Liburan yang Naca nanti-nantikan selama ini akhirnya kesampaian juga. Siswa kelas X dan XI diliburkan karena kelas XII sedang melaksanakan Ujian Nasional.
Setelah bebapa bulan ini Naca sudah bekerja keras di sekolah dengan jadwal yang begitu padat. Mengikuti berbagai macam ekskul yang berbeda tentu saja menyita energi.
Dalam waktu kurang lebih satu minggu ini. Naca ingin pergi berlibur di Yogyakarta. Awalnya Ia ingin pergi berlibur ke luar negri tapi di usianya yang masih 15 tahun sepertinya agak mustahil untuk bepergian jauh sendirian. Naca sangat terobsesi untuk menjadi independent woman.
‘’ Non Naca mau kemana kok pakai baju bagus gitu? Tanya Bii Ais ke Naca yang sedang berjalan ke garasi mobil.
‘’ Aku mau belanja Bii buat besok berangkat ke Jogja, Bibi mau ikut ngga? Kalau ngga juga gapapa kok, rencananya aku emang mau sendirian aja kalau gaada temennya.’’ Ucap Naca sambil menunggu jawaban Bii Aish dengan penuh harapan.
‘’ Sebentar Nona Muda, Bibi pakai jaket dulu biar cepat siap-siapnya.’’ Sahut Bii Aiss sambil menggunakan jaket dan bergegas memasuki mobil.
Setelah kurang lebih berbelanja selama 2 jam, Naca sudah memborong begitu banyak pakaian dan tas.
Menghabiskan sekitar Rp. 179.566,000,00 juta karena mayoritas barang yang Ia beli adalah barang brand terkenal. Tidak lupa Bii Aish juga mendapatkan beberapa baju yang dibelikan Naca secara percuma karena telah menemaninya berbelanja.
Sesampainya dirumah Naca membongkar barang-barang belanjaanya untuk dipilih lagi di ruang tamu, mana yang akan Ia bawa ke Jogja dan mana yang akan Ia tinggal di rumah. Bii Aish dan beberapa ART lainnya pun membantu Naca untuk mengemasi barang-barang yang akan Naca bawa ke Jogja.
‘’ Non beneran mau ke Jogja sendirian, ngga mau Bibi temenin? Kalau Oma dan Om kamu kan ngga mungkin bisa nemenin soalnya mereka pasti sibuk. Yakin Non bisa hidup sendiri di Jogja.’’ Tanya Bii Aish khawatir dengan keadaan Naca apabila akan berlibur sendirian di Jogja.
‘’ Iya Bii, hitung-hitung aku mau belajar mandiri lagian kalau ada apa-apa aku pasti bakal hubungin kalian kok, yaudah deh Bii aku mau istirahat dulu, tolong di beresin ya Bii.’’ Sahut Naca lalu kembali ke kamarnya untuk istirahat.
Bii Aish terdiam dia benar-benar tidak tega apabila Naca harus hidup sendiri selama liburannya, karena selama ini Naca tidak pernah seharipun hidup tanpa bantuan orang lain.
Pagi harinya Naca berangkat pagi dari Bandara Malang ke Bandara Jogja memakan waktu sekitar 4 jam karena pesawat delay.
Sesampainya disana Naca menyewa satu villa kecil di pedesaan. Ia memilih villa karena saat check in tidak memerlukan KTP dan memilih pedesaan karena Naca ingin suasana baru yang menenangkan pikirannya.
Seharian di villa Naca hanya berdiam diri tidak kemana-mana dan sesekali memesan makanan online. Dia sendiri bingung mau kemana jadi hari ini hanya santai-santai di villa sambil berenang.
Hawa pedesaan yang masih asri serta tetangga yang ramah membuat Naca betah tinggal disana walaupun sendirian.
Sudah terlalu lama Naca hanya berdiam diri di villa, akhirnya Ia pergi keluar untuk melihat-lihat kebun teh yang ada di dekat villa. Begitu banyak petani teh yang Naca temui dan rata-rata orang yang Ia temui ramah dengan menyapanya.
‘’ Oii, piye kabare ndok.’’ Ucap salah satu petani teh. ( hei, bagaimana kabarnya )
‘’ nggih, baik buk.’’ Sahut Naca ( iya, baik buk )
Hari berikutnya di Jogja, Naca pergi ke Candi Borobudur yang termasuk 7 keajaiban di dunia. Di sana wisatawan diwajibkan berpakaian sopan dan menutupi lutut.
Banyak sekali orang-orang yang berjualan gantungan kunci seperti miniatur Candi Borobudur atau sekedar tulisan ‘ I Love Jogja ’.
