Bab 16

Setelah semuanya berlalu, aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Melihat tidak ada orang, aku menghela napas. Ini kesempatan bagiku. Clara kemungkinan tidak akan pulang malam ini, atau mungkin sampai besok.

Aku mulai membuka baju. Semuanya penuh dengan lilitan perban. 

Pertama Tama, aku duduk di atas kasur. Bersila, dan mulai menjalani proses meditasi manual. Dalam masa 40 tahun. Aku bukan hanya mengenal bela diri, permainan senjata, dan lain sebagainya didunia kemiliteran .

Pada umur 26 tahun. Saat aku menjalani profesi sebagai pembunuh bayaran. Aku bertemu dengan seorang master bela diri dari Tiongkok. Master tersebut menangkap peluru senjata api hanya dengan tangan kosong. Tidak hanya itu, di Indonesia juga ada beberapa master bela diri yang mempunyai kemampuan yang sama. Diantaranya, tubuh kebal yang tak bisa ditebas. Lalu pembunuhan yang tidak mempunyai bukti (santet). Dan masih banyak hal lainnya. Semuanya berkaitan dengan energi spiritual dan mistis. Hanya orang orang yang berkaitan dengan hal hal seperti itu yang bisa merasakannya. Selebihnya, orang biasa hanya akan menganggap itu sebagai mitos belaka.

Aku bertemu master dari Tiongkok. Saat itu aku terpana dengan keterampilan tersebut. Aku yang seorang pembunuh kebetulan lewat langsung memohon kepadanya untuk berguru.

Untungnya, master tersebut juga mengajariku. Aku menggunakan ilmu yang dia berikan ke semua pertarungan, sampai aku beralih dari profesi pembunuh ke profesi semula. Tentara bayaran. Lalu mulai mengambil alih posisi wilayah satu per satu.

Sampai sekarang, aku masih ingat betul. Hal yang perlu di lakukan yaitu membuat tubuh kita terlatih sebelum menjalani meditasi. Namun, karena tubuhku masih belum sepenuhnya sembuh. Aku mengumpulkan sedikit tenaga dalam untuk di alirkan ke seluruh penjuru syaraf tubuh.

Setelah tiga puluh menit bermeditasi. Ku rasa itu cukup. Aku sudah bisa olah raga tanpa menghawatirkan tubuhku. Lalu, aku pun mulai berolahraga. Lari ditempat, push up, sit up, dan lainnya sebagainya. Sampai semuanya selesai, barulah aku berhenti.

Yah, mumpung tidak ada Clara. Aku harus manfaatkan ini dengan baik.

Aku pergi ke sebuah ruangan kosong. Disana, aku memperagakan seni bela diri Tiongkok, Taichi. Bela diri yang memusatkan tenaga dalam sebagai kekuatan utama.

Dimasa lalu, bela diri pertama yang ku pelajari yakni boxing, tak lama setelah itu. Aku mempelajari teknik tendangan, taekwondo. Dan setelah masuk kemiliteran. Aku pun mempelajari sistem bela diri khusus, yakni sistema. Pada saat aku masuk ke dalam kemiliteran. Alih alih mempelajari bela diri pencak silat. Aku malah mempelajari bela diri sistema yang dia ajarkan oleh master khusus. Dan orang yang memberi masukan untuk mempelajari bela diri itu adalah wanita itu. Aku tidak mau menyebut namanya karena wanita itulah yang paling aku benci saat ini.

Aku berlatih saat pikiranku tertuju pada tiga orang. Nicholas, Viona, Yusman!

"Bum" Dinding pun langsung meninggalkan jejak telapak tangan karena emosiku. Namun aku sama sekali tidak menyentuhnya. Jarak antara tanganku dan dinding, yakni satu meter. Tanda telapak tangan tersebut sangat rapi, dan tidak meninggalkan debu apapun. Latihan ku membawa hasil yang sukses. Meskipun ini latihan pertamaku, tapi hasilnya benar benar lumayan.

