Seranjang Dengan Mantan

Seranjang Dengan Mantan

Malam Pertama Kedua

Aku terbangun dengan tubuh yang masih terbungkus selimut. Di balik selimut putih bersih ini, tak sehelai benangpun menutupi tubuhku. Aku ingat dengan sangat jelas, tadi malam aku menghabiskan malam pertama keduaku dengan Mas Anggara. Malam pertama keduaku ini tak semenggairahkan malam-malam pertama orang lain.

Dua kali malam pertama aku alami dengan orang yang sama. Iya, kemarin pagi aku baru saja melangsungkan akad nikah yang kedua kalinya dengan mantan suamiku, Anggara Adi Irawan.

Tak ada hasrat sedikitpun dalam diriku ketika melayaninya. Setiap sentuhan yang ia layangkan di tubuhku tak sedikitpun membuat darahku berdesir. Aku sudah muak dan jijik dengan laki-laki ini. Membayangkan ia yang pernah melakukan hal yang sama pada perempuan lain membuatku mual. Aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri.

"Pagi." Ucap Mas Anggara yang sedang sibuk menata makanan di atas meja untuk sarapan kami berdua. Untuk pertama kalinya dalam hidupku melihat Mas Angga memasak. Dulu, sebatas mencuci satu piring kotor miliknya saja ia selalu mengeluh. Aku tak menjawab sapaannya. Aku langsung duduk dan menyantap sepiring nasi goreng yang ia buat untukku. Aku sudah bukan lagi Nirmala yang dulu. Nirmala yang selalu tersenyum setiap kali memandang wajahnya. Mas Anggara mungkin paham bahwa sesuatu yang hangatpun akan dingin jika terus ia diamkan.

Ia tahu betul bahwa aku belum sepenuhnya memaafkan pengkhianatan yang ia lakukan padaku dua tahun lalu.

Sania, perempuan yang dulu selalu Mas Anggara eluelukan mungkin masih saja memiliki tahta di hatinya. Aku sudah tidak peduli apakah mereka berdua masih menjalin hubungan terlarang tersebut atau tidak. Aku sudah puas menyaksikan Sania menangis malu ketika siang itu tubuh kotor telanjangnya disaksikan langsung oleh ibu kandungnya. Ibu mana yang bangga memiliki anak seorang pelakor.

Aku heran, dengan paras cantik dan kepintarannya sebagai mahasiswa Sastra Inggris tingkat akhir di salah satu universitas negeri terbaik di Jakarta, seharusnya dia bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik daripada Mas Anggara, dosennya. Padahal dia tahu dengan sangat jelas bahwa dosen pembimbingnya tersebut sudah beristri dan memiliki seorang putra.

Alasan satu-satunya untukku mau menerima Mas Anggara kembali adalah Dirga, anak semata wayang kami yang selalu murung berharap memiliki keluarga utuh seperti anak-anak lain. Dirga yang periang berubah menjadi pendiam sejak aku dan ayahnya memutuskan untuk hidup masing-masing. Aku yakin batinnya pasti terguncang menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya yang seakan tiada akhir.

Sudahlah, aku sudah mati rasa. Terserah Mas Anggara mau berhubungan dengan siapapun aku tak peduli. Itu sudah bukan lagi urusanku. Biarkan dia menanggung dosa besarnya sendiri.

Ponselku yang tergeletak di atas ranjang berdering. Aku beranjak dari meja makan dan mengangkatnya.

"Halo, Bunda." Dirga dari seberang telpon sedang melambaikan tangan kanannya.

"Halo anak gantengnya bunda. Selamat pagi. Sudah makan, Nak?" Dirga tampak duduk bersebelahan dengan omanya di ruang tamu rumah kami, di Jakarta.

"Sudah Bunda. Gimana Bunda liburannya, seneng?" Tanya anak yang belum genap berusia 8 tahun tersebut.

"Senenglah kan Bunda sama Ayah." Mas Anggara tiba-tiba memelukku dari belakang. Aku tak sempat menghindar. Lagi pula aku harus bersikap manis pada Mas Anggara di depan Dirga. Berat sekali rasanya menggerakkan bibirku untuk tersenyum ikhlas saat ini.

Kemaren siang setelah acara akad selesai, dengan sangat terpaksa aku mengikuti kemauan Mas Anggara untuk terbang ke Pulau Bali. Mau bagaimana lagi tiket pesawat sudah dipesan.

Kami berdua sedang berada di vila milik keluarga Mas Anggara yang hanya kami kunjungi beberapa kali saja dalam setahun.

