Di sisi lain, dua mobil yang masih bertahan dimana mobil yang dikendarai oleh Jontahan, Arjuna, Liu dan Paman BinBin sudah lolos dari maut, keadaan Lysa dan pasukan Bardi tak seberuntung mereka.
Mobil di depan Jonathan telah meledak dari kubu Bardi.
Untung saja para komandan team tak berada di dalam mobil itu. Bardi, Torin, Lysa dan Dominic berhasil kabur dengan dua mobil di barisan dua dan tiga saat penyerangan terjadi.
"Berpencar! Berpencar!" pekik Dominic mengomandoi semua orang yang masih terhubung dengan earphone.
Dua mobil yang masih dikejar oleh belasan mobil dari komplotan The Circle itupun melakukan aksi balas tembak karena mereka diberondong oleh serencengan peluru dan misil yang mengejar mereka.
Dominic yang semobil dengan Torin dan Lysa bersiaga dengan senjata mereka.
Lysa teringat akan panah pemberian Paman BinBin spesial untuknya. Ia segera membuka koper hitam pink tersebut dan memasang besi runcing diujung anak panahnya.
Torin bersiap untuk berdiri dan menembak dari atap mobil yang bisa dibuka seperempat untuk melakukan aksi balas.
Dominic dan Lysa bersiap didudukkan paling belakang dimana kaca belakang mobil berbentuk persegi empat tersebut bisa dibuka seperti mobil yang dikendarai oleh Liu.
Mobil tempur anti peluru buatan Boleslav Industries mendominasi kendaraan tempur seluruh mafia dalam jajaran 13 Demon Heads.
Kaca belakang mobil mulai diturunkan perlahan. Lysa sudah bersiap dengan busur panahnya dan membidik si sopir yang berada di kursi depan mobil.
"Are you ready, Lysa?" tanya Dominic yang sudah membidik dari teropong senjata laras panjang dalam genggamannya.
"Yes, Uncle," jawab Lysa yang juga sudah menarik anak panahnya dan fokus dengan bidikannya.
PIP.
Kaca mobil turun perlahan dan mereka berdua melihat dari samping jendela mobil musuh, dua lelaki sudah menunjukkan tubuhnya dengan senjata laras panjang.
Kaca anti peluru di bagian belakang mobil baru turun sekitar 20 cm, tapi Lysa tak mau melewatkan kesempatan itu.
Ia segera meluncurkan anak panahnya dan BLUARRR! CITTT!! BRANGG!!
"GOOD LYSA! ARRHHH!" teriak Torin dan segera menembaki mobil di barisan kedua dari belakang mobil itu dan menembakinya dengan senjata gatling.
Anak panah merah berhasil meledakkan kap mobil dan membuat mesin mobil tersebut terbakar, meledak hebat yang membuat mobil hilang kendali dan menabrak batu besar di depannya.
Mobil musuh nomor dua segera menyalip dan mengambil posisi pertama. Lysa kembali membidik mobil yang mengejar mereka dengan anak panah merah langsung dua buah.
Namun, pemikiran Lysa berubah. Ia menaikkan busurnya itu hingga terangkat ke atas dan membuatnya sedikit mendongak.
Dominic yang masih fokus menembak untuk menghentikan laju mobil kedua hanya melirik Lysa sekilas karena anak pertama Vesper malah mengarahkan anak panahnya ke langit malam seperti ingin menembak bulan.
Namun, Dominic percaya jika Lysa merencanakan sesuatu. Benar saja, Lysa tak ingin membuang waktu setelah ia yakin dengan arah lontaran dan jatuhnya anak panah itu nantinya.
SHOOT!
DWUARR! DWUARR!
Torin yang berada di atas melihat anak panah Lysa terbang melengkung dan mendarat tepat.
Anak panah itu menancap di kap mesin mobil dua mobil di barisan ketiga dan keempat serta berhasil meledakkannya lagi.
Torin tersenyum lebar. Ia tak menyangka jika kabar yang mengatakan jika Lysa sangat hebat dalam memanah seperti Legolas itupun benar adanya.
Seketika, ia kagum padanya. Bertambahlah satu kaum Adam yang menjadi fans-nya.
"Akan kupuji kau di depan ibumu nanti, Lysa," ucap Dominic sembari meletakkan senapan yang sudah habis amunisi dan kini mengambil sebuah senapan laras panjang jenis berbeda dengan lubang silinder lebih lebar beriameter 5 centi.
"Thanks, Om," jawab Lysa dimana Dominic kini juga sudah bisa bahasa Indonesia karena Vesper mengharuskan semua mafia dalam jajarannya fasih berbicara dan menulis dengan bahasa tersebut dimana tak semua orang menguasainya.
