Setelah kejadian itu, Ezra menghubungi teman-temannya untuk berkumpul secepatnya di ruang kosong, dekat aula yang sudah mereka anggap seperti Markas itu.
Di markas.
“ Gue tadi sudah ngungkapin perasaan gue yang sebenarnya ke Naca dan dia diem aja, kayanya gue emang sudah ngga ada harapan lagi untuk sama Naca.” Ucap Ezra sembari menundukan kepalanya dalam.
Mendengar perkataan Ezra sontak Zidan dan Agha langsung menghiburnya.
“ Tenang Zraa kami disini ada buat loe, gue bakal bantuin loe sampai patah hati loe ilang, sampai-sampai perasaan loe ke Naca ilang selama-lamanya tapi itu semua juga harus dengan persetujuan loe.” Ucap Agha menyemangati Ezra.
“ Gimana kita adain party atau gimana gitu biar Ezra semangat lagi. Oke kita semua fix bakal liburan ke Bali buat refreshing hati dan pikiran loe.” Tambah Zidan sambil melihat ke arah Ezra.
“ Bukannya besok kita harus sekolah, kalian jangan aneh-aneh saja.” Sahut Ezra.
Dengan otak cemerlangnya Agha memikirkan suatu cara “ Apa loe lupa Zra kita siapa, kita semua yang ada disini kumpulan anak osis dan loe sebagai ketua masa ngga kepikiran gini sih, sudah lah loe tinggal diam ngga ngelakuin apa-apa, biar gue sama zidan yang ngurus semuanya.”
“ Yups loe habis ini tinggal pulang, nyiapin barang-barang loe malam ini kita berangkat ke Bali buat nyembuhin patah hati loe.” Tambah Agha sembari merangkul bahu Zidan dan merekapun keluar dari ruangan itu.
Ezra yang masih tidak paham dengan yang dikatakan teman-temannya kembali ke kelas tanpa mengetahui rencana Agha.
Sementara itu di Kelas Naca.
“ Eh coba kalian liat tuh si Naca, dia masih aja dengan muka tebalnya. Apa dia ngga malu semua orang sudah tahu kalau dia adalah perusak hubungan Tiara.” Ucap Reni sambil berbisik-bisik.
“ Iya makanya kok ada orang kaya begitu. Padahal sudah jelas tadi Dave datang untuk menemui Tiara, tapi masih saja Ia tidak mengaku kalau Ia hanyalah pura-pura menjadi pacar Dave.” Tambah Tsabina.
“ Sudah-sudah sekarang kita masih pelajaran jangan membahas yang tidak penting.” Ucap Tiara, padahal dalam hatinya berkata “ Rasain lo Caa, siapa suruh loe belagu banget. Walaupun loe adalah pacar benerannya Dave tapi semua orang taunya loe adalah perusak hubungan gue.”
Triiing triing tring ~
Pelajaran telah selesai Naca kembali mengikuti pembinaan intensif untuk Olimpiadenya, sedangkan murid lainnya pulang ke rumah masing-masing.
Di Ruang Kepala Sekolah, Zidan dan Agha mengurus perizinan mereka untuk pergi ke Bali dengan alasan menemui donatur.
“ Apakah memang semendadak ini kalian ingin bertemu donatur tersebut?” Tanya Pak Kepala Sekolah.
Agha mengangguk “ Benar sekali Pak, kami dari pihak osis baru saja mendapatkan pemberitahuan tersebut hari ini. Awalnya kami ingin menolak karena ini terlalu mendadak, tapi setelah dipikir-pikir ini adalah penawaran yang sangat menguntungkan.” Ucap Agha.
“ Kami disana tidak lama Pak hanya sekitar 2 atau 3 hari saja tergantung seberapa lama kami bisa mendapatkan tanda tangan kontrak kerjasama tersebut.” Tambah Zidan agar lebih meyakinkan.
“ Baiklah kalau begitu, siapa saja yang akan pergi ke Bali.” Tanya kepsek lagi.
“ Hanya 3 orang saja Pak, yaitu Ezra ketua osis, saya sebagai wakil ketua osis, dan Zidan sebagai bendahara. Keberadaan kami disana tidak bisa di ganggu gugat lagi Pak, karena kami memiliki peran masing-masing.” Ucap Agha penuh penekanan.
“ Baiklah semoga urusan kerjasama ini lancar dan kalian bisa cepat pulang. Kalian bisa mengurus dispensasi kalian ke ruang tata usaha dan tunggu sampai semuanya sudah selesai baru kalian kembali ke rumah.” Ucap Kepsek menyetujui.
“ Terima kasih banyak Pak, atas kepercayaan bapak kepada kami.” Ucap Agha dan Zidan sembari menyalami Pak Kepsek.
