Tidur di luar?

Jam kerja sudah berakhir, tapi Joana sengaja mengulur-ngulur waktu. Jika biasanya rumah menjadi tempat yang sangat menyenangkan baginya untuk melepas lelah, kali ini tidak. Betapa enggannya dia pulang ke rumah, mengingat ada pria asing dan tak ada ramah-ramahnya sedikitpun akan tinggal seatap dengannya. Joana sendiri tidak tahu, entah sampai kapan.

“Berdasarkan beberapa teori yang pernah gue baca, cowok cuek, sombong dan dingin sejenis bos baru kita itu, bakalan bucin banget deh kalau ketemu sama cewek yang dia sayang,” tutur Zea. Kini mereka sedang makan malam di sebuah cafe. Atas permintaan Joana yang tak ingin cepat-cepat kembali ke rumah, Zea menuruti permintaan sahabatnya itu.

“Teori sesat. Terus lo berharap gitu?” entah mengapa Joana sangat kesal jika Zea terus bercerita tentang lelaki bernama Alva itu. “Nggak usah deh, di luar sana masih banyak cowok yang lebih bagus, lebih berakhlak daripada dia.” cetus Joana.

“What?! lo nggak tau aja Pak Alva itu paket lengkap yang selama ini gue cari. Tunggu aja waktunya dia bakalan gue bikin bucin, kayak cerita bos dan sekretarisnya di novel-novel.” Zea cekikian.

“Kebanyakan halu lo. Jaman sekarang yang nyata-nyata aja deh.” Joana geleng-geleng kepala. Sahabatnya itu tidak tahu saja jika Joana malam ini harus tinggal seatap dengan pria menyebalkan itu.

“Kita lihat nanti ya Ana. Gue bakal buktikan kata-kata gue. Lo tunggu aja.” Tawa Zea semakin menjadi-jadi. Wajar saja kepercayaan dirinya setinggi itu, sebab dia termasuk salah satu wanita tercantik di gedung perusahaan. Tentu saja dia merasa menang dari pada yang lain, karena posisinya.

“Ayo pulang!” ajak Zea, seraya melirik arloji di tangan kirinya. Hampir jam sepuluh malam.

“Cepat banget, ntar lagi. Minum gue belum abis.” Joana beralasan lagi.

“Gue ngantuk banget, gue harus tidur cepat, mempersiapkan energi untuk besok. Muka gue harus lebih fresh soalnya mau ketemu calon investor baru, bareng bos baru.” Zea menarik tas jinjingnya, dia sangat bersiap untuk pulang, sangat berharap hari esok datang lebih cepat.

“Zeeee…. bentar lagi, please.” Joana menarik tangan Zea untuk kembali duduk.

“Aneh banget lo hari ini, sumpah!” pekik Zea heran.

“Iya gue males pulang ke rumah nggak ada nenek. Dugem yuk.” Joana tertawa keras. Otaknya memang sedikit tak beres hari ini.

Kali ini gantian Zea yang geleng kepala. “Kerasukan setan apa lo?! biasanya gue ajak nggak pernah mau, kali ini lo yang ngajak. No, not now sayang. Next time ya!” Zea tetap bersikeras ingin pulang.

Mau tidak mau, Joana mengikutinya. Tidak mungkin dia bertahan sendirian di kafe ini, apalagi banyak lelaki yang sejak tadi mengarahkan pandangan pada mereka.

“Oke, sampai ketemu besok.” Joana melambaikan tangan saat mereka berpisah di area parkir. Joana menuju area parkir motor, sedangkan Zea ke parikan mobil.

“Hati-hati, Beb!” teriak Zea sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Sudah lebih dari dua menit, Joana duduk di atas motornya. Sudah lengkap dengan helm, motorpun sudah menyala. Namun, Joana enggan melajukannya.

Tidak ada pilihan lain, Joana melajukan motornya dengan malas menuju rumah yang sudah menjadi tempatnya berteduh selama dua tahun ini.

