Gunting Clara perlahan mendekati selangkanganku. Aku berusaha mundur, namun yang ada aku malah terjatuh karena kursinya yang kehilangan keseimbangan. Ketika Clara hendak membuka resleting celanaku, tiba tiba terdengar suara bel berbunyi.
Clara terhenti. Dia keluar melihat siapa yang datang. Untuk beberapa saat, dalam keadaan terjatuh, aku menghela napas. Untungnya tuhan masih mengasihaniku. Jika tidak, maka kilas kematian ini benar benar akan menjadi trauma ku yang kedua. Aku tidak begitu ingat siapa yang datang. Tapi, Clara tidak pernah mengabaikan tamu yang datang dirumahnya. Makanya dia segera melihat Tamu tersebut.
Aku berusaha bangkit, namun ternyata masih tidak bisa. Yang paling susah adalah kedua tanganku dibelakang yang diikat bersama kursi. Ini benar benar sangat menyusahkan.
Tiba tiba pintu kembali terbuka. Clara datang dengan wajah muram. Dia langsung melepaskan ku. Membuka ikatanku.
"Kali ini kau lolos, jika kau berulah lagi. Aku tidak segan membunuhmu."
Aku diam tidak mengatakan apa apa sembari menatapnya.
"Plak" dia langsung menamparku dengan tatapan tajam.
"Kau masih berani menatapku seperti itu? Lihat saja nanti, aku akan membutakan matamu juga." Dia segera berdiri, sementara aku masih masih tidak bergerak. Setelah dia pergi, aku masih menatap kepergiannya. Di masa lalu, aku melarikan diri dari wanita ini. Lalu aku masuk secara paksa ke militer. Setelah itu kembali berhadapan dengannya. Mungkin dimasa lalu aku agak sulit untuk mengalahkannya. Tapi tidak untuk saat ini, aku akan mempermainkan wanita ini. Dia beberapa kali ingin memotong bat*ngku dimasa lalu. Kali ini aku tidak akan membiarkannya.
Tiba tiba Clara masuk ke kamar lagi. Hal itu membuatku terkejut.
"Cepatlah mandi dan datang keruang makan. hari ini ibu datang." Setelah nada dinginnya, dia pun turun ke lantai bawah.
Aku berdiri perlahan. Ibunya? Oh aku ingat. Clara hanya tinggal berdua dengan ibunya, Mawar. Ayahnya saat ini tinggal di kota Jakarta dengan kekuasaan yang dimilikinya. Makanya putrinya juga mempunyai kekuatan disini. Yah, masa bodohlah. Yang harus kulakukan kali ini bukanlah melarikan diri lagi seperti di masa lalu. Tapi aku harus menghadapinya .
Aku menuju ke kamar mandi. Membuka baju, celana, lalu menyalahkan shower. Tubuhku bergidik saat air air menyentuh tubuhku. Goresan goresan yang diakibatkan oleh cambukan membuatku tidak tenang untuk mandi. Tapi aku harus tetap mandi, aku ingin merubah penampilanku dimasa lalu agar menjadi lebih baik. Aku berbalik pada cermin. Saat ini wajahku masih polos, tidak ada bekas luka apapun. Tubuhku masih kurus tanpa adanya otot. Sepertinya aku masih membutuhkan waktu untuk melatih tubuh ini. Percuma bagiku memiliki pengalaman yang kaya jika tidak diikuti dengan penyesuaian tubuh. Sepertinya mulai hari ini jadwalku akan berbeda dimasa lalu.
Setelah mandi, aku membuka lemari. Mengambil pakaian, lalu aku melihat sebuah ponsel dimeja. Aku mengambil ponsel itu. Oh, rasanya sudah lama. Ini adalah ponsel pertamaku dari jerih payah pekerjaanku. Aku pun melihat tanggal waktu.
25 February 2022. Tepat sekali, ini adalah jangka waktu 20 tahun dari hari dimana kematianku. Saat itu aku masih mengingat, ketika aku dibuang Nicholas pada tanggal 25 February 2042. Ponsel ini juga sangat berperan penting dalam penyamaran yang kulakukan saat ini.
Aku turun kebawah setelah semuanya selesai. Dimeja makan, sudah ada dua wanita yang duduk makan. Satunya adalah Clara, dan satunya lagi adalah ibunya. Clara seperti gadis 20 an namun ia kelihatan sangat dewasa. Sementara ibunya, dia terlihat seperti wanita 30 an meskipun umurnya saat ini kira kira sudah 40 an. Dia terlihat sangat muda. Kulitnya putih seperti susu. Ibunya Clara sangat pandai menjaga keawetan tubuhnya. Mungkin ini disebabkan karena dia tidak mempunyai suami selama bertahun tahun.
Aku duduk disamping Clara. Tidak mengatakan apapun melainkan mengambil makanan diatas meja karena memang sudah sangat lapar. Ibu Clara mengetik disebuah ponsel dan memberikannya kepadaku.
Didalam ponsel itu terlihat beberapa teks yang bertuliskan:
"Kau terlihat pucat, apa kau baik baik saja?"
Setelah melihat pesan itu aku tersenyum. Aku tidak menjawab karena saat ini masih sadar bahwa aku harus bersandiwara. Aku pun juga membuka ponselku lalu mengetikan beberapa kata.
"Tidak apa apa, aku hanya kelelahan."
Setelah itu, ibu mawar pun mengerti apa yang kumaksud. Dia pun tersenyum lalu mengetik lagi.
"Kalian terlihat sangat mesra, apakah Clara memperlakukanmu dengan baik?"
Aku mengangguk meskipun batin ini ingin mengatakan bahwa putrimu adalah wanita paling kejam didunia ini. Tapi aku harus menjaga sikap didepan ibunya dan yang terpenting adalah peran ku dimasa lalu tidak boleh di ubah, karena kalau tidak masa depan juga mungkin akan berubah dijalan yang tidak kuinginkan.
Aku pun juga mulai mengetik.
"Ya. Clara sangat baik, dia juga pengertian."
Ibu Clara menatapku dengan senang. Namun keningnya berkerut tiba tiba. Sepertinya dia melihat luka lebam di bahuku. Dia ingin membuka lengan baju tapi Clara tiba tiba berdehem.
"Cepatlah makan, aku dan Alfin akan pergi jalan jalan."
Ibunya pun terhenti. Dan menatap Clara dengan dingin. Hubungan keduanya memang tidak baik. Namun ibu dan anak ini masih memiliki rasa kasih sayang di hati mereka meski tidak diperlihatkan secara langsung.
Aku pun ikut makan tanpa mengatakan apapun. Setelah itu, kami pun berpamitan. Aku naik kedalam mobil BMW milik Clara. Dan ibunya juga naik ke mobil pribadinya juga.
Clara melirik kearah jendela mobil. Ibunya telah pergi. Mobilnya juga sudah tidak ada. Dia langsung menghentikan mobilnya. Lalu menatapku dengan dingin.
Aku tidak menyadari apa arti tatapannya. Aku masih bingung dan pikiranku masih menerawang beberapa kejadian dimasa lalu.
Lalu tiba tiba Clara menuju kearahku. Dia mendekatiku. Aku kaget. Tapi ternyata dia malah membukakan pintu untukku. Ku kira dia mau berbaik hati. Rupanya terbalik, setelah itu dia menendangku keluar tanpa rasa kasihan. Lalu menginjak gas dengan keras dan mobilnya pun melaju pergi. Sementara aku sendiri masih tersungkur dijalan dalam keadaan memalukan. Aku menggertakan gigi. Berusaha bangun, melihat mobil Clara yang perlahan menghilang di pandangan mata. Setelah itu pun aku berjalan, tidak tau aku harus kemana. Kemana dulu tempat pertama harus ku tuju.
Saat aku tengah berpikir, tiba tiba telponku berbunyi. Aku mengambil ponselku dan membukanya. Ternyata sudah pesan didalamnya.
"Alfin, datanglah ke ruanganku hari ini. Sudah tiga hari kau tidak bekerja. Apa kau ingin berhenti?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Josss...
2022-04-21
0