Morning Dew
"Ki...Yuki"
Siapa itu ?
Begitu membuka mata, Yang pertama kali dilihatnya adalah bulan purnama berwarna biru es. Mendominasi langit tanpa bintang.
"Yuki...."
Gadis itu berpaling ke belakang. Rambut bergelombang berwarna coklat tanah terurai bebas di punggungnya, menyapu sebagian wajahnya. Dia menyibakkan rambut itu ke belakang telinga untuk memusatkan pendengaran. Suara yang memanggil namanya, hilang timbul seolah menyatu dengan suara angin yang menggesek rumput setinggi lututnya.
Angin dingin bertiup membuatnya menggigil. Gaun tidur putih yang dikenakannya jelas tidak mampu menahan dinginnya angin yang seolah menusuk setiap sendi tubuhnya. Embun dingin menjalari jemari kaki yang tidak mengenakan alas.
Kenapa Aku disini ?
Dalam kebingungan Dia mulai memperhatikan sekelilingnya. Akhirnya ketika kesadarannya sepenuhnya pulih, Dia memutuskan tetap berdiri diam di tempat, menarik nafas perlahan dengan menghitung dalam hati. Mencoba untuk bersikap tenang.
Yuki mendapati dirinya berada di sebuah padang rumput yang luas tanpa batas, Tidak ada apapun disini selain padang rumput setinggi lutut yang menyatu dengan langit di ujung mata memandang. Membentuk garis batas horizon yang tegas.
Tangannya terkulai di kedua sisi tubuhnya. Menyapu ilalang yang bergoyang tertiup angin.
Dimana ini ?
Dia bertanya lagi pada dirinya sendiri. Merasa tidak menemukan sesuatu yang membahayakan, Dia memutuskan untuk berjalan. Mencari sesuatu yang bisa menjawab pertanyaannya. Tapi sejauh apapun Dia berjalan, Dia merasa hanya berputar-putar saja di tempatnya semula. Atau ini hanya perasaannya saja karena saking luasnya tempat ini ?
Tidak ada apapun disini ?
Gadis itu kembali menghentikan langkahnya. Kebingungan kembali mengisi pikirannya. Dia berusaha mempertahankan ketenangan.
Jangan panik !! Hardiknya memarahi diri sendiri.
"Yuki.."
"Siapa..Siapa di sana ?!" Teriaknya kencang.
Suara itu seolah datang dari tempat yang jauh. Dia tidak menemukan orang lain di sekitarnya.
Yuki tidak percaya, Bagaimana ada suara tanpa sumbernya. Dia perlahan melangkahkan kakinya kembali. Sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia tidak sedang berhalusinasi. Dia sangat yakin suara itu nyata.
Jika dipikirkan lagi seharusnya Gadis itu takut. Dia tiba-tiba terbangun dan mendapati dirinya berada di tempat asing ini. Ditambah suara laki-laki yang entah berada di mana, Namun suaranya sangat familiar di telinga. Suara yang sarat akan kesepian dan penderitaan.
Suara itu terus terdengar, memanggilnya berulang kali
Tapi anehnya Dia tidak takut sama sekali. Perasaan aneh menggerogot didalam dirinya, Memacunya untuk menemukan Pria itu. Dia terus berjalan mencari suara itu. Gaunnya sudah mulai basah terkena embun. Bahkan buku--buku jarinya menciut karena kedinginan.
Saat Dia sibuk mencari. Dia merasakan hembusan angin keras menerjangnya. Detik berikutnya, Kesunyian menghantamnya.
Tidak ada suara apapun bahkan suara deru angin. Tidak ada lagi suara Pria yang memanggil namanya. Semua menghilang.
Yuki terdiam membantu beberapa saat.
Apa yang terjadi ?
Kepanikan mulai menjalarinya dengan cepat saat menyadari dia sekarang sendirian. Dia melangkahkan kaki tidak tentu arah, Setengah berlari.
Tiba-tiba...
Terasa getaran hebat di tanah yang dipijak. Gadis itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Dia mengaduh saat lututnya membentur batu. Pikirannya sangat kacau. Dia ingin berteriak tapi tenggorokannya seolah tercekat.
Ada apa ini ?
Seberkas cahaya terang berwarna biru es muncul dari dalam tanah, membentuk lingkaran yang mengelilinginya. Menjadikannya pusat lingkaran. Dia memandang panik ke arah cahaya. Pikirannya mengatakan Dia harus lari, Tapi kakinya serasa lumpuh.
Dia menggigil semakin keras.
Dari lingkaran itu, perlahan menjalar sulur yang saling bertaut membentuk simbol didalamnya. Berpendar ringan disekelilingnya.
Diatas langit kilatan cahaya yang sama muncul membentuk formasi burung yang besar.
