Fredericka adalah seorang gadis cantik dengan warna mata amber yang sangat elegan, dan sangat peduli dengan teman-temannya. Fredericka memiliki kekasih bernama Hasan. orang-orang mengatakan mereka sangat jauh berbeda tapi entah kenapa Fredericka memilih dia mungkin karena cinta, cinta memang membutakan mata seseorang.
Fredericka adalah anak dari seorang CEO di sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Fredericka adalah anak tunggal. Anak satu-satunya dan anak orang kaya yang menjadi incaran para pria. Bagaimana tidak menjadi incaran pria, Fredericka good looking, good attitude, good rekening, dan good brain. Paket yang sangat lengkap bukan.
Fredericka memang terlahir dari keluarga berada namun ia memilih untuk mencari pekerjaan sendiri dan kini ia telah sukses membuka bisnis kuliner dan sudah memiliki 4 cabang di ibukota. Kerja kerasnya membuahkan hasil berupa satu rumah mewah dan satu mobil sport kesayangannya bewarna biru yang ia beri nama sesuai dengan nama belakangnya yaitu "Nerissa" yang berasal dari bahasa latin yaitu putri laut dan juga memiliki arti lain yaitu praktis, cepat tanggap, pekerja keras, rajin, menarik dan perhatian.
Hasan adalah seorang pemuda sederhana yang bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Dia bertemu Fredericka dalam perjalanan ke tempat kerja. Hasan tidak sengaja menabrak Fredericka dengan sepeda motornya saat Fredericka sedang mengobrol dengan teman-temannya di jalan.
Hasan meminta maaf dan membawa Fredericka ke rumah sakit untuk mengobati lukanya di situlah mereka mulai berbicara satu sama lain. Sebuah pertemuan singkat yang berhasil membuat Fredericka berkobar dalam kobaran asmara.
Fredericka saat itu sedang sendiri, belum punya pacar, tepatnya mereka baru putus karena kekasihnya hanya memanfaatkannya. Kekasih lamanya menggunakan Fredericka untuk melunasi semua hutangnya kepada rentenir dan setelah itu menikahi sahabatnya. Sejak itu Fredericka hanya memiliki 1 teman. Sebelumnya 3 orang dengan Dede dan Ita tetapi dia mengkhianatinya setelah semua yang diberikan Fredericka padanya.
Throw back ke apa yang terjadi sebelum Fredericka putus dengan mantan pacarnya Hasan.
''Aku ingin bertemu dengan kekasihku, temenin aku dong ke rumah pacar aku, mau gak?'' tanya Fredericka pada Dede.
''Di mana kamu akan bertemu?'' tanya Dede.
''Dia meminta untuk bertemu di rumah kontrakannya, makanya aku memintamu untuk menemaniku kesana, takut akan terjadi sesuatu yang buruk terjadi pada ku, tolong temani aku ya" pinta Fredericka.
''Kapan? sekarang?" tanya Dede.
"Iya, sekarang" jawab Fredericka.
"Ya udah ayok aku temenin kamu kerumah pacar kamu itu" ucap Dede.
Mereka pun pergi ke rumah kontrakan Hasan.
Di sana Dede mencuri pandang dengan Hasan dan ketika Fredericka izin pergi ke toilet, Dede menggoda Hasan hingga akhirnya Hasan tergoda dan memberikan nomornya kepada Dede.
Ketika Fredericka kembali dari kamar mandi dia mengajak Dede pulang, dia masih tidak tahu apa yang telah dilakukan kekasihnya dengan sahabatnya itu.
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Fredericka melihat sikap Dede yang aneh.
''Hm, tidak, tidak apa-apa'' ucap Dede terbata-bata.
''Hm baiklah" ucap Fredericka.
Rasa curiga menyelimuti hati dan pikiran Fredericka namun ia menepisnya dan mencoba berpikir positif mungkin sahabatnya itu benar-benar sedang bahagia bukan karena pacarnya.
Malam itu Fredericka mencoba menelepon Hasan tapi nomornya sibuk.
