Rencana Licik Azlan

Selepas Azlan keluar memasang gas, Dara segera ke dalam. Rasa kantuk dan letihnya begitu menyerang, tanpa menoleh sarapan yang tadi dibeli di warung Mpo Sari, Dara merebahkan badannya di kasur busa yang cuma digeletak di lantai. Tak berapa lama, Dara lelap dalam kantuknya.

Beberapa saat kemudian, Dara terbangun dari lelapnya, karena merasa terganggu dengan suara yang cukup riuh. Dara menggeliatkan tubuhnya seraya perlahan membuka matanya. Suara riuh itu terasa sangat dekat, seperti di depan kontrakannya.

Perlahan Dara bangun, seketika wajahnya terkejut, belum lagi orang-orang yang berada di mulut pintu sambil berteriak tidak jelas. Ada pula Pak RT alias Pak Haji Maman yang punya kontrakan sudah berada di dalam kamar kontrakan. Dara makin bingung, kesadarannya belum terkumpul. Tiba-tiba Dara tersentak, karena di sampingnya sudah ada Azlan yang sama berbaring di kasur yang sama. Azlan mengangkat tubuhnya seraya pingak pinguk bingung, dia nampak kaget dan ketakutan.

"Hey, kalian ini sudah terciduk melakukan perbuatan mesum, ayo berdiri!" teriak salah satu warga setempat.

"Seret mereka, arak keluar!" Yang lain menimpali.

"Ada apa ini Pak, saya tidak paham?" tepis Dara bingung, wajahnya mulai diliputi was-was. "Ada apa ini Bang, kenapa Abang ada di dalam kamar Dara?" tanya Dara penuh curiga.

"Jangan pura-pura kalian, kalian sudah melakukan perbuatan mesum, kalian harus diusir dari kontrakan ini," seru yang lain.

"Deggg...!" Jantung Dara berdebar kencang. Kalau sampai dia diusir dan diarak alangkah malunya.

"Pak Haji, tolong saya Pak, saya tidak melakukan perbuatan mesum seperti yang dituduhkan, demi Allah," Dara memohon.

"Saya bersumpah tidak melakukan perbuatan mesum, sayapun tidak tahu kenapa Bang Azlan berada di kamar saya," sambung Dara sambil terisak.

"Alahhhh ... jangan menyangkal kalian! Sudah, jangan diberi ampun, usir dan arak mereka dari kontrakan ini!" seru yang lain bersahutan.

"Tenang, tenang, kita dengarkan dulu penjelasan dari Nak Azlan," seru Pak RT.

"Saya minta maaf Pak Haji, atas keteledoran saya," ucap Azlan yang sejak tadi baru bersuara. Dara mengernyit heran.

"Apa maksud Abang?"

"Saya mohon jangan usir dan arak kami dari sini," mohon Azlan memelas.

"Apa maksudmu Bang?" Dara makin heran, tangisnya kini terdengar.

"Pak Haji, tolong dengarkan saya, saya tidak pernah melakukan perbuatan mesum, tolong percaya saya Pak!" Dara memohon-mohon minta dikasihani.

"Jangan percaya omongannya Pak Haji, mereka harus diarak dan diusir dari tempat ini," kata warga lagi.

"Tenang, semua harap tenang dulu," timpal Pak Haji.

"Jangan usir kami Pak Haji, kami mohon," ucap Azlan penuh pengharapan.

"Kalau mereka tidak mau diarak dan diusir dari kontrakan ini, maka hari ini juga mereka harus dinikahkan," tegas salah satu warga. "Benar, daripada mereka membuat malu dan cemar tempat ini, cepat nikahkan saja!" susul yang lain.

"Apa?" Dara terhenyak tak percaya. " Tidak ..., saya tidak mau, saya tidak melakukan perbuatan mesum apalagi dengan cowok jelek di samping saya ini," tolak Dara penuh amarah. Azlan tersentak mendengar ucapan Dara.

"*Dek, Dek, lihat saja suatu saat Kau akan cinta* *mati sama cowok yang kau bilang jelek ini*," guman Azlan dalam hati berapi-api.

"Ayo kawinkan saja, mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan bejat mereka," desak warga lagi.

" Ayo kita panggil Ustadz Wawan, beliau yang akan menikahkan mereka," timpal warga lagi.

