#12

Usai mata kuliah Ulumul Hadits, sekarang waktunya istirahat untuk menunaikan sholat asyar di mushola, beberapa mahasiswi berkerumun.

"Bu Sri, alisnya cantik kaya pengantin baru" ujar Faizah pada Bu Sri selesai sholat ketika sedang memakai kerudung. "Pangling aku, pas waktu itu ketemu kayanya masih kaya uler jedug..hehe.. " imbuhnya.

"Iya ini, kemarin lusa ikut lomba pidato bahasa jawa, jadi dirias kaya putri solo, hehe.. "jawab Bu Sri cengengesan.

"Itu dikerok atau dicabuti, Bu? " tanya Faizah lagi.

"Ndak tau ini tukang salon, wong Bu Sri tinggal merem langsung cling," jawab Bu Sri. "Tapi kalau dicabut apa ndak sakit?" Bu Sri balik nanya.

"Coba liat!" pinta Uus mendekat. "Kayanya dikerok." Uus mengambil kesimpulan.

Tiba-tiba Bu Rohaya sekonyong-konyong baru datang bergabung ikut menimpali.

"Jangan dikerok! " ujarnya sambil melapas sepatu. Semua memperhatikan kearahnya, memang adat di Jawa melarang mengerok alis bagi gadis yang belum menikah. Tapi Bu Sri kan sudah menikah.

"Lho, kenapa Bu? " tanya Uus penasaran.

"Digosok pakai minyak angin saja," jawab Bu Rohaya tanpa dosa.

Semua melongo ria belum sadar, bagaimana merapikan alis pakai minyak angin kalau kena mata kan bisa seharian nggak bisa lihat.

"Kalau sering dikerok biasanya akan mudah masuk angin lagi" terang Bu Rohaya. Gerrrrr...

"Hahaha... Bu, ini lagi mbahas alis mata kenapa nyampainya masuk angin sih. " ujar Uus tak kuat menahan tawa.

Bu Rohaya hanya nyengir menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Masuk mata kuliah kedua, tampak dosen Ulumul Qur'an Bapak Sam yang notabene kakak kandung dari Pak Bilal sudah menunggu.

Kali ini Pak Sam menerangkan tentang Asbabun Nuzul. Berbeda dengan Pak Bilal, Pak Sam ini orangnya sok kecakepan dan matanya jelalatan, meskipun dia dosen killer namun senyumnya selalu menghiasi bibirnya saat mengajar. Kalau diperhatikan wajahnya mirip artis yang main di sinetron azab deh.

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam merupakan kitab yang paling memiliki kekuatan sepanjang sejarah manusia. Kekuatan tersebut terkadang muncul dengan sendirinya karena aspek estetis al-Qur’an atau dimunculkan oleh manusia (ulama atau mufassir) melalui kajian-kajian tafsirnya.

Sebagai samudera pengetahuan, al-Qur’an tentu harus diselami, didalami, dipelajari, dan digali nilai-nilainya. Pengkajian dan penggalian nilai-nilai tersebut meniscayakan piranti-piranti ilmu. Oleh sebab itu, jumhur ulama bersepakat bahwa salah satu syarat untuk mengkaji al-Qur’an adalah menguasai piranti-piranti tersebut atau dalam bahasa teknisnya disebut ‘Ulumul Qur’an.

Di antara pembahasan di dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an ‘Ulumul Qur’an adalah ilmu tentang asbabun nuzul. Ali as-Shabuny dalam kitab At-Tibyan fii Ulumil Qur'an mendefinisikan asbabun nuzul apabila terjadi suatu kasus (kejadian), kemudian turun satu atau beberapa ayat yang berhubungan dengan kasus tersebut, maka itulah yang disebut dengan Asbabun Nuzul.

Dari segi lain, kadang-kadang ada suatu pertanyaan yang dilontarkan kepada Nabi SAW tentang suatu hukum syara’ atau penjelasan secara terperinci tentang urusan agama. Kemudian turunlah satu atau beberapa ayat yang berhubungan dengan pertanyaan tersebut.

