#13

Lula tebangun dari tidurnya ketika alarm hapenya berbunyi. Matanya mengerjap seketika kemudian mengambil posisi duduk sejenak beringsut ke tepian tempat tidur,ia mengambil hpnya dan mematikan alarm yang sejak tadi masih berbunyi.

Lula beranjak bangun lalu melangkahkan kakinya pergi ke kamar mandi di belakang untuk mencuci muka.

Kemudian ia berjalan ke dapur untuk membuat bekal untuk sarapan nanti, karena masih terlalu pagi untuk sarapan di rumah, Lula ingin membuat nasi goreng.

Sesaat kemudian para penghuni rumah lainnya mulai terbangun.

Pukul 06.00 WIB Lula sudah siap untuk berangkat, gadis itu memakai setelan celana hitam dengan pipa lebar dan blus lengan panjang polos warna pink dan kerudung segi empat warna pink dengan balutan jas almamater warna hijau toska.

Sebelum memakai kaos kaki dan sepatu pantovel warna hitam yang biasa ia pakai waktu mengajar.

"Apa Izur belum bangun?" gumamnya.

Lula malangkahkan kakinya keluar menuju ke ruang tamu,karena Izur biasanya tidur di sofa sana, Izur memang tidak kebagian kamar untuk tidur.

Astaghfirullahal'adzim, batinnya. Benar juga ternyata dia masih tidur. Lula kemudian membangunkan Izur.

"Zur.. Zur bangun udah jam enam ini!"

Namun Izur tak bergeming sedikitpun, meskipun badannya digoyang-goyangkan.

"Zurr.. Mbak udah kesiangan ini" rengek Lula pesimis.

"Hmmmm.. " jawaban izur tanpa menggerakkan badannya.

Oalah Zur..Zur, Lula mulai putus asa, karena waktu sudah berjalan 15 menit. Ia memakai kaos kaki dan sepatunya kemudian berjalan keluar rumah menuju kediaman Wo Roji dan mengetuk pintu rumahnya.

"Assalamu 'alaikum!" seru Lula sambil mengetuk pintu.

"Wa'alaikumussalam."terdengar jawaban dari dalam,keluarlah sosok perempuan paruh baya "ada apa,Lula?" tanyanya kemudian, yang ternyata adalah Wo Derah istrinya Wo Roji.

"Wo Roji mana, Wo?" tanya Lula pada Wo Derah.

"Ada apa, Lula?" tanya Wo Roji yang berjalan menghampiri mereka dari dalam.

"Anterin Lula ke kampus, Wo. Dah ditunggu ini mau berangkat ke Semarang." Jawab Lula.

"Oh,iyaiya. tunggu sebentar!" ujar Wo Roji. " Untung tadi sudah tak panasin motornya"lanjutnya.

Merekapun akhirnya berangkat menyusuri jalanan yang masih tampak lengang. Udara masih terasa sejuk dikulit, burung-burung masih terdengar kicauannya bersahut-sahutan. Sang suryapun tersenyum saat keluar dari peraduannya.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada suara dering hape dari dalam tas Lula, Lula segera merogoh ke dalam tas mencari keberadaan benda pipih tersebut. Ternyata panggilan dari Bu Sri.

"Assalamu 'alaikum" sapa Lula.

"Wa'alaikumussalam, Bu Lula jadi ikut bis ndak? ini sudah mau berangkat bisnya. " kata Bu Sri.

"Jadi donk, Bu. Tolong suruh nunggu sebentar ini sudah mau nyampe, sudah nyampe di Banyuurip ini. " sahut Lula sambil melihat ke arah sekitar.

"Oh.. yo wis, tak tunggu ya, Assalamu 'alaikum!" seru Bu Sri.

"Wa'alaikumussalam" jawab Lula, ia menutup ponselnya lalu memasukan benda itu ke dalam tas kembali.

Akhirnya mereka sampai juga di depan kampus, dan benar saja di samping kiri bis berdiri dua orang yang sedang menunggu kedatangan Lula, yakni Pak Den dan kondektur bis.

"O.. Jadi tinggal nunggu kamu tok ini, Lul? " tanya Wo Roji yang tidak membutuhkan jawaban.

"Terimakasih, Wo! " ucap Lula seraya menyodorkan uang yang sudah sejak tadi disiapkan.

"Ayo, Lul sudah ditunggu! " seru Pak Den.

