BAB 5 : PUTUS ASA

Novel sedang dalam proses revisi. Mohon pengertiannya ya kak

Satu minggu berlalu, aku dan Livi belum juga menemukan tempat aborsi yang bisa kami datangi. Semua rumah sakit yang membuka pelayanan aborsi, pasti mewajibkan pasiennya untuk membawa wali seperti orang tua

"NGOMONG APA LU BARUSAN?!!"

"LU PENGANGGURAN, PEMALES, BISANYA NIKMATIN DUIT ORANG TUA GUE DOANG, ENGGAK TAU DIRI, DAN TUKANG NGURUSIN HIDUP ORANG LAIN! PUAS?!"

Diana menjadi sangat marah karena ucapanku itu, "SETAN LU, SETAN, SETAN, SETAN. ANAK ANJING! LIATIN AJA APA YANG BAKAL GUE LAKUIN. AWAS AJA LU SETAN!"

Teriakannya terdengar seperti orang gila. Telingaku rasanya mau pecah. Menyebalkan! 

Dua jam kemudian. Aku masih mengurung diri di dalam kamar. 

BRAAK--

Bibi menggebrak pintu kamarku dengan sekuat tenaga. Untung saja pintu itu tidak rusak. 

"KELUAR KAMU ANAK SETAN! BERANI-BERANINYA KAMU BENTAK DIANA. RISSA, KELUAR!!"

Usianya sudah ?!" bentak bibi. 

"HEH, SIAPA JUGA YANG NGIZININ  BIBI BUAT NGATUR AKU? SIAPA?! "

PLAAAK!

Bibi menamparku sekali lagi di tempat yang sama. Rasa sakitnya bertambah jadi dua kali lipat. 

"JAGA NADA BICARAMU YA!!"

Tanganku rasanya ingin sekali membalas tamparan ini. Tapi bagaimanapun aku masih menghormati dia sebagai bibiku. 

"Liat kan Mam? Sekarang dia berani banget. Gimana kalo besok atau lusa? Mending beneran dinikahin aja sih." Diana sengaja membuat bibi agar menjadi lebih marah lagi. 

"Denger ya

Bunga dandelion itu tidak manja. 

Bunganya sekaligus ayah untukmu. 

Jadilah anak yang baik. Biarkan aku memakan apapun, biarkan aku bergerak bebas. Jangan membuatku sakit setiap hari, aku mohon. Kita

Ku ambil ponsel dari saku celana jeans yang ku pakai, aku harus segera menelepon Livi dan memberitahu nya kalau aku tidak jadi mengaborsi bayi ini. 

Tidak berapa lama, Livi pun mengangkat teleponnya. 

"Ada apa, Ris?"

"Aku gak jadi aborsi."

"Loh, kenapa? Tiba-tiba banget."

"Gak kenapa-kenapa sih. Cuma rasanya aku pengen liat dia lahir ke dunia, pengen ngurus dia. Penasaran produksi dari rahimku nanti hasilnya kayak gimana, hahaha."

"Kamu yakin?"

"Yakin, yakin banget."

"Terus kuliah kamu gimana?"

"Aku gak lanjut ikut program beasiswa. Mau langsung ikut kamu aja ke Bandung."

"Yakin nih?"

"Yakin Liv, yakin. Aku mau fokus nyari duit aja dulu. Nanti pas anak ini udah lahir, dari nol sampe tiga tahun kan gak bisa aku tinggal."

"Oke, yang terbaik aja buat kamu pokoknya. Aku juga pasti bakal bantuin kamu buat urus anak itu."

"Iyaaa, makasih banget ya. Baik banget emang gak ada duanya."

"Hilih, berlebihan."

"Ishhh! mana ada berlebihan, dah lah."

"Udah ya ku mau mandi sore dulu, mau malmingan sama Ayang."

"Ayang ayang apa? Alay banget najis."

"Iri boss?"

"Ngapain iri? Aku punya juga kok?"

"Kamu punya pacar?"

"Lebih dari pacar. Ini buah cintanya udah ada di perut, hhahaha."

"Astagaaa, kamu kenapa sih? Kok kayak aneh gitu? Tiba-tiba jadi nerima nasib gini."

"Iya ya aku kenapa? Kayaknya aku udah gila sih. Au ah, udah. Aku juga mau jalan ke apotik nih beli vitamin biar si baby sehat."

"Iya iya, byee."

"Bye."

Huft! Untung saja aku menyimpan kartu ATM di dalam case HP. 

Heh bayi! Panggil aku bunda, oke? Sekarang kita beli makanan dulu ya, habis itu ke apotik. Jam tujuh kita pulang ke rumah. Ingat baik-baik, mulai detik ini jangan buat bunda sakit-sakitan lagi, janji?

Terpopuler

Comments

As Cempreng tikttok @adeas50

As Cempreng tikttok @adeas50

Larissa tonjok aja si Dania.... 😡

2022-03-25

0

Allesio Farteza

Allesio Farteza

damai aja yuk

2022-03-24

0

Indah nariyah

Indah nariyah

untung larisa gk jadi bunuh diri 🥲

2022-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!