnya seraya mengedarkan pandangannya ke area di sekelilingnya.

"Alhamdulillah, Naya okay, Bundo. Bundo sudah lama, ya? Maaf, Naya telat," ujarnya sambil turun dari mobil.

"Nggak. Belum telat kok. Nih, Bundo dan si kembar juga baru nyampe. Bundo hanya cemas saja, mobil kamu sudah terparkir sejak 15 menit yang lalu, tapi belum ada tanda-tanda kamu akan keluar. Bundo, kan jadi cemas. Takut terjadi apa-apa dengan bu Dosen cantik ini." Bundo Nilam tersenyum sambil merangkul pundak Naya.

Naya hanya membalas dengan senyum lembutnya seraya meraih tangan Bundo Nilam yang berada di pundaknya. Selanjutnya ia menyentuhkan tangan tersebut di keningnya. Takzim.

"Makasih Bundo, Naya bersyukur dipertemukan Allah dengan orang-orang baik seperti Bundo. Makasih juga telah mengikutkan Naya dalam project ini."

"Sayang, Bundo juga ingin mengucapkan terimakasih banyak karena kamu bersedia menyediakan waktu untuk kegiatan ini. Padahal Bundo tahu pasti kalo kamu sibuk sekali."

"Ah, nggak sibuk-sibuk amat kok, Bundo. Kebetulan Naya baru dikasih jadwal mengajarnya 3 kelas aja."

"Bun, ini ditaruhnya di mana, ya?"

Seorang gadis manis berhijab rapi mengampiri Naya dan Bundo Nilam sambil menenteng sebuah dus berisi penuh bundelan kertas.

"Assalamualaikum, bu Naya."

Najwa, salah seorang putri kembar Bundo Nilam langsung menyapa Naya dan mengulurkan tangannya.

"Wa'alaikumussalam," Naya menyambut uluran tangan Najwa sambil mengenggamnya hangat.

"Bundo, bu Naya, pihak dari Noghoghi Holding sudah di perjalanan. Diperkirakan akan sampai di sini dalam 10 menit ke depan. Mereka langsung menuju tempat acara pembukaan." Mbak Tika, bagian Humas Yayasan Cahaya Umat menghampiri mereka.

"Baik, kita langsung kesana. Najwa, kamu bawa dus itu, ya."

Bundo Nilam melirik Najwa sambil mengamit lengan Naya. Bergegas mereka menuju hall yang akan dipakai untuk acara pembukaan.

Memasuki hall, terlihat tempat tersebut sudah dipenuhi oleh para remaja usia sekolah.

Dari cerita Bundo Nilam, mereka datang dari beragam latar belakang dan profesi beragam, mulai dari pengamen, pengemis hingga pencopet.

Tak jarang Bundo Nilam dan teman-teman di Rumah Singgah harus berhadapan dengan preman yang mengaku sebagai bos para pengemis dan pencopet, yang ingin menjemput kembali anak-anak asuh mereka.

Bundo Nilam dan Naya baru saja duduk di deretan kursi paling depan, saat mbak Tika membisik kepada Bundo bahwa pihak Noghoghi Holding telah berada di depan hall.

Bundo Nilam bergegas menuju bagian depan hall sementara Naya mengikutinya dari belakang.

Terlihat Kei didampingi oleh Marketing Manager dari Noghoghi Holding, Arnold Hendrata dan Andrian, sang asisten.

Kei kemudian berjalan beriringan dengan Bundo Nilam. Naya sengaja mengambil jarak, ia berjalan paling belakang dengan langkah perlahan.

Setelah semuanya duduk, Naya pun segera menempati kursi paling ujung di sisi kanan Kei.

Rangkaian prosesi pembukaan kegiatan terus berlanjut. Naya maju ke depan menyampaikan sepatah dua patah kalimat sebagai Ketua Panitia kegiatan sekaligus meminta kesediaan Kei Hasan selaku CEO Noghoghi Holding untuk membuka secara resmi kegiatan tersebut.

Saat menyebutkan nama Kei, sekilas Naya mengarahkan pandangannya kepada Kei yang ternyata juga sedang menatapnya tak berkedip.

Pandangan lurus dan tajam dari pria tampan berahang kukuh itu membuat Naya segera mengalihkan pandangannya.

Kei tersenyum tatkala melihat Naya yang menghindari tatapan matanya.

Kemudian perlahan dengan langkah tegap Kei berjalan ke depan saat pembawa acara menyebutkan namanya.

