Matahari tepat di atas ubun-ubun kepala. Sinarnya yang terik menembus jendela-jendela kamar dengan hawa panas menyelimuti tubuh. Ezra baru terbangun dari tidur lelapnya.
“ Sudah jam segini saja, aku baru bangun, oh iya dua anak itu pasti belum bangun juga.” Ucap Ezra sembari menelpon teman-temannya.
“ Cepet kalian berdua bangun, gue laper ayo cari makan nih.” Ucap Ezra dengan tegas.
Di perjalanan mencari makan.
“ Aduh gue masih ngga bisa buka mata ni Zraa, kalian saja deh yang mencari makannya gue tidur di mobil saja ya.” Ucap Agha.
“ Gue juga mau tidur saja, capek semaleman minum-minum.” Tambah Zidan dengan sesekali menguap.
Mendengar ucapan temannya itu, Ezra hanya diam dan lanjut menyetir dengan santai.
Sesampainya di Restoran yang dituju.
“ Kalian berdua bangun ngga, kalau ngga gue pulang ke Malang aja, percuma yang have fun disini cuman kalian berdua.” Gertak Ezra.
Dengan mata yang masih setengah menutup itu, Agha dan Zidan berjalan keluar menuju Resto.
Setibanya disana mereka mencuci mukanya agar menhilangkan kantuk.
“ Eh bro kemarin kita pulang jam berapa, gue ngga inget sama sekali.” Ucap Zidan yang sudah bersemangat untuk mengawali hari.
“ Kita pulang sekitar jam 2 subuh, kalian berdua nyusahin tau ngga.” Ucap Ezra emosi.
“ Gue masih ngantuk nih, ini juga kan baru yang pertama kalinya buat gue minum-minum.” Sahut Agha menahan kantuknya.
“ Kalau masih ngantuk nanti loe gue anter balik ke hotel, Gue mau beli pakaian soalnya kalian bawain baju ngga ada yang bener.” Ucap Ezra dengan kesal.
“ Yaudah gue sama Agha pulang dulu aja deh, gue yakin loe kemarin lumayan have fun Zra jadi nanti mau gue ajak ke tempat baru yang lebih bikin have fun lagi.” Ucap Zidan membuat penasaran.
“ Iya bener sih, gue lumayan have fun kemarin ngga sempat sama sekali buat mikirin Dia, tapi itu semua gara-gara kalian berdua yang nyusahin.” Ucap Ezra dengan kerutan di dahi.
“ Sudahlah kawan, semuanya bakal terbayarkan dengan malam ini.” Tambah Agha dengan senyuman manis sambil menepuk pundak Ezra.
Selesai makan Ezra mengantar kedua temannya ke Hotel lagi.
Lalu lanjut pergi ke mall untuk berbelanja pakaian.
“ Sekarang masih setengah 5, kalau balik ke hotel kayanya nanggung mending gue liat sunset dulu mumpung masih di Bali.” Ucap Ezra sambil menyetir ke tempat tujuan selanjutnya.
Selesai berbelanja pakainan dan menikmati sunset, Ezra kembali kehotel dengan membawa beberapa makanan untuk teman-temannya.
Beberapa jam kemudian.
“ Kenyang banget sekarang gue sudah semangat buat ngelanjutin misi kita ngebuat Ezra move on.” Ucap Agha penuh semangat.
Dengan berdiri dan menyemangati teman- temannya Zidan berkata “ Oke let’s go kita berangkat untuk have fun, sayang! I’m coming.”
“ Let’s go, kali ini biar gue aja yang nyetir.” Ucap Agha sambil berjalan ke parkiran mobil.
“ Kita mau kemana sih sekarang sudah malem loh, sudah jam 10 lewat. Tempat wisata apa yang masih buka di jam segini.” Tanya Ezra.
Zidan hanya tertawa kecil sambil menepuk bahu temannya. “ Tenang bro santai, tempat wisata ini ramai banget dikunjungin sama wisatawan asing maupun wisatawan lokal dan yang pastinya loe bakal have fun banget disini.”
Jam 11 dini hari mereka sampai di depan tempat clubbing tersebut. Ezra yang sudah tau apa yang di maksud teman-temanya memilih tidak mau turun dan menunggu di luar saja.
Dengan paksaan dan tekat teman-temannya yang begitu kuat akhirnya mereka semua masuk ke tempat itu.
Jam 12 dini hari Ezra melangkahkan kakinya masuk kedalam klub malam. Di luar begitu sunyi dan sepi, namun ketika ada di dalam sini begitu ricuh.