Dan sekarang aku pun bingung. Bagaimana cara menghilangkan bekas tapakan ini.

Aduh, kalau Clara melihat ini, bagaimana reaksinya?. Dia pasti akan curiga padaku karena akulah yang merusak dinding rumahnya. Apalagi bentuknya persis seperti tangan, memangnya seniman mana yang bisa melakukan ini?

"Oh?" Ada sebuah foto yang tergantung di dinding samping. Terlihat seorang pria berjas hitam dengan wajah tampan memukau. Pria itu menggendong seorang gadis kecil berumur 7 tahun. Terlihat saja, gadis kecil itu memakai seragam SD. Dibelakangnya, terdapat mobil BMW series yang mereknya cukup mahal.

Ini seharusnya ayah Clara. Desas desus mengatakan, ayah Clara adalah orang yang berkuasa di Jakarta. Tapi anehnya, aku tidak melihat foto ibunya. Dimana ibunya? 

Tentang hal itu, aku tidak tau lebih detail. Aku mencabut paku yang menancap di dinding dan kusimpan di atas bekas telapak tanganku. Setelah itu, ku gantung fotonya dan masalah pun selesai.

Aku keluar memakai pakaianku. Menuju ke tempat aku bekerja.

Bar Blanca. Bar yang paling besar dan memukau di kota Surabaya ini. Bar yang berlokasi di pusat kota. Aku berdiri didepan hotel Grand D. Bar Blanca berada di lantai 20.

Aku tersenyum sembari ke dalam. Namun baru masuk saja, aku sudah melihat Farzan dan Suyin memasuki mobil dengan membawa beberapa perlengkapan. Mereka akan pergi kemana?

Terlihat sekali, wajah mereka begitu serius. Sebenarnya mereka mau pergi kemana.

Saat aku terlalu lama memandangi mereka. Tiba tiba penjaga berjas dengan kacamata hitam pula menyapaku.

"Tuan, ada yang bisa kubantu?"

"Ah, aku..." Aku langsung mengeluarkan kartu namaku dan memperlihatkan padanya. Lalu mengetik sesuatu di ponsel.

"Aku Alfin. Kak Farzan bilang aku akan mulai bekerja hari ini?" Aku tersenyum padanya.

Pria itu membaca ketikan di ponselku dengan membuka kaca matanya. Lalu dengan cepat menghubungi atasan dengan alat komunikasi yang dia cabut dari pinggangnya.

"Lapor, ada orang yang mengaku sebagai kenalan bos. Dia bilang akan bekerja hari ini."

Lalu terdengar jawaban di dalam alat tersebut.

"Pesan diterima. Apakah dia bisu dan tuli?"

Penjaga keamanan itu menatapku sejenak lalu berbicara lagi.

"Y-ya. Sepertinya begitu."

"Baiklah. Bawa dia kekantroku sekarang juga."

"Baik pak."

Penjaga keamanan itu lalu mengantarku. Naik lift sampai ke lantai 21. Dan akhirnya membawaku sampai ke ruangan kantor manajer.

Penjaga keamanan mengetuk pintu dengan pelan. Lalu terdengar suara pria paruh baya didalam ruangan.

"Masuk."

Hei hei, suara itu tidak asing bukan? Sejenak, terlintas sedikit memori dikepalaku.

"Aku akan membunuh adikmu jika kau banyak bertingkah Alfin!"

"Kau pikir aku berpihak pada siapa Farzan? Anak tidak sah sepertimu apa berhak menerima warisan keluarga?"

Aku mengingat setiap inci perkataan dari penghianat satu ini. Perlahan, aku membuka pintu. Melihat sosok pria paruh baya yang bagiku sudah kukenal sejak lama.

Lama tak berjumpa tuan Freddy.

  

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo...ayo....ayo....

2022-04-21

0

Thoriq

Thoriq

💪💪💪💪

2022-04-03

0

Thoriq

Thoriq

Semangat Thor

2022-04-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!