Selesai menyelesaikan urusannya itu Zidan dan Agha kembali ke rumah untuk menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa.
Di telpon grub.
“ Zra loe udah siap-siap kan habis ini gue otw ke rumah loe.” Ucap Zidan mengingatkan.
Ezra yang masih setengah sadar sehabis tidur itu hanya menjawab iya-iya saja di telpon lalu mematikannya kembali.
Zidan dan Agha sudah tiba di rumah Ezra, namun Ezra masih saja tertidur lelap. Takut tertinggal pesawat mereka, Zidan dan Agha menyiapkan barang-barang Ezra. Mereka berdua sembarang mengambil pakaian Ezra.
Lalu membangunkan Ezra untuk berangkat ke Bandara. Di perjalanan menuju Bandara Ezra kembali tertidur.
“ Loe pernah patah hati ngga Zid, loe kan paling buaya di antara kita bertiga. Apa patah hati bikin ngantuk terus kaya Ezra.” Ucap Agha sembari melihat temannya dengan penuh belas kasih.
Zidan menggelengkan kepalanya “ Gue pernah patah hati sekali tapi ngga se alay Ezra juga sih. Gila banget ini anak ngebo terus.” Ucap Zidan prihatin.
Sesampainya di Bandara mereka langsung check in dan menaiki pesawat yang sudah mereka pesan itu.
“ Hah gue udah di pesawat aja, sejak kapan.” Tanya Ezra.
“ Iya loe anak gila bikin beban aja, loe tau pengorbanan gue sama Agha biar bisa ngebawa loe sampe sini gimana....” Zidan menceritakan perjalanan Ia dan Agha membawa Ezra sampai pesawat yaitu mulai menyeretnya masuk mobil, menarik dan membawanya dengan troli agar bisa sampai bandara, dan bergantian membawa Ezra agar sampai pesawat.
Mereka tiba di Bali tepat pukul 10 malam. Lalu langsung check in di Hotel terdekat.
“ Kita mau kemana sih ini, mau liat sunset juga udah lewat kali percuma gue ke Bali.” Ucap Ezra kecewa.
“ Tenang bro sabar, gue sama Agha sudah nyiapin berbagai jadwal yang seru buat kita lakuin.” Ucap Zidan mencurigakan.
“ Hah” Sahut Ezra.
Tanpa ngomong panjang lebar lagi, Zidan membawa mereka ke tempat Karaokean di Bali.
“ Loe gila bawa gue ke tempat kaya beginian. Sudah gue mau pulang aja.” Celetuk Ezra dengan muka kesal.
“ Tenang bro disini kita cuman karaokean buat Have Fun aja, ngga ada hal lain. Loe gabisa pulang dari sini, Gha ayo kita seret Ezra!” Ucap Zidan sambil menarik-narik tangan Ezra.
Ezra menyerah pada akhirnya mereka masuk ke tempat karaokean tersebut, karena Zidan sudah sangat sering ke tempat semacam ini. Ia lah yang mengurus semuanya.
Di dalam Ruangan Karaoke terdapat 4 orang wanita yang siap menemani malam mereka dengan sangat panas.
“ Hai.” Ucap seorang wanita bertubuh sexy sambil mencolek dagu Zidan.
“ Hallo juga sayang.” Sahut Zidan lalu mereka berduapun bersama selama karaokean.
Selama beberapa menit berlalu hanya Ezralah yang tidak minum sama sekali. Ia hanya diam dan sesekali bernyanyi lagu galau.
“ Ini beneran temen gue, ternyata gini ya dunia malem. Gue laper sudah lah keluar nyari makan dulu, biarin mereka pada mabuk.” Ucap Ezra sambil melihat teman-temannya yang sudah terkapar di sofa.
1 jam kemudian.
“ Kenyang banget gue, oh iya gimana kabar Zidan sama Agha mereka sudah sadar ngga sih.
Padahal tadi cuman minum 6 botol masa langsung tepar gitu sih, tapi sebenarnya batas minum alkohol itu berapa botol sih.” Ucap Ezra sambil berjalan menuju teman-temannya.
Mereka lalu pulang ke Hotel dengan Ezra yang menyetir. Agha dan Zidan masih saja tidak sadarkan diri.
Lalu dengan berjalan sempoyongan Agha dan Zidan berjalan ke kamarnya masing-masing.
Mereka semua beristirahat dengan tenang.
Ezrapun sudah tidak seberapa sedihnya berkat teman-temannya yang membantu menghiburnya.
“ Gue bisa saja lupain Loe Naa, kalau gue mau.” Ucap Ezra sebelum Ia tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments