Keesokan paginya Alderts bangun dan terkejut ketika melihat dia dan wanita itu tidak mengenakan pakaian sama sekali hanya ditutupi oleh bedcover dan wanita itu yang sedang tidur memeluknya. Alderts yang masih bingung melepaskan tangan wanita itu dari tubuhnya dan bergegas mandi lalu pulang.
Saat ingin membuka pintu kamar wanita itu terbangun dan berkata "terima kasih atas kenangan yang kamu berikan tadi malam". Alderts yang mendengarnya tiba-tiba terkejut dan memarahi wanita itu.
''Kau sengaja membawaku ke sini agar kau bisa menahan ku?'' tanya Alderts dengan suara bernada tinggi.
''Husssh'' ucap wanita itu menutupi bibir Alderts dengan jari telunjuknya.
Alderts meraih tangan wanita itu dan menggenggamnya dengan kasar.
"Ah, sakit sayang" ucap wanita itu dengan nada seksi.
''Dasar kamu wanita murahan'' ucap Alderts sambil melemparkan tangan wanita yang mencengkeramnya sampai merah.
"Tapi kau menyukainya kan?" tanya wanita itu sambil menggigit bibir bawahnya.
Alderts hanya meliriknya dengan tajam lalu meninggalkannya.
Kinara yang khawatir pada Alderts tidak bisa tidur, dia terus memeluk bingkai foto pernikahan mereka. Pikirannya kacau tentang seperti apa pernikahannya akhir dari pernikahannya dengan Alderts. Sebagai seorang istri, ia tak ingin berpisah dengan Alderts apalagi dengan Sarah, buah hatinya. Tapi pernikahan kita di ambang perpisahan, akankah pecahan kaca itu bisa utuh kembali? Akankah pernikahan kita kembali harmonis seperti dulu? Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan di benak Kinara. Sebelum dia menyadarinya, air mata jatuh dari matanya.
''Tinnn... tinnn... tinn'' bunyi klakson mobil Alderts terdengar didepan rumahnya.
''Tuan'' ucap pak security membukakan pintu pagar.
''Pak maaf kemarin non Sarah pergi dengan Fredericka'' ucap asistennya.
''Kenapa kamu tidak menghentikannya'' ucap Alderts menarik kerah asistennya.
''Maaf pak tapi saya mencoba untuk menghentikannya tapi bu Kinara melarang dan menyuruh mereka untuk pergi" ucap asistennya.
''Apa? Kinara? kamu tidak bisa dipercaya'' ucap Alderts mendorong asistennya hingga terjatuh.
''Tokkk... tok... tok" suara ketukan pintu Alderts yang penuh dengan amarah.
Ketukan pintu yang memecahkan kebuntuan. Kinara bergegas keluar untuk membukakan pintu.
''Papah'' ucap Kinara membuka pintu untuk Alderts dan ingin mencium tangan suaminya, tetapi Alderts menolak.
Plakkkk... Alderts menampar Kinara dengan keras.
Seketika Kinara memegangi pipinya yang terasa perih.
''Mengapa pah?'' tanya Kinara.
''Mengapa? anda bertanya mengapa? kenapa kamu tidak bisa menjaga Sarah? aku sudah bilang pada kalian berdua untuk tidak meninggalkan rumah. Apakah anda tuli atau apa?'' ucap Alderts sambil menarik rambut Kinara ke belakang dan melepaskannya begitu keras hingga kepala Kinara membentur pintu.
Kinara pun memegang kepalanya yang sangat terasa menyakitkan itu.
"Maaf papah, tapi aku kasihan pada putri kita, makanya aku membiarkan Fredericka membawa Sarah keluar, agar Sarah tahu seperti apa dunia luar itu" ucap Kinara yang masih memegangi kepalanya.
''Rumah siapa ini? rumah saya kan? jadi saya berhak melarang kamu dan Sarah keluar begitu saja dari dalam rumah ini'' ucap Alderts menunjuk ke arahnya.
''Jadi kamu melarang kami untuk keluar dari rumah ini karena kamu merasa berkuasa di rumah ini? begitu mas?" tanya Kinara berlinang air mata.
"Iya kenapa? apa yang kamu inginkan?" tanya Alderts dengan tatapan penuh amarah.
''Baiklah kalau seperti itu, aku dan Sarah akan meninggalkan rumah ini" ucap Kinara.
Kinara pun masuk ke dalam kamar, memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper dan pergi ke kamar Sarah untuk merapikan pakaiannya juga.
''Hei, mau kemana kamu?'' tanya Alderts memegang tangan Kinara untuk menghentikannya.
