Novel ini sedang dalam proses revisi. Mohon pengertiannya
Ahhh! Apa-apaan sih? Refleks aku menggaruk kepala yang sama sekali tidak terasa gatal.
Kenapa aku mengeluh? Bukankah aku sudah berjanji akan menerima semuanya? HAH, dasar labil!
Aku tidak boleh mengeluh lagi!
Ingat Larissa, ingat! Pasti akan ada hikmah di balik semua ini. Tuhan ini maha adil, kau tau dan percaya itu kan?
Hari ini mengeluh, besok semangat, mengeluh lagi, semangat lagi. Haish! Mood ku benar-benar labil.
Aku tidak boleh stress, ini semua demi Aiden. Lagi pula semuanya pasti akan baik-baik saja. Cukup jalani hidup sebaik mungkin, lakukan yang ingin aku lakukan, abaikan yang ingin aku abaikan. Tidak perlu memikirkan hal yang tidak penting.
Banyak anak kecil diluar sana yang tidak punya ayah, mereka hanya hidup berdua dengan ibunya. Apa itu membuatnya hancur? Tidak.
Aku harus yakin kepada diriku sendiri, aku mampu, aku bisa, aku sanggup.
Aiden punya aku yang bisa menjadi ibu sekaligus ayah untuknya, dia juga punya Livia yang pasti akan sangat menyayanginya, terakhir dia punya bu Tuti sebagai neneknya. Sebenarnya kau ini cukup beruntung, jadi apa yang perlu ku khawatirkan? Hahaha, aku terlalu banyak memikirkan hal yang tidak penting.
Malam harinya.
Tok--
Tok--
Tok--
Livia mengetuk pintu.
"Iya bentar." Aku bergegas membuka pintu depan.
Klak--
"Kemana aja jam sepuluh baru pulang? Aku ngantuk tau!"
"Ya maaf." Berjalan masuk.
Aku menutup pintu. "Ya udah, aku mau tidur dulu."
"Eh bentar." Livia menahanku.
"Ada apa?"
"Duduk dulu, aku mau ghibah!"
"Baru balik langsung ghibah." Aku duduk di sofa, Livi pun duduk di sampingku.
"Ghibah-in apa emang?" tanyaku penasaran.
"Tadi pas aku lagi di kafe, eh si Dava nelpon. Nangis-nangis dia minta balikan."
"Lah, kok bisa?"
"Katanya dia nyesel banget udah nyia-nyiain perempuan sebaik aku blaa, blaa, blaa."
"Terus kamu mau balikan sama dia?"
"Ya enggak lah, aku gak sebodoh itu."
"Hm, untung aja."
"Terus si Arya, yang temen SMA kita dulu tuh nge-WA aku. Katanya si Dava dijadiin yang ke tiga sama si Vina, padahal dia kira tuh si Vina gak kaya gitu. MAMPUS!"
"Mending blokir aja sih semua kontak si Dava, biar dia gak bisa gangguin kamu lagi."
"Enggak!"
"Kenapa loh? Kan mendingan gitu."
"Kalo aku blokir dia, seakan-akan aku sedih banget dan gak kuat liat dia. Mendingan aku diemin, sekalian biar dia liat aku biasa aja tanpa dia."
"Tumben pinter," ledekku.
"Ya udah aku mau ke kamar duluan, bye." Berjalan ke kamarnya.
"Lah, gak jelas amat. Ghibah-nya segitu doang?"
"Iya."
"Gak asik."
Livi kembali melirik ke arahku. "Oh iya, kita punya tetangga baru. Rumah di samping tuh padahal baru dua hari kosong, tapi hari ini udah ada yang nyewa lagi."
"Ooh, ya udah besok kita sambut tetangga barunya."
"Bawa makanan yang enak, Ris. Tetangga kita itu laki, ganteng."
"Tau dari mana?"
"Tadi aku liat dia lagi nurunin barang dari mobil. Udah aku senyumin sih, cuma belum kenalan aja."
Aku tersenyum smirk. "Jadi besok rencananya kamu mau menggatal?"
"Aku lagi gak minat mikirin laki, buatmu aja. Siapa tau butuh buat bapak tu bayi, hahahaha." Menutup pintu kamar.
"APASIH IH NYEBELIN!!"
"Ya kan siapa tau butuh," jawabnya dari dalam kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Lord Eclipse Venerable
ni aku cicil
2022-03-31
0
~✿♡noona_yoon⁹³¹♡
mencurigakan
2022-03-24
0
Allesio Farteza
itu mereka pada kenapa 😭😭😭 kok tetangganya mencurigakan pulaa
2022-03-24
0