"Jangan ... berhenti Pak! Jangan panggilkan Ustadz Wawan, kami tidak akan menikah!" teriak Dara histeris. Dara menangis pilu, dia bingung harus berbuat apa. Dengan cepat ia menoleh ke arah Azlan. Dara seketika memperlihatkan kemarahannya pada Azlan. Dara yakin ini ada campur tangan Azlan. Dara bangkit dan mengangkat kemeja yang dikenakan Azlan. Cowok itu terperanjat, dia meringis seketika.

"Sudah, jangan bersandiwara, kami tahu kalian cuma akal-akalan saja untuk mengelabui kami. Udah enak-enakan tapi pura-pura tidak melakukan apa-apa," tuding salah satu warga.

"Jelaskan Bang, apa maksud semua ini? Ini pasti ulah kamu Bang. Iya, kan?" tuding Dara marah.

"Sudah, jangan berdebat lagi ataupun berpura-pura, ini Pak Ustadz Wawan sudah datang, kalian akan segera dinikahkan," ujar seorang warga.

"Assalamualaikum!" salam Pak Ustadz Wawan lantang, lantas beliau masuk ke dalam rumah kontrakan disusul Pak Haji dan yang lainnya.

"Untuk meredam emosi warga dan tidak mengundang keriuhan yang lebih banyak, maka dari itu kalian harus kami nikahkan. Walaupun sangat disayangkan, pernikahan ini terjadi karena tindakan mesum kalian yang sangat meresahkan dan mencoreng tempat kami. Untuk itu segera persiapkan diri kalian, tidak perlu saling tuduh atau saling sangkal dan pura-pura lagi. Kalian masih muda dan sama-sama merantau ke kota ini dan jauh dari orang tua, harusnya kalian bisa menjaga diri dan bisa mengendalikan hawa nafsu," jelas Pak Ustadz Wawan menyayangkan perbuatan tersebut.

Tidak berapa lama setelah melewati perdebatan yg cukup alot dan menguras emosi, prosesi ijab qobulpun berlangsung dengan drama air mata.

"Sah ...!" Akhirnya beberapa menit kemudian terdengar teriakan "sah" dari para saksi dan yang berada di kamar kontrakan Dara, menandakan prosesi sakral ijab qabul telah dilaksanakan. Air mata Dara mengucur deras membasahi pipi, dia sangat terpukul dan terpaksa pasrah dengan apa yang dilaluinya barusan. Disampingnya Azlan, yang tiba-tiba dikatakan "sah" menjadi suaminya nampak kikuk sambil menyalami pak RT dan Pak Ustadz serta yang lainnya sebagai saksi.

"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, sah secara agama, maka kalian bebas melakukan perbuatan tadi tanpa merasa takut dosa, kalian masih muda, sangat disayangkan apabila masa muda kalian hanya diisi dengan kemaksiatan. Segera setelah ini, legalkan pernikahan kalian secara agama dan negara ke KUA. Hubungi segera orang tua kalian. Jaga dan hormati pasangan masing-masing, walau kalian masih muda jangan mengedepankan ego, supaya tidak terjadi kesalahan-kesalahan lain dikemudian hari." Pak Ustadz memberikan wejangan panjang lebar sebelum angkat kaki dari rumah kontrakan Dara. Perlahan satu persatu orang pergi meninggalkan kontrakan Dara.

POV Azlan

Setelah selesai memasangkan tabung gas di kontrakan Dara, aku kembali bermain gitar. Namun Rivai sudah tidak ada di sana, mungkin dia sudah nyungseb menenggelamkan diri di peraduannya melepas lelah setelah pulang kerja malam. Suasana kontrakanpun terlihat sepi, karena kebanyakan penghuni kontrakan kerja masuk shift pagi.

Kupetik gitar, lalu kugonjreng lagu "Noah Band" yang lagi hits yaitu "Yang Terdalam". Aku terhanyut dengan alunan instrumen gitar yang kupetik, mungkin aku merasakan tersentuh dengan lirik lagu tersebut, seperti dalamnya cintaku pada Dara gadis pujaanku.

