🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
•
✨🌹💞🌹✨
Dinda keluar dari kamar mandi dengan dress melekat di tubuh mungilnya terlihat sempurna dan cocok untuk dirinya yang memiliki tubuh kecil tidak kurus tidak pula gemuk.
Alvaro terperangkap melihat Dinda begitu cantik dengan dress yang di kata tidak biasa menggunakan. Mata tak berkedip melihat Dinda mengenakan balutan dress selutut menampilkan paham putih yang mulus.
"Pikir apa aku, sadar Al, dia masih gadis remaja yang baru lulus sekolah. Dia bahkan bukan selera kamu." Menyadarkan diri untuk tidak melanjutkan pikiran yang akan bercabang jika tidak di hentikan.
Dinda melihat Alvaro memandang intens dirinya, menjadi takut dengan pandangan nya.
"Jangan takut, saya tidak akan menyentuh kamu. Kamu bukan selera saya." Ucapan Alvaro tahu apa yang dipikirkan Dinda saat melihat arah pandang nya.
"Apa kakak serius?" Tanya Dinda masih berdiri di tempat nya tanpa bergerak pindah.
"Iya, apa kamu tidak percaya? apa kamu ingin saya menyentuh kamu begitu biar mengandung anak saya?" Tanya balik Alvaro menyilang kan kedua tangan menatap Dinda.
"Tidak... tidak... bukan begitu maksud saya. Saya hanya binggung kenapa kakak menikah dengan saya jika tidak ingin menyentuh saya?"
"Itu bukan urusan kamu, saya tidak ada kewajiban menjelaskan apapun pertanyaan kamu. Dan satu lagi jangan pernah mencampuri urusan saya, urusi urusan kamu sendiri." Tegas Alvaro mengingatkan Dinda diam mematung mendengar perkataan nya.
"Iya Kak."
"Oh ya saya lupa. Kita akan buat perjanjian kontrak pernikahan."
"Perjanjian kontrak pernikahan? apa itu?" Tanya Dinda binggung baru sekali mendengar kalimat itu.
"Perjanjian apa yang harus dan tidak di lakukan kamu, dan berapa lama pernikahan ini berlangsung." Jelas Alvaro bangun mengambil secarik kertas dan diberikan pada Dinda.
Dinda langsung membaca kertas tersebut, tanpa berkata setelah menerimanya.
"Maksud nya apa ini?" Kaget Dinda setelah membaca semua isi perjanjian yang tertulis jelas.
"Kenapa? apa kamu keberatan?" Menatap wajah kaget Dinda setelah membaca surat perjanjian.
"Tidak." Balas singkat Dinda menetralkan diri dari kagetnya.
"Jika tidak ada masalah silakan tanda tangan." Perintah Alvaro menyodorkan pulpen.
Dinda menerima dan menyetujui perjanjian tersebut. Di isi perjanjian tidak memberatkan pihak wanita dan disini juga selama pernikahan Alvaro akan memberi izin Dinda melanjutkan pendidikan dan semua biaya akan di tanggung nya.
Hal itu tidak mungkin Dinda tolak, meski harus berujung perceraian. Dia juga tidak ada perasaan untuk Alvaro begitu pun sebaliknya, jadi untuk apa terus di pertahankan jika tidak akan bisa bersatu.
"Oke, saya setuju asal kakak pegang janji kakak untuk membayar biaya kuliah saya."
"Iya saya janji."
Dinda segera tanda tangan tanpa membaca lebih detail lagi, hati nya sudah keburu bahagia dapat melanjutkan pendidikan nya.
Melihat wajah bahagia Dinda hanya karena dapat melanjutkan pendidikan, Alvaro menggeleng kepala bingung dengan gadis yang di hadapan nya, apa sangat ingin kuliah hingga tidak peduli dengan perjanjian yang tertera setelah bercerai tidak akan mendapatkan sedikit harta gono gini dari nya.
Dinda menyodorkan berkas pada Alvaro setelah tanda tangan.
"Karena kamu sudah tangan jadi semua dill, kamu tidak mendapatkan harta gono gini dari saya sekecil apapun itu." Menegaskan ulang pada Dinda, Alvaro kaget melihat reaksi Dinda berbeda tidak seperti apa yang di pikirkan.
"Tidak apa-apa, saya tidak memerlukan itu, sudah kuliah, itu sudah lebih cukup untuk saya." Balas Dinda santai tidak berpikir tentang harta seperti wanita lain.
