Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kamu sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya.
Azan shubuh yang berkumandang tak mampu mengusik seorang Lula dari mimpinya pagi ini. Pagi ini Lula bangun jam setengah enam, kesiangan memang karena semalam ia tidur entah jam berapa, masih ada waktu buat sholat shubuh, dengan tergesa gesa memanfaatkan sisa waktu ia bergegas mengambil wudlu untuk melaksanakan sholat shubuh. Yang penting sholatnya sah dulu, mandi sih belakangan.
Usai melaksanakan sholat shubuh, ia melakukan tugas rumah seperti biasanya, mencuci piring dan mencuci bajunya sendiri adalah pekerjaan yang tiap hari dilakoninya sebelum berangkat mengajar.
Setelah pekerjaannya selesai, ia segera mandi membersihkan diri dan bersiap-siap untuk mengajar.
Lula memakai baju seragam batik hitam dengan motif bunga-bunga berwarna baby pink dan bawahan rok span panjang hitam dengan model ploy di belakang, serta kerudung segi empat dan ciput dengan warna senada dengan dengan motif batiknya.
Ia berangkat dengan tergesa-gesa, semoga ada keajaiban, batinnya. Alhamdulillah pucuk dicinta ulampun tiba, karena tiba-tiba ada motor yang menepi di depannya. Ternyata musuh bebuyutan, siapa lagi kalau bukan Pak Hardi, orang yang tiap hari selalu menyuruh belajar naik motor nggak ada bosen-bosennya. Tapi kali ini usulnya beda loh.
"Bu Lul" katanya saat motor sudah jalan.
"Apa? " Lula balik tanya agak tinggi suaranya karena mengimbangi suara motornya.
"Motor peninggalan bapakmu dijual saja belikan kambing" usulnya.
"Terus, aku ke sekolahan naik kambing? " tanya Lula jengah. Tawa pak hardi langsung meledak di pikirannya terbayang saat Lula pergi ke sekolahan naik kambing, membuat Lula semakin sebel mendengarnya.
"Aku serius lho, Bu. Motormu itu kalau tidak dipakai itu akan rusak. Nah, kalau dibelikan kambing kan bisa beranak pinak. " jelas Pak Hardi dengan Sisa-sisa tawanya.
"Tumben serius, biasanya menindas. " balas Lula. "tapi aku kan nggak bisa ngarit (mencari rumput), nggak kuat!" lanjutnya lagi.
"Yang nyuruh kamu ngarit siapa, kan bisa dititipkan pada orang kampung yang punya kandang, nanti bagi hasil sesuai kesepakatan." terang Pak Hardi.
"Oooh gitu, aku kira njnengan mau ngledek seperti Lek Rudin, nyuruh aku menjual motor buat beli kerbau atau sapi, tapi perlu dipertimbangkan idemu pak" jawab Lula akhirnya paham.
Lula pun turun setelah motor yang ditumpanginya berhenti karena memang sudah sampai di MI.
Ia lalu masuk ke ruang guru dan langsung menyentuh fingerprint. Seteleh mendengar jawaban "terima kasih" ia segera menuju ke mejanya dan meletakkan tasnya di meja.
"Pak, nanti jam pelajaran pertama jadwalnya Pak Yahya, aku mau minta ijin ke warung, ya! " kata Lula pada Pak Hardi.
"Tidak ikut apel pagi? " Pak Hardi balik tanya.
"Tidak, ini minta diisi" jawab Lula dambil menunjuk perutnya sambil berlalu keluar tanpa mendengar balasan dari Pak Hari lagi.
Lula berjalan keluar menuju warung makan yang tidak jauh dari area madrasah.
"Sarapanya masih, Mbak Mumu? " tanya Lula kepada pemilik warung.
"Masih, tumben Bu Lul sarapan di sini? " tanya Mumu heran.
"Iya Mbak, tadi pagi bangun agak siang. " jawab Lula.
Selesai menghabiskan sarapannya Lula tidak kembali ke kantor melainkan pergi menuju ke Masjid, karena sudah waktu istirahat pertama, dan digunanakam untuk pembiasaan sholat duha.
Tugas Lula hanya mengawasi Anak-anak yang sedang melaksanakan sholat dhuha dan mengoreksi jika ada gerakan maupun bacaan yang salah. Dan seteleh itu baru dia melaksanakan sholat dhuha sendiri.
Di kantor ketika jam istirahat ke dua,
"Gaess, tadi malam aku ditembak cowok lewat sms. " kata Lula membuka percakapan. "Katanya dari Tegal" imbuhnya.
"Diterima saja Mbak, temanku ada juga lho yang kenal lewat hape terus jadian, akhirnya mereka menikah, bahkan sekarang sudah memiliki seorang anak" jelas Lutfia atau yang sering dipanggil Bu Lut.