Setengah jam, aku merasa bosan main gitar tanpa teman. Iseng aku berjalan menghampiri pintu kamar kontrakan gadis pujaanku Dara, yang selama ini selalu jutek dan judes padaku, sikap dia menjadi jutek sejak aku mengungkapkan isi hatiku tiga bulan yang lalu. Namun sejak penolakannya, aku tidak berhenti berjuang atau menjauh darinya. Aku justru selalu menunjukan perhatianku.

Pintu kamar Dara tidak tertutup rapat, aku sedikit heran. Ku tempelkan telingaku di sisi pintu, namun tidak ada suara apapun kecuali suara dengkuran halus dan nafas yang teratur, menunjukan sang empunya kamar tertidur pulas.

Saking pulasnya Dara sampai tidak sempat menutup pintunya. Ku dongakkan kepalaku ke dalam sambil melihat ke sana. Dara sedang terlelap tanpa terganggu suara apapun, mungkin karena pulang kerja malam rasa kantuk pasti tidak tertahankan, buktinya nasi sarapan yang dia beli di warung Mpo Sari belum sempat dia makan.

Tiba-tiba aku ada ide licik terlintas, tanpa babibu aku melancarkan sebuah rencana. Aku mengatur siasat supaya terlaksana saat itu juga, kebetulan sekali teman nongkrongku di pos Siskamling tengah berkumpul, mereka yang notebene warga setempat kampung ini telah lama akrab denganku dari sejak pertama aku merantau ke sini lima tahun yang lalu.

Saat itu aku masih remaja, masih 19 tahun. Aku pertama kali menginjakkan kaki di kampung ini di kawasan Industri Cikarang. Aku melamar kerja disalah satu anak perusahaan Korea. Dan alhasil lamaranku diterima, awalnya aku diterima sebagai Operator mesin, namun lama kelamaan posisiku meningkat menjadi Teknisi mesin sejak aku pernah ditarik langsung ke perusahaan pusat di Korea selama satu tahun, dua tahun yang lalu.

Warga setempat perlahan-lahan aku dekati dan aku akrabi, aku sering nongkrong di Poskamling bareng mereka. Kadang-kadang saat gajian aku belikan kopi serenceng dan kita ngopi bersama sehingga suasana makin akrab. Bukan maksud aku nyogok, namun tujuan utamaku seumpama aku akrab dengan warga setempat, apabila aku ada apa-apa mereka bisa membantu, contohnya rencanaku yang satu ini.

Awalnya mereka menolak, karena menilai aku jahat. Namun setelah aku jelaskan maksud dan tujuanku dengan sejelas-jelasnya, akhirnya mereka menyanggupi. Ada lima orang warga yang ku ajak kerjasama dalam siasatku, mereka ku bayar sebagai uang rokok.

Rencana sudah tersusun dengan rapi, skenario sudah ada di kepala masing-masing, dengan tugas masing-masing, siapa yang akan memanggil Pak RT alias yang punya kontrakan, dan siapa yang memanggil Pak Ustadz untuk menikahkan, tinggal nunggu aba-aba dan eksekusi. Sehingga skenario penggerebegan itupun berjalan sesuai rencana.

"Mulus...." gumanku.

POV End

Perlahan Dara berdiri, dia menatap Azlan nyalang penuh kemarahan. Air mata masih deras di pipi disertai ingus. "Keluar Abang dari sini, Dara muak lihat Abang!" usir Dara sambil mendorong tubuh Azlan. Tubuh cowok berpostur kurang lebih 168 cm itu tidak goyah, Azlan berusaha menahan tubuhnya dari dorongan gadis yang dicintainya itu.

"Dek... Abang cinta sama Adek, sekarang kita sudah suami istri. Jadi, Abang harap Adek menerima pernikahan ini," ucap Azlan tanpa ragu.

"Dara gak sudi punya suami kaya Abang, Dara jijik lihat Abang," usir Dara lagi. "Cara Abang yang kotor ini sangat memuakkan, pergi..., pergi dari sini," usir Dara lagi sembari mendorong kuat tubuh Azlan. Azlan tertahan di pintu, sebelum dia benar-benar keluar dari kamar Dara, dia berkata. "Adek belum sarapan, kan? Jangan lupa sarapannya ya Dek," ujar Azlan sok perhatian.

Dara menghempas tubuh Azlan kuat, setelah benar-benar Azlan keluar, dengan cepat Dara mengunci pintu kamar kontrakan.

