Bab

Di tempat berbeda di sebuah pasar yang begitu banyak orang berjualan ataupun membeli barang yang di butuhkan seorang gadis cantik berkulit putih memakai topi, rambut kuncir kuda juga memakai kaos dan celana panjang juga robek di bagian lutut dan tak lupa juga lollipop yang selalu setia menemaninya kemanapun dia berada.

Bersama para temannya mereka sedang duduk melihat keadaan sekitarnya, lalu beberapa gerombolan preman mendatangi salah satu toko yang berjualan di bagian wilayahnya, melihat hal itu dia hanya tersenyum tipis.

"Sika, lihat sepertinya ada mangsa yang belum tahu jika ini kawasamu"ucap salah satu temannya.

"Hehe belum tahu ya, ayo cepat!" Ucapnya lalu bangun dari duduknya.

Mereka pun menghampiri preman tersebut dengan langkah santainya. Sementara preman tersebut sedang memarahi pedagang yang tidak bisa membayar pajak padanya.

"Mana pajaknya cepat bayar, kalau tidak tokomu ini akan aku hancurkan"ucapnya salah satu anak buah preman tersebut.

"Jangan Tuan, saya mohon sedari pagi belum ada yang laku dagangan saya" ucapnya memohon.

"Ah... aku tidak peduli cepat bayar jika kau ingin selamat hah! Mana cepat bayar"ucapnya lalu merogoh laci tempat penyimpan uang tersebut.

Setelah menemukan yang dia cari mereka pun tersenyum puas melihatnya dari kejauhan ada seseorang menggunakan katapel yang mengenai tangan preman tersebut dan uang yang dia 0egang pun berhamburan.

"Siapa yang berani"ucapnya dengan nada kesalnya.

"Aku!" Ucapnya singkat.

Mereka semua menoleh dan tersenyum melihat seorang gadis kecil yang memakan permen lolipop tersebut.

"Hahaha hanya seorang gadis kecil, berani sekali dia"ucap pria yang berambut gondrong.

"Tidak peduli dia gadis kecil, atau siapapun yang berani menghalangiku maka jangan harap bisa lepas dariku"ucap pria bercodet di pipinya.

Dia adalah bos dia antara mereka berlima dan gadis itu bernama Yesika yang sengaja mengarahkan katepelnya kepada bos tersebut.

"Tetapi bos, dia hanya gadis kecil lupakan saja itu tidak penting"ucapnya.

Dia pun merasa kesal dengan anak buahnya lalu menginjak kakinya dan membuatnya kesakitan.

"Aduh bos sakit!" Keluhnya, langsung memegang kakinya.

"Dasar ceroboh bagaimanpun juga dia harus kita bereskan, cepat lakukan!" Titahnya tidak ingin di bantah.

"Baik bos"

Keempat anak buahnya menghampiri dengan tertawa jahat karena mereka hanya melihat dia sendirian dan tidak ada seorang pun. Tetapi perkiraan mereka salah besar ternyata Yesika tidak sendirian melainkan bersama dengan teman-temannya, yang memang sengaja bersembunyi agar bisa melindungi Yesika.

Pletak....

Suara katepel mengenai kening berambut gondrong, dan semakin lama semakin banyak mereka pun kewalahan dan di saat seperti itulah kesempatan bagi Yesika untuk menyerang mereka berempat. Sepersekian detik kemudian para keempat preman tersebut pun telah tumbang dengan banyak luka, Lalu pria bercodet pun merasa di permainkan oleh seorang anak kecil tersebut.

"Anak kecil, berani sekali kau bermain curang, tunjukkan siapa dirimu heh!" Ucapnya sinis.

"Paman codet, kenapa kau diam saja apa kau takut heh! Lihat saja anakmu buah sudah tumbang apa lagi kau sekarang yang tinggal sendiri seperti sapu lidi" ejeknya.

Rahangnya mulai mengeras dia merasa di remehkan oleh Yesika, dengan kesal di menghampiri Yesika lalu melayangkan satu pukulan kepada Yesika. Dan dengan sigapnya dia pun menghindar lalu di mencengkram tangan preman bercodet itu dan memukul pergelangan lututnya sehingga dia pun jatuh di depan Yesika.

"Ah lepaskan anak kecil, kau membuatku sakit" keluhnya.

"Paman codet, jangan marah kau sendiri yang memulainya" ucapnya tersenyum dingin.

Lalu anak buah Yesika pun keluar dari persembunyiannya lalu menghampiri dan mereka begitu khawatir pada Yesika, karena bagaimanapun Yesika itu di anggap sebagi bos mereka. Dan teman Yesika itu pria semua jadi wajar jika mereka begitu khawatir pada Yesika.