Vesper bahkan menggunakan bahasa daerah berbagai provinsi di Indonesia untuk istilah-istilah penyerangannya agar tak diketahui musuh.
Hal itu membuat beberapa mafia dan militer Asing yang mencoba untuk mengikuti gaya penyerangannya selalu salah duga akan istilah-istilah tersebut.
DODODODOOR!!
BRAKK!
Torin berhasil melumpuhkan mobil kedua dengan rencengan pelurunya. Namun, ia seperti kecewa akan usahanya yang cukup sukses itu.
"Sial! Senjata ini tak berpengaruh banyak!" pekik Torin dari atas karena senjata yang ia gunakan hanya mampu membuat mobil itu rusak, tapi tak menghancurkannya.
Dominic segera menembakkan peluru berbentuk kerucut hitam miliknya bertubi-tubi ke atas langit dengan suara lontaran memekakkan telinga.
Ternyata peluru itu malah menempel pada tubuh mobil The Circle yang tersisa dan masih sigap mengejar mereka.
Lysa saling merlirik dengan Dominic. Dominic segera menarik koper hitam panjang dimana ia membawa senjata buatan Vesper Industries.
Lysa melindungi Dominic dan Torin yang sedang mempersiapkan senjata lain untuk menyerang dengan panah peledaknya dimana ia sengaja ingin menghabiskannya.
Torin turun dari posisinya dan melihat Dominic mengeluarkan seperti tombak dengan senapan penembak seperti RPG hanya saja selongsong silinder itu berjumlah tiga buah.
Torin malah terbengong dimana ia belum pernah melihat senjata itu sebelumnya.
"What is that?" tanya Torin penasaran hingga keningnya berkerut.
Dominc hanya tersenyum sembari mengaktifkan senjata itu. Ternyata ada sebuah dudukan seperti tripod yang membuat benda itu bisa berdiri menghadap ke langit tanpa ia pegangi.
Dominic mengarahkan ujung tombak hitam itu keluar jendela. Lysa melirik dan tersenyum miring.
Dominic menekan tombol merah pada pelatuk di senapan itu dan SWOOSH ... SWOOSH ... SWOOSH!
Mata Torin melebar seketika saat melihat benda itu meluncur ke atas langit seperti misil dengan cepat dan tiba-tiba berkedip di atas langit.
Benda itu malah melayang di udara dengan baling-baling berputar di bagian bawahnya. Torin bingung dan kembali naik ke atas untuk melihat fungsi dari alat tersebut.
Seketika, PIPIPIPIPI ... SHOOT! SHOOT!
JLEB! JLEB! JLEB!
"WOW!" pekik Torin terkejut karena tiba-tiba tombak hitam itu terbuka lebar seperti payung dan muncullah ratusan jarum hitam yang menghujani mobil-mobil di bawahnya yang ternyata sudah ditandai oleh senapan memekkan telinga oleh Dominic tadi.
Mulut Torin menganga lebar. Jarum-jarum tajam yang tertancap di badan mobil itu tiba-tiba berkedip dan bersuara nyaring. Seketika ....
DWUARR!! BLANG! BLANG! BLANG!!
"Yeah! Good, Uncle!" teriak Lysa dan mengajak tos Dominic dengan tawa.
Dominic balas tertawa dan menyambut high 5 dari Lysa. Torin terbengong-bengong melihat 6 mobil meledak dan semuanya berhasil dihancurkan oleh dua orang dari kubu Vesper.
Torin hanya berhasil menjatuhkan satu dan itupun mobil tak meledak hanya membuatnya menabrak sebuah pohon besar.
Iapun jadi berpikir untuk berpindah kubu menjadi anak buah Vesper, keluar dari jajaran Axton dimana ia merasa tak ada peningkatan dalam kepemimpinan sang Casanova itu.
"Bagaimana dengan ayahmu, Torin?" tanya Dominic dimana ia merasa jika 6 mobil dari The Circle lainnya mengejar mobil Bardi.
"Dia tak menjawab panggilanku," jawab Torin yang kini merunduk dari tempatnya membidik di atas mobil tadi.
Lysa dan Dominic saling berpandangan. Lysa segera mengambil teropong khusus dan malah memanjat dari kaca belakang mobil, naik ke atas dimana mobil tersebut masih melaju cukup kencang menuju ke arah pantai oleh sopir Torin.
"Pelankan mobilnya, nanti Nona Lysa jatuh," ucap Torin kepada sopir dan sopir itupun mengangguk.
Dominc hanya tersenyum mendengarnya dimana ia masih bersimpuh sembari mempersiapkan senjata lainnya.
"Dia sudah seperti monyet, jangan khawatir. Kita berdua yang harus melindungi diri," sahut Dominic yang sudah kembali siap dengan senjata lainnya.
