Karena Joana tahu, siapa pemilik mobil itu. Maka dia lebih memilih menghindar saja. Sungguh dia tidak ingin berurusan terlalu banyak dengan lelaki bernama Alva itu, apalagi Joana tahu batasan dia hanyalah pegawai dan lelaki itu adalah bosnya.
Alva turun dari mobil saat melihat Joana dengan sengaja menghindarinya. Lelaki itu geram dan menganggap Joana tidak tahu diri. Awalnya, Alva ingin memasuki area rumah sakit, tapi karena melihat Joana sudah berdiri dengan gelisah di pinggir jalan, otomatis dia menghentikan mobilnya.
“Kenapa kamu bisa di sini?!” sentak Alva. “Harusnya kamu masih dirawat di dalam, kan?”
Joana menggeleng. “Saya mau pulang aja, Pak. Saya nggak suka ada di rumah sakit. Saya mau pulang, tapi dari tadi nggak ada taksi yang mau berhenti,” jelasnya dengan nada pelan. Tak ada tenaga untuk berdebat kali ini.
“Ayo pulang!” ajak Alva.
“Nggak apa-apa saya nunggu-“
“Kamu nggak sadar diri ya? perlu saya kasih cemrin? kamu tau penampilan kamu kayak apa sekarang? persis orang gila, mana ada taksi yang mau berhenti ketika distop sama orang gila?!” sindir Alva dengan tatapan ingin menerkam Joana.
Ya.. Joana tahu itu. Dia mirip gelandangan, orang gila dan sebagainya. Tapi, apa perlu diperjelas. Sungguh kalimat Alva barusan menyinggung hatinya. se bar-bar dan setegar apapun dia tetaplah seorang wanita yang memiliki hati yang lembut.
Mata Joana berkaca-kaca, menerima hinaan itu. Dia masih berdiri tanpa peduli dengan keberadaan Alva dan orang-orang sekitar yang memperhatikan mereka.
Tak sabar, Alva pun menarik paksa tangan Joana setelah membuka pintu mobil di sisi kiri. “Masuk!” titahnya. “Paling nggak kita jangan bertengkar di pinggir jalan, apalagi dengan penampilanmu yang begini, jangan buat aku malu!” sentak Alva lalu membanting pintu mobil.
“SAYA KAN NGGAK MINTA UNTUK SELALU BERURUSAN DENGAN ANDA, BAPAK CEO YANG TERHORMAT?!” Joana setengah berterika ketika Alva sudah masuk ke dalam mobil. “Jangan mentang-mentang Anda orang kaya, bos saya, Anda bisa berkata seenaknya tanpa memikirkan perasaan saya?! Anda puas mengata-ngatai saya orang gila?!”
“DIAMLAH! JANGAN BUANG-BUANG TENAGAMU!” balas Alva dengan suara yang tak kalah besar.
Joana mengambil napas dalam, lalu menghembuskan pelan. Air matanya masih menetes deras. Jikapun dia dipecat setelah ini, dia takkan peduli. Joana ingin pergi saja dari rumah itu.
Alva lalu melajukan mobilnya dengan cepat. Tujuannya agar cepat sampai ke rumah. Dan sepanjang perjalanan, hanya isak tangis Joana yang didengarkannya, membuat telinganya terasa panas. Jangan harap dia akan luluh dengan tangisan itu, tidak.
cengeng sekali. Baru ini ada perempuan secengeng dia. Dasar lebay.
Alva terus mengumpat tanpa tahu bagaimana perasaan Joana saat ini.
Tiba di rumah, Joana langsung turun dari mobil dia berlarian menuju kamarnya tanpa mempedulikan Alva lagi. Tubuhnya gerah, sangat gerah, dia mengambil handuk untuk segera mandi agar lebih segar. Joana juga sudah merasa lebih baik, mungkin cairan infus yang diberikan perawat tadi cocok untuknya.
Sementara Alva masuk ke dalam kamarnya, mengambil ponsel lalu yang dia lakukan adalah menghubungi nenek.
“Halo Nek, aku udah nggak tahan lagi.”
“Hah?! ada apa? gimana? dua malam bersama Joana, kamu nggak tahan?” sang Nenek justru kegirangan mendengr keluhan Alva.
“Bukan itu, Nek. Aku nggak tahan lagi, dia cukup menyusahkan. Semalam dia sakit sampai pingsan, aku udah bawa dia ke IGD, malah kabur dan minta pulang ke rumah.” keluh lelaki itu.
Nenek tertawa di seberang sana. “Joana sakit? belikan dia makanan yang enak, buah-buahan dan biarkan dia beristirahat, biasanya nenek buatkan dia bubur, dan teh hangat kalau dia sakit. Tapi nggak mungkin kamu bisa melakukan itu, maka belikanlah dia makanan selayaknya orang sakit,” pinta sang nenek.
“APA?!” sentak Alva. “Nggak bisa Nek. Aku justru mau pindah dari sini. Aku mau tinggal di apartemen-“
“Alva, kamu nggak sayang nenek?” Nek Merry langsung memotong kalimatnya yang belum selesai.
“Sayang Nek… tapi-“
“Nggak ada yang salah dengan kamu melakukan kebaikan seperti yang nenek katakan tadi.”
Panggilan langsung terputus. Belum sempat Alva menjawab neneknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sri Astuti
mrk butuh adaptasi.. dua" nya sama" kaget dgn situasinya
2024-05-29
0
Mawar Melati
menarik ceritanya 😍
2022-07-28
0
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
ini aku udh kaya orgila ketawa ngakak sendiri oh astaga
2022-04-16
0