Novel sedang direvisi, mohon pengertiannya m
“Kita langsung tunangan aja.”
“Kalau untuk itu, aku masih perlu waktu.”
“Ko gitu?”
Aku menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan kasar. “Jujur aja nih ya, aku tuh belum kenal kamu. Aku gak tau kamu anak siapa, keluarga kamu yang mana, rumah utama kamu di mana, dan pekerjaan kamu apa. Semuanya aku belum tau, Dam.”
“Ya udah, ayo kita kenalan ulang. Tapi kamu duluan!”
“Kok aku duluan?”
“Cepetan!”
“Huft! Tapi kan kamu udah kenal aku.”
“Cepetan!”
“Ya udah iyaa!” Menatap tajam ke wajah Adam.
“Kenapa ngeliatin kaya gitu terus? Pengen dicium?”
Aku menggeleng. “Ihh cium-cium mulu! Yaudah nih. Kenalin nama aku Larissa Chairiyah, aku lahir di kota Sukabumi tanggal dua puluh empat Oktober seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan ( hitungnya taun baruan BAB kemaren ya guys, 2017. Jadi umur dia masih belasan taun) , tinggi badan seratus enam puluh lima sentimeter, berat badan aku gak mau sebut. Udah gitu aja.”
“Lahh, kok segitu doang?”
“Lagian aku binggung harus ngenalin apa lagi. Toh kamu kan udah tau banyak tentang aku. Ayo sekarang giliran kamu!”
“Kenalin nama aku Adam Haidar, lahir tanggal tiga puluh Agustus seribu sembilan ratus sembilan puluh empat, tinggi badan seratus delapan puluh tiga, berat badan enam puluh delapan kilo gram, rumah utamaku di Senopati, Mama ketahuan selingkuh beberapa taun yang lalu dan sekarang entah ada di mana, sedangkan Papaku meninggal satu taun lalu, dan sekarang Kakak pertamaku yang menggantikan Papa. Cukup?”
“Senopati bukannya tempat elite ya? Kenapa malah tinggal di sini?”
“Aku lebih seneng hidup kayak gini aja. Gak bangga juga kalo ngandelin privilege keluarga. Lagian di sini kan aku kerja, ngurusin cabang Bandung.”
“Oh, pantesan kamu sering banget sibuk.”
Adam mengangguk.
“Perusahaan kamu bergerak di bidang apa?”
“Cari aja di google, pasti muncul kok keluarga Haidar.”
“Tcih!”
“Jadi gimana, sekarang mau tunangan atau langsung nikah?”
“Gak
“Enggak lah, Kakak pasti bakal langsung percaya kalo itu anak aku.”
“Kakak kamu udah nikah?”
“Kenapa nanyain itu? Kamu mau nikah sama Kakak aku?”
“Apaan sih? Nanya doang loh aku.”
“Udah kok dia.”
“Dari kapan? Udah punya anak?” tanyaku bertubi-tubi.
“Dari dua ribu lima belas, dan belum punya anak.”
“Kamu ngebalap dong, hahaha.”
Terdengar bu Tuti memanggilku dari dalam rumah, “Rissa, ini Aiden kayaknya pengen di gendong kamu.”
“Oh iya-iya Bu.”
“Ya udah masuk gih, udah malem,” titah Adam.
“Kamu juga masuk dulu sini, Aiden pasti pengen digendong Ayahnya.”
“Iyalah aku pasti masuk dulu, ya kali gak ketemu sama bayiku.” Berjalan masuk ke dalam rumah.
Pukul sebelas malam saat Aiden sudah tertidur lelap, aku menyempatkan diri untuk mencari tahu tentang keluarga Haidar di internet. Ada banyak sekali artikel yang membahas tentang keluarga itu, sepertinya mereka cukup terkenal. Aku memilih website yang berada di paling atas.
Perusahaan Nusantara Corps milik keluarga Haidar..................pada tahun 2014 lalu mengalami peningkatan yang sangat..................................................
.............................
...........................................
.............................. keluarga terkaya ke 3 di Indonesia dengan total kekayaan RP. 183 triliun
Hah? A-apa? Mustahil. Apa ini benar keluarganya Adam?
Foto mereka tidak banyak beredar di Internet, pasti keluarga ini sangat menjaga privasi-nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
Lord Eclipse Venerable
mantap
2022-04-21
0
As Cempreng tikttok @adeas50
Adam gw ngelamar kerjaan yaa... wah napa ak naksir ama adam ya. ahhaha
2022-03-27
1
Sahara_araa
Btw semangat!!!
Jangan lupa up!
😒😒😒
2022-03-26
2