Pada hari Rabu yang cerah berawan itu, sekolah sudah dimulai, semua siswa dari kelas X sampai XII semua sudah hadir di Sekolah terkecuali 3 serangkai itu yaitu Ezra, Agha dan Zidan.
Naca berjalan di koridor sekolah, dari kejauhan dia melihat Tiara dan Reni berjalan ke arahnya, dengan sedikit kesenangan dia berharap kedua temannya akan menyapanya.
Namun tampaknya mereka mengabaikan dia, mereka berdua seolah-olah dia tidak melihat Naca di sana.
“ Hai teman-teman.” Sapa Naca namun kedua temannya itu hanya diam dan langsung pergi tanpa menjawab sepatah katapun.
Naca melanjutkan perjalanannya ke kelasnya. Mulai memasuki kelasnya, disana sudah ada Tsabina di dalam kelas.
“ Bukankah Tiara dan Reni baru saja keluar.” Ucap Tsabina.
"Aku bertemu mereka di luar." jawab Naca.
“ Sebenarnya aku tau kalau Tiaralah yang sudah berbohong. Aku tau kaulah pacar Dave yang sebenarnya.” Ucap Tsabina menguati Naca.
“ Memang sebenarnya apa yang sudah terjadi.” Sahut Naca penuh tanda tanya.
"Kau harus sabar, orang-orang akan tahu kebenarannya suatu hari nanti kalau kau lah pacar Dave yang sesungguhnya." Kata Tsabina disaat dia menepuk bahu Naca.
Naca terheran-heran dengan ucapan Tsabina "Kebenaran apa? Kebenaran tentang pacar Dave? Bukankah aku sudah pernah bilang kalau aku memang pacaran dengan Dave.”
Tsabina mengangguk “ Ya memang benar kau pernah mengatakan itu, tetapi Tiara bercerita ke teman-teman kalau kaulah perebut Dave dari dirinya.”
Belum selesai melanjutkan pembicaraan mereka, bel sudah berbunyi.
Sekarang, kita tahu rahasia kotornya, sok suci, dan dia, pada kenyataannya, bersuara keras, sehingga semua temannya di kelas, sontak melihat Naca dengan tatapan sinis.
" Naca benar-benar wanita murahan."
" Wanita ****** seperti itu untuk apa di temani."
" Gadis sok pintar dan sok baik menjadi bajingan!"
Teman Naca dikelas saling membicarakannya satu sama lain, termasuk Tsabina juga ikut-ikutan mengutuk Naca.
Sebenarnya Tsabina lumayan baik hanya saja Ia takut tidak di temani anak lain, apabila mau berteman dengan Naca. Dia terjatuh, dia tidak punya pilihan.
" Reni, diam, Naca tidak seperti itu.” Bentak Tsabina karena menghina Naca.
" Bina sejak kapan kau membantu Naca hah, sudahlah aku muak dengan keberadaan Naca." Kata Reni melihat Naca penuh kebencian dan kekecewaan.
“ Sudahlah Ren, buat apa juga kamu ngebenci Naca. Aku sudah memaafkan Naca walaupun dia tidak pernah meminta maaf padaku.” Ucap Tiara agar teman-teman yang mendengarnya iba, padahal Ia hanya memainkan tipu muslihatnya saja.
“ Kau memang orang baik Tiara, tidak sepantasnya kau di tindak oleh Naca yang sok baik, sok pintar dan sok kaya itu.” Tambah teman lainnya.
Mendengar ucapan Tsabina tadi membuat Naca terus kepikiran sebenarnya apa yang pernah terjadi antara Dave dan Tiara.
Lalu Naca menghubungi Dave dan mengajaknya makan siang di kantin bersama.
Triiing triing tring~~~
Bel istirahat telah berbunyi.
Naca bergegas menuju kantin agar bisa mendapatkan tempat duduk disana.
Sesampainya disana sudah ada Dave yang menunggu kedatangannya.
“ Ada apa Caa tumben banget kamu ngajak aku makan bareng duluan.” Ucap Dave khawatir sembari memperhatikan wajah Naca yang tampak murung.
“ Apa kamu ngga ada yang mau diceritain, hubungan kamu sama Tiara.” Sahut Naca judes.
“ Maksudnya apa Caa, aku ngga paham sama yang kamu omongin. Aku ngga punya hubungan apapun sama Tiara tuh.” Elak Dave.
“ Aku juga ngga tau apa yang aku maksud Dave, tapi anak-anak dikelas ngatain aku kalau aku pelakor lah cewek ****** lah.” Jawab Naca dengan nada ngegas sambil menyeringai.
