18. Terkejut Berkali Lipat

Rama mengetuk pintu rumah yang nampak sepi di luar, diiringi ucap salam. Cia berdiri di belakangnya memperhatikan pohon jambu merah yang sedang berbuah lebat. Belum ada sahutan dari dalam. Namun dari arah luar terdengar senandung riang seorang anak. Membuat Rama dan Cia menoleh ke asal suara.

"Ini pasti Rahmi ya?!" Cia menebak dengan mata berbinar begitu anak gadis berseragam biru muda dengan kerudung warna senada datang mendekat. Merupakan seragam sekolah agama atau madrasah. Ia tahu nama-nama adiknya Puput dari sang kakak yang sudah hafal di luar kepala.

Yang ditanya menganggukkan kepala dan memperhatikan tamu yang berdiri di depan pintu itu.

"Aku Kak Cia....ini Kak Rama. Waktu dua hari yang lalu pernah ke sini. Ingat gak?!" Lanjut Cia yang melihat Rahmi masih diam dan terus menatap.

Lagi-lagi anggukkan sebagai jawaban yang diberikan Ami. Kali ini diiringi senyum lebar dengan mata berbinar.

"Kakak pacarnya Teh Puput kan?!" Ami menebak penuh percaya diri.

Membuat Cia melongo dan membelalakkan mata menatap Ami, beralih menatap kakaknya yang kentara menahan senyum.

"Kok Rahmi bisa nebak gitu sih?!" Cia yang malah heboh dan bersemangat untuk mendengar alasan adik bungsunya Puput.

"Soalnya kemarin bawa oleh-oleh banyak sekali untuk Teh Puput. Kata temen aku kalau ada cowok bawa oleh-oleh banyak untuk Teteh pasti itu pacarnya. Kan selama ini cowok yang bertamu ke Teteh paling bawa martabak atau bakso, kadang gak bawa apa-apa. Pasti mereka cuma temen aja."

"Oh gitu ya.....ha ha ha---" Cia tertawa lepas. Merasa terhibur dengan pola pikir Ami yang polos dalam membuat kesimpulan. Kembali melirik kakaknya, Rama yang masih dalam mode sama dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Tidak membantah juga tidak mengiyakan. Tapi eh, kini hidungnya nampak kembang kempis.

"Tapi Teteh jam segini belum pulang, Kak." Lanjut Ami sambil menurunkan tas yang digendongnya beralih ditenteng. Bersiap masuk ke dalam rumah.

"Gak papa. Kakak mau ketemu sama Ibu. Ibunya ada kan?!" Kali ini Rama mulai bersuara sambil memperhatikan wajah Ami yang memerah dan berkeringat. Sepertinya pulang dari sekolah berjalan kaki.

"Ibu ada. Sebentar ya aku masuknya lewat belakang. Kakak tunggu dulu di sini!" Ami berlalu setengah berlari melewati halaman samping selebar 1,5 meter beralaskan rumput taman dan ada tanaman hias berjajar sepanjang sisi tembok rumah. Merupakan jalan yang tembus ke halaman belakang dan pintu dapur.

Ditinggalkan oleh Ami, Cia dengan sengaja mendekatkan wajah ke depan muka sang kakak. Memandang lamat-lamat. "Pasti dalam hati diaminin ya?!" ujarnya dengan mimik menggoda.

"Sok tahu!" Rama menyentil kening adiknya itu. Wajahnya tetap dibuat setenang mungkin. Tapi tidak dipungkiri dalam dadanya terasa hangat.

Tak perlu menunggu lama, terdengar suara kunci yang diputar dan pintu pun terbuka. Sosok ibunya Puput muncul dengan tersenyum dan bersikap ramah. Membalas ucap salam Rama dan Cia dan mempersilakan sang tamu masuk.

"Silakan duduk dulu Neng Cia sama...." Ibu Sekar menggantungkan ucapan karena lupa dengan nama kakaknya Cia itu.

"Rama, Bu. Panggil Rama aja. Jangan Den Rama atau Cep Rama ya, Bu!" Rama lebih dulu menolak panggilan dengan embel-embel seperti yang biasa dilakukan asisten rumah tangga baik di Jakarta ataupun di rumah Enin. Ia ingin menjalin hubungan lebih kekeluargaan dengan ibunya Puput itu.

Ibu Sekar terkekeh. "Baiklah, Rama."

"Nah, kalau gini kan kesannya aku kayak anaknya Ibu." Rama tersenyum cerah. Ia mengabaikan cubitan tangan Cia di balik punggungnya. Tahu, jika sang adik meledeknya.

Lagi-lagi Ibu Sekar terkekeh. " Pepesnya udah siap. Udang asam manisnya baru matang masih panas. Tunggu ya sebentar belum dimasukin cup."

Rama mencegah Ibu Sekar yang akan beranjak. Meminta beliau duduk lagi. "Santai aja, lagian aku mau ngobrol dulu sama Ibu."

