Akhirnya konvoi mobil itu tiba di markas Bardi.
Seluruh orang dalam jajarannya sudah bersiap menyambut kedatangan 4 mafia muda, satu mantan anggota dewan dan senior dari anggota Trio The Beast.
Mereka disambut ramah oleh isteri Bardi dan anak-anaknya yang mengikuti jalan mafia, sama seperti ayahnya.
"Hallo, selamat datang. Semoga kalian betah. Apapun yang dibutuhkan dalam aksi kali ini, katakan saja pada kami. Dengan senang hati, kami akan membantu," ucap isteri Bardi dan diangguki senyuman oleh Lysa.
"Terima kasih, Nyonya Bardi. Hanya saja untuk permulaan. Maaf jika ini terdengar menggelikan, kami lapar. Bisakah kau menyediakan sesuatu untuk kami. Aku sungguh minta maaf," ucap Lysa yang menahan malu karena dari kelima orang itu tak ada yang mau bicara jika mereka kelaparan demi harga diri.
"Oh yes, yes. Tentu saja. Akan aku persiapkan. Silakan kalian tunggu di ruang makan. Mari," ajak isteri Bardi yang tak menyangka jika para mafia ini kelaparan.
Bardi hanya terkekeh. Dominic dan BinBin malu bukan kepalang.
Mereka sengaja tak membawa anak buah yang biasa mengurus selama di pesawat itupun lupa, jika di pesawat Kai tak ada stok makanan.
Lysa, Arjuna, Jonathan, Liu duduk berderet di kursi makan sisi sebelah kanan. Sedang Bardi, BinBin dan Dominic duduk di seberang pada kursi sisi sebelah kiri.
Mereka menunggu makan malam sembari membahas misi tersebut.
"Kau mengatakan jika kau memiliki informasi penting, Bardi. Apa itu?" tanya Dominic to the point.
Salah satu anak Bardi bernama Torin, menuangkan kopi ke cangkir BinBin serta Dominic dengan sopan.
"Torin, katakan yang kau lihat," titah Bardi serius.
Semua orang kini menatap Torin, anak lelaki Bardi yang berumur sekitar 25 tahunan. Torin meletakkan teko kopi itu dan ikut duduk di samping ayahnya, Bardi.
Ia meletakkan sebuah gulungan kertas dimana banyak tanda di sana. Ia mencoret-coretnya dengan tinta merah dan semua orang menatap kertas yang berisi peta lokasi di Islandia dengan seksama.
"Setelah kabar Nyonya Vesper diculik, kami semua bersiaga. Lalu saat pagi buta, muncul kapal selam yang tak pernah terlihat sebelumnya di perairan kami. Para anak buahku mengintainya dan terlihat banyak pasukan berseragam hitam mendatangi pantai. Penjagaan sangat ketat dengan iring-iringan mobil. Ada sebuah truk mengangkut peti yang dikeluarkan dari kapal selam itu. Kami tak tahu apa isinya, tapi sangat mencurigakan. Ditambah, seluruh anak buah ayahku yang tersebar di Islandia mengaku tak terjadi transaksi apapun dengan mafia manapun hari itu ataupun untuk beberapa hari mendatang," ucap Torin serius menunjuk lokasi tempat kapal selam itu muncul.
"Lalu?" tanya Lysa penasaran.
"Anak buahku mengikuti kemana perginya konvoi itu. Hanya saja, kami ketahuan dan para pengintai kami dibunuh. Mayatnya dibuang di lautan. Sepertinya mereka tahu jika diintai. Lalu subuh tadi, terjadi akfifitas yang sama, tepatnya di sini. Sebuah pabrik milik Robicon Coorporation. Perusahaan itu di datangi banyak sekali mobil berseri sama. Pengintai kami kali ini lebih berhati-hati. Sampai sekarang, belum ada kabar pergerakan dari pabrik itu. Mobil-mobil yang datang belum keluar dari tempat tersebut," ucap Torin makin mendetail.
Lysa, Arjuna, Jontahan, BinBin dan Dominic menatap Liu seksama yang diam saja melihat peta dalam lembaran kertas itu.
Mereka tak menyangka jika tebakan Liu benar karena nama Robicon Coorporation disebut.
"Jadi, kita sekarang tinggal menunggu laporan dari para pengintaimu, begitukah Paman Bardi?" tanya Arjuna memastikan.
"Ya. Kami sudah bersiap karena kami yakin jika musuh kali ini bisa jadi adalah musuh yang sama. Hanya satu kelompok mafia yang berani menginjakkan kaki di Islandia tanpa ketahuan oleh kami," ucap Bardi tegas.
"Siapa?" tanya BinBin penasaran.
"The Circle."
Semua orang diam seketika. Liu menaikkan pandangannya menatap semua orang yang mulai teringat akan nama komplotan dimana Vesper dan pasukannya saat itu pernah berhadapan langsung dengan para D dari keluarga Flame.
Liu tiba-tiba meletakkan sebuah ponsel di atas meja dengan suara perekam mesin yang membacakan data mengenai perusahaan tersebut.
