ILUSTRASI
SOURCE : PINTEREST
---------- back to Story :
Pagi itu semua orang dalam kubu Vesper sudah bersiap untuk meninggalkan Islandia. Namun, tiba-tiba sebuah helikopter muncul dan mendarat di halaman kediaman Bardi.
Semua orang bingung karena tak mengenali helikopter tersebut, tapi Jonathan langsung berlari ke arah helikopter yang mulai terbuka pintu sampingnya tersebut.
"Papi Ivan!!" lengking Jonathan memanggil nama ayah baptisnya itu lantang.
Kai langsung menajamkan mata dan menatap Ivan di kejauhan dengan nafas menderu.
Semua orang yang sudah tahu kisah skandal yang pernah terjadi beberapa tahun silam hanya menelan ludah dengan jantung berdebar.
"Sabar, Nak Kai ... sabar. Inget, Ivan itu super licik bin ngeselin ya to. Pura-pura buta dan tuli aja tar kalo ajudannya nggambleh. Oke, oke?" ucap Eko menyarankan dengan menunjukkan jempolnya.
Kai menghela nafas panjang dan mengangguk. Kai beruntung karena ada Eko di sampingnya dimana Lily dulu pernah mengatakan padanya jika Eko termasuk penasehat yang baik meski terkadang sarannya cukup menyesatkan.
Namun, karena mereka golongan orang-orang tersesat, lebih baik menerima saran Eko ketimbang kesialan makin mengekori mereka.
Terlihat Jontahan langsung memeluk Ivan yang tersenyum merekah padanya. Kai berusaha untuk tenang tak terintimidasi akan kedatangannya.
Ternyata Ivan datang ditemani Pustakawan Tom yang kini menjadi penerjemahnya. Kai lega, setidaknya masih ada orang waras di sisi Ivan.
"Hallo, Ivan. Long time no see," sambut Kai sembari mengajaknya berjabat tangan.
Ivan membalasnya dengan melakukan bahasa isyarat, tapi malah Jonathan yang menerjemahkannya.
Namun, ternyata maksud ucapan Ivan membuat semua orang tertegun dan menyulut pertikaian.
"Kau terlihat sama tak berubah, Kai. Ingusan, bocah dan tak bisa menandingiku memuaskan Vesper," ucap Jonathan lugu.
Seketika, BUAKKK!!
"PAPI!" pekik Jontahan lantang saat Kai meluncurkan pukulannya tepat di hidungnya hingga darah mengucur dari balik lubang pernafasan itu.
Emosi Kai meluap-luap, nafasnya menderu dan kedua tangannya mengepal. Eko dan Dominic langsung memegangi kedua lengan Kai karena ia ingin menghajar Ivan lagi.
Ivan malah terkekeh meski tak bersuara dan tawanya malah seperti b*bi. Semua orang heran dengan tingkah Ivan yang tak ada kapoknya membuat keributan.
"Lihat? Pukulannya pun masih payah," ucap Pustakawan Tom menerjemahkan sembari menghela nafas. "Maaf, Tuan Kai jika ucapan saya tidak sopan," imbuhnya.
Kai mengerti semua itu dan hanya bisa mengangguk.
"Papa Kai kok pukul-pukul Papi Ivan? Nanti Papi gak ganteng lagi gimana?" keluh Jontahan sebal.
"Sebenarnya kau ini memihak siapa? Papamu atau Papimu itu?" tanya Kai yang rasanya ingin memaki Ivan habis-habisan.
Jonathan terlihat bingung. Ia melihat Kai dan Ivan secara bergantian berulang kali. Tiba-tiba, Ivan menggunakan bahasa isyarat pada Jonathan dan anak ketiga Vesper itupun mengangguk setuju.
"Karena Papa Kai jahat sama Nathan dan mau dikurung, Nathan mau tinggal sama Papi Ivan aja di Inggris. Nathan baru mau pulang kalo mama udah ketemu," ucap Jonathan yakin dan sontak hal itu mengejutkan semua orang.
"Ivan, jangan bercanda! Keadaan kita sedang tak mendukung untuk bermain rumah-rumahan," pekik Kai kembali emosi.
Pustakawan Tom menghela nafas. Ia merasa tertekan akan drama keluarga bencana ini. Ia kembali menjadi penerjemah sampai keputusan bersama dihasilkan meski ia yakin akan ada perselisihan diantara mereka nantinya.
"Maaf, Tuan Kai. Tuan Ivan mengatakan jika kau percayakan saja Jonathan padanya sehingga kau bisa fokus melakukan pencarian Nyonya Vesper dan Tuan Han. Aku akan mengembalikan Jonathan begitu mereka sudah ditemukan," ucap Pustakawan Tom sopan.
