“Joana, kamu di dalam? buka pintunya!”
Joana hanya memandang ke arah pintu kamarnya tanpa berniat melangkah ke sana sedikitpun.
“Joana, jangan sampai saya dobrak pintu untuk yang kedua kalinya!” ancam lelaki itu dari luar.
Tangis Joana semakin menjadi, dia tidak pernah menyangka hidupnya selama dua hari ini akan serumit ini. Apa salah dan dosanya?
Mendengar ancaman itu, mau tak mau, Joana bangkit dari duduknya, menuju pintu. Jika didobrak dan pintu kembali rusak, tidak mungkin Joana malam ini tidur dalam keadaan pintu terbuka. Itu terlalu membahayakan untuknya.
Joana menyempatkan meraih tisu untuk menghapus air matanya, lalu mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu, Joana memakainya dan menutup tubuhnya rapat-rapat.
“Ada apa lagi?” wanita itu membuka pintu dan hanya kepalanya saja yang nongol.
Alva menelan salivanya kasar, semakin merasa bersalah melihat bagaimana penampilan wanita di hadapannya saat ini. Mata sembab, hidung memerah, bibir yang sedikit membengkak dan rambut acak-acakan.
“Saya minta maaf, mari kita bicara sebentar.” dengan lembut, sangat lembut Alva berucap. “Lagian kita belum makan-“
“Bicara dari sini aja, Pak. Saya capek.” keluh Joana tanpa ingin menatap, dia hanya mampu melihat lantai bercorak yang sedang diinjaknya.
“Sebentar aja, Joana…” Alva tahu dia salah, maka sebisa mungkin dia berusaha untuk meluluhkan hati Joana.
Wanita itu menggeleng. “Begini aja, Pak. Jika itu tentang peraturan di rumah ini yang akan bapak terapkan, silakan tulis atau ketik aja di kertas, lalu tempelkan di kulkas. Besok akan saya-“
“Joana, lupakan tentang aturan itu!” titahnya kesal. “Ini tentang kita, dan tadi itu-“
“Tolong Pak, tolong banget. Jangan bahas lagi. Anggap nggak pernah terjadi, ya? biarkan saya hidup tenang, saya lelah dan pusing.” Joana tidak bercanda soal kata-katanya itu. Dia memang lelah dan pusing jika kelelahan, apalagi jika kurang tidur, anemianya akan kambuh.
Alva terdiam menerrima penolakan Joana, apalagi wanita itu memintanya untuk melupakan semua seakan tidak ada yang terjadi.
“Saya tutup Pak.” jujur saja Joana juga merasa takut, dan serba salah mengingat dengan beraninya dia memberi tamparan keras pada wajah lelaki itu sebanyak dua kali. Alva bisa saja kan memecat Joaja karena itu, tapi justru lelaki itu tidak melakukannya.
bugh.
Suara pintu tertutup. Alva mundur beberapa langkah. Kacau, hari ini benar-benar sangat kacau. Dan sepanjang malam Alva tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan apa yang sudah dia lakukan pada Joana.
Paginya, Joana terbangun dengan wajah yang masih sembab. Pagi-pagi sekali, bahkan sebelum matahari terbit, dia mengendap-ngendap keluar dari kamar, menuju kamar mandi sebelum Alva bangun. Sumpah, Joana enggan sekali harus bertatapan dengan lelaki tak punya hati itu lagi. Joana melakukan aktifitas di kamar mandi, dengan cepat tanpa ingin berlama-lama, setelahnya dia memakai setelan piyama agar tidak lagi menampilkan wujud seksinya di hadapan Alva, dari pada terus dikatakan murahan.
Sementara Alva saja baru tidur sekitar satu jam yang lalu, jam empat pagi lelaki itu baru bisa memejamkan matanya dan tertidur dengan tenang. Seumur hidup Alva, ini adalah masalah tersulit yang pernah dia alami. Mengapa rasa bersalah terus menerpanya setelah melakukan itu pada Joana. Bukan tentang ciumannya, tetapi tentang perlakuan kasarnya.
Joana sudah siap, akan berangkat bekerja. Dia sudah rapi dengan setelan kerjanya, blouse yang di luarnya dilapisi blazer, serta celana panjang kantoran yang lumayan mencetak bentuk tubuhnya. Itu bukan hal aneh lagi, bahkan rata-rata pegawai wanita di perusahaan itu, semuanya berpakaian yang seperti itu. Rok mini, celana dan blazer ketat, itu sudah biasa.
Wanita itu mendesah kesal melihat bagaimana keadaan motornya yang sudah dua hari tidak dikendarainya itu. Kap bagian depan dan lampu kanannya pecah. Menyedihkan. “Ya ampun, mau biaya berapa lagi perbaiki ini semua?” dia tahu ini adalah perbuatan lelaki angkuh bernama Alva itu, saat ingin mengeluarkan mobil dari garasi. Tetapi untuk mengemis dan meminta ganti rugi pada lelaki itu, sungguh jauh dari rencana Joana. Lebih baik dia rugi materi dari pada rugi harga diri.
Kecewa, Joana memilih naik taksi, yang penting dia bisa tiba di kantor tepat waktu, dan sempat sarapan walaupun hanya dua potong kue dah sekaleng susu.
“Hai beb!”
Turun dari taksi, dan hendak berjalan menuju gedung kantor, Joana berpapasan dengan Zea yang juga baru saja turun dari taksi. “Eh lo tumben nggak bawa mobil?” tanya Joana.
“Ya… mobil gue di bengkel. Gimana? lo udah baikan?” Zea menatap wajah Joana, sahabatnya itu terlihat berbeda dari biasanya. “Kayaknya masih sakit? ngapain lo paksain kerja sih? kan kita boleh cuti dua puluh satu hari dalam setahun.” Zea mengingatkan.
“Iya… tapi gue udah baikan kok,” jawab Joana yakin. Mereka berjalan beriringan menuju lobi.
“Hm, bibir lo kenapa?” mata Zea tertuju pada bibir Joana yang terlihat sedikit terluka, dan sudah mulai mengering.
Deg deg deg deg
Jantung Joana berpacu cepat, karena Zea menyinggung soal bibirnya. Kembali terasa dan teringat jelas bagaimana Alva membuai bibirnya, menggigit dan melumaat kasar di sana. “Ini sariawan, mungkin kurang minum air putih.” Joana menyentuh bibirnya sendiri.
“Tetap jaga kesahatan, Ana.”
“Iya, bawel.”
Mata Zea tertuju pada area parkir VIP khusus para bos, tidak ada mobil Alva di sana, padahal Zea pikir dia sudah terlambat dan Alva sudah datang lebih dulu. Tapi melihat jam yang sudah hampir menunjukkan pukul delapan, tapi bosnya belum tiba, membuatnya bertanya-tanya.
“Gue duluan ya, mau hubungi bos ganteng dulu, kok tumben dia belum datang? hari ini banyak agenda.” Zea meraih ponselnya dari dalam tas, dan berlalu begitu saja, mereka berpisah di lobi. Joana menuju tempatnya di lobi itu, dan Zea menuju lift.
🍑
Bantu vote ya kakak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Anisatul Azizah
kasian nanti kl Zea jd antagonis demi dapetin bos batu itu, dia kan sahabatan sm Jo
2022-04-12
2
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ
pergi ajh jo kok km yg di hina aku yg sakit hati ya😔😔
2022-04-06
1
Dini Junghuni
si boss ganteng msh ngorok d kamarny noh neng zea..
😂😂😂
2022-04-01
0