Dirga terbang di atas taman sembari melihat ke arah gazebo, ada seorang gadis kecil duduk sendiri di sana.
Dari atas dia terus mengamati gadis itu, perasaan aneh ini menuntunnya menuju gadis kecil itu.
"Dia pasti putri kecilku, wajah manis nya sangat mirip dengan ibunya," senyum di bibir Dirga semakin besar.
Dia ingin mendekat dan menyapanya, tetapi dia tidak tahu caranya. Dia tidak ingin menakuti putri nya karena mereka tidak pernah bertemu, tetapi dia tetap harus menemui nya.
Sudah miliaran tahun dia menunggu momen ini, namun banyak perasaan tak menentu mencegahnya untuk segera bergegas menemui putrinya.
Perasaan bersemangat, cemas, ragu, takut dan bahagia bercampur menjadi satu.
Dirga membulatkan tekadnya, dia bergegas turun langsung di depan gazebo dan berjalan ke arah putrinya.
"Putri kecilku, Apakah kamu merindukan Ayah?!" hanya kalimat canggung dan senyum kaku itu keluar darinya.
Dirga semakin gelisah melihat ekspresi putri nya yang terkejut dan agak marah.
"Siapa kamu ... kamu pasti salah satu pengejar Ibuku kan ? jangan pernah mengaku sebagai ayahku!" teriaknya dengan marah.
"Bukan, aku benar-benar Ayahmu, suami sah dari ibumu," Dirga agak putus asa menjelaskan pada putrinya.
"Bohong, ayahku sudah lama hilang! dan ibu tidak mungkin menikah lagi tanpa seizin ku," Aqila berkata agak sedih, dia ingat apa yang dia cemaskan.
Akankah ibunya meninggalkannya sendirian dan pergi bersama pria lain.
"Bukan, aku ayah kandung mu. kamu darah daging ku !" Dirga berusaha menjelaskan nya.
Aqila terkejut mendengar itu, walaupun dia masih anak-anak tapi dia sangat masuk akal sejak kecil. jadi dia berusaha memastikan.
"Cepat Buktikan kalau kamu ayah kandung ku."
Dirga mengeluarkan sebuah foto yang lama dia simpan," ini foto ku dan ibumu ketika kami baru menikah."
Aqila mengambil foto itu, didalam foto memang ada gambar ibunya, dia sendiri sudah pernah melihat foto serupa dari koleksi ibunya.
Aqila mencoba mencocokkan pria yang di foto dan pria yang ada di depannya. Ada banyak perbedaan namu mereka memang sangat mirip.
Ayahnya di foto agak gendut dan berkulit lebih gelap, namun kalau ayahnya menjadi kurus dan berotot dia akan sangat mirip dengan pria di depannya.
Aqila curiga, apakah ayahnya menghilang selama ini karena dia perawatan dan operasi plastik di Korea. Tapi itu tidak mungkin, 10 tahun terlalu lama untuk hal seperti itu.
Walaupun masih sedikit curiga, dia mulai percaya bahwa pria ini adalah ayah kandung nya. Dia bahagia di dalam hati nya tetapi dia tidak mau menunjukkan kebahagiaan itu karena dia masih sangat kesal kepada ayahnya.
10 tahun waktu yang sangat lama, dia bahkan belum pernah bertemu sekalipun. Bagaimana perasaan ibu nya di tinggalkan selama itu, dia harus membalas semua keluhan di hatinya kepada ayah bau nya ini.
***
Dirga bahagia melihat putrinya berjalan menuju ke arahnya. dia merentangkan tangannya dan ingin memeluk putrinya.
Namun hal tak terduga terjadi, putrinya mengambil sebalok kayu di bawah gazebo dan memukul nya bertubi tubi.
"Kenapa ayah meninggalkan Ibu? kenapa ayah baru kembali sekarang?" dia menangis sambil terus memukuli ayahnya.
Dirga sengaja membiarkan dirinya di pukuli beberapa saat, baru kemudian memeluk putrinya.
"Maafkan ayah, ayah berjanji tidak akan meninggalkan kalian lagi," hatinya sangat sakit melihat putrinya menangis, dia merasa bersalah kenapa waktu itu tidak berusaha sekuat mungkin kembali ke Bumi.
"Apakah Ayah berjanji akan tinggal bersama kami selamanya?" Aqila berusaha menatap mata ayahnya.
"Ayah berjanji " Dirga berkata dengan yakin.