Musik berdentum dengan begitu keras. Bunyi terompet sebagai pertanda bermulainya acara di hari itu sudah berbunyi.
Orang-orang disana menari bagaikan orang yang sedang kesetanan dan hidup untuk hari itu.
Sesekali meneguk minuman yang ada di tangannya dan kedua temannya ingin menjadi salah satu dari mereka.
“ Bangsat, anjing, jancok Naca bikin temanku patah hati.” Umpat Zidan, dia duduk di meja bartender dan memesan minuman keras. Dosis paling tinggi.
Dari kecil Ia berteman dengan Ezra, baru kali ini Ezra menyukai seorang wanita lalu sialnya wanita itu sudah memiliki pacar. Ia merasa iba dengan temannya yang begitu perfect tetapi sangat cupu dalam percintaan.
“ Gue bakal cariin pengganti Naca buat Ezra.” Ucap Zidan yang sudah tidak sadarkan diri sambil berjalan di tengah kerumunan mencari.
Melihat perilaku Zidan sontak Agha dan Ezra tidak habis pikir temannya mabuk karena Ezra.
“ Kok dia bisa sampe segitunya sih Zra, loe yang patah hati aja ngga minum-minum dari kemarin.” Ucap Agha sambil melihat ke arah Zidan penuh prihatin.
“ Gue juga ngga habis pikir sana Zidan tapi yaudah lah, loe kalau mau kesana aja. Gue bakal nunggu di tabble kita aja ya.” Sahut Ezra sambil menyandarkan badannya ke sofa.
“ Yaudah gue juga mau have fun hari ini, loe kalau mau gabung tinggal kesana saja Zra. Oke gue duluan ya.” Ucap Agha bangkit dari tempat duduknya.
Sekarang tinggal Ezra yang duduk di table mereka.
“ Ngapain sih tadi gue ikut kesini, risih banget ngelihat orang-orang kaya gini. Kayanya emang ngga cocok deh gue ada disini.” Ucap Ezra sambil mengalihkan pandangannya ke bawah.
Tiba-tiba seorang wanita dengan tubuh yang sangat seksi di balut dengan busana hitam yang terbuka dibagian dadanya menghampiri Ezra. Wanita seumurannya.
Dengan badan yang bagaikan gitar spanyol itu, wanita itu menggoda Ezra “ Hei baby, kenapa masih disini saja. Ayo bersenang-senang bersamaku.” Ucap wanita itu sambil sesekali kukunya menggerayangi badan Ezra.
“ Terimakasih kak, tapi aku tetap disini saja lagian tidak lama lagi aku bakal pulang. Aku kesini hanya menemani teman-temanku.” Sahut Ezra dengan sopan.
Mendengar ucapan Ezra yang menolaknya secara halus, tidak mematahkan semangat wanita ini. Ia kembali menggoda Ezra dengan menaruhkan tangan Ezra ke dadanya.
“ Maaf kak, aku bukan pria yang seperti itu. Kalau Kakak mencari yang seperti itu tolong jangan ke sini.” Ucap Ezra dengan menghempaskan tangan wanita itu.
Karena merasa di tolak untuk yang kedua kalinya, wanita itupun pergi.
“ Untung deh orang itu udah pergi, sial aku barusan megang apaan.” Ucap Ezra sembari mencari toilet terdekat.
Setelah berkeliling mencari toilet sampailah Ezra di ruangan pojok.
“ Akhirnya ketemu juga, gue harus nyuci tangan berapa kali sih. Jijiknya masih kerasa sampai sekarang.” Kata Ezra dalam hati sambil mencuci tangannya.
Sementara itu di kamar Naca.
“ Setelah kejadian itu aku ngga pernah ketemu Kak Ezra lagi, hari ini juga ngga ketemu. Apa dia ngga masuk sekolah ya hari ini?” Ucap Naca khawatir.
Semenjak mendengar perkataan Ezra itu, Naca menjadi semakin ragu dengan keputusannya untuk berpacaran dengan Dave.
“ Kalau saja waktu itu aku ngga terburu-buru buat move on sama Kak Ezra, mungkin saja hari ini aku sudah menjadi pacar Kak Ezra.” Ucap Naca menyesali perbuatannya.
“ Yaudah lah, lagian Dave juga ngga seburuk itu. Dia baik ke aku, emang aku kurang bersyukur aja.” Ucap Naca sambil memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments