BAB 18 : APAKAH KAU JUGA MENINGINKANNYA

Waktu terus berlalu, sekarang sudah jam 2 pagi. Musik mengalunkan nada-nada yang begitu memacu hasrat dengan banyaknya orang berjoget kesetanan menambah kemeriahan.

“ Saya pesan satu gelas dengan dosis alkohol paling tinggi! Ucap Helen.

Ia baru saja di putuskan oleh pacarnya yang sedang berselingkuh, padahal selama pacaran Helenlah yang menafkahi pacarnya.

Lalu barusan Ia di tolak oleh Ezra.

“ Gue kurang apasih sebenernya. Anjing, bangsat.” Umpat helen, semua kata-kata kasar Ia ucapkan.

Membuat pria yang ingin mengajaknya berkenalan mundur begitu saja.

Helen Arkantana wanita berumur 19 tahun, sebagai salah satu putri konglomerat di kotanya.

Kedua orang tuanya begitu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga Ia termasuk anak yang bebas.

Orang tuanyapun sudah angkat tangan dengan perilaku anaknya yang sudah begitu keluar batas apalagi dalam hal membuang-buang uang.

Bahkan untuk pergi ke klub malam ini, Ia memanjat pagar rumahnya yang di awasi CCTV dan para penjaga.

Sementara itu di tengah kerumunan terdapat Agha dan Zidan yang sedang berjoget ria.

“ Eh bro gue kesana dulu ya, lagi ada cewek tipe gue banget tuh.” Teriak Zidan mengarah ke Helen.

Mendengar ucapan Zidan, Agha mengangkatkan jempolnya tanda setuju.

Zidan menghampiri wanita yang sudah Ia incar dari tadi, wanita dengan balutan gaun seksi, pesona wanita seksi memang tidak bisa diragukan.

" Mau bersulang bersama?" tawar Zidan seraya mengangkat gelas minumannya.

Helen yang melihat ada pria disampingnya itupun mengangguk.

"Anda terlalu ceroboh Nona, mau bersama pria tidak dikenal di klub lagi. Bagaimana kalau aku melakukan hal yang tidak-tidak terhadap nona atau bagaimana jika aku menaruh sesuatu kedalam minumanmu?”

Pertanyaan yang membuat Helen terkekeh.

"Apa kamu menginginkan tubuhku? aku bisa memberikannya tanpa obat itu!" Jawab Helen

Mendengar ucapan Helen itu, Zidan hanya terdiam seolah-olah tidak percaya dengan perkataan Helen.

“ Tidak ada yang namanya terlalu terburu-buru dalam bercinta.” Tambah Helen.

“Lantas tanpa saling mengenal satu sama lain, bukankah itu bukan hal yang baik. Kau tidak tahu tentang latar belakangku Nona.” Ucap Zidan takjub.

“ Sudahlah aku tidak kuat lagi..” Ucap Helen sebelum tidak sadarkan diri.

Zidan langsung membawa tubuh mabuk Helen untuk keluar dari klub malam ini Membawanva ke hotel.

“ Ezra mari kita pulang, tolong panggilkan Agha di sana.” Ucap Zidan bergegas keluar klub.

Di dalam mobil menuju ke hotel.

“ Gila loe Dan sudah main ngebungkus cewek saja nih.” Ucap agha terbengong-bengok melihat cewek yang di bawa Zidan.

“ Iya hebat juga ya temen kita ini, ngga habis pikir sama apa yang loe lakuin Zid.” Tambah Ezra masih tidak menyangka.

“ Ini semua ngga kaya yang kalian pikir, cewek ini tiba-tiba ngga sadarkan diri habis omong- omongan sama gue.” Ucap Zidan.

“ Terus kenapa main loe bawa aja bro?” Sahut Agha.

“ Ya gimana lagi, habisnya gue takut dia kenapa-napa disana.” Timpal Zidan.

Tak Butuh waktu lama kini Zidan berhasil sampai di dalam kamar dan merebahkan tubuh mabuk Helen di atas ranjang.

"kenapa kau memandangiku seperti itu sayang?"

Helen merasa malu saat Zidan melihatnya tanpa

jeda sedikitpun.

"kenapa kau terlahir sangat cantik seperti

ini? hmm? kau membuatku sangat lumpuh,

pandanganku tak bisa berpaling dari wajahmu

yang cantik ini hmm" Zidan berbisik mesra

ditelinga Helen, entahlah kenapa Zidan tak bisa

berhenti membuat Helen terbuai oleh pesonanya

yang cool, maskulin dan benar-benar tampan.