“ Kayanya itu kita bahas nanti lagi deh Caa, disini ngga enak dari tadi kita diliatin orang. Nanti kita ketemuan di ruang osis ya untung aja aku megang 1 kunci cadangan.” Ucap Dave sambil menggenggam erat tangan Naca agar Ia lebih tenang.
Selesai makan mereka kembali ke kelas masing-masing.
Di kelasnya Naca bengong “ Andai saja disini ada Kak Ezra, pasti dia bisa bantuin aku nyelesaiin masalah ini.” Ucap Naca lirih di dalam hatinya.
Pelajaran telah berakhir sekarang waktunya break istirahat untuk anak-anak beragama islam melaksanakan ibadah mereka.
Naca segera keluar kelas untuk menemui Dave.
“ Caa maaf ya gara-gara aku kamu jadi kena masalah gini. Aku bakal ngejelasin semua yang terjadi.” Ucap Dave sembari duduk di hadapan Naca.
“ Iya sudah cepetan cerita, sebenarnya apa yang sudah terjadi. Apa selama ini kamu memang menduakan aku Dave?” Tanya Naca sambil menggebrak meja di hadapannya.
Sembari menggenggam dan mengelus tangan Naca“ Sebenarnya sudah dari lama aku mau ngomongin hal ini ke kamu, tapi timingnya mesti ngga pas. Selama ini kan selalu sama-sama sibuk pas ketemuan maunyakan kita quality time bukan ngomongin hal-hal yang ngga guna apalagi orang lain kan.” Ucap Dave.
Naca mengganguk “ Terus apa hubungannya sama Tiara?” Tanya Naca lagi.
“ Jadi dari sebelum pacaran,Tiara itu selalu ngejar-ngejar aku Caa. Dia sering ngasih makanan, cokelat dan selalu ngechat aku 24/7.
Terus aku juga risih jadi aku jujur ke dia kalau aku udah ngga bisa ngelanjutin ini lagi.” Timpal Dave.
Tanya hanya diam menunggu Dave melanjutkan jawabannya.
“ Kami sudah sama-sama saling setuju untuk tidak melanjutkan ini lagi, tapi mungkin mendengar kita pacaran Tiara ngga terima dan akhirnya menyebarkan rumor yang ngga bener kaya gini.” Ucap Dave tersenyum tipis.
“ Oh jadi gitu, yaudah deh aku balik kelas dulu mau ngambil tas. Habis ini kan aku bakal pembinaan olimpiade lagi. Daaah Dave maaf tadi sempet marah ke kamu.” Ucap Naca sambil berdiri dari kursinya.
Dari kejauhan Dave berkata “ Tenang saja aku bakal ngurusin semua ini.” Teriak Dave karena Naca sudah jauh.
“ Iya tapi kamu jangan aneh-aneh ya.” Teriak Naca menyahut Dave.
Naca sudah mengambil tasnya dari kelas lalu pergi ke ruang pembinaan. Disana tersisa teman-teman kelasnya yang sedang merumpi seperti biasa.
Ditengah-tengah rumpian itu terdengar suara telpon dari Dave di hp Tiara.
“ Cepet angkat Tir, tapi di speaker ya kami jugakan mau ndengerin kamu sama Dave telponan.” Pinta Reni di sambung oleh teman-teman lainnya.
Dengan berat hati Tiara mengangkat telpon Dave tersebut, Ia sudah feeling ini pasti bukanlah suatu hal yang bagus.
“ Tiaraa... sebenarnya apa yang telah kamu sebarkan ke teman-temanmu? Bukannya kita tidak pernah memiliki hubungan seperti yang kamu katakan.” Ucap Dave dalam telpon.
“ Hah a-pa ma-maksudmu Dave?” Sahut Tiara dengan gelagapan.
“ Aku tadi baru saja bertemu dengan Naca, ingat dialah pacarku yang sesungguhnya, dan lagi kita tidak pernah dekat seperti yang kamu katakan. Bukankah kamu yang mendekatiku dengan memberikan coklat dan menghubungiku duluan setiap harinya.”
Sontak mendengar ucapan Dave itu, satu kelas tercengang mereka masih tidak percaya kalau selama ini mereka berada di pihak yang salah.
“ Sudah dulu seperti itu saja. Aku ngga mau kalau sampai ada yang menindas Naca lagi, aku tidak akan tinggal diam lagi.” Ucap Dave lalu mengakhiri telpon tersebut.
Setelah kejadian itu Tiara langsung pergi keluar kelas dan tidak kembali sepanjang pembelajaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments