Bab 14

"Tidak perlu bereaksi seperti itu. Aku yakin kalian pasti sudah menelusuri latar belakangku." Aku tersenyum pada mereka.

Farzan juga tidak bisa menyangkal perkataan itu.

"Yah, awalnya aku juga tidak percaya bahwa kau adalah suami Clara. Ternyata rumor tentang Clara menikah memang benar. Tapi, kenapa harus bisu dan tuli?"

"Karena itu adalah syaratnya." Mereka terdiam mendengar jawabanku.

"Tapi, Clara adalah wanita yang terkenal kejam dan buruk. Kenapa kau mau hidup bersama wanita seperti itu?"

Aku kembali tersenyum pahit.

"Yah, memang apa lagi yang harus aku lakukan? Sekolah saja tidak sampai tamat SMP. Aku hanya bermodalkan muka untuk mendapatkan uang. Jika tidak, mungkin adikku juga tidak ada yang rawat."

Farzan dan Suyin menunjukan wajah simpati mereka.

"Jadi, kau ingin tetap berkerja pada kami?"

Aku mengangguk.

"Yah, selama gajinya bisa menghidupiku adikku. Aku bisa melakukan apapun untukmu.."

Farzan pun menghela napas. 

"Baiklah, Alfin. Selamat kau di terima. Ketika kau benar benar sudah sembuh total, datanglah ke Bar Blanca. Mulailah bekerja disana, aku pribadi yang akan mengawasimu."

"Terima kasih." Aku tersenyum pada mereka. Yah, ini adalah awal yang baik untuk menjalin hubungan dengan kalian. Setelah itu, aku juga akan merubah masa depan kalian dan menjadikan kalian sekutu yang jujur dan setia.

"Oh, Alfin. Ada satu hal yang ingin kami pastikan. Kami sudah tau kalau geng kapak yang menghancurkan Bar Kita. Tapi, apakah kau tau dimana ketua gengnya?"

Aku memalingkan wajahku. Sial, tentu saja ini juga akan dipertanyakan.

"Maaf, aku membunuhnya." Mata mereka agak membesar, tapi sebagai seorang profesional, mereka sangat tenang terhadap hal seperti itu.

"Jadi, seperti itu. Aku mengerti. Kalau begitu, kami akan kembali."

"Tunggu."

Aku menghentikan mereka sebelum beranjak keluar.

"Tentang aku yang bisa bicara. Bisakah kalian merahasiakannya?"

Farzan mengangguk sambil menepuk bahuku.

"Tenang saja. Rahasiamu aman bersama kami."

Setelah itu, mereka pun pergi. Aku menghela napas. Semoga saja mereka tidak berpikiran buruk tentangku.

1 minggu kemudian, aku keluar dari rumah sakit. Setelah mendapatkan perawatan yang seharusnya, badanku tidak seburuk yang dulu.

Sekarang mungkin aku bisa bergerak lebih bebas lagi.

Ketika berjalan melewati koridor rumah sakit, aku bertemu dengan pria yang kukenal yang tidak sengaja lewat di depanku. Hah? Dunia benar sempit. Pria yang kulepaskan saat berada di Bar Kita sekarang ada di rumah sakit ini.

Dia berhenti saat melihatku, dan kami saling bertatapan. Aku tersenyum sinis padanya, saat melihat dia berjalan dengan kaki pincang. Sementara dia hanya menunduk ketakutan.

"Jadi, bagaimana? Apa yang kau katakan pada Clara?" Tanyaku saat dia berusaha melewatiku.

Dia tidak menjawab untuk sesaat. Tapi untungnya dia masih menghargai ku.

"Tenang saja, Clara tidak curiga padamu. Selain mengira kamu mati di tempat itu, dia tidak punya apa apa untuk ditanyakan padamu."

Apa? Dia mengira aku sudah mati? Pantas saja dia tidak mencariku selama ini. Wanita itu benar benar.... Aku mengepalkan tangan sambil menahan rasa kesalku. Ketika hendak aku bertanya lagi kepadanya tentang situasi saat ini, telponnya tiba tiba berdering dan aku melihat nama "Nona Clara" diponselnya.

Pria itu dengan cepat mengangkatnya. Keringatnya langsung bercucuran, dan wajahnya pucat. Dia segera berlari menjauhiku.

Aku menatap punggungnya. Mengerutkan kening. Mengapa Clara memanggilnya. Apakah jangan jangan, dia ada urusan dengan Clara.

Aku dengan hati hati mengikutinya. Sampai akhirnya pria itu berhenti di lorong gang sepi di luar rumah sakit ini. Terlihat pria itu berlutut sambil menangis. Dan ketika aku melihat lebih jelas. Mataku membesar bukan main.

Disana ada Clara, berdiri dengan sombong melipat tangannya didada. Memakai masker hitam agar mukanya tidak terlalu kelihatan. Namun aku yakin kalau itu adalah Clara. Ada juga beberapa pria kekar berpakaian hitam berdiri disampingnya. Dan yang lebih penting lagi. Clara sedang menyandra seorang wanita beserta anak kecil yang usianya sekitar 4 tahun.

Tunggu! Aku benci melihat ini. Clara ternyata menyandra istri dan anak pria itu. Dan lagi, tidak ada raut wajah bersalah diwajah wanita itu. Terlihat sekali, Clara dengan mudahnya menodongkan pisau ke leher kekasih pria itu. Makin lama dilihat, aku makin kasihan.

Tapi aku tidak melakukan apapun. Menolongnya sama saja melakukan hal yang ceroboh. Lagian, pria itu juga bukan siapa siapa ku. Pria itu bersujud memohon pengampunan, tapi Clara malah menendangnya hingga membuatnya tersungkur. Aku hanya bisa menutup mata sembari menunggu apa yang akan terjadi. Sampai akhirnya, pria itu mengatakan sesuatu yang membuat Clara tertarik. Baru setelah itu, Clara mau melepaskan mereka. Itu pun dengan cara yang kasar.

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, barulah Clara dan anak buahnya pergi meninggalkan mereka. 

Baru setelah mereka berlalu, aku pun mendekati pria itu yang sedang berpelukan dengan keluarga nya sambil menangis.

Tapi saat dia melihatku, ketakutan kembali terlintas diwajahnya. Dia segera menyisihkan istrinya dibelakangnya. Dan menatapku dengan waspada.

Aku hanya tenang didepannya. Sementara istrinya sudah bersembunyi dibelakangnya. 

"Jadi, apa yang kau katakan pada wanita tadi."

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Nice...

2022-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!