Semua orang sudah bersiap dan konvoi mulai meninggalkan kediaman Bardi yang mengkamuflasekan rumahnya sebagai guest house di Islandia itu.
Dara dipegangi tablet dan ditunjuk sebagai navigator untuk mengarahkan jalan menuju ke Robicon Coorporation dimana mobil yang ditumpangi oleh mereka ada di baris paling belakang.
Perjalanan menuju ke pabrik itu hanya memakan waktu kurang dari 30 menit. Semua orang sudah bersiaga dengan persenjataan lengkap dan seragam anti peluru.
"Dengar. Selama kami melakukan penyerangan, kalian bertiga tetap di mobil. Jangan pergi dan Arjuna, kau harus memastikan dua adikmu ini tak ikut serta dalam pertempuran. Kau mengerti? Ini sungguhan, mereka belum siap akan hal tersebut," ucap Dominic serius sembari memegang bahu kiri Arjuna erat.
"Ya, Om. Aku mengerti," jawab Arjuna sudah bersiap menggenggam pedang Silent Blue yang disarungkan di salah satu pinggulnya.
"Dara, apa masih jauh?" tanya BinBin.
"STOP!" teriak Dara tiba-tiba yang mengejutkan semua orang bahkan Jonathan sampai mengerem mendadak padahal tiga mobil di depannya masih melaju kencang tak berhenti.
"Ada apa? Kau mengagetkanku," tanya Dominic yang nyaris tersungkur mencium persneling mobil.
"Mundur! Mundur!" ucap Dara tiba-tiba yang kembali mengejutkan semua orang.
Namun, Jonathan yang akrab dengan Dara itupun mempercayai adik terkecilnya.
BROOM!!
Jonathan memundurkan mobilnya dengan cepat. Semua orang berpegangan pada benda apapun yang bisa mereka raih dalam mobil itu agar tak jatuh.
"Belok kiri dan ... diam. Matikan mesin dan lampu."
Jonathan yang melihat ada sebuah celah diantara semak pohon itupun segera memundurkan mobilnya dan memasukkan bagian belakang mobil ke dalam semak hingga kini mobil itu tak terlihat karena tertutupi pepohonan di sekitarnya.
Jonathan mematikan mesin mobil berikut lampu seperti instruksi Dara. Mereka bersembunyi dalam kegelapan malam. Semua orang heran dan saling memandang.
Dara yang duduk di tengah diapit oleh BinBin dan Dominic tiba-tiba mencondongkan tubuhnya lalu menatap kaca di depannya dengan tajam.
Semua orang semakin bingung menatap Dara keheranan. Seketika ....
BROOM!! BROOM!!
Orang-orang dalam mobil terkejut sampai tubuh mereka yang sedang duduk di kursi itu kini menyender dengan mata melotot.
Tiba-tiba, muncul belasan mobil di depan mereka melintas dengan kecepatan penuh seperti sedang tergesa. Jantung semua orang berdebar kencang karena tak menyangka akan hal itu.
Dara kembali melihat tampilan pada layar tablet-nya. Ia melihat rute dari jalanan yang mereka lewati itu dan memperkirakan kemanakah tujuan konvoi tersebut.
"Kejar mereka!" perintah Dominic.
Jonathan segera menyalakan mesin mobil. Sorot lampu mobil kini menerangi jalanan gelap di depan mereka. Mobil Jonathan keluar dari semak dan segera mengejar.
"Jangan dikejar, nanti kita mati," ucap Dara lirih.
Sontak semua orang terkejut dan Jonathan kembali menghentikan laju mobilnya.
"Kita sendiri mereka belasan. Kita akan mati," ucap Dara lagi tertunduk.
Semua orang kebingungan. Ucapan Dara ada benarnya. Dominic lalu menelepon Bardi dan pasukannya yang ternyata sudah tiba di pabrik itu. Mereka tak mendapati konvoi mobil tersebut.
Namun, setelah Dominic menceritakan yang terjadi, mereka segera menyusul keberadaan Dominic.
BinBin menatap Liu tajam seperti mencoba memasuki pikirannya yang tak bisa ditebak itu. Dominic turun dari mobil mengecek sekitar.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Dara?" tanya BinBin menatap Dara tajam.
"Pasang pelacak di mobil mereka. Biarkan para anak buah Mama yang mengurusnya. Kita tak usah ikut. Kita akan mati," ucap Dara lagi yang sekilas mencuri pandang ke arah BinBin dengan takut-takut.
Arjuna dan BinBin saling memandang. Dominic yang turun dari mobil dengan sigap mencegat konvoi Bardi. Dominic ikut mobil Lysa dan Torin.
Lysa turun dari mobil dan mendatangi Dara yang masih memegang tablet pemberiannya.
"Mereka sekarang dimana, Dara?" tanya Lysa berdiri di pintu mobil yang terbuka.
"Menuju pantai. Mereka akan meninggalkan Islandia," jawab Dara lirih.
Lysa terkejut dan segera menutup pintu. Ia lalu meminta semua pasukan mengejar konvoi mobil hitam yang diyakini dari komplotan Tobias.