Dengan setengah berlari, Lula berjalan menuju bis, Lula masuk kedalam bis lewat pintu belakang, ia mencari bangku yang masih kosong kemudian mendudukkan pantatnya di sana, di samping gadis cantik bernama Imas.

"Sudah naik semua ya? " tanya Pak Den memastikan.

"Sudah Pak" jawab beberapa orang kompak.

"Baiklah, sebelum berangkat marilah kita berdo'a bersama, mudah-mudahan Kita diberikan keselamatan hingga kita kembali nanti, serta diberi kelancaran dalam menjalankan tugas pada hari ini, Aamiin.. " Pak Den memimpin Do'a.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم 

سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

"Bismillahirrahmannirrahiim.

Subhaanalladzi sakhkhara lanaa hadza wamaa kunnaa lahuu muqriniin wainnaa ilaa rabbina lamunqalibuun”

Artinya: “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,

Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami..aamiin.. ”.

Buspun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan pantura, setidaknya membutuhkan waktu dua jam untuk sampai di Kota Semarang, tetapi jika menggunakan kendaraan roda dua bisa setengah jam lebih cepat.

DVD player mulai dimainkan untuk mengusir kejenuhan. Lagu-lagu orkes dangdut mulai diperdengarkan.

Lulapun mengeluarkan sambal kacang yang dibuatnya, dan dikemas dalam kantong plastik kecil-kecil supaya mudah membaginya.

"Nih pesanan sambal kacangnya Bu Roh, mana kerupuk useknya, aku minta buat lauk nasi sarapanku dong." ujar Lula sambil mengedarkan bungkusan sambal kacangnya kepada teman-teman di sekitarnya

"Ini Mbak Lula kerupuk useknya" kata teman Lula yang duduk di bangku belakang Lula.

"Makasih, aku ambil beberapa saja,"Lula mengambil beberapa biji kerupuk usek kemudian menyerahkan untuk diedarkan kembali. "Nih Us, bawa ke depan!" ujar Lula.

"Imas sudah sarapan? " tanya Lula pada gadis yang duduk disampingnya."kalau belum makan bareng ini."ajak Lula

"Makasih Mbak Lula,tadi udah sarapan dari rumah." jawab Imas.

Lulapun mulai menyuapkan nasinya sesendok demi sesendok ke dalam mulutnya. Tiba-tiba...

"Mbak Lula nyanyi dong! " seru seseorang yang ada di depan.

"Masih makan ini, itu di depan ada penyanyi samproh suruh nyanyi dulu." jawab Lula menunjuk Bu Sri di tengah makannya.

Akhirnya Bu Sri menerima mikrofon dari temannya yang duduk di jok depan dan mulai menyanyi.

Bu Sri menyanyikan lagu lama milik Intan Ali yang berjudul Sebuah Nama.

//

Intan ali-sebuah nama

sebuah nama tertulis di hatiku

dalam membekas tak mudah terhapuskan

indah namanya hai seindah orangnya

bila kusebut hai terbayang wajahnya

karena dia aku bisa menangis

karena dia aku bisa tertawa

karena dia aku bisa merana

karena dia kau bisa bahagia

karena dia aku bisa menangis

karena dia aku bisa tertawa

karena dia aku bisa merana

karena dia kau bisa bahagia

//

Bu Sripun mengakhiri suara merdunya. "Terimakasih semuanya, semoga terhibur."ucapnya dengan percaya diri.

"Bu Lul, sudah selesai belum sarapannya? " tanyanya kemudian sambil menyerahkan mokropon kepada Lula.

"Alhamdulillah sudah," jawab Lula."Tolong operator putarkan lagu Hadirmu Bagai Mimpi ya! " serunya kemudian. Musikpun diputar, Lula mulai menyanyikan lagu yang dipintanya.

//

Hadirmu Bagai Mimpi

Hooo~~~

Hoo~~

Kau yang pertama

Membuka hatiku

Kau buatku merasakan…

Indahnya~~jatuh cinta…

Hadirmu kasih

Bagai dalam mimpi

Yang datang mengganggu tidurku…

Sepintas slalu tiada…

Hooo~~~

Hu~~uuu..

Hari demi hari yang kita lalui

Selalu ku ingat

Selalu terbayang

Selama lamanya…

Impian harapan

Bersama denganmu…

Kini semua hilang

Dan dirimu tlah pergi

Tak mungkin kembali….

Hadirmu kasih bagai dalam mimpi

Yang datang mengganggu tidurku…

Sepintas slalu tiada…

Hoooooo

Huuuuu…

Hari demi hari yang kita lalui

Selalu ku ingat

Selalu terbayang

Selama lamanya…

Impian harapan

Bersama denganmu…

Kini semua hilang

Dan dirimu tlah pergi

Tak mungkin kembali….

Hadirmu kasih bagai dalam mimpi

Yang datang mengganggu tidurku…

Sepintas slalu tiada…

//

Suasana mulai hening, sebagian penumpang bus nampak mulai tertidur.

Ternyata aku seperti menina bobokan mereka, batin Lula. Hingga memasuki wilayah Kota Semarang.

Tidak berapa lama kemudian kira-kira pukul 09.00 WIB, rombongan mahasiswa UWH Pekalongan telah sampai di Kampus UWH di Semarang.

"Udah sampai ya?" tanya seseorang yang tadi tertidur menyadari bus sudah berhenti.

Benar saja, bus sudah terparkir di tanah lapang milik sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang yang dekat dengan Kampus UWH. Bahkan sebagian dari mereka sudah turun dan sudah transit di Warung makan depan kampus. Sebagian lagi memasuki gerbang kampus UWH.

"Imas, kita mau mampir ke warung atau ke kelas?" tanya Lula pada Imas, gadis yang duduk di sebelahnya tadi.

"Kita ke warung dulu yuk, Mbak! kepalaku pusing, aku pingin minum teh hangat."sahut Imas.

"Ya sudah, ayo aku temani! " ajak Lula.

Mereka akhirnya beranjak turun dari bus berjalan menuju ke warung yang terletak di depan kampus untuk sekedar menghilangkan penat.

Melihat suasana warung yang rame dengan pengunjung, mereka jadi ragu untuk masuk ke dalam.

"bentar-bentar..Kamu disini saja ya, Mas! biar mbak yang pesen!"ujar Lula pada Imas.

"Iya, Mbak. Kalau ada sama pisang kepok rebus ya,Mbak!" sahut Imas. Imaspun duduk di bangku yang ada di depan warung.

Lula masuk ke dalam warung mengantri untuk memesan sesuai permintaan Imas dan untuk dirinya sendiri.

Kira-kira lima menit Imas menunggu, akhirnya Lula nongol juga membawa dua gelas cantel teh manis hangat dan cemilan yang dibungkus di kantong plastik.

"Yang ngantri banyak ya,Mbak?" tanya Imas pada Lula.

"Iya, kebetulan jadwal kita bareng dengan daerah lain juga ternyata, jadi rame banget di dalam" jawab Lula.

"Oh...berarti dari Pekalongan Kota juga dong." tebak Imas.

"Ada lima daerah termasuk kita, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Batang, Kudus dan Jepara." jelas Lula.

Setelah menikmati semuanya, Mereka segera bergegas ke kampus karena memang sudah waktunya masuk.

Sesaat setelah sampai di Kampus mereka bingung tidak tahu dimana kelasnya. Tiba-tiba suara panggilan mengagetkan mereka.

"Imas, Mbak Lula ngapain disitu?" tanya Zain.

"Kelas kita dimana, Zain?" tanya Imas pada Zain.

"Oo..ada di lantai tiga ruang C3, kalian dari mana?" jawab Zain.

"Tadi mampir di warung depan sebentar." jawab Lula.

"Kamu kok malah keluar,mau kemana?" tanya Imas pada Zain.

"Mau ngambil hape, tadi ketinggalan di bis." jawab zain berlalu setengah teriak.

Imas dan Lula berjalan menyusuri lorong kemudian menaiki tangga.

"Oh my God, capek bener," keluh Lula ngos-ngosan.

Akhirnya sampai juga mereka ke ruangan yang dituju. Ruangan nampak tertutup dari luar, dengan ragu-ragu Lula membuka pintu ruangan itu perlahan-lahan.

Ceklek

"Assalamu'alaikum" ucap Lula dan Imas bersamaan.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokaatuh"jawab mereka yang ada di dalam kompak."monggo silahkan, cari bangku yang nyaman!" Pak Dosen mempersilah Lula dan Imas untuk duduk.

Wuih so sweet banget sih Pak Dosen. Lula dan Imaspun mengangguk dan berjalan mencari bangku yang kosong dan mendudukan pantatnya di sana.