Sudah waktunya makan siang, Naca berkeliling kota Jogja untuk mencari makanan yang menarik perhatiannya.
Akhirnya Naca membeli makanan khas Jogja yaitu gudek Jogja yang rasanya cenderung manis, kering dan berwarna merah dari daun jati sebagai bahan pewarna.
Malamnya Naca pergi ke Bukit Bintang untuk menghabiskan malam sambil menikmati pemandangan kota Yogyakarta dari ketinggian.
Beberapa jam disana lalu Naca pergi ke Malioboro. Tempat ini merupakan pusat kota Yogyakarta dimalam hari yang tidak pernah sepi pengunjung bahkan semakin malam semakin ramai.
Naca berjalan-jalan dan berbelanja berbagai macam khas Jogja dan mencoba beberapa kuliner tradisional yang terkenal disana.
‘’ Andai saja keluargaku tidak sibuk, aku pasti bisa menikmati liburan ini bersama mereka, atau andai saja aku memiliki pasangan pasti aku tidak akan sendirian berada disini.’’ Omel Naca sambil berjalan ke taksi untuk pulang, kembali ke villanya.
Di villa Naca kembali mengomel sendiri.
‘’ Arghh kayanya emang aku harus membuka hati buat orang-orang yang suka aku deh, setidaknya biar aku ada temennya saat main, ngga kaya sekarang ini aku ngomong-ngomong sendiri kaya orang gila.’’ Celetuknya sambil merebahkan diri ke kasur.
‘’ Oh my god, semenjak kapan rebahan rasanya seenak ini, capek banget pengen tidur, andai disini ada Tuu ....’’ Ucap Naca sebelum akhirnya Ia tertidur dan belum menyelesaikan ucapannya.
Keesokan harinya Naca kesiangan baru bangun jam 11 siang karena tidak ada yang membangunkannya seperti biasanya.
‘’ Hah udah jam segini aja, laper banget belum sarapan, hari ini makan apa ya? Ternyata milih makanan sesusah ini ya! Udah enak aku hidup di Malang ada Bibi. Bisa-bisanya aku malah milih hidup sendiri. Oke Bii Aish i’m coming.’’ Ucap Naca penuh semangat.
Sambil menunggu makanan yang dipesannya datang. Naca mandi dan bersiap-siap untuk liburannya hari ini.
Hari ini Naca pergi ke Museum Ullen Sentalu. Disana terdapat banyak karya seni seniman-seniman Yogya di masa lalu dan banyak menyimpan sejarah tentang Kerajaan Mataram.
Setelah selesai berkeliling di Museum Ullen Sentalu, Naca melanjutkan perjalanannya.
Naca sampai di Embung Nglanggeran, ada bukit berbatu yang namanya Gunung Api Purba.
Membutuhkan waktu sekitar 50 menit berjalan santai sampai Naca tiba dipuncak. Setibanya dipuncak Naca begitu takjub dengan pemandangan yang Ia lihat dari atas, karena disana masih tergolong sepi, Naca berteriak ‘ My Prince i’m coming ‘ untuk menyemangati dirinya dalam mendapatkan pacar.
Kemudian Ia lanjut memandangi pemandangan indah yang ada di depannya. Lalu menuruni puncak dan pulang.
Malamnya di villa Naca udara begitu dingin dan gelap, Bulan ditutupi olek kabut ditambah suara petir-petir yang menggelegar.
Naca seorang diri berada di villa itu. Dirinya ketakutan hingga menangis mendengar petir-petir yang menyambar tanpa isyarat menandakan hujan deras akan segera tiba. Kesepian terasa berat di hati Naca ingin sekali dirinya bersama orang yang Ia cintai disaat-saat seperti ini.
‘’ Ya Tuhan andai saja Engkau mau mengirimkan orang yang selalu bisa berada disampingku, disaat susah maupun senangku. Ingin sekali aku bersama orang yang sepertiku ya Tuhan. Tolong beribu-ribu tolong berikanlah aku orang semacam itu ya Tuhan.’’ Doa Naca di malam itu menandakan dirinya sudah tidak kuat lagi untuk hidup seperti ini.
Keesokan harinya Naca pergi ke Bandara untuk kembali ke Malang. Naca pikir dengan liburan Ia akan menjadi lebih bahagia dengan ke tempat-tempat yang baru pernah Ia datangi.
Namun yang Ia dapatkan hanyalah kesepian dan kehampaan yang bertambah kuat. Di perjalanan pulang terbesit lagi dipikirannya untuk menerima orang yang mencintai dirinya dengan sungguh-sungguh.
