I Love U Honey

I Love U Honey

1. Sepotong Roti

Hallo teman-teman pembaca. Disini aku akan melanjutkan kisah anak-anak Adam, alias Lucifer. Seperti kisah Bellova dan Abraham, juga dua anak Lucifer yang lainnya. Maaf karena baru saat ini aku sempat menulis melanjutkan kisahnya lagi.

Bagi yang belum tahu atau bingung karena langsung membaca kisah ini, bisa mampir dulu di Sang Bos Mafia Jatuh Cinta, lalu lanjut ke Ketika Jatuh Cinta. Karena dari sana lah kisah ceritanya dimulai.

Jujur saja, aku harus membaca kisahnya lagi di Ketika Jatuh Cinta, karena aku sudah lupa dengan bagaimana kisah mereka yang aku tinggalkan.

Aku harap, di novel berikut ku ini, bisa membuat teman-teman pembaca menikmati dan terhibur.

Oh ya, jangan lupa untuk tinggalkan jejak Like dan Komentarnya ya.

Terima kasih.

 

 

****

 

21 tahun yang lalu, ketika Denis Alean, berusia 6 tahun. Saat itu dia dibuang oleh orang tuanya karena di sebut sebagai anak pembawa sial. Tanpa sedikit uang atau pakaian, terlantar di pinggiran kota Singapura.

Denis berusaha menghidupi dirinya dengan memungut sisa makanan dan mengorek-ngorek tempat sampah. Bahkan tidak ragu-ragu mencuri untuk mengisi perutnya.

Ketika dia sedan duduk di trotoar sambil menyentuh perutnya yang sudah kelaparan, tiba-tiba seorang pria kurus dan tinggi menghampirinya.

“Hallo Nak, apa yang kau lakukan disini?” tanya pria itu langsung duduk disamping Denis.

Denis melihat pria itu. Awalnya dia tidak ingin terlibat dalam obrolan, itu makanya dia menggeserkan dirinya kesamping, menjauh dari pria yang menyapanya tadi.

Pria itu malah mendekatkan dirinya lagi pada Denis, padahal anak laki-laki kecil itu sudah berdecak kesal dengan wajah yang marah.

Pria itu malah tersenyum, dan mengeluarkan sebungkus roti dari saku jasnya.

Pria itu membuka bungkusan didepan Denis, berlagak untuk memamerkan roti yang berukuran panjang dan besar itu. Tentu saja Denis mengusap bibirnya saking tergiur dengan roti yang mengeluarkan aroma enak itu.

“Kau mau ini Nak?”

Denis menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Tidak melihat pada sipemilik roti.

“Hm, kau bisa memiliki roti ini, tapi ada syaratnya,” ucap pria itu sambil menggoyangkan roti, memancing nafsu Denis yang kelaparan.

“Syarat apa?” tanya ketus Denis menatap pria itu.

‘Wah, aku suka caramu menatapku Nak.’

“Syaratnya, kau harus ikut denganku. Aku akan merawat dan membesarkanmu dengan nyaman.”

Denis mengernyitkan dahinya, heran dan bingung, apa yang dikatakan pria itu.

“Bagaimana? dengan ikut bersamaku, kau tidak khawatir lagi dengan makan dan dimana kau akan tidur. Semuanya akan aku siapkan untukmu,” bujuk pria itu. Suaranya sangat lembut dan pelan.

Denis, memikirkannya. Sebenarnya dia ragu, tapi suara perutnya tidak bisa disembunyikan lagi. Apalagi, pria itu semakin memancingnya dengan roti yang baru dibeli itu.

“Kenapa kau mau membawaku? Pasti ada yang kau inginkan dariku kan?” pertanyaan pintar dari Denis. Walau dia masih kecil, dia tahu kalau di dunia ini tidak ada yang gratis, bahkan pada dirinya yang masih kecil.

Ujung bibir pria itu terangkat, “Hm, tentu saja aku menginginkan sesuatu darimu Nak. Tapi aku yakin, kau tidak sulit memberikannya.”

“Sebaiknya kau makan dulu ini, nanti kau bisa pertimbangkan lagi. Suara perutmu sangat keras sampai orang-orang yang lewat bisa mendengarnya.”

Tidak menunggu lama, Denis langsung menarik roti itu dari tangannya. Aromanya yang menggiurkan dengan cepat dimasukkan kedalam mulut. Terasa sangat lembut dan manis. Pria yang disampingnya tersenyum puas padanya.

Pikirnya, asalkan perutnya terisi penuh dan bisa bertahan beberapa hari, dan mempertimbangkan tawaran orang itu.