Dari arah ruang tengah muncul Aul membawa nampan berisi tiga gelas teh hangat. Menyimpannya di meja sambil tersenyum ramah. Lalu menyalami dua orang tamu tersebut. Ia sedang bersama Ibu di dapur saat Ami dengan heboh memberi tahu ada pacarnya Teh Puput di depan. Ami menyusul datang sudah berganti baju dan ikut duduk menggelayut di lengan ibunya.

"Ini adiknya Puput juga ya, Bu?!" Cia menatap seksama wajah Aul. Anak perempuan Ibu Sekar semuanya cantik-cantik. Kentara warisan kecantikan turun dari ibunya yang memiliki wajah putih bersih minim keriput.

"Iya. Puput punya tiga adik. Dua perempuan, satu laki-laki." Kemudian Ibu Sekar menyebutkan nama-nama anaknya.

"Kalau Zaky lagi di halaman belakang. Lagi bikin kerajinan." Pungkas Ibu Sekar.

"Aa Zaky jago bikin miniatur dari kayu lho. Sekarang aja lagi ada order miniatur mobil sport." Ami dengan bangga memberitahukan keahlian sang kakak.

"Wah, jadi penasaran pengen lihat. Bu, boleh gak aku ke belakang?" Cia meminta izin. Sekaligus memberi jalan pada kakaknya agar leluasa berbicara empat mata dengan Ibu Sekar.

"Tentu saja boleh." Ibu menyuruh Aul menemani Cia ke halaman belakang. Dan Ami pun beranjak mengekori.

"Eh, sebentar ada yang lupa." Cia menghentikan langkah dan berbalik badan.

"Rahmi, kakak bawa oleh-oleh buat semuanya. Bantuin bawa yuk! Masih di mobil."

Ami dengan semangat mengikuti langkah Cia yang meminta kunci mobil dari tangan Rama. Begitu pintu mobil dibuka, matanya membelalak sempurna melihat banyaknya kantong makanan memenuhi jok tengah.

"Hemmm, wangi aroma pizza, Kak." Hidung Ami mengendus-ngendus. Tercium aroma pizza dari brand terkenal, harum menggoda untuk dicicipi.

Cia terkekeh dengan tingkah polos bocah yang sebentar lagi lulus SD itu. "Wow bisa ketebak. Pinter deh." Ia pun menyerahkan kotak pizza ukuran jumbo untuk dibawa lebih dulu oleh Ami. Sisanya ada buah-buahan dalam dua kantong plastik dan aneka jajanan lainnya.

Di ruang tamu.

"Bu, sebelumnya aku mau cerita soal Puput." Rama memperhatikan raut muka Ibu Sekar yang serius menatap dan mendengarkan ucapannya.

"Saya baru tahu jika Puput bekerja di RPA. Itu artinya aku dan Puput rekan kerja." Rama tidak memperkenalkan diri sebagai owner RPA. Biarlah nanti Ibu Sekar tahu sendiri dari Puput.

Ibu Sekar membelalakkan mata. Terkejut sekaligus senang mendengarnya. Tapi kemudian mengerutkan kening tanda heran. "Tapi kok kenapa kalian tidak saling tahu ya?!"

"Kalau aku kerjanya di pusat, di Jakarta. Baru beberapa hari tinggal di sini. Menengok Enin sekaligus tugas kunjungan ke cabang Ciamis. Ketemu dengan Puput di kantor baru tadi pagi." Jelas Rama yang membuat Ibu Sekar mengangguk mengerti.

"Rama sudah menikah?!" Ibu Sekar beralih bertanya hal pribadi.

"Belum, Bu."

Aduh kenapa jadi deg-degan. Bu Sekar maksudnya apa?!

Rama harap-harap cemas menunggu kelanjutan ucapan Bu Sekar.

Kalau mau jodohin sama Puput, dengan senang hati, Bu.

"Eh, silakan diminum dulu! Keburu dingin tehnya. Kuenya juga dicicipi ya!" Bu Sekar beralih menawarkan sajian yang ada di meja, minuman teh dan sepiring lapis legit.

"Makasih, Bu." Dalam hati Rama tertawa sumbang. Mengira akan ada kelanjutan dari pertanyaan soal status tadi. Lagi-lagi ekpsektasinya menyangkut Puput terlampau ketinggian. Teh aroma melati diteguknya beberapa kali.

...***...

Puput sampai di rumah menjelang magrib. Langsung memasukkan motor kesayanganya ke garasi. Sempat penasaran melihat pintu utama terbuka lebar. Mengira di dalam sedang ada tamu.

Masuk sambil berucap salam, namun tidak ada sesiapa di ruang tamu. Sahutan kompak terdengar dari ruang keluarga. Ada Ibu dan ketiga adiknya duduk di karpet sedang membongkar isi dari setiap kantong kresek putih.