Bagi nya harta orang akan tetap harta orang meski sudah di kasih pada kita, karena harta milik sendiri adalah harta jerit payah dari pencarian kita sendiri.
"Apa kamu tidak keberatan?" Tanya Alvaro bingung dengan wanita di hadap nya ini.
Alvaro tidak menyangka masih ada wanita seperti Dinda di dunia ini. Banyak wanita di luar sana mencari harta dengan cara apapun, tapi Dinda terbalik tidak perduli dengan harta, yang di utama kan dalam otak kuliah sudah lebih penting.
"Iya, emang kenapa? apa ada yang salah? Saya tidak perlu harta untuk kayak seperti kakak atau orang lain di luar sana. Saya diberi kesempatan untuk kuliah itu sudah lebih cukup. Tidak banyak orang yang bisa melanjutkan kuliah, jadi saya harus bersyukur dengan apa yang dapatkan saat ini." Jelas Dinda jujur.
Alvaro makin terperangkap dengan jawaban jujur Dinda yang tidak mungkin ada pada pemikiran perempuan lain.
"Kenapa seperti itu? Bukannya kamu bisa kuliah, keluarga kalian tidak kekurangan uang."
Dinda diam mendapatkan jawaban seperti itu.
"Kenapa diam? apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan?"
"Tidak." Jawab cepat Dinda.
"Kalau begitu kenapa tidak melanjutkan kuliah? kenapa namun tidak menolak pernikahan ini?" Penasaran Alvaro, perjanjian kontrak yang di buat ini, karena diri nya berpikir wanita yang dinikahi adalah wanita matre hingga cepat menyetujui tanpa kenal satu sama lain, ternyata pikirannya salah tak benar.
"Oke tidak apa-apa jika kamu tidak ingin berterus terang, saya tidak akan memaksa, di surat perjanjian sudah tertulis tidak akan ada pemaksaan dalam bercerita."
"Iya." Bingung Dinda harus berkata apalagi, dirinya merasa tidak enak tidak jujur pada Alvaro, meski pernikahan nya hanya akan berlangsung selama tiga tahun, tetap saja saat ini status mereka adalah pasangan suami istri sah di mata hukum dan agama.
"Istirahat lah" Perintah Alvaro melihat berdiri bingung Dinda pada tempatnya.
Dinda masih belum bergerak, mata nya masih memandang lekat pada tempat tidur, entah apa yang dipikirkan saat ini.
"Jangan takut saya sudah berjanji tidak akan menyentuh kamu, jika kamu menyetujui maka baru saya lakukan." Becanda Alvaro, langsung mendapat tatapan tajam dari Dinda
"Kenapa menatap seperti itu? apa kamu menginginkan?" Tanya Alvaro mendapat tatapan elang dari Dinda, bukannya takut dia malah mengerjai, entah sejak kapan Alvaro menjadi jahil seperti ini. Terakhir kali seperti ini hanya pada mantan tunangan nya yang tega berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Setelah kejadian itu tidak sekali Alvaro tersenyum ramah atau berpikir baik kepada wanita manapun kecuali pada Mama nya, dia menganggap semua wanita sama satu merek. Munafik hanya menginginkan uang nya saja.
Dinda menganggap serius perkataan Alvaro, hingga menangis ketakutan.
"Hiks... hiks saya mohon jangan lakukan sekarang saya belum siap." Tangis polos Dinda membuat Alvaro tersenyum langsung bangun sedikit merasa bersalah sudah membuat Dinda ketakutan seperti ini.
Mendengar tangisan nya, Alvaro bangkit mendekati Dinda, namun Dinda menyalah artikan dekat nya Alvaro ingin melakukan sesuatu seperti apa yang di katakan tadi hingga tangisan Dinda semakin kencang.
...Bersambung...
...💞_____________🥀🥀🥀_______________...
...Tambahkan favorit biar gak ketinggalan up terbarunya 🤗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
1)Typo bertebaran,Paha putih,bukan paham putih..
2)Alvaro TERPERANGKAP melihat Dinda begitu cantik, TERPERANGKAP itu maksudnya apa thor??
2024-02-02
0
Sweet Girl
ndak perlu gono gini deh.... entar Dinda cari sendiri.
2022-08-04
1
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Hwaiting Kk
3 Cogan dan Ry mampir
2022-05-22
0