Pro Dan Kontra Penangkapan Lucifer

Tok… tok… tok…

Ceklek!

“Nona Monik, ada seseorang ingin bertemu dengan anda,” Sri, asisten Monik datang memanggil majikannya, Monik. Setelah mengetuk pintu, dia membuka pintu dan berdiri didepan pintu.

“Hm? Mencariku? Siapa Sri?” Monik baru selesai mandi.

“Katanya, Pak Adley, dan anda kenal dia.”

“Oh, Adley? Iya, aku kenal dia. Sebentar lagi aku turun Sri, tolong beri dia minuman ya,” ujar Monik, melepas handuk kecil yang membungkus rambut basahnya.

“Baik Non,” Sri menutup kembali pintunya.

Sri menuruni anak tangga, dia melihat Adley sudah duduk disofa atas arahan Sri sendiri.

“Permisi Pak Adley, Nona Monik sebentar lagi akan turun. Pak Adley mau minum apa?”

“Tidak usah repot-repot Bi, saya cuma sebentar saja kok.” Tolak Adley pelan.

“Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu ya Pak,”

“Silahkan Bi.”

Adley ditinggal sendiri sambil menunggu Monik. Dia melihat sekitar ruangan itu, penuh dengan barang-barang mewah. Ada foto keluarga yang ukurannya besar didinding, terdiri dari kedua orang tua Monik, dan Monik sendiri yang duduk ditengah-tengah orang tua itu. Hanya Monik yang tersenyum lepas, dan orang tuanya memasang wajah datar.

Dia hanya menyusuri semampu pandangannya saja, karena dia tidak berdiri atau berjalan mengelilingi ruangan.

“Pak Adley? Maafkan saya membuat anda menunggu lama,” Monik menuruni anak tangga.

Adley menatapnya, “Tidak apa-apa, saya juga tidak menunggu lama.”

Monik sudah berdiri dihadapan Adley, mereka bersalaman dan duduk kembali.

Monik yang memakai kaos lengan pendek berwarna pink, dan rok panjang sampai mata kaki berwarna putih bercampur warna biru muda. Rambut melewati bahu setengah basah.

“Loh, Sri gak kasih minum?”

“Tidak, saya yang menyuruhnya. Lagipula saya datang cuma sebentar.”

“Ooh,” Monik mengangguk, diambilnya bantal sofa yang kecil untuk dipangku.

“Ngomong-ngomong, ada apa Pak Adley datang menemui saya?”

“Ekhem, ini menyangkut tentang masalah kecelakaan di restaurant anda. Dari rekaman CCTV restaurant,

dua orang yang mencurigakan sudah kami tahan. Tapi, kami juga butuh informasi anda, dan beberapa karyawan yang bekerja disana.”

Monik mengangguk lagi, “Iya Pak Adley, saya dan karyawan saya siap untuk membantu tugas anda. Semakin

cepat selesai, akan semakin baik kan?”

Adley diam memperhatikan Monik. Wajah natural tanpa polesan makeup membuatnya terpesona.

Rambutnya juga hanya disisir begitu saja tanpa membuatnya model apapun.

Walau Monik hidup dirumah besar dan mewah, namun penampilannya sangat berbeda jauh dari pikiran Adley.

Untuk beberapa saat mereka hanya diam.

“Mmm, bagaimana dengan Nyonya Bellova? Apa dia baik-baik saja? Dan, apa ada hubungannya dengan kasusku?” Monik membuka topik baru lagi.

“Iya, walau kami masih harus merahasiakan ini. Tapi, karena saya percaya anda bisa menjaga rahasia dan ini juga ada hubungannya dengan anda, makanya saya katakan.”

“Tentang keadaan Nyonya Bellova, dia terlihat baik-baik saja. Apalagi, suaminya sangat perduli dan perhatian padanya.”

Monik menganggukkan kepalanya, “Ya, syukurlah kalau begitu.”

‘Apa dia kecewa untuk Abraham? Dia cemburu?’

“Maafkan saya Nona Monik, apa anda masih memiliki perasaan pada Pak Abraham?”

Monik mengangkat wajahnya, “Hah? Perasaan?”

Adley penasaran dengan jawaban yang akan diberikan.

“Perasaan yang seperti apa maksud anda?”

“Perasaan suka? Tertarik atau… jatuh cinta padanya?”

“Pft, aduh, maafkan saya.”

‘Kenapa dia tertawa?’

“Gimana ya, pada awalnya mungkin saya jatuh cinta padanya, atau, saya sendiri tidak yakin sih.

Saya kagum dan mulai menyukainya saat dia datang menolong saya, mungkin karena tidak pernah ada yang perduli dengan saya. Tapi intinya sekarang, saya yakin kalau saya hanya mengagumi dan menghormatinya saja. Kalau untuk jatuh cinta dan menginginkannya, itu pasti tidak.”