Mereka terus berpelukan selama beberapa menit baru kemudian melepaskan pelukan satu sama lain.
"Ayo, kita harus ke aula sekarang, bukankah mengikuti tes bakat hari ini," Dirga mengingat kan sambil mengandeng tangan putrinya.
"Iya, ayah harus bersama ku ketika tes nanti".
"Oke, ayo kita berangkat sekarang," Dirga mengajak putrinya
"Aqila, siapa itu ?" tiba-tiba ada suara keras dari depan gedung aula.
Ayah dan anak menoleh bersamaan, mereka melihat Mecha terbang berwarna pink hendak mendarat di depan gedung.
Aqila mengenal Mecha itu, itu adalah Mecha Srikandi milik ibunya yang sedang di perbaiki. Dia bisa menebak siapa yang mengendarai Mecha itu.
Tante Amanda pasti yang mengendarai Mecha nya karena setiap Mecha di rancang khusus sesuai DNA pengguna dan hanya orang dengan DNA yang sama yang bisa mengendarai Mecha itu.
Tante Amanda adalah adik kandung ibunya jadi wajar kalau dia bisa mengendarai Mecha ibunya, Tante Amanda juga salah satu perancang Mecha Srikandi sekaligus Dekan Akademi Srikandi.
Setelah Mecha mendarat, bagian kokpit langsung terbuka dan terlihat seorang wanita turun dari kokpit.
wanita itu berlari ke arah Aqila, "Kamu sedang bersama siapa Aqila."
"Tante Amanda, ini ayah .. Ayah sudah kembali!" teriak Aqila sambil berjalan ke arah tantenya.
"Ayah ? .. Bang Dirga! apakah benar kamu bang Dirga?" Amanda kaget dan menghampiri Dirga.
"Iya, Amanda .. kamu sudah besar ya, dulu kamu baru masuk SMA terakhir kita bertemu," sapa Dirga dengan hangat.
"Ini benaran Bang Dirga, apakah Mbak Dita sudah tahu?" mata Amanda berkaca-kaca.
"Belum, Abang baru keluar dari retakan hari ini."
"Mbak Dita pasti sangat senang kalau tahu bang Dirga sudah kembali".
"Jangan kasih tahu dulu ke Dita, Abang mau kasih kejutan!" sela Dirga.
"Oke bang Dirga.. Sudah ku duga, Abang pasti terjebak di dalam retakan."
kring kring.. kring ... kring..
Tiba-tiba alarm komunikator Dita berbunyi. ternyata sudah hampir jam 2.
"Ayo bang kita sambil ngobrol di dalam, sebentar lagi Aqila akan ikut test bakat."
Mereka bertiga masuk kedalam aula. Di sana sudah banyak anak-anak dan orang tua berbaris sesuai urutan nya masing-masing.
Di bagian belakang zona anak laki-laki, Dirga melihat pak Mamat dan Rafly melambai ke arah nya.
"Apakah kamu sudah bertemu keluarga mu, nak Dirga?" pak Mamat melihat Dirga bersama Amanda dan Aqila.
"Iya pak Mamat, aku sudah bertemu adik ipar ku dan putri ku."
"Gadis cantik ini adalah putrimu, apakah dia akan ikut test bakat ?" pak Mamat tersenyum memandang Aqila.
"Iya, dia akan ikut test bakat."
"Bagus lah kalau kamu sudah bertemu dengan keluarga mu, lain kali sering-sering berkunjung ke warung bakso pak Mamat."
"Iya paman, terima kasih sebelumnya,"
"Rafly sampai jumpa lagi."
"Sampai jumpa om Dirga".
***
Setelah berpamitan dengan keluarga pak Mamat, Dirga langsung mengikuti Aqila dan Amanda ke zona anak perempuan.
Di podium Ada 20 meja, masing-masing 10 meja untuk anak laki-laki dan perempuan. Di atas meja akan di letakan kota kaca berisi energi Force padat yang di gunakan untuk test bakat.
Nanti anak-anak akan di panggil sesuai urutan yang sudah dibagikan sebelum nya. setiap siswa yang di panggil akan di temani 1 walinya naik ke podium.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
¤PENCINTA•NOVEL¤
ooo
2022-03-28
0
Rofi_Rofiah
milyaran tahun? ini mah keren pake bingit. saya suka... saya suka...
2022-03-24
0
Allesio Farteza
lessi suka banget sih sama pembawaan karakternya
2022-03-23
0