Kini Dara menangis pilu, tubuhnya merosot di balik pintu. Rasa kantuk dan lapar yang tadi sempat dirasakan saat pulang kerja, kini tidak ada lagi tergantikan dengan kesedihan. Dia bingung, kecewa, dan malu dengan kejadian tadi. Kini dirinya merasa hina karena cara Azlan yang seolah melecehkan harga dirinya di depan orang-orang. Ini semua gara-gara Bang Azlan. Entah bagaimana kedepannya Dara harus menjalani hidup. Dara meratap sambil. mengepalkan tangannya.

Terpopuler

Comments

Nefertari Atika

Nefertari Atika

wkwkk Azlan omongannya ambigu. 😅 jadi di bikin salah paham

2023-05-12

1

Yusria Mumba

Yusria Mumba

kasiang dara,

2022-12-06

0

💖widia aja💖

💖widia aja💖

mampir dah dah mulai baca aku tertarik hadiah bunga untukmu thor....semangat💪
hai2 apa kabar warga cikarang bekasi 😍✌

2022-09-25

2

lihat semua
Episodes
1 Pulang Kerja
2 Rencana Licik Azlan
3 Alasan Azlan
4 Pindah Kontrakan
5 Teka-teki Rian
6 Darurat Dara Sakit
7 Perhatian Azlan
8 Tekwan dan Pempek
9 Ditengok dan Sebuah Cincin Hati
10 Kumpul Kebo??????
11 Kue "Cinta" Putu Hangat
12 Sebuah Foto di Lemari Azlan
13 Kemarahan POV Azlan
14 Foto Siapa?
15 Kesal dan Marah
16 Penjelasan Azlan
17 Permohonan Azlan
18 Ancaman Meta
19 Ancaman Meta 2
20 Perdebatan Seru
21 Ternodai
22 Obrolan Romantis
23 Cowok Angkuh
24 Gamang
25 Dara Jutek Lagi
26 Dara Jangan Kau Bersedih
27 Pesan WA dari yang tersayang
28 Rindu tapi Marah
29 Perjalanan Menegangkan
30 Sambutan Keluarga Azlan
31 Rindu Azlan
32 Perumpamaan buat Azlan
33 Kalung Turun Temurun
34 Ketahuan
35 Peringatan Mamak
36 Back To Cikarang
37 Pagi Yang Romantis
38 Kalung Penanda
39 Keributan
40 Saingan Berat Azlan
41 Kepercayaan Azlan
42 Reno Makin Menyebalkan
43 Pernikahan Rian
44 Dibalik Marah ada Cinta
45 Belum Tentu Sah
46 Sohib rasa Ustadz
47 Tekad Azlan
48 Perjalanan Mudik
49 Perjalanan Mudik 2
50 Mencari Kontrakan
51 Bertemu Orang Tua Dara
52 Pengakuan Azlan
53 Tragedi Maut
54 Persiapan Nikah Resmi
55 Pernikahan Sah
56 Surat buat Wisnu
57 Masih Sedih
58 Pertengkaran dan Percintaan
59 Mimpi, wakwakwak...
60 Pasar Malam
61 Jersey Horor dan Makan Malam Romatis
62 Malam Romantis
63 Mengulang Kembali Romantisme Semalam
64 Fitnah buat Dara
65 Fitnah yang akan Terbongkar
66 Fitnah yang Terbongkar
67 Janji Meta
68 Dara Cemburu
69 Informan Dadakan
70 Terciduk
71 Yang Muda yang Bergelora
72 Bahagia Diatas Derita Meta
73 Pertengkaran dan Perang Dingin
74 Kembali Hangat
75 Sakit Hati Kedua Kali
76 Meta Resign, Reno Berulah
77 Azlan Kena Musibah
78 Azlan Masuk RS
79 Penyesalan Dara
80 Sikap Dingin Azlan
81 Kesepakatan
82 Rela Dipenjara
83 Ungkapan Rindu Dara
84 Maling...!!!
85 Antara Gengsi dan Egois
86 Selamat Malam
87 Sudah di Ujung Malah Gagal
88 Teknisi Baru
89 Senyuman Maut Itu
90 Siapa Riki?
91 Sofia Pulang, Azlan Senang
92 Tamu Tak Terduga
