Terlambat Menikah

Terlambat Menikah

#1

Lula adalah seorang gadis yang berusia 25 tahun, ia mengabdi sebagai guru wiyata bhakti di sebuah Madrasah Ibtidaiyah swasta di desanya dan pada sore hari ia membantu mengajar di sebuah TPQ di kampungnya.

Lula mengajar di MI swasta tersebut sejak lulus SMA, sebenarnya Lula merasa tak punya bakat dalam mengajar, karena memang kekurangannya disamping merasa wajahnya yabg jelek, bicaranya juga pelan kaya bang udin, apalagi suaranya yang seperti anak kecil, itu yang selalu membuat dia minder.

Namun karena desakan kedua orang tuanya dan atas permintaan dari pengurus yayasan, dengan terpaksa ia harus menerima dan melakoninya, lagi pula sudah berulang kali ia mencoba melamar pekerjaan tetapi belum ada yang cocok.

Seperti biasa rutinitas Lula setiap pagi, dia berangkat dengan berjalan kaki, karena memang dia tidak bisa naik kendaraa bermotor, letak MI tempatnya mengabdi beda kampung dari tempat tinggalnya dan harus melewati satu kampung, 20 menit untuk sampai ke MI dengan berjalan kaki.

Pagi itu udara masih terasa sejuk, tampak mentari baru menyembul dari peraduanya, disambut si pipit yang bersahutan dengan perkutut milik tetangga, menambah indah suasana.

"Bismillah," ucapnya mengawali langkahnya keluar rumah dengan sejuta harapan di dalam jiwanya.

Ia melangkahkan kaki di jalan kampung yang belum terjamah oleh aspal, dan bila usai hujan banyak genangan air di sana. beberapa saat kemudian sampailah ia di sebuah tanjakan, terdengar suara sepeda motor mendekat dari belakang.

"Berangkat, Lul!" sapa pengendara motor itu yang ternyata adalah Iyan. Iyan adalah teman Husnan, kakaknya Lula

"Iya, Yan," jawab Lula singkat.

Lula heran kenapa Iyan berlalu begitu saja, padahal ia berharap Iyan akan memberi tumpangan seperti padanya seperti, aneh...

Akhirnya sampailah Lula ke tempat tujuan, masih jam 6.30, kebetulan hari ini adalah jadwalnya sebagai guru piket. Ia langsung masuk ke dalam kantor, menekan fingerprint, meletakkan tas di meja kerjanya kemudian bergegas keluar menuju gerbang untuk bersalaman menyambut siswa yang datang.

Bel otomatis berbunyi menandakan waktunya apel pagi, Lula segera bergabung dengan barisan guru yang lain,ada 9 guru di MI tersebut 4 laki-laki dan 5 perempuan, 2 diantaranya sudah PNS. apel pagi dilakukan dengan pembacaan doa bersama antara guru dan siswa.

Kegiatan pembelajaranpun akhirnya berjalan seperti biasanya hingga waktu istirahat pertama tiba.

"Alhamdulillah." ucapnya usai menyeruput teh manis yang tersedia di meja.

Suasana kantor menjadi hidup diiringi dengan musik yang diputar dari speaker aktif.

"Hewahhh! " seru Pak Hardi.

Lula hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Akhirnya Lula ikut menikmatinya juga, apalagi lagu yang sekarang didengar sesuai dengan apa yang ia rasakan sekarang.

***

Ingin kugapai bulan

ingin kugapai bintang

tapi semuanya itu hanya impian

Lama kugenggam asa

lama kupendam rasa

tapi tak mungkin aku tak mengatakan

Karena aku wanita

tak mungkin berkata cinta

hasrat hatiku menanti

ungkapan kata darimu

reff:

Hari-hari lulalui

hampa dalam penantian

kuhayalkan kuimpikan

hangat belai kasih sayang

Adakah dalam hatimu

Seperti isi hatiku

yang selalu mendambakan

cinta dalam kepastian

Aku bagai puguk

yang merindukan rembulan

sampai kapan aku menanti kata cintamu

#Yunita Ababil*

"Tuh kan, jadi habis lagunya. direwangi nyanyi Sih." kata Pak hardi menyalahkan.

"Apaan sih pak, tinggal diputar lagi aja." jawab Lula nggak terima.

Tiba-tiba saja, Pak Yahya guru yang duduknya persis di depan Lula memberinya selembar kertas. Surat cinta ya..hehe...halu kamu Lul, mungkin saja mau nitip tugas.

Kertaspun dibuka,

"Allahu alkafi robbuna alkafi qasadna alkafi wajadna alkafi likuli alkafi kaffana alkafi wani'ma alkafi alhamdulillah" dibaca 11× ba'da maghrib dan subuh

"Rabbii zawijnii zaujan shaalihan" dibaca 100x ba'da hajjat.

"Biar apa ini pak?" tanya Lula,

"Biar sukses, bu." jawab Pak Yahya.

Lula sebenarnya tahu apa arti do'a yang kedua itu, itu artinya "Ya Allah ya Tuhanku, berilah aku seorang pasangan suami yang Shalih."

"Insyaallah, maturnuwun,Pak" jawab Lula.

🌸🌸🌸

Gegiatan belajar mengajar telah usai, seluruh siswa sudah pulang karena tidak ada kegiatan ekstra hari ini. Suasana kantor masih tampak rame, apalagi sejak kedatangan Pak Hardi, PNS yang baru saja dimutasi dari MIN, ambyar...kalau bicara bikin gerr..ditambah musik dari speaker aktif dengan volume seperti ada orang sedang hajatan saja.

Hingga alarm Fingerprint berbunyi, menandakan benda itu memanggil-manggil untuk disentuh.

Satu persatu mereka menyentuh benda itu kemudian berlalu pergi meninggalkan gedung madrasah.

Lula pun berjalan pulang menyusuri jalanan yang sama. Belum sampai jauh ia melangkah, tiba-tiba sepeda motor berhenti didepannya.

"Ojek Bu? " tanya si pengendara motor.

"Gak punya ongkos, Mas" jawab Lula tertawa.

"Cepetan naik, sebelum tawaranku expired" ancam tukang ojek

"Mi instan kali expired" jawab Lula.

"Bilang kek dari tadi kalau mau lewat sini, jadi kan gak usah jalan kaki" katanya lagi.

Karena biasanya Pak Hardi akan memilih jalan lain yang lebih halus kalau pulang pergi.

"Udah belum?" tanya Pak Hardi lagi.

"Udah." sahut Lula.

"Kalau sudah turun donk!" ujar Pak Hardi.

"Ih..Pak Hardi!" seru Lula

"Tadi katanya udah, ya turunlah! hahaha..." ujarnya sambil tertawa.

"Udah naik maksudnya." jawab Lula.

Pak Hardipun melakukan sepeda motornya dengan pelan karena jalanan yang terjal.

"Gimana, Bu. Sudah ada calon belum?" tanya Pak Hardi saat dalam perjalanan.

"Belum ada sih, Pak. Tapi saya masih menunggu seseorang." jawab Lula.

"Trus kira-kira dia juga suka sama kamu apa tidak?" tanyanya lagi.

"Saya juga nggak tahu, Pak. Kita sudah lama tidak bertemu." jawab Lula.

"Kalau Saya kenalkan dengan teman saya kira-kira mau nggak?" tanya Pak Hardi lagi.

"Nggak apa-apa sih Pak kalau mau ngenalin. walau dalam hati saya bertekad, kalau saya mau menikah dengan orang lain jika dia sudah menikah." jawab Lula.

"Oke, nanti saya coba hubungi teman saya kalau kamu mau." ujar Pak Hardi lagi.

Akhirnya sepeda motor yang mereka naiki telah sampai di gang masuk kampung Lula

"Dianter sampai rumah nih ceritanya?" ujar Lula setengah bertanya.

"Sekali-kali tidak apa-apalah." jawab Pak Hardi.

Pak Hardipun menghentikan sepeda motornya tersebut tepat di depan rumah Lula. Lula langsung turun dari boncengan motor tersebut.

"Terimakasih, Pak!" ucap Lula. "Nggak mampir? gentongku masih penuh, lho!" tawarnya.

"Nggak, terimakasih. Sudah ditunggu anakku tadi minta jalan-jalan katanya." jawab Pak Hardi. "Mari, Bu!" sapanya sambil berlalu pergi

Lulapun berjalan menuju rumahnya, meraih handel pintu dan membukanya.

"Assalamu 'alaikum" tak ada jawaban, dirumah tampak sepi. Lula menutup kembali pintu itu.

Dengan langkah gontai Lula masuk kamar langsung menghempaskan tubuhnya di dipan, terasa getaran listrik keluar dari sekujur tubuhnya hingga terlelap.

Kumandang azan ashar membangunkan Lula dari mimpi siangnya. Ia pun beranjak membersihkan diri, sholat ashar dan segera berangkat ke TPQ menunaikan kewajiban berikutnya.

Terpopuler

Comments

Nm@

Nm@

Hadir, Kak

2023-04-04

2

Indah Nihayati

Indah Nihayati

bagus kak

2022-02-25

2

Little Peony

Little Peony

Lanjut ya Thor ✨✨✨

2021-10-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!