Tanpa sadar, Adley tersenyum kecil.

“Oh begitu.”

“Tapi aku menyukai seseorang disana.”

Kening Adley mengernyit, “Anda… menyukai seseorang?” wajahnya terlihat kecewa.

“Iya. Apa anda mau tahu siapa yang saya suka?”

‘Itu pasti Ridwan.’

“Tidak, tidak perlu, saya tidak penasaran karena saya tahu siapa dia.”

Sekarang wajah Monik berubah ekspresi menjadi datar. “Anda tahu?”

“Iya. Ekhem, kalau begitu, hanya itu yang ingin saya bicarakan pada anda,” Adley berdiri, Monik pun ikut berdiri.

“Anda mau pulang?”

“Iya, saya masih harus kembali ke kantor untuk melaporkan ini pada Pak Abraham. Oh ya, untuk kedepannya, pastikan anda sudah siap saat dipanggil untuk diminta keterangan lainnya.”

“Te… tentu saja, saya siap jika dibutuhkan.”

“Kalau begitu saya permisi dulu,” Adley pergi membelakangi Monik yang seperti masih ingin menahannya.

“Dia kenapa sih? Apa sebegitu bencinya dia denganku?”

***

Surat kabar  dan majalah besar sudah memuat berita tentang penangkapan Lucifer. Itu juga sudah dimulai sejak awal Lucifer didalam penjara.

“Walaupun Lucifer adalah Bos Mafia, tapi dia tidak pernah menyakiti masyarakat miskin!”

“Lucifer, Bos Mafia yang memiliki jiwa kemanusiaan!!”

“Deadly Poison sudah banyak membangun rumah-rumah gratis untuk masyarakat miskin dan kurang mampu!”

“Lucifer memberantas kejahatan!”

“Bebaskan Lucifer! Tangkap pelaku yang sebenarnya!”

“Bebaskan Lucifer!”

“Lucifer tidak bersalah!”

Plak!

“Apa-apaan berita ini? Siapa yang membuat berita seperti ini??” Irwan melempar koran ke atas meja didepan semua anggota kepolisian. Dia sangat marah dengan topik berita yang tulisan judulnya sangat besar sehingga terbaca dengan jelas. Saat itu dia sedang mengadakan rapat untuk kasus kejahatan Lucifer.

Diantara pejabat-pejabat yang ikut rapat, ada dua kubu. Yang pertama adalah orang jahat yang bekerja sama dengan Irwan, dan yang lainnya adalah orang yang tahu siapa Irwan dan Abraham yang sebenarnya, namun mereka tidak bisa terlihat dengan jelas lebih condong kea rah Abraham.

Orang yang membenci Irwan dan mendukung Lucifer, tentu saja mereka sangat senang dan ada yang

sampai tersenyum sedikit agar tidak ketahuan.

Irwan dan rekannya terlihat panik. Kerutan dari wajahnya sangat terlihat, bukan hanya karena usianya yang sudah tua.

“Pak Jendral, saya yakin, ini pasti dari pihak Lucifer. Mereka menyuruh kantor berita untuk membuat berita karangan seperti ini.”

“Benar Pak Jendral, kita juga harus menangkap perusahaan itu, supaya yang lainnya jera.”

“Tapi, kantor berita itu dari dulu terkenal dengan isi berita yang benar dan nyata. Walau banyak ancaman, tapi kantor itu tidak takut untuk memberitakan berita fakta.” Ucap dari kubu lawan Irwan.

“Apa yang dikatakan Pak Yakub benar. Saya juga yakin, kalau mereka tidak diancam oleh pihak Lucifer,” Hendrick sepakat dengan Yakub, pihak yang mendukung Abraham.

Tentu saja mereka tahu jejak-jejak langkah dari Lucifer. Sebelum pernikahan Lucifer dengan Eva, mereka

tahu kalau Lucifer tidak pernah melakukan kejahatan yang mengakibatkan orang tidak bersalah mati atau dihukum. Bahkan, banyak transaksi perdagangan senjata terlarang, jual beli organ manusia, dan obat terlarang batal atau gagal dilakukan karena aksi Lucifer. Secara tidak langsung, Deadly Poison membantu

pihak kepolisian. Dan tidak tanggung-tanggung, sekalipun ada dari dalam pihak Lucifer yang ketahuan, dia sendiri akan menghabisi orang pengkhianat itu.

Terpopuler

Comments

Nurak Manies

Nurak Manies

💪💪💪🌷🌷🌷💖💖

2022-05-02

0

Rini

Rini

monik sukanya sama kamu adley

2022-04-26

1

umiazmi

umiazmi

kaluan ajh yg pengen ikut2an pak jendral gila jabatan

2022-04-08

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!