Ayat-ayat al-Quran diklasifikasikan kepada dua kelompok; pertama ayat-ayat yang mempunyai sebab atau latar belakang turun dan kedua ayat-ayat yang diturunkan tidak didahului oleh suatu peristiwa atau pertanyaan.

Ayat dalam kategori yang terakhir ini lebih banyak dari bagian pertama. Para mufassir membagi peristiwa asbabun nuzul itu kepada tiga macam, yaitu:

Pertama, Perdebatan (jadal), yaitu perdebatan antara sesama umat Islam atau antara umat Islam dengan orang-orang kafir.

Misalnya perdebatan antara sahabat Nabi saw dengan orang yahudi yang menyebabkan turunnya surah Ali Imran (3) ayat 96. Mujahid berkata; suatu ketika umat Islam dan Yahudi saling membanggakan kiblat mereka. Orang Yahudi berkata, Baitul Maqdis lebih utama dari Ka’bah karena ke sanalah tempat berhijrahnya para nabi dan ia terletak pada tanah suci.

Umat Islam berkata pula, Ka’bahlah yang paling mulia dan utama. Maka kemudian turun surah Ali Imran (3) ayat 96 tersebut, yaitu:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat (beribadah)  manusia ialah baitullah yang ada di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.

Kedua, Kesalahan, yaitu peristiwa yang merupakan perbuatan salah yang dilakukan oleh sahabat kemudian turun ayat guna meluruskan kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi.

Misalnya kejadian yang menyebabkan turunnya surah An-Nisa (4) ayat 43, yaitu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu dekati shalat padahal kamu sedang mabuk.

Pada suatu ketika Abdurrahman bin Auf melakukan jamuan (kenduri). Dia mengundang para sahabat Nabi dan menjamu mereka dengan makanan dan minuman khamr.

Mereka pun berpesta dengan makanan dan minuman tersebut kemudian mabuk. Selanjutnya waktu maghrib pun tiba. Mereka lalu shalat dengan diimami oleh seorang dari mereka. Sang imam dalam shalatnya membaca surah dengan bacaan yang salah.

Beliau membaca laa nafyi (kata yang bermakna tidak) pada kata Laa a’budu maa ta’budun tidak dipanjangkan, sehingga berubah maknanya. Peristiwa ini kemudian disampaikan kepada Nabi, maka turunlah ayat di atas.

Ketiga, Harapan dan Keinginan, seperti turunnya ayat:

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit. Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada palingkanlah mukamu ke arahnya.

Al-Barra’ mengatakan setelah sampai di Kota Madinah, Rasul saw shalat menghadap Baitul Maqdis selama 16 bulan, padahal Ia lebih suka berkiblat ke Ka’bah. Maka setiap kali shalat, Nabi selalu menengadah ke langit mengharap turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Ka’bah. Maka justru itu, turunlah ayat di atas.

Peristiwa yang menyebabkan turunnya suatu ayat pada hakikatnya adalah hadis. Oleh sebab itu, asbabun nuzul termasuk ilmu riwayah bukan dirayah. Ia ada yang shahih dan ada pula yang tidak shahih.

Yang boleh dijadikan pedoman dalam menentukan asbabun nuzul adalah perkataan para sahabat yang langsung menyaksikan peristiwa, atau diterimanya berita tentang peristiwa itu dari sahabat lain.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 Wib. Kelar sudah kuliah kita hari ini, sebelum pulang Pak Den selaku pengelola Dikti memberikan pengumuman bahwa besok pagi adalah jadwal kuliah di Semarang, jadwal rutin tiap Jum'at minggu pertama dan ketiga, mahasiswa yang mau ikut berangkat dengan menggunakan bis diharap kumpul di kampus paling lambat jam 06.30 Wib.

"Bu Lul pulang bareng ya, temani Bu Sri dulu ke ruang TU, ya! " pinta Bu Sri sambil merapikan bukunya.

"Ayo!" Lula mengiyakan, mereka berjalan beriringan keluar dari kelas menuju ke ruang TU.

Lula merasa ada suatu yang hangat keluar dari **** * nya. Wah bisa gawat ini kalau beneran, bisa pingsan dijalan, biasanya jika hari pertama haid Lula hanya tiduran saja, karena nyeri yang amat sangat di daerah perut dan pinggangnya, keluar keringat dingin dan muntah sampai kekuningan.