"Paman Tom, Papi Ivan gak bilang gitu deh," ucap Jonathan lugu.
Tom langsung memejamkan mata sedetik dan melirik Jonathan tajam, tapi Jonathan yang tak tahu maksud dari kode itupun cuek saja. Ivan terkekeh.
"Eiji, sekembalinya ke Rusia, minta Buffalo untuk mengajarkanku bahasa isyarat. Aku muak dipermainkan lelaki brengsek itu," geram Kai dan diangguki oleh Eiji.
Kai menatap Jonathan seksama yang menggandeng tangan Ivan dan terlihat ia memang serius ingin tinggal bersama ayah baptisnya itu.
Ivan terlihat cuek mengusap hidungnya yang berdarah dengan sapu tangan miliknya.
"Dasar psikopat," gerutu Kai dan berpaling dari mereka untuk kembali berpamitan dengan isteri Bardi.
Keluarga Bardi pun mengucapkan terima kasih karena Kai meninggalkan Black Armys yang ia bawa sebanyak 20 orang sebagai pengganti anak buah Bardi yang tewas meski tak bisa menggantikan sosok pemimpin mafia Islandia itu.
Torin yang akhirnya bersedia ikut Axton ke Amerika untuk di didik olehnya nanti menjadi penerus Bardi itupun tak bisa menolak.
Lysa diam saja menggandeng tangan Liu dan enggan menatap Torin dimana lelaki itu menatap Lysa tajam dikejauhan entah apa yang dipikirkannya.
Saat orang-orang itu mulai menaiki helikopter dan akan mengantarkan Axton sampai ke bandara, tiba-tiba sebuah mobil Hammer memasuki halaman Bardi dengan kecepatan tinggi dan hampir tergelincir karena jalanan licin.
Semua orang menghentikan aktivitasnya dan menatap mobil itu seksama dengan berkerut kening.
"Hah! Tuan Kai! Tobias terlihat di Robicon Coorporation dengan Nyonya Vesper yang dijadikan kepompong olehnya. Mereka terbang dengan helikopter meninggalkan pabrik!" pekiknya dengan nafas tersengal.
"Apa?!" teriak semua orang yang terkejut mendengar hal tersebut.
"Segera kejar helikopter itu!" perintah Kai tegas dan semua orang segera masuk ke mobil dan helikopter untuk menyusul.
"Kenapa kau tak menghubungi lewat radio?" tanya Axton heran.
"Tak bisa! Sepertinya sinyal kami diblokir! Mereka tahu kedatangan kami dan Tobias sengaja meninggalkan ini saat helikopter tersebut terbang dan pintunya masih terbuka," ucap petugas itu dan berlari mendekati Kai menyerahkan selembar foto yang membuat mata semua orang melebar seketika.
Tobias mencium pipi kanan Vesper sambil melirik ke kamera dimana Vesper sudah dibungkus menjadi kepompong dan mulutnya disumpal.
Bahkan di belakangnya ada tulisan tangan Tobias dan diyakini ditulis dengan darah, "Vesper is mine."
Kai geram dan meremat foto itu hingga menjadi sebuah gumpalan. Namun, Liu dengan sigap mengambil gumpalan itu dan mengembalikannya menjadi lembaran lagi.
Liu lalu menghindar dari kerumunan orang itu dan duduk di tangga rumah Bardi. Ia duduk diam dan semua orang memperhatikannya.
"Apa maksudnya?" tanya Dominic heran.
"Mungkin ia tahu jika kita akan berperang jadi ia memilih menunggu di sini sampai kita kembali menjemputnya. Benar begitu, Dara?" tanya BinBin menebak dan ternyata Dara mengangguk membenarkan.
Isteri Bardi dan Yuki lalu mendekati Liu. Mereka bersiap untuk menjaga Liu sampai orang-orang yang akan mengejar Tobias kembali dari pertempuran.
"Terima kasih, aku titipkan Liu pada kalian. Maaf merepotkan lagi. Kami pergi dulu," ucap Kai sungkan dan isteri Bardi tak mempermasalahkannya.
Ivan juga meminta kepada Jonathan untuk ikut menemani Liu bersama Pustakawan Tom.
Jonathan menurut dan Kai makin membenci Ivan karena Nathan lebih mendengarkan permintaan Ivan ketimbang dirinya padahal dulu Jonathan begitu dekat dengannya.
Lysa dan Arjuna ngotot ingin ikut pergi menyelamatkan ibu mereka. Kai mengizinkan dan semua orang segera mempersenjatai diri.
Ivan terbang dengan helikopternya bersama dengan Axton, Sergei dan Dominic. Kai terbang bersama Paman BinBin, Eiji, Eko, Lysa, Arjuna dan Torin.
Lysa dan Torin kembali kikuk, tapi mereka tak ingin memperpanjang rasa tidak nyaman itu di saat yang mendebarkan ini.