Sejenak ia mengedarkan pandangannya kesekeliling hall yang padat. Terakhir matanya berlabuh pada sosok Kanaya Khairunnisa. Kei menyunggingkan senyum khasnya.

Naya yang kebetulan juga sedang menatap Kei langsung menundukan pandangannya.

Oh no, kenapa ia seperti maling ketangkap basah. Ia tidak tahu pasti apakah niqabnya bisa menyamarkan wajah jengahnya sekarang.

Kei memberikan sambutan singkatnya. Kalimat motivasi dengan bahasa renyah khas anak muda namun sarat makna meluncur dari lisannya.

Kei menyampaikan apresiasinya kepada anak-anak muda yang mau terjun dalam dunia kewirausahaan, sekaligus penghormatannya atas Yayasan Cahaya Umat yang concern dengan mereka yang hidup di jalanan.

Seribuan remaja putus sekolah di depannya menatap Kei Hasan penuh kekaguman. Betapa tidak, seorang lelaki muda berusia 31 tahun sukses mengelola perusahaan besar, yang bahkan telah mengembangkan jaringannya ke beberapa negara di Eropa dan Timur Tengah.

Naya mendongakan wajahnya saat Kei menyebut namanya dengan diiringi ucapan terimakasih.

Naya menanggapinya dengan menatap Kei sekilas sambil berangguk kecil.

...***...

Naya mengayunkan làngkahnya menjauhi ruangan pertemuan. Ia bergegas menuju toilet yang terletak di timur hall bagian luar.

Beberapa saat yang lalu acara pembukaan telah selesai dan akan dilanjutkan dengan makan siang para pengurus Yayasan Cahaya Umat dan petinggi dari Noghoghi Holding.

Naya membisikan sesuatu kepada Bundo Nilam, kemudian bergerak meninggalkan ruangan.

Sesampainya di toilet, Naya perlahan membuka niqabnya setelah terlebih dahulu memastikan pintu utama toilet telah dikuncinya.

Naya membasuh wajahnya. Rasa segar segera menyentuh permukaan kulit halus di mukanya. Matanya kemudian terpaku menatap cermin di depannya.

Hhhh... Kenapa perasaan ini selalu saja hadir saat bersua dengannya. Mengapa rasa ini masih menjerat kuat. Mengungkung dan membelenggu!

Ya Rabb, bila dia memang bukan yang terbaik untuk dunia dan akheratku, mohon enyahkan rasa ini... Biarkan dia menjauh ...

Naya mengusap wajahnya beberapa kali sebelum memasang kembali niqabnya yang berwarna summer blue, senada dengan hijabnya saat ini.

Setelah selesai dengan penampilannya, Naya menggerakan tangannya memutar dan menarik handle pintu.

"Kenapa main kucing-kucingan sedari tadi. Mau jadi kucing beneran, kamu?!"

Naya tertegun. Langkah kakinya terhenti seketika. Sontak kepalanya berputar membentuk sudut tumpul.

Daru ujung matanya Naya menangkap sesosok tubuh menjulang, bersandar santai dengan kedua tangan yang dimasukan ke saku samping tuxedonya.

Naya menghela nafas panjang. Memejamkan mata sejenak, kemudian kembali memutar tubuh dan melangkahkan kakinya.

Baru saja beberapa langkah, lengannya dicekal paksa.

"Mau kemana?!" Kei membali bersuara dengan penuh intimidasi.

"Selangkah saja kamu bergerak dari sini, maka Abang pastikan program ini akan berhenti hari ini juga!"