Sampai di ruang TU Bu Sri menemui Mas Eko untuk membayar uang semester karena kebetulan ia baru saja mendapatkan bantuan insentif untuk guru TK.

Kira-kira lima menit di ruang TU, mereka keluar menuju ke jalan raya. Lula terlebih dahulu mengajak Bu Sri ke Minimarket di sebelah kampus untuk membeli pembalut dan obat pereda rasa nyeri.

"Bu, ke minimarket dulu yuk, kayanya tamuku dateng ini, aku mau beli pembalut, obat pereda nyeri sama air mineral!" ajak Lula.

Tanpa menjawab ajakan Lula, Bu Sripun menurut mengikuti Lula menuju minimarket.

Lula masuk ke minimarket tersebut langsung mencari keberadaan barang-barang yang ia butuhkan.

Setelah menemukan barang-barang yang ia butuhkan dan membayarnya di kasir, Lula kemudian kembali ke kamar kecil yang dekat dengan kelasnya. Sementara Bu Sri menunggu di Luar.

Sesaat kemudian Lula keluar mencari tempat duduk kemudian mendudukan pantatnya disitu, ia lalu membuka kantong kresek untuk mengambil obat pereda rasa nyeri merobek kemasannya dan meletakan obat itu di pangkal lidah, setelah itu Lula mengambil botol air mineral, membuka segel dan botolnya kemudian meneguknya.

Lula keluar menuju ke tepi jalan raya,Bu Sri masih berada di sana. Perut dan pinggangnya sudah mulai terasa nyeri karena mungkin reaksi obatnya belum bekerja.

"Belum ada angkot yang lewat, Bu? " tanya Lula sesaat setelah berada di dekat Bu Sri.

"Belum," jawab Bu Sri,"Apa mungkin karena mau malam Jum'at ya, supir-supir pada nyekar" imbuhnya menerka-nerka.

Tiba-tiba Bu Sri menghentikan bapak-bapak pengendara sepeda motor yang lewat.

"Lek Tarjo, ikut" serunya, dan ternyata bapak-bapak itu tetangganya.

Bapak-bapak itu menghentikan laju sepeda motornya, dengan secepat kilat Bu Sri mendekat dan langsung menaiki sepeda motor tersebut.

"Duluan ya Bu Lul," serunya seraya menjulurkan lidahnya.

Lula melongo sekaligus kesal dibuatnya, dalam hati dia mengumpat.

Motorpun kembali melanjutkan perjalanannya hingga menghilang di kejauhan.

"Astaghfirullahal 'adhim... di mana letak perasaannya? sama teman kok nggak ada solideritasnya, itu sih namanya habis gelap terbitlah terang. " gerutu Lula.

Ups..typo Lul, habis manis sepah dibuang kali.

Lulapun menelpon Izur adiknya untuk menjemputnya. Ia nampak mengambil hapenya di dalam tas miliknya, kemudian mencari kontak Izur dan menekan tombol panggil.

Terdengar sahutan dari sana.

" Ya, Mbak Lula? " tanya Izur.

"Bisa jemput Mbak Nggak?" tanya Lula.

"Dimana? " tanya Izur.

"Di KDW saja, Mbak mau naik angkot ke sana. Nanti jemput depan warung sate ya!" pinta Lula.

"Ya Mbak, tapi aku sholat maghrib dulu ya." jawab Izur.

"Baiklah, Assalamu 'alaikum" Lula mengakhiri panggilannya tanpa menunggu jawaban dari Izur.

Hari semakin petang, akhirnya angkot yang lama ditunggu Lulapun datang, Lula melambaikan tangannya, angkot berhenti tepat di depan Lula, Lulapun segera masuk ke dalamnya.

Hanya ada beberapa penumpang di angkot itu. Azan maghrib mulai bersahutan terdengar di sepanjang jalan. Butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai di KDW karena mobil harus berbenti beberapa kali untuk menurunkan penumpang.

Kini tinggal Lula seorang penumpang di dalam angkot itu,Lula turun di pemberhentian terakhir, ia segera berjalan menuju warung sate, tempat yang ia janjikan pada adiknya untuk menjemput.

Setengah jam Lula menunggu kedatangan Izur, akhirnya yang ditunggu nongol juga.

"Dah lama ya nunggunya, Mbak? " tanya Izur.

"Ya setengah jam-an lah ada. " jawab Lula.

"Ayo!" ajak izur.

"Nggak pingin makan dulu? "tanya Lula.

"Nanti saja Mbak, aku pingin ketoprak yang depan SD itu Lho, kayaknya enak. " jawab Izur.

"Yaudah," jawab Lula seraya naik ke atas motor, duduk di belakang Izur.

Izurpun segera menjalankan sepeda motornya menuju ke arah jalan pulang dan berhenti di depan warung pejual ketoprak di depan sebuah SD.

"Pak,saya pesan ketopraknya dua dimakan di sini ya, Pak" Ujar Izur pada si penjual ketoprak

Penjual itu hanya ketoprak saja dan sedikit camilan kering, tidak menjual minuman. Minumannya hanya air putih, itupun diberikan gratis.

Lula merogoh ke dalam tasnya hendak mencari ponselnya yang berbunyi, sepertinya ada pesan masuk.

Bu Rohatin

Dek Lula, nanti buat sambal kacang ya, Bu Roh sudah beli dua kantong besar kerupuk usek (kerupuk pasir) buat camilan kita di bis besok pagi.

Bu Rohatin teman kuliah Lula dari Kecamatan Karanganyar, kerupuk pasir dari Karanganyar memang terkenal enak, rasanya gurih bawang dan agak manis, rasa manis itu didapat karena saat pembuatan adonan kerupuk ditambah dengan air kelapa.

Lula

In Sya Allah Bu, nanti kalau sudah sampai rumah Lula bikin sambal kacangnya, soalnya ini masih di perjalanan pukang

Pesananpun sudah selesai di buat, Lula segera menikmatinya dengan Lahap, karena perutnya diisi air mineral saja sejak makan siang tadi.

"Besok pagi jam enam anterin Mbak, Zur. Ada kuliah di Semarang. " pinta Lula pada Izur.

"Insya Allah, Mbak." jawab Izur.

Pukul 19.00 WIB mereka sudah sampai di rumah. Lula hendak membuat sambal sesuai permintaan Bu Rohatin. Ia membeli bahan-bahan sambal di tempat kakaknya Husnan. Ia membeli 250 gram gula merah, 250 gram kacang tanah dan cabe 2 ribu rupiah.

"Mas, pinjem duwit donk," pinta Lula."buat ke Semarang besok. " lanjutnya.

"Berapa? " tanya Husnan.

"Dua ratus ribu, ongkos bisnya 100 ribu" jawab Lula.

"Nih, dua ratus lima puluh ribu, yang lima puluh ribu buat beli wingko babat, ya! " kata Husnan sambil menyerahkan uang.

"Makacih... Bener nih wingko babat? kenapa yang yang wingko daging saja...hahaha" canda Lula berlalu pergi.

Setelah selesai membuat sambal, Lula ingin segera merebahkan tubuhnya untuk tidur. Badannya terasa sakit semua karena kegiatan seharian tadi siang, ditambah lagi ia sedang PMS. Namun tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk dari ponselnya, iapun membukanya. oh.. ternyata Sri Rosa.

Bu Sri Kuat

Bu Lul, besok bawa mukena ya, mukena Mbak Sri Tebal-tebal semua, ribet bawanya.

Kirain mau minta maaf, batin Lula.

Lula

Kan aku lagi nggak sholat, ngapain repot-repot bawa mukena.

Bu Sri Kuat

Tolong ya Bu Lul, Bu Sri janji nanti pahala sholatnya buat Bu Lula semua dech.

Lula hanya membaca pesan itu, tanpa berniat untuk membalasnya kembali.

Enak saja.. dasar semprol. umpatnya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Maryam

Maryam

Aku mulai pusing

2020-10-19

0

sie aie

sie aie

ayoo Lula, tanya Othornya

sekarang jodoh Lula di tangan othor 🤭

2020-10-04

1

Fatonah

Fatonah

👌💪💪💪

2020-09-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!