Pelajaran untuk Joana

Joana menunduk untuk melihat penampilannya sendiri, menurutnya tidak ada yang salah. “Apa yang salah dengan pakaian ini? ini layak kok.” jujur saja dia enggan sekali mengganti pakaian hanya untuk sekadar berbicara dengan lelaki ini, merepotkan dan buang-buang waktu.

Alva tersenyum miring, dia sudah duduk di salah satu kursi makan. “Apa kamu nggak menganggap saya ini lelaki normal, Joana? kenapa kamu begitu santai memakai pakaian seperti itu di hadapan saya? apa kamu sengaja, menggoda saya? apa kamu sama seperti perempuan murahan di luar sana?”

Lelaki itu bangun dari duduknya, sedangkan Joana masih betah berdiri di sisi meja, sambil memegang sandaran kursi. Alva berjalan pelan, selangkah demi selangkah mendekati Joana. Menurutnya wanita itu perlu diberi sedikit peringatan sekaligus pelajaran supaya tidak berbuat sesuka hati.

“Ya… saya tau Bapak adalah lelaki normal. Tapi kan, Pak Alva nggak mungkin tergoda dan nafsuu sama saya bukan? bukankah saya terlalu hina di mata Bapak, persis orang gila seperti yang pernah Bapak katakan waktu itu?” Joana hanya berucap apa adanya, dia sama sekali tidak menganggap Alva lelaki tidak normal. Hanya saja, untuk tergoda dan bergairah kepadanya tentu tidaklah mungkin. Alva sering sekali mengata-ngatainya. Jadi, mana mungkin lelaki itu berminat kepadanya, itulah mengapa Joana cukup santai berpakaian apapun di hadapan lelaki itu.

“Begitukah asumsi kamu, Joana?” Alva mengambil selangkah lagi, sampai tubuhnya benar-benar dekat pada Joana, sangat dekat hingga Joana yang mundur satu langkah.

Alva membuka jasnya, mencampakkan secara asal ke depan pintu kamarnya, melonggarkan dasi, juga membuka beberapa kancing kemejanya bagian atas.

Kenapa sih dia? mulai nggak waras?

Joana membatin.

Gadis itu mundur, semakin mundur ketika Alva mendekat. “Mau apa Bapak? kita jadi bicara atau enggak?” tanya Joana dengan nada kesal. Sungguh dia tidak memiliki waktu bermain-main seperti ini, lebih baik dia tidur saja.

Alva semakin dekat, membuat tubuh Joana menabrak sebuah pintu kamar, karena dia terus mengambil langkah mundur. Dan sialnya itu adalah pintu kamar Alva.

Sepersekian detik, pinggang Joana direngkuh oleh lelaki itu, hingga tubuh mungilnya merapat pada tubuh Alva yang tinggi.

“Hei! apa-apaan ini?!” Joana mengepal kedua tangannya, untuk memberontak dan mendorong dada Alva yang sedang tersenyum mesum ke arahnya.

Bukanya berhenti, Alva justru menggunakan tangannya yang lain, untuk mengusap bibir Joana dengan ibu jarinya.

“Pak, lepaskan saya atau saya bakalan teriak, supaya tetangga mendengar!” ancam Joana. Sungguh dia merinding atas apa yang Alva lakukan padanya sekarang. Seumur hidup, ini pertama kalinya dia berdekatan sangat intim seperti ini dengan seorang lelaki. Joana tidak pernah pacaran, tidak pernah dekat dengan siapapun karena sejak SMP Daniel selalu mengawasinya sebagai Kakak angkat. Hingga dia tidak berani meladeni lelaki manapun yang berniat mendekatinya.

“Teriak aja kalau kamu nekat, nanti kita digrebek warga, dinikahin, itu kan yang kamu mau?” Alva semakin mengunci tubuh Joana, menghimpit wanita itu hingga tidak bisa bergerak ke manapun. Mata Alva tertuju pada mata, hidung dan bibir Joana, lalu mata itu dengan sangat kurang ajar turun ke belahan dada Joana yang mengintip di balik baju tidur seksi itu.

“Nggak sudi!” sangkal Joana. Meski terancam, setidaknya Joana harus punya harga diri. Meski ini adalah bosnya, bukan berarti dia harus lemah dan mengemis-ngemis, bukan? baginya harga diri di atas segala-galanya.

Alva justru terkekeh mendengar kata nggak sudi itu dari Joana. “Munafik, banyak para wanita di luar sana menggilai dan menginginkan saya. Bisa-bisanya kamu bilang nggak sudi?”

“Itu mereka, dan nggak berlaku untuk saya!” Joana mendelik tajam, dia sudah bersiap ingin menendang sesutu di antara ************ lelaki gila di hadapannya ini.

“Awas-“

Tapi ternyata Joana kalah cepat, saat bibir Alva membungkan bibirnya dengan ciuman lembut. Bibir lelaki itu membelai bibirnya dengan mesra, Alva memejamkan mata, sementara Joana membulatkan mata. Tubuhnya menegang seketika.

Joana memberontak, masih dengan kepalan tangannya, dia mendorong-dorong tubuh lelaki itu. Tapi rasanya sia-sia saja, karena tenaganya kalah dari Alva. Joana benar-benar terhimpit oleh tubuh itu, sampai dia rasanya sesak napas apalagi, bibirnya kini sedang dikuasai. Alva memegang tengkuk Joana, untuk mempermudah agar wanita itu menuruti setiap arah gerakan bibirnya.

Sial sekali, Joana justru terbuai dengan lembutnya ciuman lelaki itu, ini adalah pertama kali untuknya. Ciuman pertamanya tidaklah seindah yang dia bayangkan, Joana ingin hal itu dilakukan oleh orang yang dia cintai, dan juga mencintinya. Bukan keadaan yang tidak waras seperti ini.