To be continued

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

masih lemot otak ku belum loding

2023-11-17

3

Triple.1

Triple.1

eehh...kok Naya kita sama2 agak bermasalah ya sama percintaan 🤔😂

2022-04-10

1

lihat semua
Episodes
1 Rindu Itu Masih Biru
2 Menantu Idaman, Bukan Istri Idaman
3 Merpati Patah Sayap
4 Okay, Let's Play the Game!
5 Mau Jadi Kucing, ya?
6 Siapa Yang Sedang Bermain Peran?
7 Lovebirds in Action
8 Aku Tidak Terlalu Butuh
9 Seremban, Bersamamu Kenangan Tersimpan
10 Nasib Si Bujang Lapuk
11 Aarrrgghhh, Bang Kei?
12 Akak, Suri Hati Abang Kei?
13 Abang Kei Selalu Jaga Nay?
14 Kemarahan Kei
15 Masjid Jamek Bandar Seremban; Dejavu
16 I Will Never Let Her Go!
17 Apa Yang Telah Aku Lakukan?
18 Saujana Beach, Port Dickson (Part 1)
19 Saujana Beach, Port Dickson (Part 2)
20 Di Persimpangan Dilema
21 Mana Naya?!
22 Perang Dingin Juga Butuh Energi Panas
23 Mengenali Rasa Yang Membelenggu
24 Uppss, Hampir Saja.
25 Drama dan Insting Sang Puan
26 Adu Skenario?
27 Perkenalkan, Saya Mertua Naya!
28 Lelucon Apalagi Ini?
29 Mulai Menyingkap Topeng Sendiri
30 Nadia Jefferson; Mengenali Lebih Dekat
31 Menyaingi Pengantin Baru?
32 Jangan Ganggu Naya
33 Waktu dan Kesempatanmu Terbatas, Bro!
34 Leaving or Staying, Nay?
35 Baby Gegasi Modusin Lagi
36 Mimpi Buruk yang Berulang
37 Kembali Pulang
38 Bukan Wonderland, tapi Neverland
39 Salad Buah si Baby Gergasi
40 Penculikan Pangeran Terbuang? Wkw...Wkw...
41 LV-CP's Project (Part 1)
42 Villa Pusako; Perjalanan Napak Tilas.
43 LV-CP's Project (Part 2)
44 Hilang Tanpa Jejak
45 Saat Manis Sebelum Penculikan
46 Detik-Detik Penculikan (Part 1)
47 Detik-Detik Penculikan (Part 2)
48 Seteru Tak Banyak Membantu
49 Have We Made a Deal? Okay, Deal!
50 Keberadaan Kanaya Khairunnisa
51 Aku Datang Untuk Menepati Janji (Part 1)
52 It's Just a Play! Drama?!
53 Aku Datang Untuk Menepati Janji (Part 2)
54 I Promise You, Everything Will Be Okay
55 Kei, The Black Eagle of Malaya
56 No! You Can't Do This To Me!
57 Give Him More Chance, Please?
58 Urai Semula Ikatan Ini!
59 I Will Wait for You Like the Sand Waits for the Sea.
60 Membawamu Menjauh (Part 1)
61 Membawamu Menjauh (Part 2)
62 Aih, Cinta ...
63 Menjauhlah Dariku!
64 Siapalah Aku Di Hatimu
65 Pengumuman
66 Misi Menjinakan Angsa Kecil (Part 1)
67 Misi Menjinakan Angsa Kecil (Part 2)
68 Tabuhan Genderang Perang?
69 Pertarungan Telah Dimulai
70 Percaya Pada Cinta
71 Will You Spend the Rest of Your Life With Me?
72 Syaratmu Ringan di Kata, Berat di Rasa, Tuan Putri ...
73 Mama, Would You Do Me A Favor? (Part 1)
74 Mama, Would You Do Me a Favor? (Part 2)
75 Apa Aku Terlalu Bodoh?
76 Mau Hidupnya Happy, Ngga?
77 My Longing for You is Great!
78 Be a True Man!
79 Yang Sedang Berusaha Mengulur Waktu
80 Saatnya Sidang Dimulai
81 Meluahkan Segala Rasa
82 Menyulam yang Tercabik (Part 1)
83 Menyulam yang Tercabik (Part 2)
84 Mencicil Satu Persatu (Part 1)
85 Mencicil Satu Persatu (Part 2)
86 Is It a High Time?
87 Selalu Ada Hati yang Penuh Maaf (Part 1)
88 Selalu Ada Hati yang Penuh Maaf (Part 2)
89 Detik-Detik Menuju Go Public
90 AA? Azki Abraham! (Part 1)
91 AA? Azki Abraham! (Part 2)
92 Are You Looking for Me?
93 Lelaki Dari Masa Lalu (Part 1)
94 Lelaki Dari Masalalu (Part 2)
95 Abang Kei Tidak Sejahat Itu, Mama?
96 Just Let Her Go!
97 She is Mine! And Always Will Be!
98 Menebus Hutang Budi
99 Maaf, Telah Lancang Mencintaimu
100 Love Always Finds Its Way (Part 1)
