Keesokan harinya, Alderts tinggal di rumah.
''Tokkkk.... tokkkk... tokk.. assalamualaikum'' ucap Fredericka mengetuk pintu Alderts.
''Wa'alaikumsalam'' ucap Alderts membukakan pintu.
''Om'' ucap Fredericka tersenyum.
''Masuk Fre" ucap Alderts tersenyum.
"Iya om terima kasih" ucap Fredericka mengangguk tersenyum.
"Kamu mau minum apa Fre?" tanya Alderts.
''Apa aja om" ucap Fredericka tersenyum.
''Oke tunggu sebentar" ucap Alderts.
''Iya om" ucap Fredericka tersenyum.
"Oh iya enaknya saya panggil kamu apa ya? Ika aja gimana? kalau Fredericka sepertinya terlalu rumit untuk sebuah nama panggilan" ucap Alderts.
"Iya om, terserah om saja, kalau mau panggil Ika juga tidak apa" ucap Fredericka tersenyum.
"Oke, saya tinggal sebentar ya Ika" ucap Alderts tersenyum.
''Iya om" ucap Fredericka tersenyum.
''Permisi'' ucap asisten rumah tangga Alderts membawakan minuman.
''Ya, taruh di atas meja aja bi" ucap Fredericka tersenyum.
''Baik non" ucapnya tersenyum.
''Kakak'' ucap Sarah berlari memeluknya.
Fredericka pun membawa Sarah ke dalam pelukannya.
Fredericka pun mengajari Sarah matematika dengan lelucon, agar Sarah tidak merasa bosan.
Alderts yang mendapat WhatsApp dari Sinta pun pergi tanpa pamit kepada Kinara istrinya dan Sarah anaknya.
2 tahun telah berlalu sejak dia pergi, sampai sekarang Alderts tidak kembali sama sekali ke rumahnya, uang belanja selalu ia kirimkan tetapi dia tidak pernah pulang, entah apa yang membuat Alderts melarang Kinara dan Sarah untuk keluar rumah tetapi ia sendiri jarang pulang, tapi saat ini, sudah waktunya Sarah untuk masuk sekolah, dia sudah ketinggalan 3 tahun, dia seharusnya saat ini sudah duduk di kelas 3 sekolah dasar tetapi dia bahkan belum memulai studinya sama sekali. Alderts memang membayar Fredericka untuk mengajarkannya di rumah tetapi kasian Sarah ia ingin bersekolah seperti anak-anak yang lain. Saya memberi tahu Alderts akan hal itu berkali-kali tetapi Alderts tidak pernah menghiraukan perkataan ku.
Selama 2 tahun, Alderts berada di rumah Sinta. Alderts ingin melihat tumbuh kembang putra kecilnya yang diberi nama Rafly Abercio Jacob. Saat ini, Rafly sudah berusia 3 tahun dan Sarah berusia 10 tahun.
Akhirnya Alderts pulang ke rumah Kinara setelah kepergiannya selama 2 tahun dia tidak pernah pulang. Kinara pun mencoba menanyakan Alderts apa yang ada di kepalanya.
''Papah, sudah 3 tahun Sarah tidak sekolah, tidakkah kamu merasa kasihan padanya?'' Kinara bertanya pada Alderts yang sedang sibuk dengan laptopnya.
''Diam... !, aku sudah berulang kali mengatakan bahwa tidak ada yang diizinkan untuk meninggalkan rumah ini kecuali aku, lagipula aku juga sudah membayar Fredericka untuk mengajarkan Sarah di rumah, untuk apalagi pergi ke sekolah? sama saja dengan pergi ke sekolah, di rumah atau di sekolah, tidak ada bedanya yang terpenting ia belajar, mengerti... !" ucap Alderts membentak Kinara.
''Papah, Sarah dan aku itu manusia, kami memiliki hak untuk keluar seperti yang lain, mengapa papah tidak memperlakukan kami layaknya manusia normal? aku tidak tahu, apakah nantinya pernikahan kita akan baik-baik saja jika ini terus berlanjut, aku lelah dengan semua keegoisan kamu pah, papah jarang pulang, sering meninggalkan aku dan Sarah dirumah, melarang kita keluar rumah, melarang Sarah pergi ke sekolah juga, apa yang terjadi di luar rumah? papah tidak pernah memberitahukan aku apa pekerjaan papah yang sebenarnya di Jakarta, papah selalu diam setiap kali aku bertanya akan hal itu, mengapa pah? mengapa?'' tanya Kinara dengan suara keras, mendorong bahu Alderts dan meneteskan air mata.
''Lelah? iya lelah? hei dengerin, kamu itu udah enak duduk di rumah, ngapain aja gitu, kamu rebahan, main ponsel atau ngapain aja, hidup itu dibawa santai'' ucap Alderts sambil menarik rambut Kinara ke belakang.