“Hmmhmmh…” Joana melenguh tanpa dia sadari, karena kesulitan bernapas. Sialnya hal itu justru semakin membangkitkan gairah Alva, untuk menciumnya lebih dalam dan sedikit kasar.

*Dasar bos gila!!!!* dan ternyata gue lebih gila karena mengikuti permainannya. Mana harga diri lo Joana?

Joana mengumpat dalam hati, bagaimanapun dia adalah seorang wanita dewasa dan normal, mendamba sentuhan lelaki. Kepalan tangannya yang awalnya berada di dada Alva, kini turun, semakin turun ke pinggang lelaki itu. Joana hanya meremaas kemeja Alva, tanpa berani menyentuh pinggangnya.

Satu tangan Alva menarik handle pintu kamarnya, hingga benar-benar terbuka lebar. Sebelah tangannya lagi, Alva menahan pinggang gadis yang sedang dicumbunya itu agar tidak terjatuh, Alva menuntun Joana untuk berjalan mundur, masuk ke dalam kamarnya.

🍑

Cinta tak selamanya indah deeekkk

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

walaaah

2024-05-29

0

Yusrida Suci

Yusrida Suci

good job thoor 😘😁

2022-04-25

1

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

part baperrr bnrrr

2022-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 Perempuan nggak sopan!
2 Pria sombong
3 CEO baru?!
4 Visual Joana dan Alvandro
5 Tolong jaga rumah dan seisinya
6 Tidur di luar?
7 Nggak bisa dibiarkan
8 Memanfaatkan Joana
9 Si Pembuat Masalah
10 Lelaki tak punya hati
11 Mengkhawatirkan Joana
12 Joana menyusahkan
13 Menindih tubuh Joana
14 Bos Songong
15 Aku baik-baik aja
16 Kuda Ngamuk
17 Ganti pakaian yang lebih layak!
18 Pelajaran untuk Joana
19 Dia menangis?
20 Anggap nggak pernah terjadi!
21 Kita perlu bicara
22 Cari tahu tentang Joana
23 Jalan kaki bersama Joana
24 Kacau
25 Ancaman Alva
26 Dijebak Zea
27 Gila ya!
28 Teman yang pengertian dan perhatian
29 Kalau saya sukanya kamu, gimana?
30 Dengan satu syarat
31 Pesan nenek
32 Amarah Joana
33 Perih mata dan hati
34 Ulang tahun Joana
35 Di mana dia sekarang?
36 Tak bisa menerimanya
37 Menemui Alva
38 Mas Alva
39 Memperbaiki hubungan
40 Mencuri perhatian Alva
41 Aku rindu kamu
42 Kamu masih perawan?
43 Aku akan menikahimu
44 Masih berusaha
45 Berbagi cerita
46 Jejak Dosa Kita
47 Aku bersungguh-sungguh
48 Tetapkan tujuan yang sama
49 Kita resmi jadian?
50 Memeluk tanpa alasan
51 Bau alkohol
52 Kabar mengejutkan
53 Kami adalah tim yang baik
54 Kamu harus ikut
55 Mengungkapkan yang sebenarnya
56 Tidak akan merestui
57 Hasil yang tak diharapkan
58 Positif Hamil
59 Dasar bucin!
60 Hari pertama menikah
61 Tidak Diakui
62 Ada Buktinya?
63 Malam Kedua yang Gagal
64 Drama di Pagi Hari
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Perempuan nggak sopan!
2
Pria sombong
3
CEO baru?!
4
Visual Joana dan Alvandro
5
Tolong jaga rumah dan seisinya
6
Tidur di luar?
7
Nggak bisa dibiarkan
8
Memanfaatkan Joana
9
Si Pembuat Masalah
10
Lelaki tak punya hati
11
Mengkhawatirkan Joana
12
Joana menyusahkan
13
Menindih tubuh Joana
14
Bos Songong
15
Aku baik-baik aja
16
Kuda Ngamuk
17
Ganti pakaian yang lebih layak!
18
Pelajaran untuk Joana
19
Dia menangis?
20
Anggap nggak pernah terjadi!
21
Kita perlu bicara
22
Cari tahu tentang Joana
23
Jalan kaki bersama Joana
24
Kacau
25
Ancaman Alva
26
Dijebak Zea
27
Gila ya!
28
Teman yang pengertian dan perhatian
29
Kalau saya sukanya kamu, gimana?
30
Dengan satu syarat
31
Pesan nenek
32
Amarah Joana
33
Perih mata dan hati
34
Ulang tahun Joana
35
Di mana dia sekarang?
36
Tak bisa menerimanya
37
Menemui Alva
38
Mas Alva
39
Memperbaiki hubungan
40
Mencuri perhatian Alva
41
Aku rindu kamu
42
Kamu masih perawan?
43
Aku akan menikahimu
44
Masih berusaha
45
Berbagi cerita
46
Jejak Dosa Kita
47
Aku bersungguh-sungguh
48
Tetapkan tujuan yang sama
49
Kita resmi jadian?
50
Memeluk tanpa alasan
51
Bau alkohol
52
Kabar mengejutkan
53
Kami adalah tim yang baik
54
Kamu harus ikut
55
Mengungkapkan yang sebenarnya
56
Tidak akan merestui
57
Hasil yang tak diharapkan
58
Positif Hamil
59
Dasar bucin!
60
Hari pertama menikah
61
Tidak Diakui
62
Ada Buktinya?
63
Malam Kedua yang Gagal
64
Drama di Pagi Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!