"Aku masih bingung, soalnya kan dia jauh dari Tegal, udah gitu aku nggak kenal bagaimana dia. "kata Lula lagi.
"Sholat istikharoh, Bu Lul !" ujar Pak Yahya ikut memberi nasehat.
"Iya, Pak, in sya Allah" jawab Lula akhirnya.
Bel berbunyi menandakan bahwa obrolan mereka harus dihentikan. Akhirnya mereka masuk ke kelas sesuai jadwal masing-masing.
Sore harinya, ketika Lula baru saja pulang dari mengajar di TPQ, ia melihat di hapenya ada pesan masuk.
Santo
Assalamu 'alaikum, lagi ngapain?
Lula segera membalas pesan itu,
Lula
Wa'alaikumussam, lagi nunggu azan maghrib,
Kamu sendiri lagi ngapain?
Santo
Baru pulang kerja lagi mau mandi
Lula
Kerja apa?
Santo
Bengkel diler resmi di slawi.
Kamu kerja apa?
Lula
Aq momong anak orang,
kamu orang slawi, tetanggaku ada yang nikah di slawi deket Waduk Cacaban
Santo
Aq tinggal di Desa Rancawiru Kecamatan Pangkah, aq ketua RT lho disini
cuma kerja di Slawi
Terdengar suara azan maghrib dari mushola di dekat rumah Lula.
Lula
Oo..,
Udah maghrib, aq sholat dulu y
Santo
Iya, aq jg mau mandi trus sholat
Lula kemudian meletakkan hapenya di meja kamarnya, ia mengambil mukena dan sajadah lalu pergi ke mushola memenuhi panggilan sholat itu.
Sesampai di mushola ia meletakkan sajadah dan mukenanya di atas pagar, kemudian berjalan menuju ke tempat wudhu wanita untuk mengambil air wudlu.
🌻🌻🌻
Hari ini Hari Rabu, dan siang nanti adalah jadwal kuliah perdana Lula. Lula hendak membawa pakaian ganti untuk dipakai nanti saat kuliah. Karena sekarang sudah mulai musim penghujan, jadi debit air sungai yang melimpah, sangat susah untuk diseberangi seorang Lula. Maka ia memutuskan untuk berangkat kuliah langsung dari Madrasah.
Dari Madrasah Lula berencana menumpang boncengan dengan guru yang pulangnya searah dengan terminal. Dari terminal nanti ia bisa naik angkot atau bis kalau pas jadwanya lewat.
Jam menunjukkan pukul 06.45, Lula berpamitan dengan ibunya untuk berangkat mengajar.
"Lula berangkat ya, Mak, assalamu 'alaikum" ucapnya seraya mencium punggung tangan Mak Kulsum.
"Wa'alaikumussalam" jawab Mak Kulsum.
"Oh ya, Mak. Mungkin nanti Lula langsung berangkat kuliah." imbuhnya lagi.
Lula melangkahkan kakinya menuju ke halaman rumah, baru beberapa jangkah Lula melangkahkan kakinya, Lutfia yang sedang menaiki sepeda motor di jalan melihatnya berhenti menunggunya.
" Ayo, Mbak!" ajak Lutfia.
Tanpa menjawab sepatah katapun Lula segera menaiki boncengan di belakang Lutfia. Lutfia segera menjalanlan sepeda motornya.
Lutfia adalah adik kandung Izzah istri Husnan. Umurnya enam tahun lebih muda dari Lula, namun dia sudah beranak satu, karena begitu lulus MA dia langsung menikah. Ia melanjutkan kuliah D2 PGMI ketika anaknya belum genap umur satu tahun. Lutfia juga kuliah di kampus yang sama dengan Lula mengambil program transfer S1 PGMI.
Selain Lutfia sebenarnya masih ada dua orang yang mengambil kuliah program transfer S1 PGMI yang satu desa dengan Lula, yaitu Husnan kakaknya Lula dan Syarif dari kampung Prajegan.
"Mbak, nanti berangkat kuliah bareng aku saja, jangan lewat sungai bahaya!" ajak Lutfia lagi.
"Oh iya, kebetulan sekali, padahal aku sudah membawa baju ganti." jawab Lula senang.
"Nanti pulang dari MI bareng aku juga." katanya lagi.
"Baiklah, makasih ya! " jawab Lula senang.
"Padahal aku sudah bawa baju ganti lho, Lut. Dan rencananya nanti pulangnya mau mbonceng ke terminal." imbuhnya.
Alhamdulillahirobbil'alamiin, terima kasih ya Allah atas nikmat-Mu hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻
enak jg yah nebeng 🤭😂😂😂
2020-10-24
0
Maryam
Nambah kerjaan aku nih
2020-10-19
0
Fatonah
👍👍👍💪💪💪
2020-09-30
1