Seharian ini Zidan sudah mencari-cari Helen berkeliling Kota tersebut. Namun tidak mendapatkan hasil seperti yang Ia inginkan.
“ Ah capek gue seharian muter-muter.” Ucap Zidan sembari merebahkan badannya di kamar Ezra.
Disana sudah berkumpul Ezra dan Agha yang sedang asik bermain PS 6.
“ Ini kalian berdua ngga ada niatan bantuin gue apa.” Ucap Zidan sembari melihat kedua temannya itu.
“ Bentar apa Zid gue masih mau main satu kali lagi.” Ucap Ezra tetap fokus menghadap ke layar game.
Sontak mendengar perkataan Ezra itu membuat Zidan semakin putus asa.
“ Sudah lah kayanya gue emang ngga bisa ketemu cewek itu lagi, tapi gue sudah benar-benar jatuh hati sama itu cewek.” Kata Zidan sembari menggulungkan dirinya kedalam selimut.
Agha langsung melempar bantal dan guling hotel untuk menyemangati temannya “ Sudah loe cepet bangun kita sudah selesai nih, tapi hari ini kita harus dapetin sponsor juga kalau ngga bisa habis kita dihabisin Pak Kepsek.” Ucap Agha.
“ Yaudah gimana kalau kita bagi tugas, kalian berdua nyari anak cewek itu barengan atau gimana terserah, terus gue biar yang nyari donatur.” Usul Ezra.
Semua sepakat dengan usulan Ezra.
“ Tapi nama cewek itu siapa Zid.” Tanya Agha.
“ Nama dia Helen gue gatau nama marganya sih.” Sahut Zidan.
Lalu semua berpencar.
Di mobil Ezra.
“ He-helen siapa ya gue kaya agak akrab sama nama ini.” Ucap Ezra sembari mencari di penulusuran internet hp nya.
Beberapa menit kemudian.
“ Tuh kan gue bener cewek ini itu anaknya konglomerat di kota ini, untung aja gue hafal muka cewek ini. Kalau gini caranya sekali mendayung 2 pulang terlewati sih.” Ucap Ezra sembari menyetir ke perusahaan wanita itu.
Sesampainya disana di resepsionis.
“ Mbak saya mau bertemu dengan Bapak Arkantananya ada?” Ucap Ezra.
“ Apakah anda sudah ada janji dengan Beliau? Kalau tidak ada mohon maaf kami tidak bisa melayani permintaan anda.” Sahut resepsionis tersebut.
“ Kalau begitu tolong katakan ke Pak Arkantana kalau saya Ezra Pranadipto dari keluarga Pranadipto ingin bertemu dengannya.” Sahut Ezra sembaru menunjukan tanda pengenalnya.
“ Baik mohom anda tunggu di ruang tunggu tamu ya Mas.” Sahut resepsionis itu.
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Ezra bertemu dengan Arkantana.
“ Ini nak Ezra dari keluarga Pranadipjo ya, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Bagaimana kabar kamu? Apa yang kamu inginkan Zra?” Tanya Arkantana sambil bersalaman dengan Ezra.
“ Begini Om saya dari sekolah ingin menawarkan Om sebagai sponsor terbesar kami. Itu juga kalau Om berkenan.” Ucap Ezra.
“ Oh yasudah kamu bahas dengan sekretaris saya saja, saya sudah pasti setuju dan percaya dengan kemampuanmu dalam menghandel pekerjaan.” Sahut Arkantana lagi.
“ Baik Om, terima kasih.” Ucap Ezra.
Melihat Ezra yang masih diam dan malu-malu itu membuat Arkantana bertanya kembali.
“ Apa masih ada yang mau kamu bicarakan Zra?” Tanya Arkantana.
“ Sebenarnya saya juga ingin bertemu dengan anak Om yang bernama Helen, kemarin kami habis bertemu tapi saya masih ada yang belum saya bicarakan kepadanya.” Ucap Ezra dengan muka memerah padam.
Mendengar perkataan Ezra membuat Arkantana tertawa terbahak-bahak “ Oh iya kau memang anak muda, silahkan mengunjungi rumah saya di kediaman yang lama. Akan saya suruh supir saya mengantar kamu kesana Zra.” Ucap Arkantana sambil menyalami Ezra.
Lalu tidak perlu waktu yang lama, Ezra sudah tiba di kediaman Arkantana.
“ Tunggu disini saja tuan biar saya panggilkan Nona Helen kemari.” Ucap pelayan disana.
“ Baik.” Sahut Ezra sembari menduduki sofa di dekatnya.