Pembelajaran pertama selesai pukul 11.30 WIB, selanjutnya bagi bapak-bapak atau mahasiswa putra persiapan menunaikan sholat jum'at. Sedangkan untuk ibu-ibu atau mahasiswa putri bisa langsung istirahat.

Pukul tiga sore akhirnya kelar sudah semua jadwal kuliah di Semarang hari ini, dengan tubuh penat dan lelah Lula nampak malas melangkahkan kakinya menyusuri koridor dan menuruni tangga.

Kebetulan sekali di depan area kampus sudah berjejer pedangan kakilima musiman yang menjajakan dagangannya. Hingga ia tidak perlu lagi meminta pada pak sopir untuk berhenti di pusat oleh-oleh saat pulang nanti hanya untuk membeli wingko babat pesanan Husnan kakaknya.

"Kesana yuk, Mas!" ajak Lula pada Imas tangannya menunjuk ke arah pedagang wingko babat.

Imaspun menurut saja bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Mereka berjalan menerjang kerumunan orang-orang yang mengelilingi para pedagang yang bagai gula dirubung semut itu.

"Wingko babatnya berapaan harganya,Pak?" tanya Lula pada pedagang itu.

"Lima belas ribu per tas, Mbak." jawab Pak Pedagang.

"Sepuluh ribu ya,Pak!" Lula mencoba menawar.

"Belum dapat, Mbak, kalau mau ambil empat lima puluh ribu." jawab Pak Pedagang.

"Baiklah, saya ambil empat ya, Pak!" sahut Lula sambil menyerahkan uang lima puluh ribu rupiah kepada penjual itu.

Bapak itu menyerahkan empat paperbag wingko babat kepada Lula.

"Kamu nggak beli buat oleh-oleh,Mas?"tanya Lula kepada Imas.

"Aku nggak suka babat, Mbak."jawab Imas." babat kan mengandung banyak kolesterol, nggak baik buat kesehetan." lanjutnya lagi.

"Kamu kira ini soto babat, hahaha.." ujar Lula sambil tertawa.

Pasanya wingko babat itu tidak terbuat dari babat (jeroan sapi atau kerbau) seperti soto babat. Wingko atau sering disebut juga Wingko babat adalah makanan tradisional khas Indonesia. Wingko adalah sejenis kue yang terbuat dari kelapa muda, tepung beras ketan dan gula. Wingko sangat terkenal di pantai utara pulau Jawa.

Pukul 15.30 para mahasiswa yang ikut bus sudah berkumpul di bus, buspun telah siap bertolak kembali ke Pekalongan. Kebanyanyakan dari para penumpang menghabiskan perjalanannya dengan tidur.

Lula mengirim pesan kepada Izur saat bus telah sampai di depan Alun-alun Kota Batang.

Lula

Zur, jemput mbak di depan kampus, ini sudah sampai di Alun-alun Batang.

Akhirnya bus rombongan sampai tepat di depan kampus Pekalongan kira-kira pukul 17.30 WIB. Dengan langkah gontai Lula melangkahkan kakinya keluar dari bus.

Semua penumpang telah turun. Bus pun melaju meninggalkan tempat itu.

Satu persatu teman-teman Lula juga pergi meninggalkan Lula. Tiba-tiba teman Lula yang tadi sudah dijemput pulang datang kembali, ia turun dari sepeda motornya dan melangkah menghampiri Lula.

"Bu Midah, kenapa kembali lagi?" tanya Lula padanya.

"Bisnya sudah pergi ya, Bu Lul?" tanya Bu Midah balik cemas.

"Sudah dari tadi, ada apa?" jawab Lula.

"Yah..Jas almamaterku ketinggalan, tadi tak pakai buat bantalan tidur di sandaran kursi." jawab Bu Midah Kecewa.

"Ohh..telfon Pak Den saja, mungkin bisa membantu."saran Lula.

"Yaudah Bu Lul saya permisi," pamit Bu Midah.

"Iya bu," jawab Lula. Bu Midahpun pergi meninggalkannya.

Tak lama kemudian jemputanpun datang,Lulapun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu juga.

Terpopuler

Comments

Maryam

Maryam

Ternyata walau scrol lama jufa 😂😂

2020-10-19

0

Fatonah

Fatonah

👍👍👌👌💪💪💪

2020-09-30

1

Euis Suminar

Euis Suminar

kasih viswalnya donk tor

2020-08-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!