“Bagaimana? rotinya enak kan? Tapi, dirumahku masih banyak makanan lainnya yang lebih enak dari ini,” ucap pria itu sambil mengelus kepalanya. Denis hanya memperhatikan pria itu berbicara padanya sambil mulutnya terus mengunyah menikmati setiap gigitan roti lembut itu.

Hanya beberapa menit saja, roti itu sudah hambis disantapnya. Wajahnya yang sebelumnya pucat, terlihat lebih hidup.

Pria itu bersikap ramah dan terus tersenyum padanya.

“Baiklah, aku akan ikut denganmu.” Jawaban dari Denis.

Pria itu tersenyum senang, “Nah, begitu dong. Daripada kau hidup tidak jelas dijalanan ini, kan lebih baik tinggal bersamaku.”

Pria itu berdiri, “Namaku Felix, apa kau punya nama?” pria bernama Felix itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Denis juga ikut berdiri. Sebelum bersalaman, dia membersihkan telapak tangannya lebih dulu, sadar kalau tangannya sangat kotor.

“Denis, namaku Denis Alean,” balas Denis.

“Oh, denis ya. Nama yang bagus. Aku tidak akan menanyakan asal nama dan bagaimana kau bisa ada disini. Karena ini sudah malam, ayo kita pulang,” ajak Felix setelah melihat jam ditangannya.

Denis mengangguk dan mengikuti Felix. Walau ada yang ingin merawatnya, Denis tidak terlihat senang atau benci, biasa saja. Itu karena dia tahu, apa yang didapatkannya pasti ada yang harus dia lakukan.

 

****

 

Denis yang berada didalam mobil Felix, heran karena arah yang akan mereka masuki adalah sebuah bangunan yang sangat tua dan sedikit gelap. Hanya ada dirinya dan Felix didalam mobil itu. Felix tahu, kalau anak kecil itu mulai panik, namun tetap Denis berusaha untuk tenang.

“Apa ini rumahmu?” pertanyaan pertama dari mulut Denis setelah selama perjalanan mereka.

“Bukan. Ini akan menjadi tempatmu yang sekarang,” jawab Felix sambil memutar kemudi setirnya.

Denis terkejut, dia langsung menoleh melihat Felix. Apa mungkin dia salah dengar? Itulah yang ada dalam pikirannya.

“Apa yang akan kau lakukan padaku?”

“Hm, nanti disana kau akan tahu sendiri kok, Denis.” Jawab santai dari Felix. Wujud karakter aslinya sudah terlihat.

Mobil Felix akhirnya berhenti didepan pintu masuk yang sudah dijaga beberapa pria lain dengan pakaian berwarna gelap.

“Cepat turun!” suruh Felix. Felix turun lebih dulu, menghampiri anak buahnya yang berdiri menghampirinya memberi hormat. Denis yang masih berada didalam mobil melihat aksi mereka.

Tiba-tiba Felix menunjuk arah dimana dia masih duduk, dan rekannya langsung datang menghampirinya.

Pintu mobilpun dibuka, “Cepat turun!” teriak pria itu sambil menarik tangan Denis dengan kasar.

Denis hampir saja terjatuh ketanah, kalau kakinya tidak langsung menahan keseimbangan tubuhnya.

“Bos, jadi ini mangsa barumu?” ucap anak buah Felix, menunjuk Denis.

‘Mangsa?’ ucap Denis dalam hati. Wajahnya sudah mulai khawatir.

“Iya, tentu saja. Dia belum terlalu kotor dan aku yakin tubuhnya masih sehat. Cepat bawa dia masuk, kumpulkan dengan yang lainnya.”

“Oke Bos,” Denis pun dibawa paksa mereka untuk masuk. Denis berusaha berontak, tapi tenaga orang yang menariknya lebih keras daripada tenaganya.

Sementara yang lainnya mengikuti mereka dari belakang.

“Tempat apa ini? Apa yang kalian lakukan?” tanya Denis. Dia melihat ternyata bukan hanya dirinya saja yang ada disana. Ada banyak anak-anak sebayanya berada didalam. Ada yang dirantai, ada yang dimasukkan dalam kandang seperti kandang ayam, ada juga yang diletakkan bersama anak-anak lain dan keadaannya sudah lemah tidak berdaya.

 

Terpopuler

Comments

Selene Sky

Selene Sky

akhirnya setelah bertahun"nya purnama bisa juga baca kelanjutannya 😂

2023-08-06

0

Neyza Shashee OlshopPemenang

Neyza Shashee OlshopPemenang

aku mampir kak..masyaAllah udh lama bgt aku nunggu kelnjutan dr ceritamu...kisah bang Lucifer dan anak2 nya...sehat terus yaa KK dan tetep semngaat menulis

2022-08-21

1

baby_chubby

baby_chubby

mampir lagi

2022-07-28

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!