Beberapa menit kemudian datanglah pelayan lain membawa minuman dan cemilan untuk Ezra, disusul dengan Helen yang menuruni tangga rumahnya.
“ Apa yang kau lakukan disini, apakah kau menyesal telah menolakku.” Ucap Helen dengan kepala yang terangkat penuh percaya diri.
Ezra menggelengkan kepalanya “ Bukan seperti itu, ini tentang Zidan aku kasian dengan dia seharian ini sudah mencarimu. Kenapa kau tiba-tiba meninggalkannya?” Tanya Ezra.
“ Oh aku tidak ingin bertemu pria itu lagi, beritahu dia jangan mencariku lagi dan lupakan kejadian malam itu. Kalau tidak ada yang lain lagi, aku tinggal ke atas. Silahkan nikmati hidanganmu.” Ucap Helen sembari meninggalkan Ezra.
Setelah itu Ezra kembali ke hotel dan menghubungi teman-temannya kalau Ia sudah bertemu dengan Helen.
Mendengar ucapan Ezra, Zidan langsung bergegas kembali ke hotel untuk menanyai keberadaan Helen.
Tok tok tok
“ Ezra cepat buka.” Ucap Zidan dengan terburu -buru.
“ Haduuh apaan sih Zid.” Ucap Ezra sembari membukakan pintu kamarnya.
Setelah itu Ezra mulai menceritakan semua yang terjadi.
“ Tadi awalnya gue keperusahaan orang tuanya Helen buat nawarin sebagai sponsor kita. Untungnya gue sudah kenal sama Papanya Helen jadi gue minta izin buat ketemu Helen.”
“ Akhirnya gue kerumah Helen terus ngomong tentang Zidan yang sudah nyariin dia seharian.”
Agha dan Zidan mengangguk menunggu kelanjutan cerita Ezra.
“ Tapi sayangnya dia bilang gini ‘ Aku tidak ingin bertemu pria itu lagi, beritahu dia jangan mencariku lagi dan lupakan kejadian malam itu.’ Terus gue pulang.” Ucap Ezra mengakhiri ceritanya.
Mendengar cerita temannya Zidan hanya terdiam menarik nafas dalam dan pergi ke kasur untuk merebahkan dirinya.
“ Come on Ziiid, cewek ngga cuman satu di dunia ini. Lagian loe tumben banget suka sama cewek pada pandangan pertama kaya gini.” Ucap Agha menyemangati temannya.
“ Iya Zid tenang, Helen punya adek dan ngga kalah cantik juga.” Ucap Ezra.
“ Kalian berdua boleh pergi dulu ngga, gue mau sendiri disini.” Ucap Zidan dengan bibir bergetar menahan tangis.
“ Oke bro siap, berani juga loe ngusir orang yang punya kamar ini.” Ucap Agha mengejek.
Agha dan Ezra keluar dari kamar tersebut.
“ Kita mau ngapain ini, eh bye the way gue laper. Kita cari makan saja lah ini.” Ajak Ezra.
Setelah lumayan lama berkeliling mencari makanan. Singgahlah mereka berdua disalah satu restoran junk food di kota itu.
“ Gue sudah kenyang nih, habis ini kita ngapain ya biar Zidan bisa mendingan. Mana kita ngga pernah ngeliat Zidan gagal move on kaya gini lagi, susah banget ini.” Ucap Agha sambil sesekali memegang perutnya yang kekenyangan itu.
“ Kalau menurut gue cara satu-satunya ya cariin dia cewek lagi di klub malam kaya kemarin. Tapi memang susah nyari yang sesuai sama tipe Zidan.” Sahut Ezra.
“ Ya iyalah secara tipe dia harus body gitar spanyol.” Timpal Agha.
Setelah obrolan yang cukup lama itu, Agha dan Ezra kembali ke hotel.
“ Nih makan, loe belum makan kan.” Ucap Ezra sembari memberikan bungkus makanan tersebut.
Zidan menolak pemberian Ezra dan memilih untuk lanjut tidur.
“ Woy kalau loe gini terus kapan move on nya, Ayo sekarang loe bangkit dari kasur terus kita pergi buat have fun.” Ajak Agha.
Zidan menggeleng-gelengkan kepalanya.
“ Yah padahal siapa tau nanti bakal ada Helen lagi. Yaudah gue sama Ezra aja yang kesana. Bye kalau loe mau cepet nyusul ya.” Ucap Agha sembari keluar dari kamar tersebut.
Perkataan Agha sontak membuat Zidan kembali bersemangat. Ia bergegas menyusul Ezra dan Agha yang ingin pergi ke klub.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments