Hai ... kwkwkw pada ribut aja tanya kapan 4YM up. Sabar mbakk mass satu2 diselesaikan novelnya ya. Insya Allah bln depan 4YM mulai up daily 1 eps perhari. Nih lele kasih bonus 1 eps skalian numpang pengumuman😆
Ni lele masih berduka krn leptop rusak jdi lele pusiang ngetik di HP. Pedes mataku😵
Bulan Agst ini lele msh up SM dan ADW. ADW mau lele tamatin jdi akan fokus up disitu meski jadwalnya blm tentu. Ni kerjaan RL sumpah kagak abis2, herman lele.
Baiklah trims udh menunggu dan bersabarlah sayang2ku. Lele aja sabar lho kalian ini napsu aja. Sabar~
------- back to Story :
Han ikut dalam pasukan berseragam militer tersebut. Han diam di dalam helikopter yang entah membawanya kemana.
Jantung Han berdebar kencang tak karuan karena helikopter yang membawa isterinya sudah pergi lebih dulu darinya.
Han melihat para pasukan yang menyerang kastil Borka seperti pasukan khusus bayaran. Tak ada label bendera suatu negara. Merekapun diam tak ada yang bicara satupun. Han mencoba bersikap sewajar mungkin.
Hingga akhirnya perjalanan panjang itu berakhir ketika mereka sampai di sebuah pinggiran pantai.
Hari mulai gelap. Perjalanan itu cukup memakan waktu lama. Semua tentara di turunkan dari helikopter. Han mengikuti tentara di depannya dan berbaris.
Namun, ia kembali terkejut saat melihat sebuah kapal selam muncul dari permukaan air laut.
Han melihat sebuah helikopter mengangkut sebuah peti dengan lilitan rantai di sekelilingnya dan gembok besar terlihat kokoh. Jantung Han berdebar kencang. Ia berspekulasi, Vesper disekap di sana.
Palka pintu kapal selam terbuka. Peti itu mulai dimasukkan dimana terlihat puluhan pasukan berjaga di sekeliling kapal.
Belasan speed boat, jet ski dan helikopter bersenjata, menjaga ketat proses pemindahan itu.
Han teringat akan kejadian dua tahun silam saat di Afrika Selatan ketika pembebasan sandera, yakni Tuan Charles dan Nyonya Rose. Ia berpikir jika ini adalah ulah militer yang sama entah CIA atau MI6.
Namun, mata Han terbelalak saat melihat sosok lelaki yang dipenuhi tatto muncul sembari menghisap rokok dengan wajah tengilnya.
Lelaki itu adalah Tobias yang ternyata berhasil lolos dari maut saat ia melemparkannya dari atas tebing kala itu ke derasnya aliran sungai.
Nafas Han tercekik, pandangannya tak menentu seketika. Han tertunduk.
Saat Han tenggelam dengan penyelasan atas kejadian dua tahun silam, ia tertegun saat merasakan kepalanya ditempelkan sebuah moncong senjata laras panjang dalam jumlah banyak. Han menaikkan pandangannya seketika.
"Ohohoho ... lihat ... siapa ini, ada penyusup," ucap Tobias terkekeh sembari melepas paksa penutup wajah Han dan melemparkannya begitu saja.
Jantung Han berdegup kencang tak karuan. Nafasnya menderu saat Tobias mendekatinya dan mematikan bara rokok di rompi anti peluru yang dipakainya dengan seringai di wajah.
"Menyesal, Han?" ledek Tobias.
Han menatap Tobias tajam dan ingin sekali mencekiknya hingga tewas. Tobias terkekeh. Ia tak terintimidasi sama sekali dengan tatapan Han.
Perlahan, Tobias mengeluarkan pisau yang Han kenali. Itu adalah pisau yang Han berikan padanya. Han menyelipkan pisau itu dalam kepompong Tobias.
Tobias menatap pisau itu seksama. Han menatap tajam lelaki bengis itu. Tobias memegang rompi anti peluru Han dan mengangkatnya. Tiba-tiba ....
JLEBB!!
"ARGGHH!"
Tobias terkekeh saat menusuk perut Han. Han memegangi tangan Tobias kuat dengan kedua tangannya, menahan agar pisau itu tak menusuk lebih dalam lagi.
Darah mulai mengucur deras dari robekan luka itu. Han merasakan sakit yang teramat sangat setelah sekian lama tak terluka.
Han menguatkan mentalnya dan mengumpulkan sisa tenaganya. Ia menendang dengan keras salah satu lutut Tobias hingga ia ambruk.
Han segera mencabut pisau itu dari perutnya dan melemparkannya jauh. Han memegangi perutnya yang sakit. Tobias mengamuk.
Ia mencengkeram rompi anti peluru Han dan menyeretnya di atas rerumputan. Han masih berusaha menahan sakit di perutnya. Moncong senjata masih ditodongkan.
Han berusaha melawan. Ia memukul kaki Tobias berulang kali dengan kedua tangannya, tapi Tobias tak bergeming. Han yang heran itupun merobek paksa celana di betisnya.
Han kembali melotot saat melihat kaki besi buatan Kai dipakai olehnya. Han shock seketika. Tobias menyeret Han sampai ke ujung tebing.
Han bisa merasakan angin berhembus kencang menerpa tubuhnya. Tobias menginjak luka diperut Han dengan kaki robotnya dan seringai di wajah.
"Teknologi kalian sangat mengagumkan. Aku bahkan memiliki kaki robot ini juga. Kau membuat salah satu kakiku cacat, Tuan Han," ucap Tobias dengan wajah iblis terus menekan luka Han hingga ia mengerang kesakitan karena injakan kaki robot itu.
"Sampai jumpa, Kim Han Bong. Aku akan mengunjungi anak-anak Vesper. Oh, atau mungkin ... menggantikanmu sebagai Ayah mereka, hehehehe ... tentu saja dengan menyingkirkan Kai terlebih dahulu. Hahahaha!"
Han geram. Saat Han mencoba untuk bangun membalas Tobias, tiba-tiba lelaki itu menendangnya dari samping dengan kuat hingga Han terdorong dan ....
"TOBIASSS!" teriak Han lantang saat ia jatuh dari ujung tebing ke jurang yang dalam.
"Hahahaha ... hahahaha ... end of your story, Kim, Han, Bong ...." ucap Tobias penuh kemenangan.
Han hilang dan tenggelam dalam ganasnya ombak malam itu. Tobias membawa seluruh pasukannya pergi meninggalkan lokasi dengan Vesper bersamanya entah kemana.
***
Sudah tiga hari dan Han belum menunjukkan diri. Semua orang cemas. Eiji yang sudah melacak sinyal Han sejak kepergiannya belum menemukan hasil.
Para Black Armys yang mencoba mengejar kendaraan militer saat penyerangan juga berhasil dilumpuhkan hingga mereka tewas saat dalam pengejaran.
Berita ini segera disebarluaskan oleh Kai dari pusat komando. Seluruh mafia dalam jajaran 13 Demon Heads kembali dibuat panik akan serangan langsung, terlebih ke ketua mereka.
Saat pusat komando sedang sibuk mencari keberadaan Han dan Vesper dari para informan mafia yang tersebar, Lysa memberanikan diri untuk ikut terlibat bersama Arjuna di sampingnya.
"Kenapa kalian kemari? Sebaiknya kalian segera bersiap untuk evakuasi," ucap Kai sembari mendekati dua anak Vesper.
"Papa Kai. Apa kau ingat agent Cecil dan Rika?" tanya Arjuna tiba-tiba.
Sontak semua orang di pusat komando menoleh ke arah mereka berdua. Eko dan Eiji yang berada di sana ikut mendekati dua anak itu.
"Kenapa memangnya? Apa kalian menduga dua agent itu terlibat? Kalian tahu darimana nama mereka?" tanya Eiji heran.
