Pagi ini Lula sampai di MI pukul tujuh, di dalam kantor ia mendapati bungkusan plastik kresek diatas meja kerjanya, ia duduk dan langsung membuka bungkusan itu, ternyata isinya surat dan tasbih, raut kecewa tampak terpampang di wajahnya.
ia belum sempat membuka isi surat itu karena sudah waktunya masuk ke kelas. Ia menyimpan bungkusan itu didalam tasnya.
Bagaimanapun perasaannya yang berkecamuk saat ini namun ia harus berusaha profesional, ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan-lahan. "Bismillah" ucapnya. ia bergegas masuk ke dalam ruang kelas VI. sesampai di depan kelas,
"Kiyaman! " seru ketua kelas berdiri dan diikuti seluruh siswa .
"Salaman! " seru ketua kelas lagi.
"Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh" salam seluruh siswa.
"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokaatuh" jawab Lula.
"Julusan! " seru ketua kelas, diikuti seluruh siswa dengan duduk.
"Selamat pagi, Anak-anak! " sapa Lula.
"Selamat pagi, Bu! " jawab seluruh siswa serempak.
"Bagaimana kabar kalian pagi ini, semua sehat kah" tanya Lula kemudian mengabsen kehadiran siswa.
Selanjutnya Lula menyampaikan materi pelajaran pada hari itu.
*****
Sepulang dari Madrasah Lula duduk dan bersandar di dipan, kemudian ia mengambil bungkusan dari dalam tasnya, mengambil surat dan membacanya kembali surat yang tadi sudah dibaca saat jam istirahat.
//
*Untuk Seseorang di suatu tempat,
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Sebelumnya aku mohon maaf, sudah membuat kamu kecewa,
Membaca suratmu untuknya, membuatku tersentuh. Sebenarnya ada perasaan yang sama, Namun aku tidak bisa. Mungkin jika kita jodoh, suatu saat kita pasti akan dipertemukan.
Selanjutnya kudo'akan semoga kamu mendapatkan jodoh yang baik, karena seorang wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik pula.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
dari seseorang
yang tak harus disebut namanya*.
//
Malamnya,
Hingga larut malam Lula tidak dapat memejamkan mata, hingga sampai jam 1 dinihari Lula memutuskan untuk sholat hajat dan tahajutnya, ia keluar kamar untuk mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat. Akhirnya is mengantuk juga.
Kini Lula nampak berada di tepi sungai besar hendak menyeberang. Ditangan kanannya ia memegang sepotong bahan celana jeans yang saat itu hendak ia jahitkan ke penjahit, sepertinya ada yang aneh. kok bisa dia mau menjahitkan celana jeans, padahal selama ini dia tidak suka dengan celana jeans.
Tiba-tiba datang seseorang menghampirinya dan berkata,
"Nduk, bahan celana jeans itu bukan punya kamu, karena celana jeans milikmu sudah jadi dan sudah dikemas rapi, suatu saat kamu pasti akan menemukannya" kata seseorang itu. " celanamu ada di arah sana." katanya lagi sambil menunjuk ke arah tenggara. Lula Heran, ketika hendak bertanya seseorang itu sudah menghilang. Terdengar suara azan subuh, ternyata Lula tertidur di atas sajadah masih mengenakan mukena. Ia terjaga, matanya masih terasa pedas tapi hatinya sedikit lega. Siapa celana jeans itu? batinnya.
Berhari-hari Lula tidak menemui Mbak Sri. Bukannya marah ataupun kecewa, tapi ia masih merasa kaku untuk berhadapan dengan dia.
Di suatu Jum'at sore, ketika ia sedang menjahit baju.
"Mbak, ada yang mau bicara sama kamu nih" Kata Usnul tiba-tiba sambil menyerahkan handphonnya.
"Siapa," tanya Lula. Usnul hanya menggelengkan kepalanya. Lula menerima hp yang diberikan Usnul.
"Assalamu 'alaikum." Lula mengucap salam.
"Wa'alaikumussalam." jawab yang di seberang.
"ini siapa?" tanya Lula
"Namaku Atif" jawab yang di seberang
"Apa kita saling kenal?sepertinya aku tidak mempunyai teman yang bernama Atif." tanya Lula sambil mengingat- ingat.
"Sepertinya memang kita tidak saling kenal, tapi aku sering melihat kamu, dan aku ingin mengenalmu" jawab orang itu.
"Kamu sering melihat aku dimana?"tanya Lula.