🍑

Alva baru selesai mandi, handuk masih melilit di pinggangnya, merasa sudah aman, mengunci semua pintu, dia mondar-mandir di dalam rumah. Salah satu kebodohannya adalah lupa membeli makanan sebelum pulang. Perutnya lapar, lelaki itu membuka kulkas, ada banyak bahan makanan yang bisa diolahnya. Tapi Alva tidak tahu caranya. “Ah sial.” umpat lelaki itu. Menutup kembali pintu kulkas, berniat melangkah ke dalam kamarnya lagi.

Tapi langkah Alva berhenti tepat di sebuah kamar yang dia yakini dihuni oleh gadis biasa-biasa saja itu. Hasrat keponya menghampiri begitu saja, Alva membuka pintu kamar yang tak terkunci itu. Matanya terbelalak, seperti kapal pecah. Tak hanya itu, sepasang bra dan ****** ***** berwarna merah menyala berhamburan di lantai.

“Jorok!” Alva bergidik jijik, membayangkan ada wanita seperti tetangga kamarnya ini. “Kok bisa sih nenek yang super bersih, nggak suka hal-hal yang berantakan, ngizinin cewek kayak gitu tinggal di sini. Pasti ada yang nggak beres!” Alva terus menggerutu sendiri, lalu membanting pintu kamar itu. Dia tahu, sang nenek mengizinkan orang menempati kamar kosong itu, bukan untuk mendapatkan uang kontrakan. Tapi nenek butuh teman ngobrol, mungkin Joana adalah teman ngobrol yang tepat untuk nenek? Alva menerka-nerka.

🍑

Setengah perjalan, hujan deras melanda, tubuh Joana basah kuyup. Karena sudah terlanjur basah, dia enggan memakai mantel padahal mantel ada di dalam bagasi motornya. Joana tak peduli tubuhnya basah kuyup, anggap saja ini pengobat stress penghilang jenuh. Sampai tubuhnya menggigil.

Joana tiba di depan rumah, pagar tertutup rapat. Biasanya tidak seperti ini. Nenek akan membiarkan pagar terbuka sampai Joana pulang. Terpaksa dia turun dari motornya, membuka gerbang.

Dan sialnya lagi, Mobil ranger rover itu menguasai garasi rumah, hingga tak ada tempat untuk motornya. “Serakah.” gumam Joana, di tengah hujan deras yang masih mengguyur.

Joana hanya memarkirkan motornya tepat di bawah canopy, di halaman rumah. Asalkan tidak terkena hujan, sudah cukup.

Dengan tubuh yang masih gemetaran karena menggigil, Joana mencari kunci pintu yang selalu dia bawa ke mana saja. Rumah ini bukan rumah modern, melainkan jenis rumah mewah pada jamannya. Termasuk salah satu rumah tua yang sudah berdiri puluhan tahun silam. Jadi, semuanya masih menggunakan sistem manual termasuk kunci pintu yang berlapis-lapis.

“Loh kok nggak bisa dibuka? dikunci dari dalam kah?” Joana menggerutu, berulang kali dia mencoba memasukkam kunci itu, tapi hasilnya nihil.

Tak ada pilihan lain, dia tak mungkin tidur di luar dalam keadaan menggigil seperti ini, Joana memencet bel berulang kali. Terus menerus, tidak berhenti sampai penghuni di dalam membukakan pintu untuknya.

🍑

Partnya udah dibanyakin ya. Jangan lupa like koment dong hihi

Terpopuler

Comments

Sri Astuti

Sri Astuti

ya Tuhan Joana.. rapi dikit kek...
itu Alva knapa sih tahu Joana blm pulang sdh dikunciin semua

2024-05-29

0

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

kasihan y zea km TDK seberuntung itu syg ... karena ini bukan tentang novel CEO dan sekretaris nya ... hhiii