''Tapi papah, yang aku butuhkan bukan hanya uang tetapi juga kamu, aku ingin keluarga kita seperti dulu lagi, papah semuanya memang membutuhkan uang tetapi uang bukanlah segalanya, uang tidak bisa membeli kebahagiaan, cinta, dan kasih sayang keluarga'' ucap Kinara menangis tersedu-sedu.
Alderts memalingkan wajahnya ke arah lain agar tidak melihat wajah Kinara yang menangis tersedu-sedu dan meninggalkannya.
''Papah'' panggil Kinara mencoba menghentikan langkah Alderts tapi Alderts tidak peduli.
Alderts tidak menghiraukan perkataan Kinara dan terus melanjutkan langkah kakinya untuk pergi dari rumah.
Karena rasa lelah yang menyelimuti hati Kinara, membuatnya berpikir untuk berpisah dari Alderts dan membawa Sarah untuk pergi bersamanya. Akhirnya ia membuka akun media sosialnya dan berkenalan dengan seorang pria melalui Facebook.
Rangga adalah seorang PNS yang sangat humoris. Dia seperti Alderts di masa lalu, semoga Rangga tidak seperti Alderts yang saat ini. Kinara baru saja bertemu dengannya tetapi sudah menaruh lebih banyak harapan padanya. Sepertinya Rangga berhasil merebut hati Kinara dalam sekejap. Kinara dan Rangga pun bertukar nomor WhatsApp.
Rangga dan Kinara pergi makan malam untuk pertama kalinya.
''Apa kamu ada acara malam ini?'' tanya Rangga.
''Tidak ada, kenapa memangnya?" tanya Kinara.
''Hm, nanti malam, mau gak dinner sama aku?'' tanya Rangga.
''Mau banget" ucap Kinara antusias.
''Oke nanti malam aku jemput kamu ya, coba share lokasinya" pinta Rangga.
Kinara mengirimkan lokasi rumahnya.
''Tapi jemput saja di depan kompleks perumahannya ya" pinta Kinara.
''Oke, sampai bertemu nnti malam" ucap Rangga tersenyum.
"Oke" ucap Kinara tersenyum.
Kinara pergi mandi dan bersiap untuk makan malam bersama Rangga. Kinara bingung, mau pakai baju apa, tapi akhirnya dia memilih dress merah, heels hitam, dan tas hitam.
"Akh, baju apa yang akan aku pakai?" ucap Kinara mengeluarkan semua pakaiannya dari lemari.
''Gak ada baju lagi" ucap Kinara menghela nafas panjang.
''Hm, saya pikir ini bagus, itu seksi, oke lah pakai yang itu saja" ucap Kinara.
Setelah memakai make up, dia pergi berpamitan dengan Sarah.
''Sarah, mamah mau pergi dulu ya, mamah ingin bertemu teman mamah" ucap Kinara tersenyum mengelus pucuk kepala Sarah.
''Iya mah" ucap Sarah.
Kinara pergi secara diam-diam saat anak buah Alderts lengah. Dalam perjalanan menemui Rangga, ia dihentikan oleh tetangganya.
''Bu, mau pergi kemana malem-malem gini?'' tanya ibu komplek.
''Saya ingin bertemu teman saya bu" ucap Kinara tersenyum.
''Wah, bahasa Indonesianya sudah fasih ya" ucap ibu komplek.
"Iya bu, alhamdulilah" ucap Kinara tersenyum.
''Boleh minta nomor gurunya gak bu?" tanya ibu komplek.
''Untuk keperluan apa ya bu?" tanya Kinara.
''Saya ingin belajar bahasa Eropa, siapa tau nantinya saya bisa mendapatkan menantu perempuan Eropa, berapa nomornya bu?" tanya ibu komplek.
0859-****-****.
''Terima kasih bu, saya duluan ya, assalamualaikum" ucap ibu komplek.
''Sama-sama, wa'alaikumsalam bu" ucap Kinara tersenyum.
''Pakai diajak ngobrol segala lagi sama orang, kan kasian Rangga kelamaan nungguin aku" ucap Kinara.
''Rangga bukan?'' tanya Kinara pada pria yang berdiri di depan kompleknya.
''Iya, kamu Kinara?" tanya pria itu.
''Iya, saya Kinara, maaf kalau kamu menunggu lama" ucap Kinara malu.
"Iya, tidak apa-apa" ucap Rangga.
"Oke, ayo masuk" ucap Rangga membukakan pintu mobilnya untuk Kinara.
''Terima kasih" ucap Kinara tersenyum dan masuk ke dalam mobil.
Mereka pun pergi ke kafe untuk makan malam romantis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
LISA🌟
Lumayan dapet pelajaran sains gratis 😄
2022-07-16
1
kak Ya
manteebb bgt cerita nya kak,,cmunguudd ya 👍👍💪💪🤠
2022-06-29
1