93 Wisnu dan Tragedi Seblak
94 Partner Solid
95 Keingintahuan Riki Terjawab Sudah
96 Mendadak Lembur
97 Cemburu Dara
98 Sama-sama Menyimpan Rasa Cemburu
99 Sama-sama Menahan Ego
100 Azlan Cemburu
101 Pertengkaran
102 Tangisan Pilu di hari Resepsi
103 Jejak yang Tertinggal
104 Sofia yang Gelisah
105 Isi Hati Jabar
106 Secarik Surat dari Reno
107 Tantangan Reno
108 Kesempatan Emas yang Membingungkan
109 Kepergian Azlan
110 Rencana Dara
111 Perawan Gagal Kawin
112 Sofia yang Dilupakan
113 Sikap Datar Sofia
114 Harapan Sofia
115 Undangan Pernikahan Nela
116 Pernikahan Nela
117 Bertemu Reno
118 Salah Paham
119 Saran Nela
120 Agresif dan Ganas
121 Menagih Kembali Ajakan Kencan
122 Pindah Rumah
123 Syukuran Rumah Baru
124 Agresif ya... Dia Sekarang???
125 Pijatan Maut Azlan
126 Dua Berita Membahagiakan buat Azlan
127 Bertengkar
128 Nasihat Mamak
129 Mati Lampu Membawa Berkah
130 Rujak Buatan Sofia
131 Rivai Datang Suasana Riang
132 Harapan. Sofia yang Karam
133 Dara Keguguran
134 Kesedihan Azlan
135 Waktu yang Tepat Untuk Dara
136 Menagih Janji Dara
137 Pijatan Maut Azlan
138 Galaunya Hati Jabar
139 Es Krim Korneto
140 Dara Hamil
141 Resign
142 Benar-Benar Berhenti Bekerja
143 Ketemu Jabar, Kekhawatiran Azlan
144 Permintaan Aneh Dara
145 Ngidam yang Tidak Kesampaian
146 Siapa Jeny?
147 Anggap Seorang Kakak
148 Pasar Kaget
149 Azlani Andara
150 Perdebatan Ayah dan Mama
151 Kedatangan Sofia
152 Pertemuan Kembali Sofia dan Wisnu
153 Pertemuan yang Membahagiakan
154 Pernyataan Wisnu
155 Sofia Diperkenalkan
156 Tidak Romantis tapi Perhatian
157 Suasana Hangat Saat Hujan
158 Harapan Sofia
159 Pertanyaan Todongan dari Dara
160 Sofia Akan Dilamar?
161 Pernikahan Sofia-Wisnu
162 Resepsi Pernikahan Wisnu-Sofia
163 Malam Pertama Susah Payah Penuh Gairah
164 Pengumuman
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Pulang Kerja
2
Rencana Licik Azlan
3
Alasan Azlan
4
Pindah Kontrakan
5
Teka-teki Rian
6
Darurat Dara Sakit
7
Perhatian Azlan
8
Tekwan dan Pempek
9
Ditengok dan Sebuah Cincin Hati
10
Kumpul Kebo??????
11
Kue "Cinta" Putu Hangat
12
Sebuah Foto di Lemari Azlan
13
Kemarahan POV Azlan
14
Foto Siapa?
15
Kesal dan Marah
16
Penjelasan Azlan
17
Permohonan Azlan
18
Ancaman Meta
19
Ancaman Meta 2
20
Perdebatan Seru
21
Ternodai
22
Obrolan Romantis
23
Cowok Angkuh
24
Gamang
25
Dara Jutek Lagi
26
Dara Jangan Kau Bersedih
27
Pesan WA dari yang tersayang
28
Rindu tapi Marah
29
Perjalanan Menegangkan
30
Sambutan Keluarga Azlan
31
Rindu Azlan
32
Perumpamaan buat Azlan
33
Kalung Turun Temurun
34
Ketahuan
35
Peringatan Mamak
36
Back To Cikarang
37
Pagi Yang Romantis
38
Kalung Penanda
39
Keributan
40
Saingan Berat Azlan
41
Kepercayaan Azlan
42
Reno Makin Menyebalkan
43
Pernikahan Rian
44
Dibalik Marah ada Cinta
45
Belum Tentu Sah
46
Sohib rasa Ustadz
47
Tekad Azlan
48
Perjalanan Mudik