''Kok Hasan gak bisa di telpon ya? nomornya sibuk, siapa yang lagi dia hubungi?" Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan dari bibir Fredericka namun tak kunjung mendapat jawaban.
Ternyata Hasan sedang asik berbincang dengan Dede menggunakan kalimat yang sangat mesra di telepon seperti pasangan yang sedang di mabuk cinta. Mereka tertawa, bahkan Dede menyelipkan hal-hal manis untuk menggoda Hasan. Mereka berbicara sampai mereka lupa bahwa ini sudah subuh. Hasan mengajak Dede untuk bertemu di rumah kontrakannya sore ini dan percakapan pun berakhir.
Besoknya Dede tidak sekolah, gak tau mau kemana, di chat juga gak dibales chat nya, Hasan pacarnya juga gak ada kabar, dari tadi malam gak bisa menghubungi Hasan dan dia bahkan tidak membalas pesan yang ku kirim.
Fredericka mulai over thinking dengan perubahan sikap mereka, tetapi dia mencoba untuk tetap berpikir positif bahwa tidak mungkin sahabatnya akan mengkhianatinya. Dia terus memikirkan kata-kata itu untuk menghilangkan pikiran negatifnya pada orang yang dia cintai.
Kini, tiga bulan sudah perubahan sikap Hasan dan Dede, Ita bercerita ia melihat Hasan dan Dede berjalan bersama di suatu tempat, aku tidak percaya akhirnya aku memutuskan untuk datang ke rumah kontrakan Hasan tanpa memberitahunya dulu dan betapa terkejutnya aku melihat mereka melakukan adegan seperti pasangan suami istri. Air mataku jatuh tak terbendung menyaksikan kejahatan mereka.
"Sayang tunggu, aku bisa menjelaskannya" ucap Hasan yang berusaha untuk menghentikan langkah kaki dan memegang tangan Fredericka agar tidak pergi.
''Lepaskan'' ucap Fredericka mencoba melepaskan cengkeraman tangan Hasan.
''Tolong dengarkan penjelasan aku dulu sayang" ucap Hasan dengan raut wajah sedih.
''Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan!, semuanya sudah sangat jelas!'' ucap Fredericka sambil terisak.
''Sayang" ucap Hasan.
''Stop'' ucap Fredericka sambil menunjuk Hasan.
Hasan hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa.
“Mulai sekarang kita putus dan untuk mu Dede, ambil saja Hasan, aku ikhlas, ini terakhir kali kita bersahabat, jangan pernah datang pada ku lagi saat kamu dalam masalah dan untuk semua uang yang kamu pinjam, lupakan saja, sudah saya maafkan, jangan pernah ganggu saya lagi" ucap Fredericka meninggalkan mereka dalam keadaan tidak berbusana.
Aku hanya punya 2 teman saat ini, Ita dan Lia. Tak lama setelah kejadian itu, Ita mengajak ku pergi berlibur tapi tidak mengajak Lia, aku ingin mengajaknya tapi dia beralasan Lia tidak bisa pergi bersamanya, jadi kami pergi hanya berdua.
Dalam perjalanan pulang dia meminta saya untuk menemaninya ke hotel karena dia akan bertemu dengan pamannya yang baru saja tiba di Jakarta. Saya menemaninya bahkan untuk memasuki kamar hotel itu. Ita berbisik dengan lelaki itu dan lelaki itu memberinya sejumlah uang, tak lama kemudian Ita pergi dan lelaki itu menggodaku. Ita mendorongku ke tempat tidur dan pria itu tersenyum nakal seolah dia ingin melakukan sesuatu yang jahat padaku.
"Ita, tolong buka pintunya, Ta, Ita buka" kata Fredericka sambil mengetuk pintu dengan keras dari dalam.
Ita yang berada di balik pintu hanya tertawa licik tanpa memperhatikan Fredericka dan terus menghitung jumlah uangnya.
''Tolong.. tolong.. tolong buka pintunya, siapa pun di luar tolong buka pintunya'' teriak Fredericka mengetuk pintu dengan keras.
