Episode 20

Sudut bibir lelaki tampan itu terangkat sebelah saat melihat reaksi Kaira, lengannya memegang gagang pintu lalu mendorongnya ke dalam.

Kaira mundur 2 langkah saat Arka memasuki kamar bahkan mengunci pintu itu kembali. "A-apa yang kau lakukan di sini? kenapa pintunya kau kunci?."

Arka terus mendekati Kaira yang langkahnya terus mundur untuk menghindar. "Meminta pertanggungjawaban mu..."

"Meminta pertanggungjawaban ku?." Balik tanya Kaira kedua alis wanita itu terangkat tak mengerti maksud Arka.

"Hmmm..."

"S-stop! jangan melangkah lagi.." Timpal Kaira memasang kedua tangan untuk menahan tubuh Arka, yang benar saja lelaki itu sudah membuatnya berdebar antara takut ketahuan juga canggung.

"Pergilah aku tidak mau ketahuan yang lain!..." Mohon Kaira.

Tidak ada jawaban dari Arka ia hanya menatap lekat wajah cantik Kaira yang tampak tegang karena panik. "Aku akan keluar setelah kau bertanggung jawab..."

"Aku tak mengerti maksudmu?..."

Arka menunjuk bekas merah yang ditinggalkan Kaira malam itu. "Ini..."

Seketika Kaira terdiam ia bingung harus berkata apa lagi, wanita itu tersenyum menyeringai kepada Arka. "Mengenai itu maafkan aku, aku tahu lancang ya kau tahu sendiri semuanya hanya kesalahan.."

"Itu bagimu tidak bagiku...." Timpal Arka kembali mendekati Kaira.

"Hah maksudmu? t-tunggu stop!..." Tahan Kaira lagi. "Aku mohon keluarlah jangan membuatku merasa ketakutan seperti ini!.."

"Mengenai bekas itu aku sudah bertanggung jawab dan minta maaf, cepatlah keluar.." Lirih Kaira lagi sesekali melihat pintu kamar takutnya ada seseorang.

"Diamlah, aku hanya meminta pertanggungjawaban dengan ini..." Ujar Arka seraya menarik tengkuk Kaira menyatukan bibir keduanya.

Mata indah Kaira membulat sempurna saat benda kenyal yang lembut itu sudah menyesap bibirnya leluasa. "Tidak jangan seperti ini!..." Batin Kaira.

"Mmm, mmlepaskannhh..." Kaira berusaha berontak tetapi tenaga Arka lebih kuat bahkan lelaki itu menahan pinggang ramping Kaira agar menyatu dengannya.

Ciuman Arka agresif sekali tidak seperti kemarin mungkin karena Kaira berontak, Arka me*umat bibir Kaira layaknya sudah benar-benar candu.

Karena hampir kehabisan nafas Kaira mendorong dada bidang Arka sehingga ciuman itu terlepas, Kaira benar-benar tidak sanggup untuk menatap wajah tampan itu.

"Tatap aku..." Lirih Arka dengan tatapan beratnya sambil menarik dagu Kaira.

"Kenapa nada bicara lelaki dingin ini terdengar lembut sekali?." Batin Kaira merasa ada yang aneh..

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan Arka kembali mencium bibir manis Kaira atas dan bawah bergantian, Kaira terdiam ia perlahan tak memberontak lagi ciuman lelaki itu membuatnya terhanyut akan suasana.

Terdapat senyum menyeringai dari sudut bibir Arka saat Kaira mulai membalas ciumannya, ia menekan tengkuk wanita itu untuk memperdalam ciuman panas mereka. Suara kecapan bibir terdengar di seluruh ruangan kamar Kaira.

Arka mengangkat tubuh Kaira tanpa melepas pagutan itu meletakkannya di pangkuan, ciuman terlepas manik keduanya bertemu saling tatap satu sama lain seakan mengisyaratkan isi hati masing-masing.

Lengan kekar Arka mengelus wajah cantik Kaira yang berada di atasnya, lagi-lagi Kaira mengalihkan pandangan tak sanggup bertatapan dengan mata Arka yang seakan-akan menghipnotis itu.

Arka kembali mengecup lembut bibir Kaira turun ke dagu turun lagi ke leher, lengan kekar Arka perlahan membuka kancing baju Kaira satu persatu.

Kaira menggigit bibir bawahnya saat bibir Arka sudah bermain di area dada meninggalkan tanda kepemilikan kembali di sana. "Ini gila... Tapi kau menikmatinya juga Kai!!.." Batin Kaira menjerit.

Tidak lama Arka sengaja kembali merapikan baju Kaira menyelesaikan aksi panas mereka berdua. "Aku tidak ingin orang lain memiliki hatimu, cium bibirmu atau berada di pelukanmu karena itu hanya tempatku!.."

Kaira terdiam sedikit terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut Arka. "Memangnya siapa kau? kau hanya kakak iparku yang kebetulan menarik perhatian.."

Arka yang hendak meninggalkan kamar itu langkahnya terhenti ia kembali menoleh ke arah Kaira. "Kau sudah masuk areaku Kai, maka jangan harap bisa terlepas!..." Dengan seulas senyum tipis Arka meninggalkan kamar Kaira.

"Apa dia mulai menyukaiku? tidak! tidak!..." Kaira menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Jika iya aku akan tetap berusaha melupakan lelaki itu, tentang kejadian barusan anggap saja kesalahan kedua.."

Kaira memegang kepalanya frustasi rasanya ia ingin menangis. "Seharusnya lo gak usah balas ciuman itu Kai!! bagaimana bisa lupain perasaan, sikap Arka sekarang malah kayak gini..."

"Tidak, pokonya lupakan lelaki beristri itu dengan cara yang lebih manjur, ya benar!.."

Kaira sontak meraih handphonenya menghubungi seseorang.

"Hallo Kai ada apa?." Jawab Yuna dari seberang.

"Carikan aku laki-laki yang cocok buat diajak kencan minimal 5 dalam sehari untuk memilih!.."

"Hmm oke tenang, tapi kenapa buru-buru bukannya lo sukanya sama lelaki tampan yang dingin itu Kai?." Balik tanya Yuna.

"Gue mau lupain Arka dengan cara kencan bersama laki-laki lain..." Jawab Kaira yakin.

"Oke.."

Bersambung....

Tinggalkan jejaknya sebagai dukungan, kasih saran juga kritiknya di kolom komentar!..🤗

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***