"Sika, kau tidak apa-apa 'kan?" Ucapnya yang begitu khawatir.

"Aku tidak apa-apa kak Reza, lihatlah aku baik-baik saja" tersenyum manis, sambil memegang preman tersebut.

"Kalian cepat bantu Sika!" Titahnya.

Mereka pun membantu Yesika dan yang lainnya lalu membawa preman tersebut ke kantor polisi untuk di urus, Yesika pun menghampiri pria paruh baya itu dan mengambil uang yang berhamburan di tanah.

"Pak ini uangmu, ambilah"ucap Yesika tersenyum manis, dan memberikan uang tersebut kepada pria paruh baya itu.

"Terima kasih nak, kau begitu baik. Bapak doa 'kan suatu saat nanti kau pasti akan bertemu dengan kebahagian dan memiliki keluarga yang begitu menyayangimu nak"ucap pria paruh baya itu.

"Terima kasih pak doanya, kalau begitu saya permisi dulu pak"

"Iya nak silahkan"

Yesika dan teman-temannya pun pergi ketempat biasa, Yesika pun merasa kehausan lalu dia mengambil botol air mineral dan membukanya, dan meminumnya setelah rasa hausnya hilang dia pun kembali dengan permen lolipopnya.

"Sika, sepertinya masalah ini sudah selesai, ayo kita kembali dan pulang karena hari sudah semakin sore saja" ucap Reza.

"Baik kak Reza, kalau begitu Sika pulang dulu sampai ketemu besok"ucapnya lalu melangkahkan kakinya.

Setelah kepergian Yesika, Reza dan yang lainnya pun sama mereka memutuskan untuk pulang karena sudah dari pagi hingga sore harinya mereka membantu orang-orang yang kesulitan membawa belanjaan ataupun yang lainnya.

Sesampainya di rumah raut wajah Yesika pun menjadi sedih karena ibunya belum pulang dari tempatnya bekerja. Melangkah masuk dan Yesika pun duduk di tikar yang sudah usang dan tidak layak lagi.

"Ibu belum pulang, padahal ini sudah sore"ucapnya sambil melepaskan topi yang dia pakai.

Yesika pun bangun dari duduknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat seharian ini menolong orang di pasar tersebut.

Selesai mandi Yesika pun keluar dari kamar kecilnya yang langsung berhadapan dengan ruang tamu, rumahnya kecil hanya ada dua kamar miliknya dan ibu serta dapur yang tidak di sekat yang menjadi satu dengan ruang tamu.

Seperti biasa Yesika selalu menunggu ibunya pulang dari tempat kerjanya dan kadang ibunya membawa makanan dari tempat bekerjanya untuk mereka berdua makan.

Ceklek...

Pintu tersebut di buka oleh wanita paruh baya tersebut dengan dia pun menghampirinya Yesika.

"Ibu sudah pulang,"ucapnya dengan semangat.

"Iya Sika, ini ada makanan untukmu"memberikan kantong plastik itu kepada Yesika.

"Baiklah Bu"

Yesika menerimanya dan mengambil piring plastik tersebut dan menuangkan makanan tersebut ke dalam piring lalu mereka pun mulai makan. Selesai makan Yesika seperti biasa duduk di halaman depan rumah sambil menatap langit malam yang di hiasi bintang malam ini.

"Kapan hidupku akan bahagia, ibu bilang jika ibu kandungku sudah tiada. Aku ingin sekali mengunjungi makamnya, apa aku bilang saja pada ibu ya"gumamnya.

Tak lama wanita paruh baya pun keluar dari dalam rumahnya dia melihat putrinya sedang melamun, menepuk pelan bahu Yesika dan tersenyum manis.

"Anak ibu kok belum tidur hmm"mengusap lembut punggung Yesika.

"Ibu, apakah aku boleh bertanya padamu?" Tanya Yesika hati-hati.

"Boleh sayang"

"Aku ingin mengunjugi makam ibuku apakah boleh Bu?" Tanya Yesika.

"Boleh sayang, dia itu ibu kandungmu" mengusap lembut.

"Terima kasih bu, Sika sayang ibu" memeluknya.

"Ibu juga sayang Sika" membalas pelukkan Yesika.

Tentu saja boleh karena kau adalah anak kandung dari keluarga terpandang Nona, bibi tidak tahu apa yang akan di lakukan Nyonya besar nantinya, maafkan bibi Nona apapun yang terjadi denganmu bibi akan selalu menjagamu.batinnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!