Seorang karyawan hotel mendengar jeritan Fredericka dan membuka pintu.
''Kak, itu temannya berteriak minta tolong, kenapa tidak dibuka pintunya?'' tanya petugas hotel.
Ita hanya diam mematung, tidak tahu harus berkata apa, lalu pergi meninggalkan karyawan hotel.
''Aneh'' kata pegawai hotel.
''Apakah ada orang di luar, tolong buka pintunya'' ucap Fredericka, terus mengetuk pintu.
“Sabar kak, nanti saya buka” ucap pegawai hotel sambil mencari kunci cadangan di saku celananya dan membukakan pintu kamar.
"Pak, terima kasih sudah membukakan pintunya" kata Fredericka kepada pegawai hotel.
''Ya mbak, mbak kenapa? kenapa teriak-teriak mbak?" tanya petugas hotel.
Fredericka hanya diam dan melihat ke belakang dengan ketakutan.
''Apakah tidak apa-apa mbak?'' tanya petugas hotel.
''Tidak apa-apa pak'' jawab Fredericka dengan keringat dingin.
"Lupakan, biar saya antar ke depan pintu keluar" kata karyawan hotel.
''Oh ya, kak, teman anda tadi ada di depan pintu sedang menghitung uang di dalam amplop cokelat, tetapi mengapa dia tidak membantu kakaknya?'' tanya petugas hotel.
''Jadi Ita sengaja ingin menjual ku pada pria itu, untungnya petugas hotel segera datang sebelum pria itu berbuat perilaku jahat padaku'' pikir Fredericka.
''Kak kenapa diam?" tanya karyawan hotel.
''Tidak apa-apa pak, terima kasih pak" ucap Fredericka tersenyum dengan raut wajah panik dan kebingungan.
''Sama-sama mbak" ucap karyawan hotel mengangguk dan tersenyum.
Fredericka pulang menggunakan taksi yang melintas di jalan dengan berlinang air mata. Kedua temannya sama jahat pada dirinya, kini ia hanya memiliki Lia, orang yang dikenalnya sejak SMP.
''Sekarang aku hanya punya Lia, semoga Lia tidak seperti Ita dan Dede yang tega melakukan hal itu padaku'' ucap Fredericka di sela-sela tangisnya.
Kembali ke topik sebelumnya.
Hasan dan Fredericka sedang berada di rumah sakit, tapi Hasan yang berbeda ya guys, bukan Hasan mantannya itu hanya namanya saja yang sama.
''Oh ya siapa namamu?'' tanya Hasan sambil mengulurkan tangannya.
''Saya Fredericka'' ucap Fredericka mengulurkan tangannya sebagai balasan atas uluran tangan Hasan.
"Aku Hasan, senang bertemu denganmu" ucap Hasan tersenyum.
Fredericka pun terkejut, dia bertemu dengan seorang pria yang memiliki nama yang sama dengan mantan terakhirnya.
''Hei kamu kenapa?'' tanya Hasan saat melihat Fredericka kaget dan membeku.
''Tidak apa-apa, aku pulang ya, terima kasih sudah membantu ku" ucap Fredericka tersenyum.
"Ya, sama-sama" ucap Hasan sambil tersenyum.
''Fre tunggu" panggil Hasan.
''Ada apa?" tanya Fredericka.
''Boleh saya minta nomor WhatsApp kamu? kalau gak boleh juga gak apa-apa kok" ucap Hasan tersipu malu.
Fredericka berpikir dalam hati, takut Hasan yang baru ditemuinya itu sama dengan mantan nya Hasan tapi pada akhirnya dia memberikan nomor wa padanya karena dia tidak pernah mau berpikir negatif tentang orang lain.
''Ya, 0858-***-****" ucap Fredericka memberikan nomor WhatsApp dia pada Hasan.
''Oh oke terima kasih" ucap Hasan tersenyum.
''Iya sama-sama" ucap Fredericka tersenyum.
''Mau saya antarkan pulang?" tanya Hasan.
''Tidak perlu rumah ku di sebelah rumah sakit in" ucap Fredericka menggelengkan kepalanya.