"Robicon Coorporation dimiliki oleh seorang wanita bernama Senserida Yoana. Ia sudah meninggal dan perusahaan itu kini dikelola salah satu anaknya yang namanya dirahasiakan. Senserida memiliki tiga orang anak. Dua anaknya memiliki huruf depan yang sama, D. Namun, ada satu yang berbeda dan ia berinisial T."
Ponsel pintar yang diberikan oleh Kai khusus untuk Liu karena ia masih enggan bicara.
Sebelum Kai datang ke ruang kerja Vesper saat Jonathan melaporkan kenakalan Liu padanya, Liu sudah merekam hasil analisis GIGA dari laptop milik Vesper ketika di kastil Borka.
Semua orang terkejut dengan yang Liu lakukan. Liu terlihat gugup seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Apa yang ingin kau katakan? Katakan saja, jangan takut," ucap Lysa yang sedikit demi sedikit mulai memahami karakter adiknya ini.
"Aku cukup yakin jika T adalah Tobias. Ibu pernah mengatakan jika aku harus berhati-hati dengan lelaki bernama Tobias," ucap Liu terlihat takut-takut dengan wajah tertunduk.
Sontak mata BinBin, Dominic, Bardi dan Torin melebar seketika. Lysa, Arjuna dan Jonathan kebingungan karena tak mengetahui cerita tentang The Circle.
"Apa katamu barusan? Tobias?" tanya Dominic memekik.
Liu mengangguk pelan. Keempat pria itu shock saat itu juga. Ketiga anak Vesper kebingungan dengan hal ini.
"Siapa Tobias?" tanya Arjuna penasaran.
"Sekarang mulai jelas. Apakah ia masih hidup? Bukankah Han sudah membunuhnya?" tanya Dominic menatap BinBin tajam yang menggaruk kepalanya.
"Mungkin anak Flame itu memiliki seribu nyawa seperti Vesper. Jurang tak bisa membunuhnya," jawab BinBin santai.
"Paman, kau belum menjawab pertanyaan kakakku. Siapa Tobias?" tanya Jonathan memonyongkan bibir.
"Akan aku ceritakan," sahut Torin yang akhirnya berterus terang dan menceritakan kembali kejadian di Afrika Selatan beberapa tahun silam.
Peperangan dengan pihak pemerintah yang menggabungkan CIA serta MI6 kala itu membuat kubu Vesper kehilangan banyak pasukannya termasuk tewasnya Nyonya Rose dan Tuan Charles serta Agent W.
Ditambah malah munculnya 3 anggota Flame yang ternyata secara tak sengaja mereka temukan dalam peti yang mirip seperti peti yang sedang diintai oleh pasukan Bardi.
Keempat anak Vesper shock mendengarnya. Mereka tak menyangka di luar sana ada musuh yang sama mengerikannya dengan militer pemerintah hanya saja kini dalam golongan mafia seperti 13 Demon Heads.
Saat suasana sedang tegang, isteri Bardi datang bersama para pelayannya menyajikan makan malam.
Keenam orang yang datang dengan perut keroncongan itupun segera menyantap apapun yang disajikan dalam meja itu.
Liu makan dengan anggun bak princess. Arjuna dan Lysa makan dengan cepat karena hidup di camp militer.
Jonathan makan dengan santai seperti Tuan Muda dan hanya makan makanan yang ia sukai.
"Kita harus memikirkan strategi untuk bisa masuk ke pabrik itu," ucap Dominic tegas.
"Ya. Para pengintaiku sedang menyelidiknya. Kami sedang mengidentifikasi peta gedung itu hanya saja yang kami miliki peta lama. Kita bisa mendapatkannya jika mendapatkan bantuan GIGA. Namun, hal ini belum aku sampaikan kepada Nyonya Amanda karena ia pasti akan mengerahkan pasukannya untuk ikut membantu. Sedangkan kami tak ingin ada kerusuhan di Islandia. Tempat ini selalu menjadi lokasi teraman dan jauh dari incaran militer. Kami ingin tetap seperti itu," ucap Bardi yang akhirnya mengatakan alasan kenapa hal ini masih dirahasiakan pada Axton dan jajaran13 Demon Heads.
Semua orang mengangguk paham.
"Serahkan saja pada adik kami, Dara. Dia pintar sebagai seorang penyelinap. Kau bisa melakukannya 'kan, Dara?" celetuk Jonathan dengan sosis dalam tusukan garpu dalam genggamannya.
Semua orang bingung dan Liu mengangguk mengiyakan, sedang Lysa melotot tajam.
"Kau ingin melibatkan Dara dalam aksi berbahaya ini? Tidak bisa! Tak kuizinkan!" sahut Lysa tegas melarang.
"Kami terpaksa membawa Dara ikut bersama kita agar tak dicurigai oleh Papamu, Jo. Misi ini bisa menewaskan orang. Kau temani Dara saja di sini, gak usah ikut-ikutan," timpal Paman BinBin ketus.