101 Pengumuman
102 Love Always Finds Its Way (Part 2)
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Rindu Itu Masih Biru
2
Menantu Idaman, Bukan Istri Idaman
3
Merpati Patah Sayap
4
Okay, Let's Play the Game!
5
Mau Jadi Kucing, ya?
6
Siapa Yang Sedang Bermain Peran?
7
Lovebirds in Action
8
Aku Tidak Terlalu Butuh
9
Seremban, Bersamamu Kenangan Tersimpan
10
Nasib Si Bujang Lapuk
11
Aarrrgghhh, Bang Kei?
12
Akak, Suri Hati Abang Kei?
13
Abang Kei Selalu Jaga Nay?
14
Kemarahan Kei
15
Masjid Jamek Bandar Seremban; Dejavu
16
I Will Never Let Her Go!
17
Apa Yang Telah Aku Lakukan?
18
Saujana Beach, Port Dickson (Part 1)
19
Saujana Beach, Port Dickson (Part 2)
20
Di Persimpangan Dilema
21
Mana Naya?!
22
Perang Dingin Juga Butuh Energi Panas
23
Mengenali Rasa Yang Membelenggu
24
Uppss, Hampir Saja.
25
Drama dan Insting Sang Puan
26
Adu Skenario?
27
Perkenalkan, Saya Mertua Naya!
28
Lelucon Apalagi Ini?
29
Mulai Menyingkap Topeng Sendiri
30
Nadia Jefferson; Mengenali Lebih Dekat
31
Menyaingi Pengantin Baru?
32
Jangan Ganggu Naya
33
Waktu dan Kesempatanmu Terbatas, Bro!
34
Leaving or Staying, Nay?
35
Baby Gegasi Modusin Lagi
36
Mimpi Buruk yang Berulang
37
Kembali Pulang
38
Bukan Wonderland, tapi Neverland
39
Salad Buah si Baby Gergasi
40
Penculikan Pangeran Terbuang? Wkw...Wkw...
41
LV-CP's Project (Part 1)
42
Villa Pusako; Perjalanan Napak Tilas.
43
LV-CP's Project (Part 2)
44
Hilang Tanpa Jejak
45
Saat Manis Sebelum Penculikan
46
Detik-Detik Penculikan (Part 1)
47
Detik-Detik Penculikan (Part 2)
48
Seteru Tak Banyak Membantu
49
Have We Made a Deal? Okay, Deal!
50
Keberadaan Kanaya Khairunnisa
51
Aku Datang Untuk Menepati Janji (Part 1)
52
It's Just a Play! Drama?!
53
Aku Datang Untuk Menepati Janji (Part 2)
54
I Promise You, Everything Will Be Okay
55
Kei, The Black Eagle of Malaya
56
No! You Can't Do This To Me!
57
Give Him More Chance, Please?
58
Urai Semula Ikatan Ini!
59
I Will Wait for You Like the Sand Waits for the Sea.
60
Membawamu Menjauh (Part 1)
61
Membawamu Menjauh (Part 2)
62
Aih, Cinta ...
63
Menjauhlah Dariku!
64
Siapalah Aku Di Hatimu
65
Pengumuman
66
Misi Menjinakan Angsa Kecil (Part 1)
67
Misi Menjinakan Angsa Kecil (Part 2)
68
Tabuhan Genderang Perang?
69
Pertarungan Telah Dimulai
70
Percaya Pada Cinta
71
Will You Spend the Rest of Your Life With Me?
72
Syaratmu Ringan di Kata, Berat di Rasa, Tuan Putri ...
73
Mama, Would You Do Me A Favor? (Part 1)
74
Mama, Would You Do Me a Favor? (Part 2)
75
Apa Aku Terlalu Bodoh?
76
Mau Hidupnya Happy, Ngga?
77
My Longing for You is Great!
78
Be a True Man!
79
Yang Sedang Berusaha Mengulur Waktu
80
Saatnya Sidang Dimulai
81
Meluahkan Segala Rasa
82
Menyulam yang Tercabik (Part 1)
83
Menyulam yang Tercabik (Part 2)
84
Mencicil Satu Persatu (Part 1)
85
Mencicil Satu Persatu (Part 2)
86
Is It a High Time?
87
Selalu Ada Hati yang Penuh Maaf (Part 1)
88
Selalu Ada Hati yang Penuh Maaf (Part 2)
89
Detik-Detik Menuju Go Public
90
AA? Azki Abraham! (Part 1)
91
AA? Azki Abraham! (Part 2)
92
Are You Looking for Me?
93
Lelaki Dari Masa Lalu (Part 1)
94
Lelaki Dari Masalalu (Part 2)
95
Abang Kei Tidak Sejahat Itu, Mama?
96
Just Let Her Go!
97
She is Mine! And Always Will Be!
98
Menebus Hutang Budi
99
Maaf, Telah Lancang Mencintaimu
100
Love Always Finds Its Way (Part 1)
101
Pengumuman
102
Love Always Finds Its Way (Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!