Baru selesai mendarat di Bandara, Naca tidak ingin kembali ke rumahnya. Naca begitu kesal dengan keluarganya yang begitu sibuk dengan pekerjaan mereka, hingga Naca mencari-cari tempat wisata alam untuk menenangkan pikirannya. Ia memilih ke Gunung Bromo tetapi karena Naca mengincar sunrise. Dia harus berangkat subuh.
Menunggu subuh tiba, Naca menginap di salah satu penginapan di Kota Batu. Pukul 02.25 WIB Ia dijemput oleh jeep dan berangkat ke Bromo.
Perjalanan memakan waktu sekitar 3,5 jam karena harus menjemput penumpang lainnya dan sampai tepat saat sunrise muncul.
Wisata pertama yang mereka kunjungi yaitu Bukit Cinta karena disini adalah View Point Golden Sunrise Gunung Bromo yang tidak kalah dengan Penanjakan 1. Selain dapat melihat sunrise Naca juga dapat melihat 3 gunung besar yang saling berdekatan yaitu Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.
Lalu melanjutkan perjalanannya ke tempat wisata lainnya.
Hingga sampailah Naca di tempat wisata yang terakhir yaitu Pura Luhur Poten yang merupakan satu-satunya bangunan yang berdiri di tengah hamparan Pasir Berbisik.
Walaupun Ia bukan orang yang beragama Hindu, Naca ikut sembahyang dan berdoa agar bisa bertemu dengan orang yang tulus terhadapnya.
Setelah itu mereka pun pulang.
Sesampainya dirumah. Naca di sambut baik oleh Bii Aish.
‘’ Akhirnya Nona Naca pulang juga. Bagaimana liburannya Non? Sebentar saya bikinkan makanan seperti biasa ya Non.’’ Ucap Bii Aish begitu perhatian.
Naca hanya mengangguk, dirinya begitu kelelahan hingga tidak sanggup menjawab pertanyaan Bii Aish.
Selesai memakan makanan yang Bii Aish bikinkan. Lalu Naca berendam air hangat di bathtub kesukaannya sambil merilekskan diri dan pikirannya.
Kemudian tidak lama Oma pulang dari kantor dan datang ke kamar Naca.
‘’ Nanaa apa kamu masih bangun? Oma masuk ya!’’ Ucap Oma yang sudah sangat kangen ke cucunya.
Tidak terdengar suara apapun dari kamar. Oma langsung masuk untuk memastikan keadaan cucunya didalam kamar, tetapi di dalam kamar tidak terlihat ada Naca disana. Oma histeris dan berteriak mencari Naca.
Sebelumnya, Oma sudah terlebih dahulu bertanya ada di mana cucunya dan Bii Aish mengatakan kalau Naca sedang berendam di kamarnya. Tetapi nyatanya Naca tidak ada di kamarnya dan sudah lama tidak ada yang melihatnya.
Selama saat Naca pergi Ia selalu mengatakannya ke Bii Ais. Satu rumah menjadi khawatir dan pergi mencari Naca.
Akhirnya Naca ketemu, Ia sedang berada di taman sambil bermain ayunan.
‘’ Nana sayang dari tadi Oma cariin kamu sampai orang-orang dirumah ribut mencarimu, ternyata ada disini cucu Oma. Kenapa disini sendirian? Gimana liburannya apa kamu Have Fun berada di Jogja?’’ Tanya Oma khawatir ke keadaan cucunya dengan setengah ngos-ngosan habis berlarian mencari Naca.
‘’ Maaf Oma aku disini dari tadi, ingin melihat bintang dan bulan saja. Liburanku seru cuman rasanya sedikit hampa soalnya gaada yang nemenin aku disana. Andai aja keluarga kita bisa sering berkumpul bersama pasti akan menyenangkan." Ucap Naca.
"Memiliki uang yang banyak saja tidak cukup Oma, aku juga ingin memiliki orang yang bisa menemaniku dimasa masa sulitku.’’ Timpal Naca dengan mata berbinar-binar ingin menangis.
‘’ Apa kamu sedang ada masalah di sekolah sayang, maaf Oma tidak tau karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.’’ Ujar Oma sambil menghela napas berat dan menundukan kepalanya dalam.
‘’ Sudahlah Oma tidak apa-apa aku capek ingin istirahat saja. Good night Oma.’’ Sahut Naca datar.
Sementara itu di tempat lain.
‘’ Kok gue kepikiran sama anak tukang bolos ya?’’
Celetuk Ezra dalam hatinya penuh tanya dengan pipinya yang terasa panas. Ezra menganggap dirinya sedang sakit dan segera meminum obat lalu tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Rossemarry
liburan doong😍
2022-04-03
1