Torin lalu kembali ke atas dimana Lysa sudah dalam posisi berjongkok. Torin heran, padahal mobil menukik dan bermanufer karena jalanan yang berbelok belok, tapi Lysa tak terjatuh.
Torin spontan memegangi kedua pergelangan kaki Lysa dan Lysa spontan menoleh menatap Torin seksama dengan kebingungan.
"Alas sepatuku ada semacam magnet yang membuatnya menempel pada benda-benda yang bisa ditarik magnet. Kap mobilmu ini terbuat dari besi. Lepaskan tanganmu, aku takkan jatuh," ucap Lysa tegas dengan kedua tangan masih memegang teropong khususnya.
Torin mengangguk paham dan melepaskan kedua tangannya. Ia merasa malu seketika dan Dominic kembali menahan senyum dimana ia kini mengarahkan senapan pelontar granat mini dalam genggaman menunggu instruksi hasil pengamatan Lysa.
"Aku menemukannya! Mobil Bardi ditembaki dan dikepung oleh mobil The Circle!" pekik Lysa dari teropong malam dimana teropong itu bisa mengidentifikasi panas tubuh manusia meski dalam jarak hingga 1km jauhnya.
"Putar balik lalu ambil jalan ke kanan! Mereka menjauh dari pantai!" imbuh Lysa lantang.
Torin segera turun dan memberikan arahan pada sopir. Segera sopir itu mengubah arah menuju ke tempat Bardi berada dimana ia sedang digempur.
Hingga akhirnya, suara tembakan bersahut-sahutan itu terdengar. Lysa memposisikan dirinya tetap berada di atas mobil dan meminta Torin untuk membantu Dominic di bawah.
Torin paham dan mengikuti instruksi Lysa. Anak pertama Vesper itu kemudian meminta senjata kepada Torin dan iapun menyerahkannya dari lubang palka atas mobil yang hanya muat untuk satu orang itu.
Lysa memastikan keselamatannya dengan tali tambahan yang ia ikatkan di pinggulnya dan dikaitkan pada dudukkan tengah oleh Torin.
"Torin! Mereka berada tepat di sebelah kanan kita! Setelah persimpangan di depan, segera belok kanan!" pekik Lysa yang kini sudah berdiri di atas mobil dengan menahan angin dingin di hari yang sudah hampir menjelang pagi itu.
"Aku mengerti!" jawab Torin yang segera ia teruskan pada sopir tersebut.
Namun, mata Lysa melotot seketika saat ia melihat mobil Bardi berhasil dilumpuhkan hingga tak berbentuk karena dihantam dari segala sisi hingga penyok.
Lysa melihat Bardi diseret paksa dengan wajah yang sudah berdarah dan tubuh lemas oleh anak buah The Circle.
Jantung Lysa berdebar seketika saat Bardi di paksa berlutut di depan seorang lelaki dan DOR!
"OH!"
Lysa membungkam mulutnya seketika saat ia memekik karena terkejut melihat Bardi ditembak mati oleh lelaki yang tak terlihat wajahnya itu tepat di dahinya.
Bardi roboh. Lysa shock dan malah kini dalam posisi merangkak di atas atap mobil.
Ia bingung mengatakan hal ini pada Torin karena ia pasti akan sangat sedih jika mengetahui ayahnya telah tewas.
Lysa melihat Torin dari balik lubang palka dimana ia sedang meyakinkan dirinya jika ia bisa menghadapi pertempuran ini dan menyelamatkan ayahnya.
"Aku yakin jika ayah selamat karena kami dibantu oleh orang-orang hebat seperti kalian," ucap Torin mantab dengan sebuah senjata dalam genggamannya bertatapan dengan Dominic.
Air mata Lysa menetes begitu saja karena harapan Torin sudah sirna. Rasa bersalah menyelimuti hati Lysa saat itu juga.
Karena kedatangan merekalah yang meminta bantuan untuk menyelamatkan Vesper malah mengakibatkan banyak kematian dari kubu Bardi dan tewasnya pemimpin mafia di Islandia.
------
kalo ada tipo2 harap maklum aja udah. lagi mens menyebabkan badan plus pikiran gak karu2an😵nyut2an bersahut-sahutan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 339 Episodes
Comments
Lucania Carmen
Aku butuh oksigen hah! Hahh! Haahhh!!! Tegang bangettt🥶🥶🥶🥶🥶
2021-10-14
0
Yuyun Arianti
siap diantar Klian yg bc sambil mmbyngkn kejdianya seolah sprti itu klu aku iy seolh sport sdg nnton gitu iy gk gaeeessss
2021-08-20
0
hmd
❤❤❤❤❤❤💜
2021-07-10
0