Sekarang, Dia dikelilingi oleh cahaya biru es baik dari atas maupun bawah. Tidak ada tempat untuk melarikan diri sementara getaran dibawah tanah justru semakin kencang.
Apa yang terjadi ?
Dia kembali bertanya kebingungan.
Suara menggelegar terdengar dari atas langit. Kilat saling bersahut-sahutan seolah membelah awan. Gadis itu mendongak, Mata bulat besarnya, Semakin terbuka lebar ketika Dia menyaksikan pemandangan itu.
"Kau yang terpilih" Sebuah suara lain terdengar diatas langit. Menggelegar nyaring memenuhi setiap inci udara dibawahnya.
Suara yang 180 derajat berbeda dengan suara Pria yang terus memanggil namanya tadi. Suara yang sekarang di dengarnya jauh lebih mengintimidasi dan tidak terbantahkan.
Dia belum mencerna apa maksudnya ketika secara mendadak, seluruh cahaya yang mengelilinginya melesat keatas langit. Berkumpul menjadi satu titik besar, Lalu sedetik kemudian, meluncur tajam kearah gadis itu.
Gadis itu sudah sangat ketakutan, Dia hanya bisa menutup kedua matanya, Menanti benturan yang akan menghantamnya.
"Tidakkkkkk!!!"
Sraaakkkk
Yuki mengerjap saat cahaya menyilaukan dari jendela kamar didepannya menyorot wajahnya. Terdengar suara benda jatuh berdebam di lantai ketika Dia bergerak bangun. Buku novel yang dibacanya sebelum tidur rupanya merosot jatuh dari tempatnya. Suara jam beker berbentuk doraemon diatas kepalanya menyanyikan lagu yang memekakkan telinga.
Sesosok perempuan berusia sekitar tiga puluh lima tahun berdiri didepan jendela, berkacak pinggang. Rambutnya disanggul kebelakang khas seorang perawat rumah sakit. Sosoknya tidak terlihat karena terhalang cahaya matahari pagi di belakangnya.
"Pagi Bibi" Kata Yuki setelah mengenali wanita itu, sembari merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Dia merasa semua badannya pegal terutama betisnya. Seolah Dia baru saja berjalan kaki cukup jauh dan bukannya baru bangun tidur.
"Mau tidur sampai kapan, Apa kau tidak mendengar suara jam beker berteriak di atasmu dari tadi ?" Bibi Sheira langsung mengeluarkan jurus mautnya. Dia senang sekali mengomel setiap hari.
"Iya..iya Aku bangun, Astaga jam berapa ini ?" Yuki beringsut mengambil jam beker. Dia tertegun saat menyadari jam ini sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu.
Biasanya Dia akan terbangun begitu mendengar suara doraemon bernyanyi. Selelah apapun Dia. Yuki sudah terbiasa bangun dengan cepat jika mendengar suara-suara berisik disekitarnya.
Gadis itu mendesah pelan. Hari ini semua sangat aneh. Termasuk mimpi itu. Rasanya semuanya nyata, bau angin yang tercium, dinginnya embun di sela jarinya dan juga suara itu, terlihat jelas seolah bukan mimpi. Dia menekan tombol di kepala doraemon, Seketika suara melengking yang terus dinyanyikannya berhenti. Meletakkan kembali ke tempatnya dan bergegas turun dari tempat tidur, Menyadari Bibi sheira masih berada di kamarnya dengan mata melotot memandangnya, Dia tidak mau mendengar omelan Bibi.
Disambarnya handuk yang tergantung di sisi tempat tidur, Bibi Sheira mengikutinya keluar kamar. Yuki menuju kamar mandi sementara Bibi Sheira meneruskan langkahnya menuju tangga ke bawah.
Yuki masih mendengar Bibi Sheira menggerutu ketika Dia akan menutup pintu. Dia meletakkan handuk dan mulai melepaskan pakaiannya. Bergegas, Dia menyalakan shower, Air hangat memancar keluar membasahi tubuhnya. Dia meringis. Ada rasa nyeri di lututnya. ketika membungkuk, Dia mendapati ada guratan luka seperti tergores di sana.
Apa orang yang bermimpi jatuh saat berjalan lalu ketika bangun Dia benar-benar terluka ?
Gadis itu memandangi lukanya sejenak. Tapi Dia memutuskan untuk tidak ambil pusing. Jam yang diletakkan Philips di kamar mandi memberitahunya bahwa Dia akan benar-benar kesiangan jika tidak segera bergegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 353 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🎀Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🆁🅰🅹🅰❀∂я
maksih aku mampir like komen fav rate ⭐⭐⭐⭐⭐
2022-08-22
0
🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧
ku dah fav, rate, like & Komeng yah kk🤗🏃🏿♂️🏃🏿♂️🏃🏿♂️
2022-08-19
0
Ridhatin Hasanah
aku mampir thot
2022-06-16
1