"Walah.....siapa yang abis belanja?! Banyak amat kayak mau hajatan." Puput bergabung duduk sila di samping Ami. Ada box pizza yang terbuka lebar dan sudah hilang isinya beberapa slice. Melihat Ami yang menggigit pizza penuh ekspresi saat lelehan keju mozarela dijilat, ia pun tertarik mengambil satu potong. Pas sekali perutnya mulai orkes saat mencium aroma harum pizza itu.

"Yaahh....Teteh pulangnya telat 5 menit deh. Baru aja pulang----" Aul menyayangkan. Sebenarnya sang kakak pulang di jam teratur. Hanya sang tamu yang tergesa pulang dengan alasan pesanan pepesnya sudah ditunggu Enin. Meski bisa dibilang tamu tadi cukup lama berada di rumah mengobrol santai dengan semua orang rumah dengan sangat menyenangkan.

"Oh, abis ada tamu ya?! Siapa?!" Puput menambahkan saus ke permukaan pizza yang sudah digigitnya separo. Saos sambal yang pedas menambah nafsu memakan pizza dengan lahap dan cepat.

"Masa Teteh gak tahu. Kalau tamu yang bawa buanyak oleh-oleh berarti apa hayoh?!" Ami menggoyang-goyangkan telunjuknya di depan muka Puput. Mengira kakaknya itu iseng pura-pura tidak tahu.

"Idih malah tebak-tebakan. Ada siapa sih, Bu?!" Puput mendelik, beralih menatap ibunya. Rasa penasaran makin menguat.

"Ada Kak Rama sama Kak Cia. Lumayan lama main di sini. Miniatur buatan aku juga sempat di foto-foto sama Kak Cia. Katanya mau bantu dipromosiin." Zaky mewakili menjawab. Ia sudah habis 5 butir jeruk santang selama duduk bersama. Ada buah naga, anggur, apel, yang belum tersentuh. Begitu banyak rupa buah tangan yang dibawa sang tamu. Lebih banyak dari kedatangan pertama.

Membuat Puput urung menelan pizza yang sudah lumer di mulut. Terkejut.

"Pacar Teteh baik banget deh. Taraaaa....aku dikasih ini sama Kak Rama." Ami berdiri dan mengeluarkan dua lembar uang gambar presiden Soekarno dari saku bajunya. Sebelumnya tidak ada yang mengetahui waktu uang itu diselipkan ke sakunya.

"Kak Rama bilang kalau nilai ujian bagus bakalan dikasih hadiah. Iyes!!!" Ami mengepalkan tangan dan meninju udara penuh semangat.

Rasa terkejut Puput berlipat dua. Kini mulutnya menganga.

"Syukurlah ternyata Teteh sama Rama kerja di tempat yang sama. Ibu sempet kaget tapi seneng dengernya. Rama bilang mulai besok bakal sering kerja bareng Teteh sebelum pulang lagi ke pusat."

Ucapan sang Ibu membuat Puput terkejut berkali lipat. Tidak hanya mulut menganga, tapi mata melotot seolah mau loncat. Pizza yang sudah mencair di mulut perlahan mengalir ke tenggorokan dan masuk sebagian ke rongga hidung. Alhasil ia tersedak dan terbatuk-batuk sampai muncrat mengenai baju Ami.

"Ihhh....si Teteh mah jorok!" Ami berteriak protes sambil mengibas-ngibaskan baju yang terciprat bubur pizza dari mulut kakaknya itu.

"Aer....aer....uhuk-uhuk----" Puput meminta minum ke arah Aul sambil terbatuk-batuk. Rasa pedas saos terasa memenuhi hidung. Sampai-sampai matanya berair.

"Hadeuh....kaget sampe segitunya denger Ayang datang!" Zaky dengan sengaja memancing dengan posisi siaga kuda-kuda. Teh Puput biasanya tidak segan-segan menyerangnya dengan adu jurus meski tidak sungguh-sungguh untuk melukai.

Perkiraannya tidak meleset. Usai meneguk segelas air sampai habis, kakak sulungnya itu menatap tajam seolah hendak memangsa. Dalam sepersekian detik kejar-kejaran tidak bisa dielakkan. Zaky berlari sambil tertawa-tawa menghindari serangan sang kakak sampai keluar rumah dan naik pohon jambu dengan cepat. Tempat yang aman karena sang kakak tidak mungkin naik. Trauma naik pohon karena saat seusia Ami pernah jatuh telungkup di tanah sampai keningnya mendapat banyak jahitan.

Ibu hanya menghela nafas panjang dan geleng-geleng kepala melihat Aul dan Ami malah menyoraki kelakuan dua saudaranya itu.

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

mau terbang idung nya y🤣🤣🤣🤣

2024-04-16

0

Erna Masliana

Erna Masliana

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣Ami lucu

2024-04-16

0

Nacita

Nacita

kalo banyak saudara seru rumah rame, apalagi pada rukun kya mereka 🥰

2024-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!