"Tidak mau! Tidak mau! Kak Juna berjanji padaku jika aku akan menjadi pengemudi saat misi penyelamatan ibu! Aku mau ikut! Harus! Harus!" teriak Jonathan yang langsung mengamuk dan berteriak lantang menggebrak meja makan.
Semua orang terkejut karena sikap Jonathan yang tak disangkanya.
Bahkan Bardi dan Torin merasa heran, bagaimana Vesper, Kai dan Han mengatasi kemauan anak dari Erik Benedict ini.
Liu spontan menutup kedua telinganya karena Jontahan menjerit dengan lengkingan yang memekakkan telinga.
Lysa dan Arjuna panik karena adik mereka itu kembali merengek di saat yang tidak tepat.
"Iya, iya kau ikut! Agh, tapi awas jika malah menyusahkan. Aku akan bangkitkan ayahmu dari kubur untuk memarahimu!" sahut BinBin kesal dan senyum Jonathan merekah seketika.
BinBin dan Dominic menatap Lysa serta Arjuna seksama.
"Ingat janji kalian ya. Jika kami berdua dipecat, kalian harus menampung kami sampai akhir hayat," ucap BinBin menunjuk dua anak Vesper itu mengancam.
Lysa dan Arjuna menelan ludah sembari mengangguk takut.
Saat mereka sedang menghabiskan makanannya, seorang bodyguard Bardi mendatangi mereka dengan terburu-buru. Semua orang yang duduk di meja makan menoleh ke arahnya seketika.
"Mereka bergerak," ucapnya singkat.
Sontak semua orang segera meletakkan alat makan dan berdiri untuk bersiap. Liu dan Jonathan saling memandang.
Mereka masih duduk di kursi dimana semua orang mulai menyiapkan perlengkapan termasuk Lysa dan Arjuna.
"Hei, jadi ikut tidak?" tanya BinBin yang sudah berkumpul dengan lainnya.
Jonathan segera meletakkan garpu sosisnya dan beranjak dari kursi. Ia menggandeng Liu mendekati orang-orang yang sudah bersenjata lengkap dan memakai pakaian tempur.
Jonathan dan Liu yang sudah melindungi diri dengan stelan buatan Kai itu hanya diam terbengong menatap semua orang.
"Yakin akan mengajak mereka berdua? Agh, aku rasa misi kali ini akan sungguh merepotkan," keluh Dominic yang tetap tak setuju jika Jonathan dan Liu ikut serta.
"Jangan meremehkanku. Mana kunci mobilnya?" tanya Jonathan sembari menyodorkan tangan dengan cemberut.
Torin memberikannya dengan berat hati. Jonathan lalu mengajak Liu menuju ke mobil yang akan dikendarainya.
Liu duduk di kursi tengah dan sudah bersiap dengan tablet pemberian Lysa. Semua orang dipakaikan earphone dan juga pelacak dari jam tangan pemberian Bardi.
Semua orang terlihat tergesa dan panik. Mereka bahkan belum memikirkan strategi penyerangan.
Liu duduk dengan manis mengotak atik tablet-nya sembari menunggu orang-orang yang akan satu mobil dengannya.
Jonathan malah sibuk merapikan rambutnya yang terlihat berantakan agar ketampanannya tetap terjaga.
Karena kata ayah baptisnya, Ivan, ketampanan itu nomor satu. Dimana kini Jonathan juga sudah menguasai bahasa isyarat karena ajaran Buffalo selama dua tahun di kastil Borka.
Ternyata Arjuna satu mobil dengan Jonathan. Arjuna duduk di depan menemani Jonathan. Mereka menggunakan mobil anti peluru milik Bardi.
BinBin duduk mengapit Liu dengan Dominic di sebelahnya sudah bersenjata lengkap. Jonathan akan mengikuti konvoi dibarisan paling belakang.
Sedang Lysa, ikut semobil bersama Torin dan pasukannya. Bardi mengendarai mobil lain bersama pasukannya. Sebuah mobil sebagai penunjuk jalan dan membuka konvoi.
Empat buah mobil mulai meninggalkan markas Bardi di malam yang dingin dan bersalju melintasi perbukitan menuju ke Robicon Coorporation dimana mereka yakin jika Vesper disekap di sana.
-------
ILUSTRASI
SOURCE : PINTEREST
Visual paman BinBin lele ganti sesuai imajinasi lele saat pertama kali membayangkan sosok om John main di novel lele. Suka gak suka kudu diterima. lele memaksa. #mode ngambek Jonathan.
Tambahan info :
Yang mau masuk GC lelevil lelesan sebaiknya kalian meninggalkan catatan dg jejak komen di novel audiobook biar di ACC mimin GC. Krn gc diperioritaskan bagi para reader pembaca novel karya lele. Tengkiu~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 339 Episodes
Comments
👑Mr. Cullen💣
kuyyy joooo
2022-05-29
0
Iwan Setiyadi
Love you lélé... Duh aku jatuh cinta sama karyamu.. Tp sayang aku udah punya anak istri wkwlwl
2021-10-13
1
RaHma Amaya
Jonathan : ketampanan itu no 1, jdi inget bang axton
2021-10-10
0