"Tiap hari aku melihatmu jalan kaki." jawab Atif. Lula tersenyum geli.
"Aku jadi penasaran kamu orangnya seperti apa? berarti tiap hari aku juga melihatmu donk" tanya Lula menerka-nerka.
"Mungkin" jawab atif gamang.
"Tiap hari yang jalan yang aku lewati kampung Prajegan-Gondorio, tapi Kayanya seluruh kampung itu aku kenal pemudanya, dan mereka juga mengenalku, lalu kamu orang mana?" tanya Lula panjang kali lebar.
"Aku kerja di Prajegan, bareng Fauzi tetanggamul" jawab Atif " Aku dari Corotan" jawabnya lagi.
"Ooo" Lula ber-o ria.
"Dah dulu ya, ini Hp minjem soalnya" kata atif menyudahi.
"Oke" jawab Lula.
"Assalamu 'alaikum" salam dari seberang.
"Waalaikumussalam" jawab Lula. Lula menyerahkan hp pada Usnul.
"Siapa Mbak?" tanya Usnul.
"Namanya Atif" jawab Lula singkat.
"Atif siapa?" tanya Usnul lagi
" Katanya temanya Bang Oye" jawab Lula menyebut Fauzi tetangganya itu dengan sebutan Bang Oye.
*****
Keinginan Lula untuk meneruskan Kuliah sudah tidak bisa ditunda lagi, karena dikantornya hanya dia yang berijazah SLTA dan belum kuliah.
Kebetulan ada perguruan tinggi asal Semarang membuka kelas kekompok belajar jauh, dan waktu kuliahnya siang hari. Ia segera mendaftar kuliah, mengambil jurusan S1 PGMI/PAI SD, karena hanya itu program jurusan yang dibuka disini.
*****
Sekitar satu bulan lagi TK akan menghadapi Akreditasi, kelihatan sekali tiga orang guru itu sibuk mempersiapkan sesuatu baik administrasi, pembukuan, sarpras dan sebagainya.
Saat jam istirahat kedua Lula mencoba menghampiri mereka di ruang kelas TK. Lula hanya diam memperhatikan Mbak Sri dan kawan-kawan yang sedang memasang dekorasi kelas, sembilan puluh sembilan tulisan asmaul husna nampak digantung plafon ruangan.
"Eh, Lula" sapa Mbak Sri. Lula hanya menjawab dengan senyuman.
Lula membantu memasangkan hiasan itu degan memanjat meja.
"Mbak Sri benar-benar tidak habis pikir sama Rohan, padahal waktu itu dia bilang ke Mbak, kalau dia juga deg-degan." terang Mbak Sri."Mbak Sri kira dia akan ke rumah kamu Lula" Lha kok ternyata sampai semingguan." kata Mbak Sri lagi gemas.
"Lula udah nggak apa-apa kok mbak, Lula udah mau melupakannya, kata anak-anak jaman sekarang itu namanya move on." kata Lula diselingi tawa.
"Lula mau kuliah Mbak, Lula udah daftar kuliah." kata Lula lagi.
"Kuliah?" tanya Mbak Sri. "Mbak ikut dong, Mbak tolong didaftarin y!" pinta Mbak Sri. Lula mengerutkan keningnya.
"Tapi kan gak ada jurusan PGTKnya, Mbak, jurusannya hanya PGMI." jawab Lula.
" Nggak apa-apa, yang penting Mbak ada temennya, ya" pinta Mbak Sri lagi.
"Yaudah, tapi Lula nggak bisa daftarin, Lula pas ndaftar aja minta anter sama Izur, adik Lula." jawab Lula," Mbak ndaftar sendiri, Mbak kenal Pak Den kan? Mbak bisa daftar sama Pak Den." katanya lagi.
"Ohh Pak Den, yaudah Mbak Sri ndafrar sama beliau saja. jawab Mbak Sri.
*****
Beberapa hari kemudian,
"Lul, besok siang kan ujian seleksi penerimaan kuliah, berangkat bareng yuk." ajak Mbak Sri.
"Okey, tapi pulang ke rumahku dulu, ya!" pinta Lula." Kita berangkat lewat Simbang.
" Okey" jawab Mbak Sri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
AYRA
Lanjuttt
2020-12-03
1
ᐤ༺ Ⓡⓘⓢⓨⓐ🏹Hiat༻
takdir masih mengajak lula bermain-main
2020-10-24
2
Maryam
Like and komen ya
2020-10-19
0