Sisanya para pasukan Black Armys yang seharusnya menjaga kediaman Bardi. Kai menggunakan mereka kembali sebagai pasukan bantuan.
Pasukan Black Armys tambahan pergi mengendarai mobil menuju ke lokasi yang sudah ditandai oleh mobil pengejar dari pasukan Black Armys lainnya yang sudah lebih dulu ada di lokasi kejadian.
Mereka mempersenjatai diri dimana tujuan helikopter itu menuju ke lautan. Kai yakin jika mereka akan menaiki kapal selam untuk meninggalkan Islandia. Mereka terbang dan melaju dengan kecepatan penuh agar bisa menyusul.
Dan benar, di kejauhan terlihat baku tembak sedang terjadi. Kai segera meminta pilot helikopter dan co-pilot untuk menyiapkan senjata memberondong para pasukan The Circle yang melindungi prosesi pemindahan peti yang diyakini ada Vesper di dalamnya.
"FIRE!" pekik Kai dan seketika ... sebuah misil diluncurkan untuk menenggelamkan kapal selam.
Kai yakin jika masih bisa menyelamatkan Lily meski dirinya tercebur ke dalam laut. Kai memilih kapal itu meledak ketimbang Vesper dibawa pergi oleh Tobias dan membuatnya tak bisa ditemukan lagi.
BOOM!!
Tembakan itu tepat mengenai badan kapal selam yang terlihat dipermukaan. Kai dan lainnya segera bersiap dengan senjata mereka saat pintu helikopter baik sisi kiri ataupun kanan dibuka. Seketika ....
DODODOOR!!
Kubu Vesper memberondong seluruh anak buah The Circle yang terlihat di dermaga kecil di perairan itu hingga mereka tewas tercebur ke dalam air laut yang dingin di musim salju negara itu.
Helikopter Ivan mengambil tugas untuk mengevakuasi Vesper nantinya. Dominic sudah bersiap dengan tali pengikat dipinggulnya untuk terjun tanpa helikopter harus mendarat.
Lysa dan Arjuna juga telah bersiap saat helikopter harus mendarat nantinya karena tugas menembak dari atas helikopter dilakukan oleh para orang dewasa termasuk Torin.
Namun, di sisi lain.
Ketika semua kubu Vesper habis-habisan menyerang kapal selam yang diyakini mengangkut sang Ratu Mafia mereka baik dari udara maupun darat, di kediaman Bardi, terlihat Liu ketakutan berlindung di belakang tubuh isteri Bardi.
Jonathan berlindung di balik tubuh Pustakawan Tom yang menjadi perisai bagi Tuan Mudanya.
Yuki berdiri di antara isteri Bardi dan Pustakawan Tom melindungi mereka dengan sebuah pistol diarahkan pada seseorang.
Para anak buah Bardi yang tersisa sudah tewas tergeletak untuk melindungi orang-orang yang masih bertahan di sana.
Adik Torin yang masih seumuran Arjuna dan Jonathan itupun bersembunyi di dalam rumah.
Beruntung mereka tak ketahuan oleh penyerang karena mereka tak muncul sejak kepergian Kai dan team-nya ketika meninggalkan kediaman Bardi.
"Ohohohoho ... kalian ditinggal ya? Kasihan. Ternyata orang-orang yang dikatakan hebat dan jenius oleh semua orang hanya kumpulan orang bodoh yang gampang ditipu. Mereka menyerang siapa? Aku? Tobias ada di sini bersama Vesper. Hahahaha," kekeh Tobias dimana kediaman Bardi sudah di kepung dari segala sudut dengan todongan senjata.
"Apa maumu?" tanya isteri Bardi yang melindungi Liu di belakangnya.
"Pengakuan dan penghakiman," ucap Tobias dengan seringainya.
Tiba-tiba, DOR!
"AAAAAA!"
------
Uhuk. Ngomong-ngomong lele disogok suruh up 3 eps nih sama Bang Aris dan Jeng Bee ya to. Jadi yang setuju, lele tunggu votenya biar 4YM bisa jadi rank 30 besar. kalo lele liat sd jam 3 siang belum masuk ke rank itu, lele kasih dobel eps aja ya yg akan lele up jam 3. gitu aja tengkiuuu^^ lele padamu. ehehehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 339 Episodes
Comments
Isna Vania
duh sampai tegang Thor, gimna nasib dara nd Jonathan serta istri Bardi nd anak nya, pasukan black army tidak ada, ikut menyerang the circle /Sweat//NosePick/
2024-12-16
0
Lucania Carmen
Ya ampun Tobias udah kayak siluman reptil 😱
2021-10-14
0
hmd
❤❤❤💜💖
2021-07-10
0