“ Ahhh...sudahlah jangan menggodaku terus, mari kita lanjutkan ke tahap berikutnya." pinta

Helen yang merasa mulai tergoda dengan rayuan

Zidan yang membuatnya terbang ke angkasa.

" Aku suka sekali menggodamu...mmphtt"

dengan suara seraknya Zidan mulai menautkan

bibirnya pada bibir Helen yang terlihat pink

merona.

" Mmpptthh.." Helenpun terpejam menikmati

sentuhan yang indah itu, setelah beberapa detik

mereka berciuman Helen lantas melepaskan

ciuman itu.

 “ Baiklah aku tidak akan mengecewakanmu" bisik Zidan, dia mengunci tubuh Helen yang sudah duduk di pinggir ranjang dengan kedua tangannya yang bersandar di tepian.

Aroma maskulin pria di hadapannya ini membuatnya kembali teringat dengan mantan pacarnya yang brengsek itu.

Zidan yang sudah sangat yakin bahwa ini bukanlah yang pertama bagi Helen tidak segan-segan melakukan itu kepadanya.

Zidan berusaha semaksimal mungkin walaupun Ia hanyalah seorang amatiran yang mencoba menjadi ahli, bergerak berdasarkan naluri yang semakin lama semakin memuncakan gairahnya.

 

Zidan mulai menurunkan tangannya menuju ke bagian inti Helen. Sekejab saja Ia sudah memasuki tangannya ke dalam inti Helen yang sudah basah itu.

“ Apakah kau akan menggerakan tanganmu itu seperti di film-film?” Tanya Helen penasaran.

“Tentu saja.” Balas Zidan.

Mereka mulai berciuman dan seketika Zidan mulai memainkan tangannya di bawah sana. Bermain di area paling sensitif wanita.

“ Aaaah.” Erang Helen, cairan itu mulai mengalir di jari-jari Zidan, Ia menyeringai jika sudah seperti ini waktunya untuk menyatukan keduanya.

“ Kau mudah sekali untuk teransang.” Ucap Zidan sambil menyeringai.

Namun ketika mereka mulai bersatu, Helen mulai berteriak kesakitan dan ada bercak darah di sprei yang mereka pakai.

“ Apakah ini yang pertama bagimu?” Tanya Zidan terbelalak.

Helen mengangguk “ Yaa, ini adalah yang pertama bagiku. Apakah kau terkejut?”

Mendengar pernyataan Helen membuat Zidan terkejut untuk kedua kalinya. Ia langsung menyudahinya dan kembali tidur di samping Helen.

“ Apakah hanya begini saja? Kau mempermain- kanku seperti pria lainnya.” Ucap helen dengan mengepalkan tangan.

“ Maafkan aku tapi aku benar-benar tidak bisa melanjutkan ini, lagi pula kita tidak saling mengenal dan bahkan tidak saling bertukar nama.” Ucap Zidan sambil membalik badan membelakangi Helen.

“ Baiklah siapa namamu? Namaku Helen.” Ucap Helen.

“ Namaku Zidan, bolehkah aku memelukmu saja, kita bisa tiduran sambil berpelukan, itupun kalau kau mau nona.” Sahut Zidan mengambil ancang-ancang memeluk wanita di sebelahnya.

Helen menggangguk dan menjawab “ Ya.”

Keesokan paginya, Helen bangun lebih dahulu daripada Zidan.

Ingatan kemarin yang mulai bermunculan di benaknya mulai menghantuinya, Helen menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya.

Lalu melihat seorang pria tanpa busana berada di sampingnya.

“ Nasibmu memang sial sekali Helen, kau sudah menyelinap keluar rumah dengan memanjat pagar lalu menghilangkan keperawananmu dengan lelaki tidak di kenal.” Celetuk Helen dengan suara pelan.

Helen bangun dengan pelan-pelan dari kasurnya. Lalu mulai memunguti pakaiannya yang ada di lantai. Ia mulai keluar dari kamarnya dengan sempoyongan.

Zidan yang baru bangun tidur melihat Helen pergi keluar kamarnya.

Awalnya Ia hanya ingin bersenang-senang namun saat menyadari Ia telah mengambil keperawanan wanita itu, Ia bertekad akan bertanggung jawab.

“ Sial aku belum meminta nomornya, bagaimana aku menemuinya dengan hanya bermodalkan nama saja.” Ucap Zidan sembari bangkit dari kasurnya.

Dengan terburu-buru menggunakan bajunya, Zidan keluar mencari keberadaan Helen. Namun Helen sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya.

Zidan langsung kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil dan berkeliling mencari Helen di sekitar hotel. Namun itu hanya sia-sia karena Ia tidak menemukan keberadaan Helen.

 

 

 

 

 

 

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!