Jonathan kembali mengejar dari belakang. Liu mengerutkan keningnya, BinBin sedari tadi menatap gerak-gerik Liu seakan masih mencoba menerka-nerka pemikiran anak dari Vesper dan Kai ini.
"Kita akan mati. Jangan dikejar, jangan dikejar," ucap Liu menggenggam erat tablet-nya dengan kening berkerut dan mata terpejam.
Ucapan Liu yang berulang-ulang membuat BinBin merasa jika Liu seperti menyadari sesuatu yang tak bisa ia duga.
Arjuna yang ikut mendengar ucapan adiknya itu malah menjadi takut seketika. Jonathan terlihat serius mengejar mobil di depannya dan benar saja, hal tak terduga terjadi.
BLUARRR!!
"WOW!"
Semua orang terkejut. Mobil di depan mereka meledak dan bergulung-gulung dengan kobaran api dahsyat karena sebuah misil mengenainya.
"AAAAA!" teriak Liu lantang dengan mata terpejam.
Ia melepaskan tablet dari genggaman tangannya hingga jatuh ke karpet mobil dan menutup kedua telinga dengan kedua tangannya.
Jonathan yang terkejut itu segera membanting setir dan menghentikan laju mobilnya. Kini mobil mereka melitang di jalanan.
Arjuna yang duduk di depan melihat sebuah mobil dengan peluncur roket siap menembak lagi.
BinBin dengan sigap segera membuka palka atas mobil dan melompati Liu yang menangis di dudukkannya. Semua orang dalam mobil panik seketika.
BinBin ikut mengambil RPG dan menampakkan dirinya dari balik palka itu. BinBin membidik mobil peluncur roket untuk melumpuhkan serangannya, seketika ....
SWOOSHH!!
BLUARRR!!
"JO! CEPAT PERGI DARI SINI!" teriak Arjuna yang melihat paman BinBin berhasil lebih dulu meluncurkan misil.
Hanya saja, roket miliknya meleset dan malah mengenai pohon di dekat mobil peluncur roket itu.
Posisi mobil mereka malah diketahui musuh dan kini menjadi incaran. Jonathan segera memundurkan mobilnya dengan panik dan laju mobilnya itupun terus mundur ke belakang.
Paman BinBin yang merasa jika pandangannya mulai rabun itupun mengumpat dan menyumpahi dirinya sendiri yang menjadi tua tak berguna.
"Dara! Dara! Kita harus kemana? Berhenti menangis!" teriak Arjuna mencoba menyadarkan Dara yang masih memejamkan mata meneteskan air mata karena ketakutan.
Dara tak menghiraukan ucapan Arjuna yang membentaknya itu. BinBin yang malah tersangkut di palka tak bisa masuk ke dalam mobil karena senjata RPG miliknya.
"Agh! Kacau! Kacau! Ini misi paling buruk yang pernah terjadi padaku!" teriak BinBin kesal setengah mati.
"Dara, buka matamu! Kita harus pergi dari sini dengan selamat. Kak Nathan tak tahu jalan. Buka matamu, Dara dan carikan kami jalan keluar. Ayo, Dara!" ucap Jontahan yang berulang kali menoleh ke belakang karena harus melihat jalanan di belakangnya.
Di depan mobil mereka sudah ada sebuah mobil milik anak buah The Circle yang siap mengejar.
Jalanan yang mereka lewati adalah jalan tanah dimana kanan kirinya adalah semak belukar dengan banyak pepohonan.
Salah bergerak, mereka bisa tersangkut dan menjadi sasaran empuk penyerangan.
Apa yang dikatakan Dara bisa terjadi yakni, mereka akan tewas mengenaskan.
Dara mulai membuka matanya perlahan dengan nafas tersengal. Jonathan yang melihat adiknya mulai meliriknya itu tersenyum sambil mengangguk.
"Kita pulang, tunjukkan kami jalan pulang," ucap Jonthan dengan senyum menahan kepanikan di wajahnya.
Arjuna menatap Jontahan yang tak pernah bersikap demikian. Seperti lelaki dewasa yang menutupi ketakutan dan kepanikannya padahal ia tahu jika nyawa mereka terancam.
Arjuna yang juga heran karena Dara mendengarkan ucapan Jonathan ketimbang dirinya itu membuatnya berpikir seketika.
"Kenapa Dara menuruti perkataan Jo dan tak mendengarkan ucapanku? Memang apa bedanya? Dulu Dara dekat denganku kenapa sekarang malah dekat dengan Jo?" tanya Arjuna menebak-nebak dalam hati dimana mendadak ia merasa jika Jonathan merebut hati adiknya.
Dara mulai tenang dan membungkuk mengambil tablet yang ia jatuhkan. Ia membiarkan air matanya mengering dan kembali mengotak-atik tablet-nya.
Mobil Jonathan masih melaju mundur dalam gelapnya malam. Hingga akhirnya, BRAKK!
Semua orang terkejut karena bemper mobil belakang menabrak sebuah batu besar yang tertutupi salju hingga tak bisa mundur lagi.
Mobil musuh mendekati mobil mereka dengan kecepatan penuh siap menghantam.