2022-04-16

1

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ

astoge si joana ceroboh sekali smpe daleman pun berhamburan di lantai 🤦‍♀️🤦‍♀️

2022-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Perempuan nggak sopan!
2 Pria sombong
3 CEO baru?!
4 Visual Joana dan Alvandro
5 Tolong jaga rumah dan seisinya
6 Tidur di luar?
7 Nggak bisa dibiarkan
8 Memanfaatkan Joana
9 Si Pembuat Masalah
10 Lelaki tak punya hati
11 Mengkhawatirkan Joana
12 Joana menyusahkan
13 Menindih tubuh Joana
14 Bos Songong
15 Aku baik-baik aja
16 Kuda Ngamuk
17 Ganti pakaian yang lebih layak!
18 Pelajaran untuk Joana
19 Dia menangis?
20 Anggap nggak pernah terjadi!
21 Kita perlu bicara
22 Cari tahu tentang Joana
23 Jalan kaki bersama Joana
24 Kacau
25 Ancaman Alva
26 Dijebak Zea
27 Gila ya!
28 Teman yang pengertian dan perhatian
29 Kalau saya sukanya kamu, gimana?
30 Dengan satu syarat
31 Pesan nenek
32 Amarah Joana
33 Perih mata dan hati
34 Ulang tahun Joana
35 Di mana dia sekarang?
36 Tak bisa menerimanya
37 Menemui Alva
38 Mas Alva
39 Memperbaiki hubungan
40 Mencuri perhatian Alva
41 Aku rindu kamu
42 Kamu masih perawan?
43 Aku akan menikahimu
44 Masih berusaha
45 Berbagi cerita
46 Jejak Dosa Kita
47 Aku bersungguh-sungguh
48 Tetapkan tujuan yang sama
49 Kita resmi jadian?
50 Memeluk tanpa alasan
51 Bau alkohol
52 Kabar mengejutkan
53 Kami adalah tim yang baik
54 Kamu harus ikut
55 Mengungkapkan yang sebenarnya
56 Tidak akan merestui
57 Hasil yang tak diharapkan
58 Positif Hamil
59 Dasar bucin!
60 Hari pertama menikah
61 Tidak Diakui
62 Ada Buktinya?
63 Malam Kedua yang Gagal
64 Drama di Pagi Hari
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Perempuan nggak sopan!
2
Pria sombong
3
CEO baru?!
4
Visual Joana dan Alvandro
5
Tolong jaga rumah dan seisinya
6
Tidur di luar?
7
Nggak bisa dibiarkan
8
Memanfaatkan Joana
9
Si Pembuat Masalah
10
Lelaki tak punya hati
11
Mengkhawatirkan Joana
12
Joana menyusahkan
13
Menindih tubuh Joana
14
Bos Songong
15
Aku baik-baik aja
16
Kuda Ngamuk
17
Ganti pakaian yang lebih layak!
18
Pelajaran untuk Joana
19
Dia menangis?
20
Anggap nggak pernah terjadi!
21
Kita perlu bicara
22
Cari tahu tentang Joana
23
Jalan kaki bersama Joana
24
Kacau
25
Ancaman Alva
26
Dijebak Zea
27
Gila ya!
28
Teman yang pengertian dan perhatian
29
Kalau saya sukanya kamu, gimana?
30
Dengan satu syarat
31
Pesan nenek
32
Amarah Joana
33
Perih mata dan hati
34
Ulang tahun Joana
35
Di mana dia sekarang?
36
Tak bisa menerimanya
37
Menemui Alva
38
Mas Alva
39
Memperbaiki hubungan
40
Mencuri perhatian Alva
41
Aku rindu kamu
42
Kamu masih perawan?
43
Aku akan menikahimu
44
Masih berusaha
45
Berbagi cerita
46
Jejak Dosa Kita
47
Aku bersungguh-sungguh
48
Tetapkan tujuan yang sama
49
Kita resmi jadian?
50
Memeluk tanpa alasan
51
Bau alkohol
52
Kabar mengejutkan
53
Kami adalah tim yang baik
54
Kamu harus ikut
55
Mengungkapkan yang sebenarnya
56
Tidak akan merestui
57
Hasil yang tak diharapkan
58
Positif Hamil
59
Dasar bucin!
60
Hari pertama menikah
61
Tidak Diakui
62
Ada Buktinya?
63
Malam Kedua yang Gagal
64
Drama di Pagi Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!