''Lepaskan pah, aku tidak tahan tinggal di sini lagi, aku akan membawa Sarah bersamaku, biarkan aku membesarkannya, aku akan memperlakukannya seperti manusia normal, tidak seperti kamu memperlakukan anak dan istri mu seperti binatang yang selalu kamu kurung di dalam rumah, Sarah dan aku pantas melihat seperti apa dunia luar itu'' ucap Kinara terisak tangis.
''Berani kamu sama aku'' ucap Alderts yang ingin menamparnya tapi tertahan.
''Kenapa pah? apa kamu ingin menamparku lagi? tampar pah tampar, ayo tampar pah, lakukan apapun yang kamu mau pada ku'' ucap Kinara meneteskan air mata dan berusaha menarik tangan Alderts yang masih membeku.
Alderts meraih tangan Kinara dan membawanya ke kamarnya dan mengunci pintu.
''Duduk'' ucap Alderts melemparkan tubuh Kinara ke tempat tidur.
Alderts mengambil kotak P3K di lemarinya untuk mengobati dahi Kinara yang berdarah akibat perbuatannya, tak lupa ia juga mengobati pipi Kinara yang terkena tamparan.
''Sini'' ucap Alderts meneteskan betadine pada kapas dan mengoleskannya di dahi Kinara untuk menghentikan pendarahan.
Kinara hanya menatap sikap suaminya.
Setelah mengoleskan betadine pada luka Kinara, dia menutupi luka dengan kapas dan plester.
Alderts membuka lemari es di kamarnya dan mengambil es batu lalu dia mengambil air dan memasukkan es batu ke dalam air untuk mengompres pipi Kinara yang memerah.
''Masih sakit?'' tanya Alderts.
Kinara tiba-tiba terkejut dan berkata "tidak" dengan terbata-bata.
Tanpa sepatah kata pun, Alderts langsung memeluknya dan meneteskan air mata di pelukan Kinara.
"Maaf" ucap Alderts di antara teman-temannya.
Kinara yang terkejut tiba-tiba mendorong Alderts untuk melepaskan pelukannya.
Alderts yang melihat Kinara langsung meraih tangannya dan mengusap lukanya dengan lembut, dan meminta maaf sekali lagi di depan mata Kinara.
''Maaf, aku hanya ingin yang terbaik untuk keluarga kecil kita, tolong jangan pergi'' ucap Alderts sambil memegang tangan Kinara dan menciumnya.
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Kinara. Kinara tidak menyangka suaminya melakukan itu padanya setelah sekian lama Alderts menjadi suami yang kejam dan tidak pernah peduli padanya.
Alderts mengeluarkan semua pakaian Kinara dari koper dan memasukkannya kembali ke dalam lemari.
''Ikut aku'' ucap Alderts menarik tangan Kinara dengan lembut.
Kinara hanya mengikuti jejak Alderts. Alderts membawanya ke kamar Sarah. Kinara yang kaget mulai overthinking kemana-mana tapi semua isi pikirannya ternyata salah.
"Sarah, keluar sebentar nak" ucap Alderts sambil mengetuk pintu Sarah.
''Iya pah, ada apa?'' ucap Sarah membuka pintu.
''Siap-siap, kita akan jalan-jalan ke kebun binatang, belum pernah ke sana kan?" tanya Alderts.
''Belum pah" ucap Shivanya menatap mata ayahnya antusias.
''Ya sudah kamu siap-siap ya sayang, ganti baju, papah tunggu di luar, Kinara'' ucap Alderts tersenyum pada Sarah dan memberi isyarat kepada Kinara untuk membantu Sarah.
Kinara yang mengerti maksud Alderts langsung masuk ke kamar Sarah dan menutupnya sementara Alderts masuk ke kamarnya.
Dengan pikirannya yang masih bingung, dia membantu Sarah. Setelah itu, mereka meninggalkan ruangan dan menuju ke mobil mereka. Alderts yang sudah menunggu di mobilnya langsung menyalakan mobilnya dan pergi dari sana.
Mereka pun pergi ke kebun binatang. Sarah terlihat sangat senang tapi Kinara tidak, pertanyaan demi pertanyaan masih memenuhi kepalanya tapi dia mencoba untuk tetap tersenyum ketika Sarah melihatnya.
4 jam berlalu, hari semakin larut mereka bergegas pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, mereka bertiga tidur bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
LISA🌟
Fredericka ngeyel banget ya thor di bilangin😄 awas Fre kena batunya🤣
2022-07-16
1