Jonathan segera menginjak pedal gas dan membuat mobilnya kembali melaju di tengah jalanan bersalju yang licin.
"Ke kiri," ucap Dara tiba-tiba.
Tanpa pikir panjang, Jonathan segera memutar kemudi dan mengikuti petunjuk adiknya itu.
Arjuna bersiap dengan pedang Silent Blue di tangannya meski belum ia keluarkan dari sarungnya.
BinBin berusaha mengeluarkan RPG yang membuat tubuhnya tersangkut dan usahanya berhasil.
RPG itu jatuh di karpet dan sempat mengejutkan Dara. Arjuna dengan sigap mengambil RPG itu dan memangkunya.
Dara kembali fokus pada tablet untuk mencari rute agar mereka bisa lolos dari kejaran musuh.
"Belok kanan lalu belok kiri dan terus saja. Kita akan bertemu pantai," ucap Dara yang tiba-tiba meletakkan tablet-nya.
Jonthan paham dan segera melakukan yang Dara instruksikan. Dara menggeser dudukkannya agar Paman BinBin bisa turun dan duduk.
Ia lalu melompat ke dudukkan belakang dan malah berjongkok melihat dari kaca belakang mobil dimana lampu sorot dari mobil itu menyilaukan matanya.
BinBin akhirnya berhasil masuk dan duduk dengan nafas tersengal.
Saat ia mencoba mengatur nafas dimana Jonathan mulai mengemudikan mobilnya tak stabil karena bermanuver di jalanan gelap, Dara memberikan sebuah senjata pada BinBin dari bagasi belakang yang ternyata berisi banyak peti senjata.
BinBin menerimanya dengan bingung. Tiba-tiba, Dara menekan tombol dan membuat kaca mobil yang besar itu turun perlahan seketika.
"Tembak mereka, Paman," ucap Dara lirih dengan wajah polosnya dan kembali berjongkok di pojokan.
Mata BinBin melotot tajam karena kaca jendela belakang itu sudah terbuka sepenuhnya. Beruntung, mobil musuh tak menembaki mereka.
Arjuna ikut terkejut dan menyusul dengan melompat ke dudukan bangku nomor dua.
BinBin dengan panik mencoba menyetel senjata itu dengan segera. Arjuna yang kini duduk terbalik di kursi tengah meminta pada Dara untuk ikut memberikannya senjata.
Dara mengangguk dan asal mengambil senjata untuk kakaknya itu. Arjuna dengan sigap menerimanya.
"Dara! Tutup telingamu!" pekik Arjuna lantang dan seketika ....
DODODODOOR!!
SWOOSH ... SWOOSH!
BOOM! BOOM! BOOM! BOOM!
Arjuna memberondong mobil yang mengejar mereka dengan senapan laras panjang otomatis sedang BinBin menggunakan senjata pelontar granat.
Usaha mereka berhasil. Mobil yang mengejar mereka berusaha menukik menghindari serangan telak dari depan mereka. Dara menutup kupingnya dengan mata terpejam.
Dara yang terpontang-panting karena jalanan yang licin dan berbatu itu jatuh tersungkur dan tak sengaja tangannya memegang sebuah kotak dengan isi banyak paku besi berukuran besar.
Ia yang pernah melihat Arjuna menggunakannya bangun perlahan dan membuka toples itu dengan tenang.
Arjuna yang kehabisan amunisi segera membuang senjata miliknya dimana mobil musuh ternyata anti peluru sama seperti mobil mereka.
Saat Arjuna meminta senjata beramunisi lagi pada Dara, ia terkejut saat tiba-tiba Dara menuangkan paku-paku itu dari jendela belakang seperti menabur bunga.
BinBin dan Arjuna malah melongo melihat yang Dara lakukan.
Seketika ....
CIITT ... BRUAKKK!
Mata BinBin dan Arjuna melotot seketika. Usaha Dara malah berhasil. Dara melongok dengan kedua tangan berpegangan pada pinggiran kaca itu dengan wajah lugunya dan rambut panjangnya berkibar terkena angin malam.
Dara menoleh dan tersenyum tipis.
"WAAA!! DARA!! Kau hebat!" teriak Arjuna riang begitu pula BinBin yang malah berpelukan dengan Arjuna.
Ban pada mobil itu ternyata tak bisa menahan paku-paku tajam dan membuat ban itu meledak karena melaju kencang.
Mobil itu menabrak batang pohon besar dan tak bisa melaju lagi untuk mengejar mereka.
Jonathan tersenyum dari kaca spion tengah dan senyumannya makin lebar saat akhirnya mobil mereka berhasil menerobos hutan.
Mereka kini berada di pinggiran pantai yang tertutupi salju.
-----
ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE
yg mau dobel eps. ehem ditunggu gelontoran vote nya ya. trims😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 339 Episodes
Comments
Isna Vania
keren dara, good job /Kiss/
2024-12-16
0
Ayay Nya Yuda
akuu sukaa peranggg
2025-01-09
0
👑 sᷧɪᷢᴛᷧᴀᷤ 💣
baru sadar paman klo sudah tua 🙄😆🤣
2024-01-11
0