49
Perjalanan Mudik 2
50
Mencari Kontrakan
51
Bertemu Orang Tua Dara
52
Pengakuan Azlan
53
Tragedi Maut
54
Persiapan Nikah Resmi
55
Pernikahan Sah
56
Surat buat Wisnu
57
Masih Sedih
58
Pertengkaran dan Percintaan
59
Mimpi, wakwakwak...
60
Pasar Malam
61
Jersey Horor dan Makan Malam Romatis
62
Malam Romantis
63
Mengulang Kembali Romantisme Semalam
64
Fitnah buat Dara
65
Fitnah yang akan Terbongkar
66
Fitnah yang Terbongkar
67
Janji Meta
68
Dara Cemburu
69
Informan Dadakan
70
Terciduk
71
Yang Muda yang Bergelora
72
Bahagia Diatas Derita Meta
73
Pertengkaran dan Perang Dingin
74
Kembali Hangat
75
Sakit Hati Kedua Kali
76
Meta Resign, Reno Berulah
77
Azlan Kena Musibah
78
Azlan Masuk RS
79
Penyesalan Dara
80
Sikap Dingin Azlan
81
Kesepakatan
82
Rela Dipenjara
83
Ungkapan Rindu Dara
84
Maling...!!!
85
Antara Gengsi dan Egois
86
Selamat Malam
87
Sudah di Ujung Malah Gagal
88
Teknisi Baru
89
Senyuman Maut Itu
90
Siapa Riki?
91
Sofia Pulang, Azlan Senang
92
Tamu Tak Terduga
93
Wisnu dan Tragedi Seblak
94
Partner Solid
95
Keingintahuan Riki Terjawab Sudah
96
Mendadak Lembur
97
Cemburu Dara
98
Sama-sama Menyimpan Rasa Cemburu
99
Sama-sama Menahan Ego
100
Azlan Cemburu
101
Pertengkaran
102
Tangisan Pilu di hari Resepsi
103
Jejak yang Tertinggal
104
Sofia yang Gelisah
105
Isi Hati Jabar
106
Secarik Surat dari Reno
107
Tantangan Reno
108
Kesempatan Emas yang Membingungkan
109
Kepergian Azlan
110
Rencana Dara
111
Perawan Gagal Kawin
112
Sofia yang Dilupakan
113
Sikap Datar Sofia
114
Harapan Sofia
115
Undangan Pernikahan Nela
116
Pernikahan Nela
117
Bertemu Reno
118
Salah Paham
119
Saran Nela
120
Agresif dan Ganas
121
Menagih Kembali Ajakan Kencan
122
Pindah Rumah
123
Syukuran Rumah Baru
124
Agresif ya... Dia Sekarang???
125
Pijatan Maut Azlan
126
Dua Berita Membahagiakan buat Azlan
127
Bertengkar
128
Nasihat Mamak
129
Mati Lampu Membawa Berkah
130
Rujak Buatan Sofia
131
Rivai Datang Suasana Riang
132
Harapan. Sofia yang Karam
133
Dara Keguguran
134
Kesedihan Azlan
135
Waktu yang Tepat Untuk Dara
136
Menagih Janji Dara
137
Pijatan Maut Azlan
138
Galaunya Hati Jabar
139
Es Krim Korneto
140
Dara Hamil
141
Resign
142
Benar-Benar Berhenti Bekerja
143
Ketemu Jabar, Kekhawatiran Azlan
144
Permintaan Aneh Dara
145
Ngidam yang Tidak Kesampaian
146
Siapa Jeny?
147
Anggap Seorang Kakak
148
Pasar Kaget
149
Azlani Andara
150
Perdebatan Ayah dan Mama
151
Kedatangan Sofia
152
Pertemuan Kembali Sofia dan Wisnu
153
Pertemuan yang Membahagiakan
154
Pernyataan Wisnu
155
Sofia Diperkenalkan
156
Tidak Romantis tapi Perhatian
157
Suasana Hangat Saat Hujan
158
Harapan Sofia
159
Pertanyaan Todongan dari Dara
160
Sofia Akan Dilamar?
161
Pernikahan Sofia-Wisnu
162
Resepsi Pernikahan Wisnu-Sofia
163
Malam Pertama Susah Payah Penuh Gairah
164
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!