"Dirga berangkat sekolah dulu ya, Bunda. Daaa Bunda." Ucap Dirga dengan penuh semangat seraya mendekatkan bibir mungilnya ke layar ponsel. Dia terlihat sangat bahagia. Sudah lama aku tidak melihat wajah sumringahnya ini. Selama dua tahun terakhir hanya ada kesedihan yang tergambar di wajahnya.

Aku sangat malu akan kehidupan pernikahanku. Aku tak bisa menutup mata ketika semua keluarga dan orang terdekatku menghalangi keinginanku untuk rujuk dengan Mas Anggara, terlebih ibuk. Orang tua mana yang rela anaknya disakiti dua kali oleh laki-laki yang sangat ia percayai.

Ibuk mungkin sangat terpukul dengan perselingkuhan yang Mas Anggara lakukan di belakangku. Dulu setiap kali aku mengadukan perlakuan Mas Anggara, ibuk selalu menyuruhku untuk bersabar dan membelanya. Seakan-akan ibuk tidak percaya padaku. Di mata ibuk Mas Anggara adalah sosok laki-laki yang sangat alim dan bertanggung jawab. Tidak mungkin terbesit sedikitpun dalam pikiran ibuk kalau Mas Anggara bisa memiliki wanita simpanan.

Satu hal yang membanggakan dalam hidupku hanyalah melahirkan Dirga. Ia adalah satu-satunya alasan untukku bertahan hidup. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika aku sudah terlanjur meneguk sianida yang kucampur ke dalam segelas susu dua tahun lalu. Aku kacau, hidupku hancur. Dirgalah yang menguatkanku.

Dan tadi malam orang yang menjadi alasan terbesarku untuk mengakhiri hidup malah tidur seranjang denganku.

"Hari ini kamu pengen pergi kemana, Nir?" Ucap Mas Anggara membuka percakapan dalam situasi kami yang canggung ini. Sedari tadi ia terus mencoba untuk mencairkan suasana, namun tidak pernah berhasil.

"Gak pengen kemana-mana, Mas. Kita di vila aja." Aku menjawab pertanyaannya tanpa sedikitpun berpaling dari ponselku.

"Kamu masih mau menuntaskan hasrat kerinduan kita?" Ia tersenyum simpul sambil meletakkan kedua tangannya di pundakku. Aku bangkit dari tempat dudukku dan melepaskan tangannya. Jijik rasanya mendengar sederat kata-katanya tadi. Mungkin dahulu, kalimat tersebut bisa mendebarkan hatiku. Namun sekarang aku sudah muak.

"Aku banyak kerjaan, Mas. Tadi Pak Dimas udah telpon nyuruh aku buat kelarin pekerjaan ini hari ini juga."

"Kamu gak bilang kalau kita lagi honeymoon? Emang sih bos kamu itukan masih lajang, jadi belum tau gimana rasanya jadi pengantin baru." Mas Anggara mencecarku dengan pertanyaan dan pernyataannya.

"Urusan pribadi gak ada hubungannya sama urusan kantor, Mas. Lagian mana ada sih bos yang peduli sama hubungan asmara bawahannya?" Aku sedang tidak ingin berdebat namun aku tersulut dengan ucapan Mas Anggara tersebut. Lagian aku tidak sebahagia itu menjadi pengantin baru.

"Ya bos kamu itu. Diakan dari dulu ngejar-ngejar kamu. Padahal dia tahu betul kalau kamu itu istri orang." Mas Anggara dengan nada sedikit keras menimpali omonganku. Dia benar-benar tidak sadar diri. Dirinya saja sudah meniduri wanita lain yang usianya terpaut 16 tahun di bawah kami. Beraninya dia menaruh rasa cemburu pada bosku.

Tidak ingin berlama-lama membicarakan hal yang tidak penting, aku berlalu ke kamar dengan meninggalkan piring dan gelas kotorku yang masih berserakan di atas meja. Biarkan dia menikmati masa-masa pengantin barunya dengan melakukan pekerjaan rumah tangga. Toh dia sendiri yang mau.

Seharian aku berusaha menyibukkan diri dan menghindar dari Mas Anggara dengan terus memandangi layar laptopku di atas ranjang. Padahal benda elektronik ini sedang menampakkan Drama Korea yang berjudul "The World of the Married." Namun aku berdalih bahwa sedang mengerjakan tugas kantorku. Aku paham betul bagaimana perasaan Ji Sun Woo, peran utama protagonis dalam drama ini, karena aku pernah ada di posisi tersebut dua tahun lalu.

Rasanya aku ingin hari ini cepat berlalu dan kami segera kembali ke Jakarta.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus Sukses

2023-09-01

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-09-01

0

Nabila Azzahra

Nabila Azzahra

liat di FB...langsung mampir sini...

2022-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!