''Oh begitu, kapan-kapan aku boleh main ke rumahmu gak?" tanya Hasan.
"Iya tentu" ucap Fredericka tersenyum.
"Oke" ucap Hasan.
''Assalamualaikum" ucap Fredericka tersenyum.
''Wa'alaikumsalam" ucap Hasan.
Dalam perjalanan pulang, mobil Alderts mogok dan Fredericka yang lewat melihat pun segera menghampiri nya.
''Kenapa mobilnya pake mogok sih?'' tanya Alderts sambil memukul mobilnya.
''Kenapa paman? mobilnya mogok ya?'' tanya Fredericka yang kebetulan lewat dan melihat Alderts.
''Iya dek, mobil om mogok nih" ucap Alderts.
''Boleh saya lihat om?" tanya Fredericka.
''Silakan" ucap Alderts.
''Om, coba nyalakan mobilnya'' ucap Fredericka kepada Alderts setelah dia selesai memperbaiki.
"Alhamdulillah, terima kasih ya dek" kata Alderts sambil tersenyum dan mengulurkan tangan padanya.
''Iya, sama-sama om'' ucap Fredericka, membalas senyuman dan tangan Alderts yang terulur.
Alderts mengeluarkan dompetnya, berniat memberikan sejumlah uang kepada Fredericka.
"Dek ini untuk kamu" ucap Alderts memberikan sejumlah uang pada Fredericka.
'''Tidak usah om, saya ikhlas kok membantu om" ucap Fredericka, menolak uang untuk ditawarkan kepada Alderts.
''Tidak apa-apa, om juga ikhlas kok ngasih ini ke kamu" ucap Alderts.
Fredericka akhirnya mengambil uang itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya.
''Saya Alderts, nama kamu siapa dek?" tanya Alderts.
''Fredericka om" ucap Fredericka tersenyum.
''Oh ya Fredericka, saya sedang mencari guru untuk mengajarkan anak saya di rumah, semacam guru privat gitu" ucap Alderts menatap sekelilingnya.
''Kebetulan om, saya juga sedang mencari pekerjaan, bolehkah saya yang menjadi guru privat untuk anak om?'' tanya Fredericka.
''Kamu lulusan apa?" tanya Alderts.
''Saya lulusan dari salah satu universitas di Mumbai om, ke Indonesia baru-baru ini karena ibu saya sedang sakit" ucap Fredericka.
''Oh begitu ya, kamu saya terima menjadi guru les anak saya, mulai besok kamu akan langsung mengajar anak saya" ucap Alderts tersenyum.
''Baik om terima kasih" ucap Fredericka mengangguk dan tersenyum.
''Ini kartu nama saya'' ucap Alderts sambil menyerahkan kartu namanya.
''Iya om terima kasih" ucap Fredericka tersenyum.
''Sama-sama, maaf saya permisi, assalamualaikum'' ucap Alderts tersenyum.
"Iya, om wa'alaikumsalam" ucap Fredericka sambil tersenyum.
"Alhamdulillah akhirnya aku dapat pekerjaan juga" ucap Fredericka, melihat kartu nama Alderts tersenyum.
Fredericka pulang dengan bahagia.
''Assalamualaikum mah, Fredericka pulang'' ucap Fredericka kepada ibunya yang memasuki kamarnya.
''Wa'alaikumsalam sayang" ucap ibunya tersenyum.
''Mah'' ucap Fredericka sambil mencium punggung tangan ibunya.
''Alhamdulillah mah Fredericka sudah mendapatkan pekerjaan'' ucap Fredericka tersenyum bahagia.
''Alhamdulillah hirobbil alamin, kapan mulai kerjanya nak? besok?" tanya ibunya.
''Iya mah besok" ucap Fredericka tersenyum.
''Ya sudah istirahat ya sayang, kan besok kamu sudah mulai kerja" ucap ibunya tersenyum mengelus pucuk kepalanya.
''Iya mah'' ucap Fredericka pergi ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
diksiblowing
menarik
2022-06-16
1