"Saat kami di Amerika ditemani oleh Paman Sergei, ia memberitahukan nama agent Cecil pada kami. Lalu saat pemakaman kakek dan nenek, Paman Sergei mengatakan jika agent Rika yang membunuh mereka. Lalu ibu pernah bercerita akan mendatangi mereka untuk mengambil nyawa dua wanita itu. Apakah ... mereka datang untuk membalas dendam dengan mendatangi ibu terlebih dahulu sehingga ibu tak bisa membunuh mereka?" tanya Lysa berspekulasi.
Semua orang tertegun. Kejadian dua tahun silam hampir terlupakan oleh mereka. Semua orang saling memandang.
Tiba-tiba, saat semua orang sedang tegang dan meminta pada para Black Armys yang berada di Amerika untuk menyelidiki hal itu, Jonathan masuk ke ruang pusat komando dengan gusar.
"Papa Kai! Dara memakai komputer mama di ruang kerja! Aku sudah melarangnya, tapi ia malah mengusirku. Dara nakal!" adu Jonathan dengan wajah sebal.
Kai segera beranjak dan berlari ke ruang kerja Lily yang sempat porak poranda akibat penyerangan beberapa hari yang lalu. Dara memang suka menghabiskan waktu dengan bermain komputer.
Hanya saja, selama setahun terakhir, kemampuan Dara dalam menyelesaikan permainan games yang ia instal di komputernya, berhasil di selesaikan dengan cepat hanya dalam satu hari, per satu permainan.
Kai terkejut saat melihat Dara masuk ke sistem operasi yang terkoneksi dengan GIGA. Mata Kai melotot dan segera mendekati anak gadisnya itu.
"Hai ... Dara, sayang. Apa yang kau lakukan? Ini komputer mama. Kalau kau ingin bermain games pakai komputer Papa saja ya," ucap Kai sembari mendekati anaknya yang terlihat fokus pada layar komputer itu.
"Papa, look," ucap Dara sembari menunjuk sebuah layar dan ia terkejut.
Sebuah helikopter yang muncul pada kamera CCTV kastil Borka saat penyerangan dimana ada spesifiksi di sana berikut siapa saja yang memilikinya. Kai menatap Dara seksama dengan tajam.
Kai langsung membawa laptop itu berlari ke pusat komando dengan tergesa. Semua orang tertegun saat meletakkan laptop yang koneksi internetnya menggunakan wifi terinskripsi di sana.
"Eiji. Dimana GIGA mendapatkan semua data ini?" tanya Kai.
"Oh. Dia memang bisa menyusup ke database militer bagian penyimpanan. Kita memiliki penyusup di sana. Monica membuat semacam alat mirip 'Kartu Vesper' yang pernah aku, Sasha dan Nona Lily buat dulu, dimana sistem kita bisa masuk ke jaringan database mereka. Jadi, update data terbaru selalu bisa kita dapatkan tiap hari. Baik senjata ataupun kendaraan tempur. Kenapa?" tanya Eiji heran dimana saat penyerangan ia masih berada di mansion Joel.
"Helikopter ini yang membawa nona Lily," ucap Kai serius dan sontak mata semua orang melotot seketika.
Eiji segera meminta bagian pencarian untuk mengkonfirmasi nama-nama perusahaan dan instansi dari pemilik helikopter tempur itu.
Para Black Armys segera dikerahkan. Para bodyguard Lily yang terpencar di segala penjuru negara segera pergi ke titik-titik yang dimaksud.
Dara berdiri diam menatap semua orang yang terlihat sibuk dengan pencarian mereka itu.
"Robicon Coorporation, Islandia," ucap Dara lirih dimana ketiga saudaranya mendengar apa yang adik terkecil mereka itu katakan.
ILUSTRASI SANDARA LIU
SOURCE : PINTEREST
ARTIST : ELLA GROSS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 339 Episodes
Comments
❤D_D❤
Dara,diam² menghanyutkan ini..jeniuss
2021-10-21
0
Yuki💃🌻
liat visual sandra diaini jadi kangen sama sandra masi kecil😁
2021-09-19
1
👑Bry|ᵇᵒˢˢ࿐💣
Papa kai sebaiknya kau tidak meremehkan anak kecil karena mereka semua cerdas seperti emaknya yaitu aju wkwkwk
2021-07-22
0